STRUKTUR FILM Oleh Siti Khusnul K., M.A.
Pengertian film Film adalah media komunikasi yang bersifat audio-visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di tempat tertentu (Efendy, 1986: 134)
STRUKTUR Struktur adalah unsur-unsur yang bergabung menjadi satu kesatuan untuk mewujudkan sebuah bangunan tertentu. Struktur film = kesatuan/gabungan berbagai unsur untuk membangun film
Struktur Film Unsur Naratif Secara harfiah kata naratif memiliki arti teknik bercerita. Unsur naratif adalah elemen2 yang membentuk cerita (berhubungan dengan aspek cerita atau tema film). elemen pembentuk cerita berupa : Tema Tokoh dan penokohan, konflik, Setting (waktu, tempat, suasana) alur jalinan peristiwa scr kausalitas, yang memiliki maksud dan tujuan
Alur/Pola cerita/pembabakan Pola penulisan scenario yang paling lazim digunakan adalah struktur tiga babak. Pola ini hampir digunakan dalam semua film-film Hollywood. berasal dari drama yunani kuno, yang ditemukan oleh Aristoteles drama yang baik seperti kehidupan kita, Yaitu anak-dewasa-tua dan seperti kehidupan alam, yaitu pagi-siang-sore/malam
Wells Root (Writing the script) sebuah cerita yang baik ibarat sebuah sungai yang menyeret perahu sang protagonis ke arah air terjun konstruksi dramatik struktur 3 babak
BABAK I/opening/Pembukaan Opening atau pembukaan mempunyai durasi 10-20 menit pertama. Tugas dari babak pertama ini adalah: - Memperkenalkan tokoh protagonis secepat mungkin dan penonton secepat itu juga mengidentifikasi pada tokoh tersebut. - Memperkenalkan tokoh antagonis - Memperlihatkan problem utama yang dihadapi protagonis - Memberikan risiko yang besar apabila protagonis gagal dalam menghadapi problemnya.
Pada akhir babak 1, sebelum masuk ke Babak II atau Tengah, segeralah memasukan POINT OF ATTACK (POA), titik dimana menjadi awal bergulirnya cerita yang sesunguhnya. Penonton harus terseret oleh cerita tanpa bisa melepaskan diri lagi. Ini harus secepatnya dihadirkan supaya penonton tidak keburu bosan. Teori POA ini dikemukakan oleh William miller dalam bukunya Screenwriting for Narrative Film and Television.
BABAK II atau Tengah adalah tahap pengembangan, dimana problem-problemprotagonis atau tokoh utamanya haruslah diintensifkan serta hambatan-hambatan yang dihadapi tokoh. Di babak kedua inilah cerita sesungguhnya diuji akan menjadi baik dan memuaskan bagi penonton. Akan seperti apakah ending dari babak selanjutnya. Pada babak kedua ini juga haruslah dibangun curiosity, suspense dan surprise.
BABAK III/akhir/ending Babak terakhir ini ibarat selesainya sebuah tugas. Dimana penyelesaian semua problem yang dihadapi oleh tokoh protagonis, apakah ia berhasil mengatasi masalahnya ataukah gagal dan berakhir dengan tragis. Menyelesaikan masalah dalam sebuah film biasanya mempunyai dua pilihan: happy ending atau unhappy ending/tragic/sad ending. Pilihan happy atau unhappy ending dikompromikan dengan selera penonton kalau ceritanya diluar kisah nyata. Film-film Hollywood. rumus happy ending, meskipun sering ceritanya diambil dari kisah nyata.
Struktur film Unsur Sinematik Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis pembentuk film : a. mise-en-scene, Mise-en-scene adalah segala hal yang terletak didepan kamera yang diambil gambarnya dalam proses produksi film. Mise-en-scene memiliki empat elemen pokok, yaitu setting atau latar, tata cahaya (low key/high key), kostum dan make up, serta akting dan pergerakan pemain.
b. Sinematografi : adalah perlakuan terhadap kamera dan film, serta hubungan antara kamera dengan obyek yang diambil. Framing (Gianetti dalam bukunya Movie Studies) menyampaikan bahwa framing dalam film memiliki tujuan – tujuan tertentu untuk mendukung kekuatan cerita.
Jenis-jenis framing Extreme Long Shot Shot ini bertujuan untuk melihat panorama dari jarak jauh. Long Shot Melalui shot ini, penonton mampu mengamati gambar sedikit lebih detail. Salah satu contohnya adalah shot yang menyunting keseluruhan figur manusia. Medium Shot Shot ini merupakan shot yang relatif dari jarak lebih dekat. Biasanya menyunting tokoh dari kepala sampai lutut, atau dari kaki sampai pusar.
Medium Close up Shot ini relatif lebih dekat. Biasanya menyunting tokoh dari kepala samapai pinggang, kaki sampai betis, atau lutut sampai pusar. Close up Menyunting kepala dan bahu tokoh, letaknya biasanya di tengah tengah frame. Extreme Close up Menyunting bagian dari tubuh karakter, wajah, mata, jari, kuku, dan sebagainya
Teknik Visualisasi Shot scene sequence Sebuah potongan film bagaimanapun panjang atau pendeknya yang merupakan hasil suatu pemotretan/pengambilan gambar (sekali tombol record on – off) scene Penamaan atas serangkaian shot yang beberapa unsur di dalamnya memiliki kesamaan , yaitu setting, konsep, acting pelaku, suasana jiwa dll. sequence Terbentuk apabila beberapa scene disusun secara berarti dan logis. Babak memiliki ritme permulaan, pengembangan dan akhir
c. penyuntingan atau editing : transisi sebuah gambar ke gambar lain d. Suara : segala sesuatu dalam film yang mampu ditangkap melalui indra pendengaran. Musik dalam film sangat berperan dalam menciptakan suasana atau mood sebuah film. Dari musik yang ada pada film kita dapat mengetahui apakah film itu bernuansa ceria, sedih, mencekam, menegangkan, lucu dan sebagainya. Ada beberapa fungsi musik dalam film, antara lain : § Musik tema atau Theme music, Musik yang menggambarkan watak atau suasana keseluruhan suatu film. Musik tema sering digunakan sebagai musik pengenal. Dengan demikian setiap kali kita mendengar musik tertentu, kita akan tahu atau ingat film apa yang sedang diputar. § Musik transisi, Musik yang menghubungkan dua adegan. Durasinya tidak perlu panjang dan disesuaikan dengan suasana film. § Musik jembatan atau Bridge, Musik yang menjembatani dua adegan dengan suasana yang berbeda. Misalnya adegan yang sedih diikuti adegan gembira maka musik yang digunakan adalah musik dengan suasana gembira. § Musik latar belakang atau background musik, Musik yang mengiringi adegan yang sedang berlangsung. Tujuannya agar adegan yang berlangsung dapat lebih meresap ke hati penonton. Musik pengiring berupa musik instrumentalia, suaranya tidak boleh terlalu keras sehingga dialog tidak terdengar oleh penonton. § Musik smash, Musik yang digunakan untuk membuat kejutan atau tekanan. Biasanya terdapat pada film tegang atau horror.
Referensi Pratista, Himawan. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka Miller, William. Screenwriting for Narrative Film and Television.