Comparative Evaluation of Iron Deficiency among Obese and Non-obese Children oleh: M. Rizal PermadiS Kuntari AstrianaS Okbrinta Wulandari PS Yunilla PrabandariS Maria D.P SogenS
Latar belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan global dan baru-baru ini prevalensinya meningkat secara dramatis (Gahagan S, 2011) Sebanyak 16-31% dari anak dan remaja dikatakan menjadi gemuk Obesitas pada anak dan remaja tidak hanya rentan pada penyakit komplikasi seperti hipertensi, dislipidemia dan diabetes tipe 2 mellitus, tetapi juga cenderung mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan rendah nilai gizi sehingga meningkatkan risiko kekurangan mikronutrien, terutama defisiensi besi (Li C, et al, 2009)
Menurut Zimmermann MB dan Hurrell RF dalam jurnalnya yang berjudul Nutritional Iron Deficiency Kekurangan zat besi dianggap defisiensi mikronutrien yang paling umum dan penyebab utama anemia di seluruh dunia
Tujuan penelitian Untuk mengevaluasi kekurangan zat besi pada anak- anak obesitas
Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam bentuk studi casecontrol pada 100 anak berusia antara tahun selama bulan Juni dan November 2013 di Kashan. Kasus terdiri dari 50 anak obesitas dan kontrol adalah 50 anak yang tidak obesitas. Pada kelompok kasus terdiri dari 28 laki-laki dan 22 adalah perempuan. Pada kelompok kontrol terdiri dari 23 laki-laki dan 27 adalah perempuan Kelompok kasus adalah anak obesitas yang telah dirawat di klinik endokrinologi pediatrik, dan kelompok kontrol adalah anak yang sehat
Pengambilan spesimen Sampel darah diambil sebanyak 5cc Untuk memeriksa besi serum dan total iron binding capacity (TIBC) dengan metode biokimia Pemeriksaan plasma feritin dengan metode ELISA Kadar zat besi serum antara mcg/dl dan nilai TIBC antara mcg/dl dianggap sebagai rentang normal. Kadar besi serum 450 mcg/dl didefinisikan sebagai kekurangan zat besi (Larner NB et al, 2011)
Well dilapisi atau ditempeli antigen.
Anti body dan anti gen akan menempel sesuai dengan bentuknya
Anti body yg tidak sesuai dihilangkan
Ditambahkan antibodi kedua yang dikonjugasikan dengan enzim linked antibody tertentu
Antibodi kedua ini akan menempel pada antibodi sampel sebelumnya Enzim linked antibody yg kelebihan akan dihilangkan
Substrat akan menimbulkan warna tertentu saat bereaksi
Intensitas warna campuran diukur dengan spektrofotometer yang disebut ELISA reader
Setum iron
HFD (high fat diet)
Ferritin
Analisis Statistik
Hasil Pada kelompok kasus, 24 anak (48%) kekurangan besi dan 26 (52%) adalah normal Kelompok kontrol, 14 anak (28%) yang kekurangan besi Perbedaan signifikan secara statistik (P <0,03)
Tabel
Pembahasan Kadar besi serum anak obesitas lebih rendah dibandingkan dengan anak normal
Faktor yang menjelaskan hubungan antara obesitas dan kekurangan zat besi seperti faktor genetik, aktivitas fisik menyebabkan kerusakan cukup mioglobin, dan penurunan kadar zat besi yang dilepaskan ke aliran darah (Karen G et al, 2004), gangguan absorbsi besi (Zafon C et al, 2010), intake zat besi tidak adekuat, dan meningkatnya kebutuhan zat besi. Dengan demikian, status zat besi yang rendah pada individu dengan obesitas mungkin karena kombinasi nutrisi dan fungsional faktor (Cepeda-Lopez AC et al, 2010)
Baru-baru ini, peneliti telah menunjukkan bahwa hepcidin serum secara signifikan meningkat pada orang obes dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal (Tussing-Humphreys LM et al, 2010). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak obes memiliki lebih tinggi konsentrasi hepcidin dan rendah status zat besi dibandingkan dengan anak yang normal (Aeberli I, 2009). Hepcidin adalah 25-asam amino peptida hormon yang merupakan pusat pengatur metabolisme zat besi tubuh, dilepaskan dari hati dan sel-sel jaringan adiposa. Menghambat serapan besi oleh enterosit dan menurunkan pelepasan non-heme besi dari makrofag (Knutson MD, 2005)
Kesimpulan Peningkatan BMI sebagai alat diskrining untuk kekurangan zat besi. Kadar ferritin pada anak obesitas lebih tinggi karena keadaan inflamasi yang disebabkan oleh obesitas