Oleh Paulus Wirutomo Sistem Sosial Indonesia (2015) HUBUNGAN DESA- KOTA Oleh Paulus Wirutomo Sistem Sosial Indonesia (2015)
Pengertian Desa Menurut UU No. 32 tahun 2004 : kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan NKRI. Menurut R. Bintarto : Desa merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain.
Pengertian Kota Kota merupakan sebagai tempat tinggal dari semua manusia yang heterogen dengan berbagai latar belakang budaya yang berbeda dan aktifitas penduduk yang cenderung bersifat ekonomis matrialistis dan mengarah ke sistem industri. Kota sangat erat kaitannya dengan penduduk yang heterogen, industrialisasi, kepadatan penduduk tinggi, dan masyarakatnya cenderung bersifat individualistis.
Hubungan Desa-Kota di Indonesia tidak selamanya harmonis, hal ini antara lain karena desa-desa di Indonesia tidak memiliki tingkat perkembangan yang sama.
Tinjauan Historis Hubungan Desa-Kota Masa pra-kolonial Kota-kota awal indonesia sebelum masa kolonial sering berkaitan dengan fungsi religius dan kosmologis. Kota pedalaman memiliki fungsi utama sebagai pusat kegiatan tradisi dan religi yang menggambarkan keraton sebagai pusat kehidupan.
Masa Kolonial Disini terdapat pengaruh yang sangat besar yang ditimbulkan oleh bangsa Belanda. Pengaruh ini dapat dilihat dari arsitektur kota dan desa, serta kebijakan yang dibuat oleh bangsa Belanda terhadap Indonesia. Pada aspek arsitektur kota dan desa , bukti nyata yang sampai saat ini masih ada adalah adanya bentuk kampung-kampung yang terbentuk atas dasar kesamaan suku penduduk yang terus mengalami perkembangan seperti : kampung bali, kampung melayu dan kampung Ambon.
Masa Pasca-kolonial Awal kemerdekaan ditandai dengan perubahan politik dan administrasi ditingkat nasional. Namun pada tingkat desa tidak terjadi transformasi. Pada masa ini terjadi involusi pertanian dimana menyempitnya lahan pertanian, rendahnya modal yang dimiliki, terbatasnya teknologi, akan tetapi jumlah tenaga kerja yang mengerjakan lahan tersebut begitu banyak. Untuk mengatasinya maka dilakukan revolusi hijau, namun pelaksanaan revolusi hijau ini menyebabkan dualisme ekonomi didaerah jawa terus berlanjut. Revolusi hijau menyebabkan ekonomi di pedesaan menjadi terintegritas kedalam sistem ekonomi kota.
Pada tahun 1970-1980 pesatnya pembangunan infrastruktur menyebabkan terjadinya arus migrasi, baik dari daerah pulau jawa ataupun diluar pulau jawa. Arus migrasi yang terjadi ini merefleksikan adanya interaksi yang terjalin antara desa dan kota.
Proses Urbanisasi dan Ketimpangan Wilayah Desa-Kota Pola Urbanisasi Urbanisasi dapat diartikan sebagai perpindahan penduduk dari desa ke kota. Pada tahun 2000 penduduk Indonesia mencapai sekitar 220 juta yang tersebar di 17,300 pulau dan 60% masih menetap dipedesaan (67,925). kebijakan dekonsentrasi planologis dengan memindahkan salah satu fungsi kota kedaerah sekitar menjadi pola proses urbanisasi kota di Indonesia.Proses urbanisasi di negara maju berlangsung pada awal Revolusi Industri saat tenaga kerja sangat dibutuhkan.
Pola Migrasi desa ke kota 1. Arus Migrasi Pada tahun 1990 lebih dari 80% migran bergerak memasuki pulau Sumatera dan Jawa. Kondisi ini tidak berubah dalam 10 tahun terakhir. Ketimpangan pembangunan sosial ekonomi, ditambah dengan situasi sosial politik yang memanas pada sejumlah wilayah di Indonesia Timur (Ambon, Palu, Pontianak), menambah persepsi negatif dan mengurangi penduduk dari pulau jawa untuk bermigrasi ke sejumlah wilayah yang berpotensi konflik tersebut.
2. Alasan Bermigrasi Ada beberapa faktor yang mempengaruhi migrasi : Faktor pendorong, yang masuk kedalam faktor ini antara lain alasan ekonomi, alasan agama, alasan politis, dan alasan adat istiadat. Faktor penarik, faktor ini antara lain pemberian harapan dari suatu wilayah negara atau wilayah tertentu, seperti propaganda yang dilakukan eropa barat berpindah ke Australia.
Ketimpangan Wilayah Desa-Kota Permasalahan yang muncul akibat ketimpangan pembangunan desa-kota antara lain : Primate city, urban bias dan involusi pertanian.
Pembangunan Desa-Kota Konsep pembangunan kota harus terintegrasi dengan kota-kota disekitarnya dan daerah penyangganya, termasuk desa serta mampu membawa potensi-potensi desa dalam proses perencanaan sehingga memunculkan hubungan saling ketergantungan antara desa-kota atau mencerminkan integrasi fungsional.