PSIKOLOGI SOSIAL Syam, Nina PSIKOLOGI SOSIAL Syam, Nina. Psikologi Sosial Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. 2012. Simbiosa Rekatama. Bandung
Psikologi Sosial : Sebuah Pengantar Dikelompokkan menjadi dua aliran : Subyektivisme ; individu membentuk masyarakat Obyektivisme ; masyarakat membentuk individu Psikologi sosial, cabang dari psikologi yang muncul pada 1930 Obyek material : fakta, gejala, serta kejadian dalam kehidupan sosial manusia. Psikologi sosial sebagai irisan antara psikologi dan sosiologi
Konsep dan Tokoh Psikologi sosial ; studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu- individu dalam hubungannya dengan situasi sosial Gabriel Tarde ; semua interaksi sosial berkisar pada proses imitasi Gustave Le Bon : psikologi massa, bentuk pengelompokkan dalam kehidupan manusia. Sigmund Freud : alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku.
Paradigma dan Karakteristik Psikologi : internalisasi individual (mental/jiwa), pendekatan evolusional, Psikologi sosial ; interaksi individual yang berhubungan dengan orang lain, tetapi masih dalam dirinya sendiri (dalam bayangan/persepsi/kognisi). Pendekatan struktural (kognisi, afeksi, kohesi). Pengukuran dengan eksperimen Psikologi komunikasi : interaksional kontekstual (intra, inter, kelompok, dll). Pendekatan aksional (perilaku). Pengukurannya dengan konvensi/aturan yang disepakati kelompok
Secara teoritis (ontologis) ; psikologi sosial berpijak pada 2 objek, manusia secara individu dan manusia secara sosial / berkelompok. Permasalahan ontologi – penelusuran tentang hakikat apa yang akan ditelaah. Psikologi sosial ; upaya sistematis dalam memahami, menjelaskan dan meramalkan proses mental (pikiran dan perasaan), serta perilaku dalam situasi sosial yang dihadapi individu (interaksi sosial). Objek material ; manusia. Objek formal : pikiran dan perasaan (proses mental), serta perilaku individu dalam situasi sosial. Situasi tersebut berperan sebagai stimulus.
Epistemologi ; sejauh mana pengetahuan diperoleh dan melalui mekanisme apakah kebenaran dapat dicapai. Psikologi sosial ; menggali faktor psikologis yang mendasari perilaku sosial individu. Sehingga perilaku tersebut dapat dijelaskan, dianalisis dan digeneralisasikan. Psikologi sosial bersandar pada nilai objektivisme – manusia sebagai subyek dan objek dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stimulus sosial. Psikologi sosial memiliki 3 tradisi untuk pencapaian pengetahuan dan kebenaran ; psikoanalisis, reinforcement dan kognitif
Aksiologi : nilai psikologi sosial – netralitas, objektivitas Aksiologi : nilai psikologi sosial – netralitas, objektivitas. Pemaknaan atas realitas sosial, interaksi personal maupun proses kelompok, menghindari keterlibatan emosi. Nilai, etika dan pilihan moral “diletakkan” di luar proses penelitian, sehingga dalam melakukan peramalan dan penjelasan terhadap gejala perilaku dapat tercapai.
Teori Psikologi Sosial dari Berbagai Perspektif 1. Perspektif Perilaku (Behavioral Perspektif) Para behaviorist memasukkan perilaku dalam satu unit – tanggapan (response) dan lingkungan (stimulus). Beberapa teori dalam pendekatan perilaku ; social learning theory dan social exchange theory
2. Perspektif Kognitif Para psikolog sosial menggunakan konsep sikap (attitude) untuk memahami proses mental atau kognitif tersebut. Studi sikap – proses mental individu yang menentukan tanggapan aktual dan potensi individu. Sikap adalah predisposisi perilaku. Beberapa teori yang melandasi perspektif ini : field theory (Teori medan), Teori atribusi dan konsistensi sikap dan teori kognisi kontemporer.
3. Perspektif Struktural William James dan John Dewey mencatat bahwa kebiasaan individu mencerminkan kebiasaan kelompok- adat istiadat atau struktur sosial. Kita mewarisi struktur sosial dalam satu pola perilaku yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, lewat sosialisasi. Struktur sosial menjadi salah satu hal yang membuat kehidupan sosial kita telah terpolakan. Beberapa teori dalam perspektif ini : Teori Peran, Expectancy states theory, dan posmodernisme
4. Perspektif Interaksionis Herbert Mead percaya bahwa keanggotaan kita dalam suatu kelompok sosial, menghasilkan perilaku bersama yang dikenal dengan budaya. Meski kita sadar akan adanya sikap bersama dalam suatu kelompok, tidak berarti bahwa kita senantiasa berkompromi dengannya. Dalam perspektif ini ada teori interaksi simbolis dan teori identitas. Dalam interaksi simbolis, hubungan antara gesture dan maknanya, mempengaruhi pikiran pihak-pihak yang berinteraksi.