2.3. KARAKTERISTIK JALAN DAN LINGKUNGAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DRAINASE JALAN RAYA.
Advertisements

DAERAH MANFAAT JALAN (DAMAJA)
Ekspresi Kinerja Lalu-Lintas
Karakteristik Transportasi Jalan Raya
ABSTRAK Pola pergerakan dalam sistem transportasi sering dijelaskan sebagai arus pergerakan (kendaraan, penumpang dan barang) yang bergerak dari zona asal.
MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA’97
Konsep Dasar dan Parameter Geometrik Jalan Raya
Klasifikasi Jalan Jalan umum dikelompokan berdasarkan (ada 5)
Klasifikasi Jalan Menurut Wewenang Pembinaan
BAB II PENAMPANG MELINTANG JALAN
Energi Potensial Kemampuan melakukan kerja karena posisi atau letak disebut energi potensial. Sebagai contoh, benda yang terletak pada ketinggian tertentu.
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS GUNADARMA
GERAK LURUS Hukum-hukum Newton tentang gerak menjelaskan mekanisme yang menyebabkan benda bergerak. Di sini diuraikan perubahan gerak benda dengan konsep.
04 MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI
05 CIRI PRASARANA TRANSPORTASI
SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2005
PERSIMPANGAN BERSINYAL
Pertemuan 01 PENDAHULUAN
PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA
ANALISIS KAPASITAS & ANALISIS TINGKAT PELAYANAN
REKAYASA TRANSPORTASI
Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat
PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA
MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA (MKJI)
Sartika Nisumanti, ST.,MT
RANCANGAN SIRKULASI DAN PARKIR
REKAYASA TRANSPORTASI
Teknologi Dan Rekayasa
ALINEMEN VERTIKAL.
KAJIAN RUAS JALAN LUAR KOTA
PERSYARATAN TEKNIS JALAN
REKAYASA TRANSPORTASI
Sistem Transportasi Pertemuan 5 Transportasi Darat 04 –
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JAYABAYA
Lengkung Peralihan (Lengkung Transisi, Lengkung Spiral)
Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat
DAMPAK YANG MENGUNTUNGKAN
REKAYASA JALAN RAYA I TKS 232 (2 SKS) Dosen : Weka Indra Dharmawan, ST
REKAYASA TRANSPORTASI
GERAK Harlinda Syofyan,S.Si., M.Pd. Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN
PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA
REKAYASA TRANSPORTASI
PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA
Jaringan Transportasi
KDK TRANSPORTASI JURUSAN TEKNIK SIPIL FT. UNDA
PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA
PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
KOMPONEN TEKNIK LALU LINTAS Pertemuan 2
ANALISIS KAPASITAS & ANALISIS TINGKAT PELAYANAN
Wheel Alignment (Keselarasan Roda)
KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN JALAN Pertemuan 5
PARAMETER PERENCANAAN
Bangunan Persilangan Jalur saluran irigasi mulai dari intake hingga bangunan sadap terakhir seringkali harus berpotongan atau bersilangan dengan.
TUGAS PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA
Kuliah 3 Transportasi Darat.
DRAINASE JALAN RAYA.
Perancangan Geometrik Jalan
Desain dan Pengendalian Persimpangan
Peralatan Konstruksi Teknik sipil, Unsoed
PENGANTAR GEOMETRIK JALAN
DASAR – DASAR PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Konsep Dasar dan Parameter Geometrik Jalan Raya Perencanaan geometrik merupakan bagian dari suatu perencanaan konstruksi jalan, yang meliputi rancangan.
Kelompok 3 : Ranugrah Pamula Priyoga Resty Rika Primeswari Rizky Rendyana Firmansyah Ronny Hendratmoko Saktya Dewanta
DRAINASE PERMUKIMAN DAN JALAN RAYA
K O N S T R U K S I J A L A N D A N J E M B A T A N JENIS BAHAN PEKERASAN JALAN KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN KLASIFIKASI JALAN Pendidikan Teknik Sipil.
PENERANGAN JALAN UMUM. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.Siswa dapat menjelaskan konsep dasar penerangan jalan umum. 2.Setelah melihat bahan tayang ini, siswa dapat.
MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA (MKJI). LATAR BELAKANG  Meningkatnya kemacetan jalan dalam dan luar kota karena bertambahnya volume kendaraan.  Terbatasnya.
Transcript presentasi:

2.3. KARAKTERISTIK JALAN DAN LINGKUNGAN 2.3.1. Klasifikasi Jalan Klasifikasi Fungsi Pelayanan URBAN : Expressway Arterial Collector Local Through movement excl. Through movement, some land access Through movement and land access Land access RURAL : Interstate Primary Secondary Tertiary Through mov, exclusively Through mov, some land access Through mov, and land access Land access, some through movement

PENAMPANG MELINTANG JALAN Jalur Lalu Lintas Median Bahu Jalan Selokan Jalur Hijau / Jalur Pejalan kaki

JALUR LALU LINTAS - Jalur Lalu Lintas adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan yang secara fisik berupa suatu perkerasan jalan. - Jalur Lalu Lintas dapat dibatasi oleh : Median, Bahu Jalan, Trotoar, Pulau Jalan atau Separator - Jalur Lalu Lintas dapat terdiri dari beberapa Lajur - Lajur adalah bagian jalur yang memanjang dengan atau tanpa marka jalan, yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor selain sepeda motor - Jalur Lalu Lintas terdiri dari beberapa jenis tipe yaitu : 1. 1jalur-2lajur-2arah ( 2/2 TB ) 2. 1jalur-2lajur-1arah ( 2/1 TB ) 3. 2jalur-4lajur-2arah ( 4/2 B ) 4. 2jalur-n lajur-2arah ( n/2 B ) …. n = jumlah lajur

- Lebar Lajur tergantung dari fungsi dan kelas jalan, seperti pada tabel berikut : Untuk kelancaran drainase permukaan, jalur lalu lintas pada alinemen lurus memerlukan kemiringan melintang normal minimum. Nilai kemiringan minimum yang disyaratkan : - Untuk permukaan aspal / beton = 2 – 3 % - Untuk permukaan kerikil = 4 – 5 %

KLASIFIKASI JALAN BERDASARKAN FUNGSI 1. JALAN ARTERI : Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien 2. JALAN KOLEKTOR : Jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi 3. JALAN LOKAL : Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi

KLASIFIKASI JALAN BERDASARKAN MST 1. JALAN KELAS I : Jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,5 m, ukuran panjang tidak melebihi 18 m dan muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton 2. JALAN KELAS II : Jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,5 m, ukuran panjang tidak melebihi 18 m dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton 3. JALAN KELAS III A : Jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,5 m, ukuran panjang tidak melebihi 18 m dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton 4. JALAN KELAS III B : Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,5 m, ukuran panjang tidak melebihi 12 m dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton 5. JALAN KELAS III C : Jalan lokal yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,1 m, ukuran panjang tidak melebihi 9 m dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton

KLASIFIKASI BERDASARKAN WEWENANG PEMBINAAN 1. JALAN NEGARA / NASIONAL : jalan yang dibina oleh Pemerintah Pusat 2. JALAN PROPINSI : jalan yang dibina oleh Pemerintah Daerah Tingkat I 3. JALAN KABUPATAN / KOTAMADYA : jalan yang dibina oleh Pemerintah Daerah Tingkat II 4. JALAN DESA : jalan yang dibina oleh masyarakat sekitar 5. JALAN KHUSUS : jalan yang dibina oleh suatu badan hukum yang bersifat khusus KLASIFIKASI BERDASARKAN MEDAN JALAN Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur. 1. DATAR (D) dengan kemiringan medan <3 % 2. PERBUKITAN (B) dengan kemiringan medan 3-25 % 3. PEGUNUNGAN (G) dengan kemiringan medan >25 %

BAHU JALAN - Bahu Jalan adalah bagian jalan yang terletak ditepi jalur lalu lintas dan harus diperkeras. Fungsi bahu jalan : 1. Lajur lalu lintas darurat, tempat berhenti sementara dan atau tempat parkir darurat 2. Ruang bebas samping bagi lalu lintas 3. Penyangga kestabilan perkerasan jalur lalu lintas - Kemiringan bahu jalan normal adalah 3 – 5 % - Lebar bahu jalan minimum adalah 1,00 m

MEDIAN JALAN - Median jalan adalah bagian jalan yang secara fisik memisahkan dua jalur lalu lintas yang berlawanan arah. Fungsi median : 1. Memisahkan dua aliran lalu lintas yang berlawanan 2. Ruang tunggu bagi penyeberang jalan 3. Tempat fasilitas jalan 4. Penghijauan 5. Mengurangi silau sinar lampu dari kendaraan yang berlawanan arah 6. Cadangan lajur Median jalan dapat dibedakan : 1. Median direndahkan : bagian pemisah jalur yang direndahkan 2. Median ditinggikan : bagian pemisah jalur yang ditinggikan

PERSIMPANGAN JALAN Persimpangan Jalan adalah daerah atau tempat dimana dua atau lebih jalan raya bertemu atau berpotongan. Fungsi utama dari persimpangan jalan adalah sebagai fasilitas untuk perpindahan / perubahan arah perjalanan Type persimpangan jalan : 1. Persimpangan sebidang ( at-grade intersection ), yaitu pertemuan beberapa jalan pada elevasi yang sama. 2. Persimpangan tidak sebidang ( grade separated intersection ), yaitu pertemuan beberapa jalan pada elevasi yang berbeda disebut juga sebagai Interchange

2.3.2. Perencanaan Kontrol Merupakan suatu bentuk kontrol utama atau service pada jalan yang direncanakan. Meliputi : Traffic Volume Informasi traffic volume saat ini maupun masa depan Diekspresikan dalam bentuk ADT dan DHV (design hour volume) Distribusi arah ADT dan DHV dalam mixed traffic  pce

Karakter Lalu Lintas Menggambarkan proporsi truk dalam lalu lintas  prosentase dalam volume Kecepatan Rencana Standard dasar Menentukan type operational yang diharapkan Derajat Kontrol Akses Ditunjukkan dalam : none, partial, full Menggambarkan batasan kebebasan bergerak  berpengaruh pada semua elemen jalan

2.3.3. Elemen Permukaan Jalan Friksi  antara roda kendaraan dan permukaan jalan menentukan kecepatan yang aman, jarak berhenti dan berbelok, superelevasi, tahanan gelincir, dan sebagainya. Gelincir (skid)  akibat air, lumpur, minyak pada permukaan jalan. Slip = skid (di atas permukaan es). Kekasaran permukaan  berpengaruh pada biaya operasional kendaraan, kenyamanan dan keamanan. Pantulan permukaan jalan  berpengaruh pada penglihatan. Warna terang lebih bagus.

2.3.4. Elemen Potongan Melintang Jalan Tekstur permukaan  tekstur yang kasar mengurangi pantulan sinar (tidak silau). Kemiringan permukaan  menentukan kemampuan mengalirkan air permukaan. 2.3.4. Elemen Potongan Melintang Jalan Lebar Lajur  berpengaruh pada keamanan dan kenyamanan Satu jalur jalan = 3.8 m. Jalan lebih dari satu lajur = 3.5 m/lajur. Tergantung pada fungsi pelayanan jalan tersebut

Bahan Jalan Untuk menampung kendaraan yang berhenti, keadaan darurat, tambahan ruang untuk manouvre. Lebar minimum = 1.8 m. Kebutuhan akan bahu jalan dipengaruhi oleh tipe jalan, volume lalu lintas, kecepatan, komposisi lalu lintas dan tipe medan. Jumlah lajur  ditentukan oleh demand lalu lintas dimasa datang dan kapasitas dari berbagai lebar jalan.

Hambatan Samping Dinding penahan tanah, pagar pembatas, kendaraan parkir, pohon  perlu jarak dari tepi jalan. Lajur pendakian  untuk bagian jalan di daerah pegurungan  memudahkan menyiap kendaraan yang lebih lambat pada aliran lalu lintas yang tinggi.

2.3.5. Elemen dan Geometric Design dari Jalan Alinyemen Horisontal Harus konsisten dengan topografi dimana jalan tersebut dibangun. Superelevasi Penting untuk mencegah terlemparnya kendaraan akibat gaya sentrifugal.

W = berat kendaraan (lb)  = sudut kemiringan jalan V = kecepatan (ft/sec) e = superelevasi = tan  F = side friction = f w cos   f = koefisien friksi g = 32.2 ft/sec2 R = radius lengkung horisontal (ft) Maksimum faktor side friction yang aman : (e = 0.12)

Maksimum faktor side friction yang aman : (e = 0.12) Design Speed (mph) 30 40 50 60 70 80 f 0.16 0.15 0.14 0.13 0.12 0.11

Pelebaran Pada Lengkung Digunakan untuk membuat kondisi operational pada lengkung tersebut sebanding dengan tangen lengkung tersebut. Alinyemen vertikal Design Speed (mph) Max Grade (%) 30 40 50 60 70 80 6 – 9 5 – 8 4 – 7 3 – 6 3 – 5 3 – 4

2.4. KARAKTERISTIK LINGKUNGAN Dampak lingkungan akibat traffic : Kebisingan  bervariasi 0 db – 120 db Langkah mengurangi kebisingan : Design kendaraan yang lebih baik Traffic management dan tehnik kontrol Perencanaan area pemukiman dan gedung dengan peredam suara

Vibration  menyebabkan ketidaknyamanan Polusi udara  dari gas buang kendaraan Pembagian area akibat jalan dan traffic  riskan bagi pejalan kaki Visual pollution  ketinggian gedung dan struktur  mengganggu penglihatan  bahaya Dampak pembangunan daerah  kemacetan, kecelakaan  Dampak pembangunan jalan/jembatan  debu, bising, udara, dan sebagainya Dampak mixed traffic  kemacetan, kecepatan , polusi , kecelakaan Sosial Ekonomi

2. KARAKTERISTIK KENDARAAN 2.1. Karakteristik Fisik Tipe Fast moving vehicle Slow moving vehicle Dimensi  penting untuk design geometrik jalan Turning Radius Low speed turn  kurang dari 16 km/jam  tergantung pada jejak roda dan sudut perputaran. High speed turn  tergantung pada superelevasi dan side friction

Gambar 1. Turning Radii Kendaraan Penumpang

Gambar 2. Turning Radii Truk

R = radius of curve (m) v = speed of vehicle (km/jam) e = rate of superelevation f = coeficient of side friction Design Design kendaraan sehubungan dengan kemampuan melihat pengemudi dan letak lampu harus diperhitungkan pada penentuan penerangan jalan.

Tabel 1. Vehicle Characteristic Affecting Road Features

Tabel 2. Typical Maximum Dimensions and Wights of Motor Vehicles No. Particulars Maximum limits 1. Width 2.6 m 8.5 ft 2. Height 4.1 m 13.5 ft 3. Length : Single unit truck Bus Truck tractor and semi trailer Other combination 12.2 m 16.75 m 19.8 m 40 ft 55 ft 65 ft 4. Axle load : Single Tandem 9.1 m.t 15.4 m.t 10 t 17 t 5. Maximum gross weight : 2 axle truck 3 axle truck 3 axle combination 4 axle combination 5 axle combination 6 axle combination 13.6 m.t 13.4-20 m.t 19.0-22.7 m.t 22.7-31.8 m.t 32.4-38.1 m.t 37.6-40.8 m.t 15 t 17-22 t 21-25 t 25-35 t 35.8-42 t 41.5-45 t

Tabel 3. AASHTO Design Vehicle Dimensions in Feet (1 ft = 0.305 m) Design Vehicle Type Symbol Wheel Base Front Overhang Rear Overhang Overall Length Width Height Passenger Car P 11 3 5 19 7 - Single Unit Truck SU 20 4 6 30 8.5 13.5 Single Unit Bus BUS 25 8 40 Semi Trailer Combination (Intermediate) WB-40 50 Semi Trailer Combination (large) WB-50 2 55 Semi Trailer Full Trailer Combination WB-60 60 65

Tabel 4. Wheel Path of Design Vehicle Type of AASHTO Vehicle Minimum Turning Radius Minimum Inside Radius P 24 ft 7.32 m 15.3 ft 4.67 m SU 42 ft 12.8 m 28.4 ft 8.66 m BUS 20.3 ft 6.19 m WB-40 40 ft 12.2 m 19.9 ft 6.06 m WB-50 45 ft 13.72 m 19.8 ft 6.03 m WB-60 22.5 ft 6.86 m

2.2. Karakteristik Operasional Resistances and Power Requirement Inertia Force = mass x acceleration Fi = mass x acceleration Rolling Resistance (Rr) terjadi karena : Surface roughness of pavement Irregularities of road surface Friction in the moving path of vehicle Tergantung pada tipe jalan  meningkat pada jenis jalan berikut (Tabel 5) pada kecepatan konstan (100 km/jam).

Rolling resistance (lb/ton) Tabel 5. Tipe perkerasan jalan dan besar rolling resistance Type of surface Rolling resistance (lb/ton) Cement concrete Bituminous concrete Untreated gravel Loose gravel Soft wet ground 19 20 27 50 120 Air Resistance (Ra) Tergantung Pada : Density of air Speed of vehicle Frontal area of vehicle Direction of wind

Rumus : Ra = air resistance K = konstanta = 0.0017 A = frontal area of vehicle v = velocity of vehicle Grade Resistance (Rg) Gaya gravitasi sebanding dengan kemiringan jalan dan berat kendaraan. Diekspresikan : 20 lbs/ton berat kendaraan per % grade.

Power Requirement Penting untuk peningkatan kecepatan dan di daerah tanjakan. Total horse power req = HP Rr + HP Ra + HP Rg Total HP W = berat vehicle (tonnes) V = speed (mph) Rr = rolling resistance (lbs/tonne) A = frontal area (sq – ft) G = percent gradient

Breaking Ability Jarak yang dibutuhkan untuk berhentinya kendaraan tergantung pada : Berat Kendaraan Tingkat Pengereman Db = breaking distance g = acceleration terhadap gravitasi f = koefisien friksi v = speed tan  = slope of gradien (G)  + …..  , – ….. 

Karakteristik Percepatan Data percepatan digunakan untuk menentukan karakteristik kendaraan pada situasi : Melintasi persimpangan Jarak yang dibutuhkan untuk menyiap Jarak aman, dan sebagainya

Ada 2 (dua) type percepatan : Uniform Acceleration Theory …….1) V = final speed VO = initial speed a = acceleration t = time S = distance travelled

Non Uniform Acceleration Theory  ,  = konstan Jika t=0, speed =V0 (kec awal) t=t, speed=V (final velocity) Pers 1: speed=0, a maksimum=a akselerasi=0, speed maks=a/b

Contoh Soal : Berapa besar tenaga dibutuhkan untuk membawa kendaraan seberat 3000 lbs pada kecepatan 30 mph dalam waktu 10 det. ? Penyelesaian : Tenaga = mass x acceleration F = m x a

Hitung HP yang dibutuhkan untuk mengatasi rolling, air dan grade resistance untuk suatu kendaraan dengan berat 3000 lbs dengan kecepatan 50 mph. Frontal area = 25 sq – ft, kemiringan jalan 1:50. Type jalan adalah bituminuous concrete. Penyelesaian : HP (rolling) = =

HP (air) = = HP (gradien) = = Total HP = 3.58 + 14.2 + 7.16 = 24.94

Suatu kendaraan bergerak dengan kecepatan 50 km/jam dibelakang kendaraan lain, memutuskan untuk menyiap. Karakteristik percepatan dari kendaraan tersebut digambarkan sebagai : Tentukan : Max speed dari kendaraan Max tingkat percepatan Tingkat percepatan setelah dipercepat setelah 3 det. Waktu yang dibutuhkan kendaraan untuk mencapai kec. 120 km/jam

Jika koef. Friksi = 0.55, tentukan : Kendaraan bergerak dengan kecepatan 80 km/jam membutuhkan kurang dari 8.5 m untuk berhenti pada daerah tanjakan, kemudian bergerak turun pada kemiringan yang sama. Jika koef. Friksi = 0.55, tentukan : % gradien jarak pengereman pada turunan

No. 3. a. b. Akselerasi maks jika speed=0 c. d. V=120km/hr=120/3.6=33.33m/sec

No. 4. a. tan a=G=slope V=80km/j=(80*1000)/3600=22.22m/s b. b. 2G=0.338f2-0.338G2 0.338G2+2G-0.338f2=0 0.338G2+2G-0.338(0.55)2=0 G= -5.96 v 0.05, jadi G=5%