Mayang Saroiyaroh Siklus Hidup Proyek
Siklus hidup proyek suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan diawasi sejak proyek disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai. Secara garis besar siklus hidup proyek dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu: A. Tahap Inisiasi C. Tahap Eksekusi B. Tahap Perencanaan D. Tahap Penutupan
Tahap Inisiasi Tahap inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifiasi. Tahap Perencanaan Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung.
Tahap Eksekusi Pada tahap ini, deliverables atau Tujuan proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan dieksekusi. Pada tahap ini, hasil akhir proyek (deliverables project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua stakeholder yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Tahap Penutupan
Siklus Hidup Produk Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Keseluruhan tahap – tahapan dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) itu terdiri atas: A. Tahap Pengenalan – (Introduction) C. Tahap Kedewasaan – (Maturity) B. Tahap Pertumbuhan – (Growth) D. Tahap Penurunan – (Decline)
RFP Sebuah Request for Proposal (RFP), adalah dokumen utama yang dikirimkan kepada pemasok yang mengundang mereka untuk mengajukan proposal untuk menyediakan barang atau jasa. Secara internal, RFP juga dapat disebut sebagai proyek sumber, dokumen, atau peristiwa terkait (penawaran kompetitif). Salah satu manfaat utama yang dapat timbul jika proses RFP ditangani dengan baik adalah bahwa organisasi akan memiliki pegangan yang baik\ tentang potensi risiko proyek untuk proyek yang kompleks.
Organisasi Proyek Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Secara umum, terdapat 4 jenis organisasi proyek yang biasa digunakan dalam menyelesaikan suatu proyek : 1. Organisasi Proyek Fungsional 2. Organisasi Proyek Tim Khusus 3. Organisasi Proyek Matriks 4. Organisasi Proyek Virtual
Tim Proyek Tim proyek dapat diartikan sebagai semua organisasi atau personil yang ikut aktif menangani penyelenggaraan proyek, yaitu pemilik, kontraktor, konsultan, penyandang dana, dll. Tetapi dalam pembahasan ini dibatasi hanya pimpro, anggota tim inti, dan bidang-bidang fungsional yang ikut serta menangani proyek. Pihak-pihak ini mempunyai peranan dan kepentingan tertentu atas keberhasilan proyek dan dapat dikelompokkan menjadi: Peserta I : Pemilik proyek, pemakai produk (end-user); Peserta II : Organisasi atau Perusahaan yang melaksanakan pembangunan proyek; Peserta : Subkontraktor, supplier, konsultan, dan lain-lain.