ABSORBSI DARI GASTROINTESTINAL MATERI KULIAH BIOFARMASETIKA ABSORBSI DARI GASTROINTESTINAL PENGARUH BENTUK SEDIAAN Awal P. Kusumadewi B2P2TOOT awalmadewa@gmail.com
Pengembangan Sediaan Obat Pegembangan bentuk sediaan obat dimaksudkan agar obat memiliki : Kandungan obat yang tertera pada label stabil hingga masa daluwarsanya Secara konsisten melepas obat ke sirkulasi umum dengan laju yang optimum dan jumlah yang optimum Sesuai dengan rute pemberian yang dikehendaki Dapat diterima oleh pasien
Pengembangan Sediaan Obat Sifat fisikokimia obat berperan dalam disain sediaan obat Bahan tambahan juga akan berpengaruh terhadap absorbsi zat terapetik dari sediaan Obat harus larut dalam cairan GI sebelum diabsorbsi Urutan ketersediaan obat berdasarkan bentuk sediaannya secara menurun adalah : larutan > suspensi > kapsul > tablet > tablet salut (tidak berlaku secara umum)
Jambhekar, S.S. & Breen, P.J., 2009, Basic Pharmacokinetics, Pharmaceutical Press, available as PDF file
Biofarmasetika sediaan LARUTAN (elixir, sirup, larutan) Bentuk sediaan larutan paling banyak digunakan sebagai sediaan obat batuk dan demam, terutama pada anak-anak Tahap pembatas laju biasanya adalah pengosongan lambung, terutama bila obat diberikan setelah makan Bila garam dari obat asam diformulasi larutan, kemungkinan terjadi presipitasi dalam cairan lambung, namun presipitat segera terbagi-bagi halus, sehingga mudah teredissolusi (jumlah uas permukaan yang besar)
Biofarmasetika sediaan LARUTAN (elixir, sirup, larutan) Jika tidak diubah menjadi garam yang larut air, banyak obat sukar larut. Pelarutan obat dapat dilakukan dengan menambahkan co-solvent (alkohol, PEG, surfaktan) Masalah utama dari sediaan larutan adalah stabilitas fisik dari obat terlarut
Biofarmasetika sediaan SUSPENSI Suspensi yang diformulasi dengan baik memberikan tingkat efisiensi absorbsi yang kedua (setelah larutan) Dissolusi merupakan faktor terbatas laju dalam absorbsi obat dari suspensi Dissolusi obat dari suspensi dapat dipercepat jika digunakan serbuk yang sangat halus atau micronized.
Biofarmasetika sediaan SUSPENSI Faktor penting yang diperhatikan dalam formulasi suspensi untuk menghasilkan bioavailabilitas yang baik : Ukuran partikel Penambahan zat pembasah Bentuk kristal Viskositas
Jambhekar, S.S. & Breen, P.J., 2009, Basic Pharmacokinetics, Pharmaceutical Press, available as PDF file
Biofarmasetika sediaan KAPSUL Cangkang kapsul gelatin keras harus pecah dengan cepat lalu mengeluarkan isinya ke cairan GI Dengan penghancuran cangkang kapsul , massa serbuk di dalamnya harus segera terdispersi dengan cepat dengan jumlah luas permukaan yang besar pada cairan GI. Laju dispersi mempengaruhi laju dissolusi, dan tentunya juga bioavailabilitas Yang penting : perlu diluent / eksipien yang cocok untuk formulasi sediaan kapsul, terutama untuk obat yang hidrofobik
Jambhekar, S.S. & Breen, P.J., 2009, Basic Pharmacokinetics, Pharmaceutical Press, available as PDF file
Biofarmasetika sediaan TABLET Tablet kempa lebih banyak menghadapi masalah bioavailabilitas Terutama karena luas permukaan yang kecil Perlu waktu untuk terdisintegrasi untuk memberikan luas permukaan yang besar
Biofarmasetika sediaan TABLET Faktor yang berperan dalam pemecahan tablet menjadi granul, dan seterusnya menjadi partikel yang lebih halus : Jenis dan kosentrasi pengikat Zat disintegran Diluent Lubrikan Hidrofobisitas obat Metode fabrikasi (granulasi basah, granulasi kering, kompressi langsung) Zat pewarana dan penyalut yang digunakan
Urutan kejadian dalam proses absorbsi di dalam saluran cerna Jambhekar, S.S. & Breen, P.J., 2009, Basic Pharmacokinetics, Pharmaceutical Press, available as PDF file