INTERPERSONAL RELATIONSHIP IN CONTEXT (2) : Family Relationship Yun Fitrahyati Laturrakhmi
Family “Traditional” “Kontemporer”
Konsep Dasar Sudut pandang tradisional : “Keluarga merupakan kelompok sosial dengan peran dan status sosial yg spesifik, melibatkan ikatan darah, pernikahan ataupun adopsi dan di dalamnya terdapat keberbagian tempat tinggal maupun keberbagian ekonomi“ (Beebe, Beebe and Redmond, 2006)
Sudut pandang kontemporer : “Sistem relasi yg terorganisir, berlangsung secara alami, umumnya tinggal di tempat yg sama dalam kurun waktu tertentu, serta membentuk gambaran2 interpersonal yg berkembang melalui pertukaran pesan sepanjang waktu”
“ ....a unit made up of any number of persons who live in relationship with one another over time in a common living space, who are usually, but not always, united by marriage and kinship” (Beebe, et.al., 2006)
Characteristics of Families 5 karakteristik keluarga menurut DeVito (2007) : Defined Roles Terdapat persepsi yg jelas atas peran masing2 anggota yg diharapkan dapat dijalankan dlm hubungannya dg anggota keluarga lainnya – antar anggota maupun secara keseluruhan Peran tsb diperoleh dari aturan2 kultur maupun kelompok sosial tempat individu bernaung
Terkait peran... Individu dipandang mempunyai kelompok peran dan tiap peran melibatkan pengharapannya sendiri yang berbeda (Calhoun dan Acocella, 1995:239) Ekspektasi peran merujuk pada kewajiban, tugas dan hal yang berkaitan dengan posisi tertentu dalam kelompok (Rakhmat, 2012:120)
Konflik peran terjadi ketika individu dihadapkan pada tuntutan yang bertentangan dari peranannya yang berbeda (Calhoun dan Acocella, 1995) Kerancuan peran terjadi ketika individu berhadapan dg situasi ketika ekspektasi peranan tidak jelas baginya (Rakhmat, 2012) Peran tradisional vs peran ‘kontemporer’ dlm suatu keluarga – gay dan lesbian ...?
2) Recognition of Resposibilities Adanya pengakuan atas tanggung jawab individu terhadap individu lainnya dlm keluarga Emotional responsibility : offer comfort; to feel their pain... Temporal obligation time sharing 3) Shared history and future Significant past interaction enables the members to get to know each other, to understand each other a little better ...
Selain berbagi sejarah ataupun ‘kisah masa lalu’, masing2 individu sbg pasangan juga berbagi mimpi, cita2 baik milik masing2 maupun mengembangkan cita-cita bersama d) Shared Living Space Umumnya pasangan tinggal dalam satu atap, terkadang ketika pasangan tinggal secara terpisah, dianggap sbg kondisi yg abnormal Fenomena commuter marriage komunikasi menjadi faktor kunci
e) Estabish Rules Keluarga – membangun dan mengembangkan aturan sendiri Aturan yg berkembang dalam suatu keluarga dipengaruhi oleh kultur yg berlaku pada keluarga tersebut Aturan dalam keluarga eksplisit ; unspoken (membuat kita menyusun asumsi tertentu sesuai deg gaya komunikasi yg berlaku dlm keluarga kita) Fungsi aturan: membedakan benar-salah; keluarga sbg unit kohesif yg berbeda dg keluarga lainnya
Family Types Natural/ Traditional family Menurut Virginia Satir, terdapat 4 tipe keluarga – berdasarkan jumlah orang di dalamnya: Natural/ Traditional family Keluarga yang terdiri atas seorang ayah, seorang ibu dan anak-anak mereka secara biologis
Blended Family Consist of two adults and their children Divorce, separation, death the children may be the product of other biological parents
The Single-Parent Family One parent with children, either biological or adopted
The Extended Family Typically refers to the relatives – aunts, uncles, cousins or grandparents– who are part of the family unit Also include individuals who are not related by marriage or kinship but are treated like family or share a common identity with the family
Berdasarkan proses pengambilan keputusan : Personal family system Menekankan pada individualized meaning Peran antara orang tua dan anak dpt dinegosiasikan (anak bebas bertanya dan berpendapat) Small power distance Pengambilan keputusan secara demokratis Gaya komunikasi eksplisit
b) Positional family system Menekankan pada makna komunal (communal meaning) Peran orang tua dan anak bersifat konvensional – struktur kekuasaan hirarkis Large power distance Anak harus patuh pada orang tua tanpa mempertanyakan banyak hal Pengambilan keputusan otoriter
Family Types based on Communication-Oriented Typology Conformity Conversation Didasarkan pada hasil penelitian oleh Koerner dan Fitzpatrick, 1994, 2004
Conformity Orientation Derajat sejauh mana anggota keluarga mengekspresikan kesamaan ataupun ketidaksamaan sikap, keyakinan, maupun nilai-nilai High conformity family – mengekspresikan tingginya kesamaan sikap, keyakinan dan nilai-nilai dan berusaha menghindari konflik Low conformity family – mengekspresikan tingginya perbedaan sikap, keyakinan, nilai-nilai dan seringkali terlibat dalam konflik
Dalam kaitannya dengan hubungan orang tua dan anak . . . High conformity family – cenderung harmonis; anak-anak cenderung patuh pada orang tua tanpa banyak bertanya Low conformity family – kecenderungan harmonis lebih rendah; anak-anak diberikan kesempatan berbicara, maupun bertindak sesuai dengan yang diinginkannya
Conversation Orientation Mengacu pada derajat sejauh mana anggota keluarga menyampaikan pendapat maupun pemikirannya Family high on conversation orientation– mendorong anggota keluarganya untuk menyuarakan pendapatnya serta mendiskusikan berbagai isu Familu low in conversation orientation– justru melemahkan kemungkinan anggota keluarga untuk berpendapat ataupun mendiskusikan berbagai isu
Low in conformity and low in conversation Low in conformity and high in conversation High in conformity and low in conversation High in conversation and high in conformity Consensual Family Protective Family Laissez-faire family Pluralistic family
Consensual family Protective family Tipe keluarga yang mendorong bagi komunikasi yang terbuka dan mencapai persetujuan bersama Protective family Tipe keluarga yang menekankan pada persetujuan dan berusaha keras untuk menghindari konflik, namun dg komunikasi yg minimal
Pluralistic family Laissez-faire family Tipe keluarga yang mendorong masing2 anggota keluarga untuk mengekspresikan sudut pandang dan sikap yg berbeda untuk menciptakan komunikasi yg terbuka sehingga memunculkan dukungan satu sama lain (dukungan tidak berarti konformitas) Laissez-faire family Tipe keluarga yg menghindari komunikasi dan interaksi, mendorong munculnya privasi dan sikap ‘lakukan semaumu’
Family Types based on Communication Pattern (1) The Equality Pattern Each person shares equally in the communication transactions The roles played by each are equal Each equally open to the ideas, opinions No leader or follower, no opinion giver or opinion seeker Hanya pada taraf teori
(2) The Balanced Split Pattern an equality relationship is maintained, but each person has authority over different domain – each person seen as an expert or a decision maker in different areas Konflik tidak dipandang sbg sesuatu yg mengancam hubungan masing2 punya ‘area kekuasaan’
(3) The Unbalanced Split Pattern One person dominates one person is seen as an expert Expertise takes the form of control Pemegang kontrol: gives opinion freely, seldom asks for opinions in return ‘Penerima’ kontrol : selalu bertanya, meminta pendapat dlm upaya pengambilan keputusan kpd pemegang kontrol
(4) The Monopoly Pattern Satu pihak bertindak sebagai pemegang otoritas – lectures rather than communicates Tidak memungkinkan munculnya argumen (kalaupun ada, sangat kecil) sebab masing2 sudah mengetahui ‘who is the boss.’ Pemegang kontrol berdiri sbg penentu; sementara ‘penerima kontrol’ seolah bertindak sbgmana anak kpd orang tuanya