Comparative Evaluation of Iron Deficiency among Obese and Non-obese Children oleh: M. Rizal PermadiS Kuntari AstrianaS Okbrinta Wulandari.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ANEMIA GIZI DAN DEFISIENSI ZAT GIZI MIKRO
Advertisements

FIRMAN ARBI Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unand RS Dr M Djamil PADANG
Diabetes Melitus Suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan.
PROTEIN.
PERANAN LABORATORIUM PADA MALNUTRISI, DEFISIENSI VITAMIN DAN GAKI
Materi kuliah GIZI DAN KESEHATAN prasyarat MKK 236
BIOKIMIA MERRYANA ADRIANI.
BIOKIMIA MERRYANA ADRIANI.
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
SPESIFIKASI PROGRAM MEDIA leaflet
ASKEP PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR NUTRISI
PENELITIAN INTERNAL KOMPARASI KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb (TIMBAL) PADA URINE PASIEN KANKER PAYUDARA DENGAN URINE WANITA NORMAL Titta Novianti.
Penatalaksanaan diet PENDERITA CHF fc II ec HHD dd/CAD, AKI dd ACUTE CKD, dan DM TIPE II di Rs. UMUM TANGERANG Oleh: Siti Fatimah
DIACONT.
Diabetes Mellitus.
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
ELISA 21 JUNI 2016.
ANEMIA MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT TERBESAR DI DUNIA
GIZI PADA USIA LANJUT NADIA AULIYA PUTRI.
NUTRIGENOMIK Titta Novianti.
Contoh SAP.
KONSUMSI KALSIUM PADA REMAJA
Review Jurnal Dina ayu Larasati
Obesitas Ganggu Kecerdasan
Makro Mineral Kalsium.
Review Jurnal Dina ayu Larasati
GIZI IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN
GIZI PADA REMAJA NARWATI, Amd. Gz
Dr.hj.Suzan Pakpahan.M,Kes
GAKY By Ninis Indriani.
SPESIFIKASI PROGRAM MEDIA leaflet
GIZI PADA LANSIA DAN MASALAHNYA
LATIHAN HASIL RECALL 24 JAM SEORANG REMAJA PEREMPUAN YANG MENDERITA BULIMIA SEBAGAI BERIKUT : NASI = 80 kkal Tempe goreng = 75 kkal Apel = 75 kkal Setiap.
INTERAKSI ANTARA Fe DAN Cu
AKIL BALIGH, GIZI REMAJA DAN DEWASA
SARIYANTI PUTRI AGUSTINA
Idiopatik Diabetes Mellitus (DM)
GIZI PADA LANSIA Oleh : SILVIA MELINI
Prevalensi Obesitas Mahasiswa Baru FMIPA UGM
Dewi Nugraheni Restu Mastuti, S.KM
Asuhan Gizi dalam mengatasi permasalahan gizi pada calon pengantin
GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN YANG BEROBAT DI POLIKLINIK ENDOKRIN BAGIAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN TENTANG OBESITAS DAN KOMPLIKASINYA.
ANEMIA.
DIABETES MELITUS Oleh Firda ayuningtyas Farhaniatullael F.S
METABOLISME Dr.sugeng riyadi.
Atika Yasmine Wulandari Herlinda Puspitasari
NURUL HIDAYAH .A FARMASI A.
Manfaat Zat-Zat Bagi Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya (Protein)
Tim PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) Puskesmas Bangunsari
Metabolisme Vitamin pada Wanita Hamil
Penilitian Retrospektif study
Faktor Resiko Kejadian Osteoporosis
Nama: Franciska Danik Sandrayanti NPM:
Anemia pada Remaja Puteri Siti Fathimatuz Zahroh UPT Puskesmas Karangmojo II.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI Oleh: EDI EFIAN, S.Kep. Ners Oleh: EDI EFIAN, S.Kep. Ners.
DR. FARAH m. RIDWAN, SP.PD (promosi kesehatan 24 mei 2017)
SINDROM NEFROTIK Oleh: Aidan.
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
TUGAS BIOKIMIA Nama:Yoin M Metulessy Pencernaan protein.
Anemia pada Remaja Puteri Puskesmas Cipedes dr Rinny Oktafiani 2017.
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
PENGARUH SUHU PADA PREPARASI SAMPEL TERHADAP KADAR BILIRUBIN TOTAL DAN BILIRUBIN DIREK METODE FOTOMETRI MENGUNAKAN 2,4-DICHLOROANILINE (DCA) PROPOSAL PENELITIAN.
PROTEIN.  Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.  Sebagai.
Anemia pada Remaja Puteri dr. Aris Rahmanda UPTD Puskesmas Bojong Rawalumbu – Peserta Dokter Intership Indonesia 2016.
TEKNIK KOMUNIKASI PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI
ASUHAN KEBIDANAN LANJUTAN II
GIZI MASYARAKAT.
Penatalaksanaan fitoterapi terhadap penyakit hipertensi Elmilia pitriana A farmasi.
Transcript presentasi:

Comparative Evaluation of Iron Deficiency among Obese and Non-obese Children oleh: M. Rizal PermadiS Kuntari AstrianaS Okbrinta Wulandari PS Yunilla PrabandariS Maria D.P SogenS

Latar belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan global dan baru-baru ini prevalensinya meningkat secara dramatis (Gahagan S, 2011) Sebanyak 16-31% dari anak dan remaja dikatakan menjadi gemuk Obesitas pada anak dan remaja tidak hanya rentan pada penyakit komplikasi seperti hipertensi, dislipidemia dan diabetes tipe 2 mellitus, tetapi juga cenderung mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan rendah nilai gizi sehingga meningkatkan risiko kekurangan mikronutrien, terutama defisiensi besi (Li C, et al, 2009)

Menurut Zimmermann MB dan Hurrell RF dalam jurnalnya yang berjudul Nutritional Iron Deficiency Kekurangan zat besi dianggap defisiensi mikronutrien yang paling umum dan penyebab utama anemia di seluruh dunia

Tujuan penelitian Untuk mengevaluasi kekurangan zat besi pada anak- anak obesitas

Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam bentuk studi casecontrol pada 100 anak berusia antara tahun selama bulan Juni dan November 2013 di Kashan. Kasus terdiri dari 50 anak obesitas dan kontrol adalah 50 anak yang tidak obesitas. Pada kelompok kasus terdiri dari 28 laki-laki dan 22 adalah perempuan. Pada kelompok kontrol terdiri dari 23 laki-laki dan 27 adalah perempuan Kelompok kasus adalah anak obesitas yang telah dirawat di klinik endokrinologi pediatrik, dan kelompok kontrol adalah anak yang sehat

Pengambilan spesimen Sampel darah diambil sebanyak 5cc Untuk memeriksa besi serum dan total iron binding capacity (TIBC) dengan metode biokimia Pemeriksaan plasma feritin dengan metode ELISA Kadar zat besi serum antara mcg/dl dan nilai TIBC antara mcg/dl dianggap sebagai rentang normal. Kadar besi serum 450 mcg/dl didefinisikan sebagai kekurangan zat besi (Larner NB et al, 2011)

Well dilapisi atau ditempeli antigen.

Anti body dan anti gen akan menempel sesuai dengan bentuknya

Anti body yg tidak sesuai dihilangkan

Ditambahkan antibodi kedua yang dikonjugasikan dengan enzim linked antibody tertentu

Antibodi kedua ini akan menempel pada antibodi sampel sebelumnya Enzim linked antibody yg kelebihan akan dihilangkan

Substrat akan menimbulkan warna tertentu saat bereaksi

Intensitas warna campuran diukur dengan spektrofotometer yang disebut ELISA reader

Setum iron

HFD (high fat diet)

Ferritin

Analisis Statistik

Hasil Pada kelompok kasus, 24 anak (48%) kekurangan besi dan 26 (52%) adalah normal Kelompok kontrol, 14 anak (28%) yang kekurangan besi Perbedaan signifikan secara statistik (P <0,03)

Tabel

Pembahasan Kadar besi serum anak obesitas lebih rendah dibandingkan dengan anak normal

Faktor yang menjelaskan hubungan antara obesitas dan kekurangan zat besi seperti faktor genetik, aktivitas fisik menyebabkan kerusakan cukup mioglobin, dan penurunan kadar zat besi yang dilepaskan ke aliran darah (Karen G et al, 2004), gangguan absorbsi besi (Zafon C et al, 2010), intake zat besi tidak adekuat, dan meningkatnya kebutuhan zat besi. Dengan demikian, status zat besi yang rendah pada individu dengan obesitas mungkin karena kombinasi nutrisi dan fungsional faktor (Cepeda-Lopez AC et al, 2010)

Baru-baru ini, peneliti telah menunjukkan bahwa hepcidin serum secara signifikan meningkat pada orang obes dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal (Tussing-Humphreys LM et al, 2010). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak obes memiliki lebih tinggi konsentrasi hepcidin dan rendah status zat besi dibandingkan dengan anak yang normal (Aeberli I, 2009). Hepcidin adalah 25-asam amino peptida hormon yang merupakan pusat pengatur metabolisme zat besi tubuh, dilepaskan dari hati dan sel-sel jaringan adiposa. Menghambat serapan besi oleh enterosit dan menurunkan pelepasan non-heme besi dari makrofag (Knutson MD, 2005)

Kesimpulan Peningkatan BMI sebagai alat diskrining untuk kekurangan zat besi. Kadar ferritin pada anak obesitas lebih tinggi karena keadaan inflamasi yang disebabkan oleh obesitas