SELAYANG PANDANG IBI CABANG BANTUL
PETA KABUPATEN BANTUL Kecamatan: 17 Desa : 75 Posyandu : 1132
GEOGRAFI Kabupaten Bantul terletak di bagian Selatan Wilayah Propinsi DIY, yaitu antara 07o 44’04” – 08o 00’ 27” LS dan 110o 12’ 34” – 110o 31’ 08” BT. Batas wilayah administrasi Kabupaten Bantul, di sebelah Utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo. Kontur geografis meliputi dataran rendah pada bagian tengah, perbukitan pada bagian Timur dan Barat, dengan bentang alam relatif membujur dari Utara ke Selatan.
PIRAMIDA PENDUDUK Dari piramida dapat dilihat perbandingan laki – laki dan perempuan cenderung seimbang
Demografi Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul melaporkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada Tahun 2015 sebanyak 971.511 jiwa, Jumlah penduduk Laki-laki sebanyak 481.510 jiwa dan jumlah penduduk Perempuan sebanyak 491.011 jiwa. Ratio Bidan di Bantul 46/100.000 (Jumlah Bidan total ada 445 bidan atau = 445/971.511*100.000= 46/100.000) dari target 100/100.000 penduduk WUS (15-44tahun) Tahun 2015 =223.493 atau 23% dr jumlah penduduk
VISI IBI Mewujudkan bidan profesional berstandar global. MISI: 1. Meningkatkan kekuatan organisasi. 2. Meningkatkan peran IBI dalam meningkatkan mutu pendidikan bidan. 3. Meningkatkan peran IBI dalam meningkatkan mutu pelayanan. 4. Meningkatkan kesejahteraan anggota. 5. Mewujudkan kerjasama dengan jejaring kerja.
TINGKAT PENDIDIKAN D1 sedang sekolah D3 NO RANTING ANGGOTA D 1 D3 D4 TIMUR 146 12 111 10 13 2 TENGAH 200 6 130 37 27 3 BARAT 126 9 101 7 Jumlah 507 377 54 49 D1 sedang sekolah D3
SARANA PENDIDIKAN NO RANTING INSTITUSI STATUS 1 TIMUR STIKES MADANI SWASTA 2 TENGAH AKBID UMMI KHASANAH AKBIDYO 3 BARAT AKBID NYAI AHMAD DAHLAN STIKES ALMA ATA TOTAL 5
SARANA LAYANAN KESEHATAN MILIK BIDAN NO RANTING KLINIK PRATAMA RUMAH SAKIT 1 TIMUR 2 TENGAH 3 BARAT TOTAL 6
NO RANTING STATUS KEPEGAWAIAN BIDAN DELIMA 1 2 3 BPM BIDAN DELIMA PNS SWASTA 1 Timur 81 44 42 26 2 Tengah 91 73 72 31 3 Barat 89 39 53 22 TOTAL 246 135 167 79
MASALAH IBI CABANG BANTUL Profesionalisme anggota Pendidikan Berkelanjutan Sumber Dana Data Base Manajemen
PRIORITAS MASALAH NO MASALAH NILAI RANKING 1 Profesionalisme 445 I 2 Manajemen 362 IV 3 Data Base 373 III 4 Pendidikan Berkelanjutan 350 V 5 Sumber Dana/ Mata Anggaran 393 II
HUBUNGAN KONSEPTUAL MASALAH IBI DENGAN DETERMINAN Lingkungan Prilaku Pelayanan Profesionalisme sarana dan prasarana BPM belum sesuai Standar Peraturan Perundang – undangan Rendahnya budaya transfer knowledge Lemahnya kepatuhan BPM pada SOP Rendahnya minat dan partisipasi anggota dalam kegiatan midwifery update Budaya Monev Anggota dan lahan praktik rendah Belum memadainya regulasi organisasi 2. Manajemen Tidak tersedia tenaga sekretaris Tidak tersedia sarana komunikasi di sekretariat Kemampuan manajerial belum merata pada level pengurus Pendelegasian tugas belum tepat Kurangnya pelatihan manajemen Sebagian besar anggota lebih memilih fokus di bidang teknis / pelayanan
HUBUNGAN KONSEPTUAL MASALAH IBI DENGAN DETERMINAN 3. Data Base Tidak tersedia sarana Sistem Informasi yang handal Rendahnya komitmen pengurus Belum tersedia SDM Ahli Informatika 4. Pendidikan berkelanjutan Dukungan pemerintah thdp pendidikan berkelanjutan bagi bidan kurang rendahnya minat anggota untuk mengikuti penidikan Informasi pendidikan tidak tersoialisasi dengan baik 5. Sumber Dana/ mata anggaran Tidak tersedianya sumber anggaran Lemahnya minat organisasi untuk memanfaatkan peluang usaha Kurangnya kontrol keuangan organisasi
ANALISIS HUBUNGAN KONSEPTUAL
Profesionalisme Faktor – Faktor penyebab rendahnya professionalisme : sarana dan prasarana BPM belum sesuai Standar Peraturan Perundang – undangan Lemahnya kepatuhan pada SOP Rendahnya budaya transfer knowledge Belum memadainya regulasi organisasi Rendahnya minat dan partisipasi anggota dalam kegiatan midwifery update Budaya Monev Anggota dan lahan praktik rendah
Upaya intervensi untuk meningkatkan profesionalisme Gerakan IBU Anak Selamat Bidan Hebat Sistem Reward dan Punishment Monev berkelanjutan
Sumber Dana/ mata anggaran Faktor – Faktor penyebab rendahnya Sumber dana/mata anggaran : Tidak tersedia sumber anggaran Lemahnya minat organisasi untuk memanfaatkan peluang usaha.
Beberapa upaya intervensi untuk menggali sumberdana Menyelengarakan workshop enterprenuership bagi pengurus dan anggota Mendirikan Badan Usaha (Apotek delima Farma) Membangun kemitraan dengan donor/sponsor secara acauntable dan harmoni
Data Base Faktor – Faktor penyebab rendahnya Data Base adalah: Tidak tersedia sarana Sistem Informasi yang handal Rendahnya komitmen pengurus Belum tersedia SDM Ahli Informatika
upaya intervensi untuk meningkatkan masalah data base adalah: Penyediaan Sistem Informasi terpadu Refreshing Motivasi dan sosialisasi AD-ART Pathnership dengan insitutisi pemerintah Kantor Pengelola Data Terpadu (KPDT) dalam penyediaan sistem informasi terpadu
Manajemen Faktor – Faktor penyebab rendahnya manajemen adalah: Tidak tersedia tenaga di sekretariat Tidak tersedia sarana kominikasi di sekretariat Kemampuan manajerial belum merata pada level pengurus Pendelegasian tugas belum tepat Kurangnya pelatihan manajemen Sebagian besar anggota lebih memilih fokus dibidang pelayanan/teknis
Upaya intervensi untuk meningkatkan kemampuan manajerial adalah: Pelatihan leadership Magang / Study banding Mempromosikan anggota eksis di ranah manajerial/struktural
KEGIATAN PERSIAPAN PENGEMBANGAN PERUSAHAAN PEDULI ASI Advokasi Advokasi dengan Kanjeng Wironegoro Rapat linsek Disnakertrans Advokasi dg General Manager PT. IGP
Konseling dan Bimbingan Buruh Mejeng dulu sblm KIE Disnakertrans ikut kujungan Karyawan
Pendampingan Buruh Publikasi
Ruang Laktasi (Before) Pendampingan IBI Cabang Bantul Ruang ukuran 1.3x 2 M dg 1 kursi saja
Ruang Laktasi Setelah Pendampingan IBI Cabang Bantul AFTER Lengkap AC, Kulkas dan meja KIE
TANTANGAN IBI PENGUATAN ORGANISASI
TANTANGAN IBI 2. MUTU PELAYANAN KEBIDANAN Penyebab tidak langsung: oleh Anemia, Penyakit kecacingan dan kurang GIZI DISPARITAS PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI Pertolongan Persalinan kurang adekuat, karena terlambatnya mengambil keputusan
TANTANGAN IBI 3. MUTU PENDIDIKAN
4. KESEJAHTERAAN ANGGOTA
DERAJAT KESEHATAN IBU DAN ANAK TANTANGAN IBI DERAJAT KESEHATAN IBU DAN ANAK
1000 Hari Pertama Kehidupan Continuum of Care Lansia Pelayanan bagi anak SMP/A & remaja Kualitas Degenerasi Pelayanan bagi anak SD Kespro remaja Konseling: Gizi HIV/AIDS, NAPZA dll Fe 1000 Hari Pertama Kehidupan Pelayanan bagi balita Penjaringan Bln Imunisasi Anak Sekolah Upaya Kes Sklh PMT Pelayanan bagi bayi Persalinan, nifas & neonatal Pemeriksaan Kehamilan Pemantauan pertumbuhan & perkembangan PMT Dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, dilakukan dengan pendekatan Continuum of Care yang dimulai sejak masa pra hamil, hamil, bersalin dan nifas, bayi, balita, hingga remaja (pria dan wanita usia subur). Pada masa pra hamil, program ditujukan bagi pasangan usia subur (PUS) melalui program keluarga berencana, yang diarahkan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Dengan demikian, diharapkan setiap PUS dapat merencanakan kehamilannya dengan baik dan terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Untuk PUS juga dikembangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu (PKRT) di Puskesmas. Pada masa kehamilan, program ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya, dan apabila terdapat komplikasi atau faktor risiko diupayakan dapat dideteksi secara dini dan dilakukan intervensi. Kegiatan yang dilakukan meliputi Program Perencaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), pelayanan antenatal terpadu (HIV, malaria, gizi, dll), dan pelaksanaan kelas ibu hamil. Pada tahap persalinan dan nifas, diupayakan agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Upaya tersebut antara lain dilakukan melalui pengembangan rumah tunggu kelahiran di daerah dengan akses sulit dan kemitraan bidan dan dukun untuk daerah dengan proporsi persalinan oleh dukun masih tinggi. Setelah melahirkan, diupayakan agar setiap ibu mendapat pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan. Apabila terjadi komplikasi pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas, maka perlu dirujuk dan mendapatkan penanganan tepat waktu di fasyankes dasar (Puskesmas PONED) maupun fasyankes lanjutan (RS PONEK). Pelayanan PUS & WUS ASI eksklusif Imunisasi dasar lengkap Pemberian makan Penimbangan Vit A MTBS Inisiasi Menyusu Dini Imunisasi Hep B Rawat gabung Kemitraan Bidan Dukun KB pasca persalinan PONED-PONEK P4K Buku KIA ANC terpadu Kelas Ibu Hamil Fe & asam folat PMT ibu hamil TT ibu hamil Konseling Pelayanan KB PKRT