STANDAR MONETER INTERNATIONAL KELOMPOK I 1.RUDY RIFALGI3. FIZRA AMANDA 2.RYAN RINALDI4. CUT LISA ANDARI.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
UANG Sejarah Perkembangan Barter Uang komoditi Uang kertas Uang giral.
Advertisements

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN
STANDARD MONETER.
PASAR DALAM SISTEM PEREKONOMIAN
Nilai Tukar & Sistem Keuangan Internasional
Sejarah Perkembangan Uang
Uang dan Lembaga Keuangan
Keuangan Internasional
ALIRAN STRUKTURALIS Adalah aliran pengembangan ide dasar sosialisme yang muncul di akhir 1940 dan 1950an. Teori strukturalis percaya bahwa pembangunan.
Rahmad Colection...Ok.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL (INTERNATIONAL TRADE)
Disusun oleh : Sriyanto., SE., MM
konsep permintaan dan penawaran uang
Pemerintah dan Nilai Tukar
ARUS DANA INTERNASIONAL
Uang Beredar & Teori Penawaran Uang
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
STANDAR MONETER Dr. Lana Sularto.
LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL
Pertemuan ke UANG Ratih Kurniasih
Perdagangan Internasional
ARUS DANA INTERNASIONAL
PENGARUH PEMERINTAH ATAS NILAI TUKAR
SISTEM NILAI TUKAR RUPIAH
PENGANTAR KERJASAMA INTERNASIONAL
Pasar Valuta Asing.
Uang dan Lembaga Keuangan
Ruang Lingkup Analisis Ekonomi Makro
Sistem Moneter Internasional
=> UANG => BANK => LEMBAGA KEUANGAN LAIN.
Uang dan Lembaga Keuangan
INFLASI.
Ekonomi Moneter DOSEN ABDUL HAMID, SE.MM.
Uang, Institusi Keuangan dan Penawaran Uang
Uang, Jenis Uang dan Teori Kuantitas
PENAWARAN UANG Makroekonomi.
PERDAGANGAN DAN HUBUNGAN EKONOMI INTERNASIONAL DALAM ERA GLOBALISASI
Penyesuaian Neraca Pembayaran Internasional (BOP)
PERDAGANGAN INTERNATIONAL
THE INTERNATIONAL MONETARY SYSTEM
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
PENGANTAR ILMU EKONOMI INFLASI DAN DEFLASI
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
KONSEP DASAR EKONOMI MONETER
Uang, Jenis Uang dan Teori Kuantitas
UANG DAN SISTEM PEMBAYARAN
UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN
UANG Sejarah Perkembangan Oleh : MAIZA FIKRI, ST, M.M
Disusun oleh : Sriyanto., SE., MM
NILAI TUKAR UANG DALAM PERSPEKTIF ISLAM
UANG.
SISTEM MONETER INTERNASIONAL
Bab 4 Perekonomian Terbuka A. Perdagangan Internasional
Chapter 2 Uang dan Kebijakan Moneter
Uang Dalam Pandangan Islam Yayat Sujatna
UANG Sejarah Perkembangan uang Barter Uang Komoditi Uang Kertas
Sistem Keuangan Global
UANG dalam perekonomian PERTEMUAN I BENJAMIN ALBERT SIMAMORA.MM.
Bank dan Lembaga Keuangan
CREATED BY : IRA HUTAHAEAN
MANAJEMEN DAN BISNIS Lingkungan Bisnis Pertemuan 10 1.
PERDAGANGAN LUAR NEGERI, PROTEKSI DAN GLOBALISASI
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
Uang, Institusi Keuangan dan Penawaran Uang
KELOMPOK 6 MAKROEKONOMI
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI MASALAH EKONOMI
NERACA PEMBAYARAN Pengertian : Adalah suatu catatan sistematis mengenai hubungan ekonomi atau transaksi antara penduduk suatu negara dan negara lainnya,
BISNIS GLOBAL OLEH: ELVIRA AZIS, SE.,MT
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Bab 1 Overview dan Review
Transcript presentasi:

STANDAR MONETER INTERNATIONAL KELOMPOK I 1.RUDY RIFALGI3. FIZRA AMANDA 2.RYAN RINALDI4. CUT LISA ANDARI

PEMBAHASAN Standart Moneter Macam-macam Standar Moneter Perkembangan Sistem Moneter International Sejarah Dinar dan Dirham Mungkinkah Sistem Standart Emas Berlaku Kembali ? Dana Moneter International

Welcome!! Mari Kita Bahas.....

Standart Moneter sistem moneter yang didasarkan atas standar nilai uang

Standart Moneter Pengukur atau Patokan dijadikannya uang dalam perekonomian suatu negara Standar Moneter adalah pengukur atau patokan dijadikannya uang dalam perekonomian suatu negara. Standar moneter harus memperhatikan ukuran, ciri-ciri khusus, dan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat agar memudahkan pemakaian uang itu dalam perekonomian. Standar moneter yang digunakan dapat berupa logam dan kertas.

Macam-macam Standart Moneter Standart Barang dan Standart Kepercayaan

Standar Barang Standart Emas,Perak dan Kembar A. Standar barang (commodity standard) Standar barang adalah sistem moneter di mana nilai uang dijamin sama dengan berat tertentu barang (emas atau perak). Setiap nilai uang yang beredar dijamin dengan barang tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Standar barang ini diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: 1) standar emas (the gold standard), 2) standar perak (the silver standard), 3) standar kembar (emas dan perak).

A.Standar Emas Standar emas diartikan sebagai suatu sistem moneter di mana suatu negara bebas memperjualbelikan emas dengan harga yang pasti. Di samping itu, negaranya juga mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor emas tanpa batas. Kebaikan standar emas di antaranya sebagai berikut. 1) Acceptability, artinya masyarakat menerima emas dan uang yang didasarkan atas emas karena kegunaan dari logam ini. 2) A chek on inflation and deflation, artinya dapat mencegah timbulnya inflasi (kenaikan harga secara terus-menerus) dan deflasi (penurunan harga secara terus-menerus). 3) Automatic limitation on medium of exchange, artinya persyaratan minimum cadangan emas untuk uang kertas yang diciptakan dan deposito bank dapat menekan secara otomatis pada kelebihan pencetakan uang kertas dan kredit bank. 4) Basic of international money system, artinya diterimanya uang kartal secara umum yang didasarkan pada emas dan karena nilainya yang stabil sehingga uang dipakai sebagai nilai standar internasional serta sebagai alat penukar. 5) Stimulus to international investment and trade, artinya standar emas dapat menggairahkan perdagangan internasional dan investasi. 6) Uniform international price system, artinya dapat membentuk harga internasional dari kegiatan ekspor dan impor emas di pasar bebas dan secara otomatis dapat membuat penyesuaian pada harga-harga internasional. Keburukan standar emas dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Kepercayaan terhadap uang timbul hanya bila kepercayaan itu diperlukan, karena selama resesi kepercayaan terhadap uang hancur, sehingga permintaan masyarakat terhadap emas untuk uang dan deposito bank menghabiskan cadangan logam yang dimiliki pemerintah dan memaksa untuk meninggalkan standar emas ini. 2) Jika standar emas ditinggalkan, berarti tidak ada lagi pembatasan secara otomatis pada penawaran uang dan deposito. 3) Standar emas tidak otomatis seperti yang kita tuntut atau kita percayai, dan harapan penyesuaian harga internasional tidak akan terjadi. 4) Pengumpulan cadangan emas tanpa memandang perkembangan dunia usaha yang bersangkutan akan menimbulkan spekulasi dan berakibat nilai uang jatuh. 5) Selama kadar emas tetap pada setiap satu-satuan moneternya akan menjamin stabilitas pertukaran dan perdagangan luar negeri, tetapi tidak menjamin keseimbangan harga di dalam negeri.

B.Standar Perak Standar perak adalah suatu sistem standar moneter di mana suatu bangsa bebas memperjualbelikan perak dengan harga yang pasti dan mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor perak tanpa batas. Standar perak mempunyai kebaikan dan keburukan yang sama dengan standar emas. C.Standar Kembar Standar kembar artinya suatu negara menggunakan dua logam sebagai logam standar, misalnya emas dan perak dengan perbandingan tertentu di antara kedua macam standar tersebut. Kebaikan standar kembar di antaranya sebagai berikut. 1) Kurang memadainya penyediaan emas sebagai uang dan kredit, mendorong dipakainya standar logam kembar. 2) Dapat menciptakan kestabilan nilai uang daripada standar tunggal yang didasarkan atas emas. 3) Nilai dari cadangan emas juga akan lebih stabil karena produk si emas dan perak berubah-ubah dalam arah yang berlainan. Sedangkan keburukan standar kembar yaitu berlakunya Hukum Gresham. Sebagai jawaban untuk mengatasi agar tidak terjadi kenyataan yang dikemukakan oleh Gresham dinamai dengan istilah Hukum Newton.

Standar Kepercayaan Nilai uang tidak dijamin dengan seberat terentu barang tetapi masyarakat percaya bahwa uang merupakan suatu alat tukar yang sah. B. Standar Kepercayaan (Faith Standard) atau Standar Kertas Standar kepercayaan merupakan sistem moneter di mana nilai uang tidak dijamin dengan seberat tertentu barang, tetapi kepercayaan masyarakat dapat menerima uang sebagai alat pembayaran yang sah. Kebaikan standar kepercayaan di antaranya sebagai berikut. 1) Terlepasnya dari cadangan logam untuk penciptaan uang dan kredit mengakibatkan perluasan uang dan kredit serta memenuhi persyaratan perdagangan. 2) Akibat yang bersifat inflasi dan deflasi dari standar emas otomatis dapat di hindari. 3) Lebih murah untuk mencetak uang kertas daripada uang logam. Adapun keburukan standar kepercayaan antara lain sebagai berikut. 1) Tidak dikaitkannya dengan cadangan logam mengakibatkan pencetakan uang kertas dan kredit bank yang berlebihan. 2) Pencetakan uang adalah suatu hal yang mudah tetapi akan berakibat inflasi yang hebat (hyperinflation). 3) Dapat mengakibatkan fluktuasi harga atau nilai tukar valuta asing sehingga dapat menghancurkan keuangan internasional, perdagangan, dan investasi.

Perkembangan Sistem Moneter International Standart Barang dan Standart Kepercayaan

Sistem Moneter International Diawali pada tahun 1870-an ketika hegemoni Inggris yang berlangsung santer terhadap perekonomian global. Sejarah sistem moneter internasional ini diawali pada tahun 1870-an, ketika hegemoni Inggris yang berlangsung santer terhadap perekonomia n global. Inggris pada abad tersebut mendominasi bidang manufaktur atau industri dan menjadi produsen utama dari sekitar setengah cadangan besi dan batu bara skala global. Padahal, dari jumlah produksi tersebut, Inggris sendiri hanya mengokonsumsi kurang dari setengah yang diproduksinya. Sementara itu, Inggris Raya juga memiliki kemampuan ekonomi yang kuat. Hal ini dilihat dari jumlah stok emas global yang dimiliki nya semasa periode 1870 – 1913 yang merupakan terbesar di dunia. Inggris juga mampu membiayai sekitar 60% kredit jangka pendek dari seluruh transaksi perdagangan global. Kekuatan finansial Inggris ini kemudian membuat Inggris berinisiasi untuk membentuk sistem keuangan berstandar emas. Sistem keuangan dengan standar emas ini mulai dilakukan sejak 1875.

Sistem ini lalu diikuti oleh berbagai negara lain di dunia, terutama negara-negara di Eropa. Momentum inilah yang mengawali terbentuk nya sejarah pasar mata uang dunia, sekaligus sistem moneter internasional. Dalam sistem pasar mata uang ini, pemerintah masing-masing negar a menjamin pertukaran mata uang ke jumlah tertentu dalam hitungan emas (fixed weight) dan sebaliknya (convertibily). Sederhananya, mata uang yang beredar didukung oleh emas (backed by gold). Untuk menyesuaikan pada sistem ini, pada akhir abad 19, seluruh negara ekonomi utama pun telah menentukan nilai mata uang denga n standar ons emas. Adapun nilai tukar (exchange rate) dari kedua mata uang tersebut didasarkan pada perbedaan nilai ons emas antara dua mata uang. Inilah yang menjadi alat standardisasi pertama mata uang dalam sejarah dunia. Jaringan keuangan yang berlangsung antarnegara-negara secara luas inilah yang membuat para ahli pantas menyebutnya sebagai sistem keuangan internasional atau International Monetary System (IMS). Ketika itu, juga terjadi penyatuan mata-mata uang yang ada di kawasan regional seperti Latin Monetary Union (Belgia, Italia, Swiss, dan Perancis) dan Scandinavian Monetary Union (Denmark, Norwegia, Swedia, dan lain-lain). Sejarah perkembangan sistem moneter internasional secara umum dapat dikelompokkan dalam tiga masa, yakni masa pra perang dunia, masa perang dunia, dan masa pascaperang dunia. Periodisasi ini di lakukan berdasarkan perbedaan karakteristik dari sistem moneter internasional yang digunakan, sesuai keadaan ekonomi-politik dunia dari tiga periode waktu.

Sejarah Dinar dan Dirham Dinar berasal dari bahasa Yunani “denarius”, yaitu mata uang yang terbuat dari emas. Dan dirham berasal dari kata “drachma” yang terbuat dari perak.

Sejarah Dinar dan Dirham Mata uang yang berfungsi sebagai alat tukar baik sebelum datangnya islam maupun sesudahnya. Secara bahasa, dinar berasal dari bahasa Yunani “denarius”, yaitu mata uang yang terbuat dari emas. Dan dirham berasal dari kata “drachma” yangterbuat dari perak. Dinar dan dirham berlaku sebagai alat pembayaran. Menurut hukum Islam, dinar yang dipergunakan adalah setara 4,25 gram emas 22 karat dengan diameter 23 milimeter. Standar ini telah dipergunakan oleh World Islamic Trading Organization (WITO) hingga saat ini. Sedangkan uang dirham setara dengan 2,975 gram perak murni. Dinar dan dirham adalah mata uang yang berfungsi sebagai alat tukar baik sebelum datangnya Islam maupun sesudahnya. Dalam bentuk yang sederhana, uang emas dan perak diperkenalkan oleh Julius Cesar dari Romawi sekitar tahun 46 SM. Julius Cesar pula yang memperkenalkan standar konversi dari uang emas dan ke uang perak dengan perbandingan 1:12 emas terhadap perak.

Pada masa sebelum datangnya Islam, uang dinar merupak an uang yang digunakan dalam transaksi perdagangan. Menurut keterangan Abdul Qadim Zallum, dinar dan dirham telah dikenal oleh bangsa Arab sebelum datangnya Islam. Mata uang ini diperoleh dari hasil perdagangan yang mereka lakukan di negara-negara sekitarnya. Para pedagang jika pulang dari Syam membawa dinar emas Romawi (Byzantium), dan dari Irak membawa dirham perak Persia (Sassanid). Dengan demikian sudah banyak mata uang asing yang masuk berupa dinar emas Romawi dan dirham perak Persia. Ketika Rasulullah SAW datang sebagai tanda kedatangan Islam, beliau mengankui berbagai transaksi yang menggunakan dinar Romawi dan dirham Persia, serta standar timbangan yang berlaku di kalangan kaum Quraysy untuk menimbang berat dinar dan dirham. Sehubungan dengan hal ini, Rasulullah bersabda, “Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Dawud dan an-Nasa’i).

Dalam sejarah umat Islam, Rasulullah dan para sahabat menggunakan dinar dan dirham sebagai mata uang mereka. Di samping sebagai alat tukar, dinar dan dirham juga dijadikan sebagai standar ukuran hukum-hukum shar’i, seperti kadar zakat dan ukuran pencurian. Kaum muslim terus menggunakan dinar Romawi dan dirham Persia dalam bentuk cap dan gambar aslinya sepanjang hidup Rasulullah SAW dan dilanjutkan oleh masa kekhalifahan Abu Bakar dan pada kekhalifahan ‘Umar bin Khattab. Pada masa pemerintahannya, khalifah ‘Umar bin Khattab pada tahun 20 hijriah, yaitu tahun kedelapan kekhalifahan ‘ Umar bin Khattab mencetak uang dirham baru berdasarkan pola dirham Persia. Berat, gambar, maupun tulisan Balawin ya (huruf Persia) tetap ada, hanya ditambah dengan lafazh yang ditulis dengan huruf Arab gaya Kufi, seperti lafaz Bismillah dan Bismillahi Rabbi yang terletak pada tepi lingkaranya. Beliau juga memberi gambar tambahan bertuliskan Alhamdulillah dan dibaliknya bertuliskan Muhammad Rasulullah.

Pada awal pemerintahan ‘Umar pernah muncul pemikiran untuk mencetak uang dari kulit, namun dibatalkan karena tidak disetujui oleh para sahabat yang lain. Mata uang khalifah Islam yang mempunyai cirian khusus baru dicetak oleh khalifah Ali bin Abi Talib, namun peredaranya sangat terbatas karena kondisi politik pada masa tersebut. Mata uang dengan gaya Persia dicetak pula di zaman Mu’awiyah dengan dicantumkan gambar dan nama kepala pemerintah pada mata uang. Mata uang yang beredar pada waktu itu belum berbentuk bulat seperti uang logam sekarang ini. Baru pada zaman Ibn Zubair dicetak untuk pertama kalinya mata uang dengan bentuk bulat, namun peredarannya terbatas di Hijaz. Sampai dengan zaman ini mata uang khalifah beredar bersama dengan dinar Romawi, dirham Persia.

Barulah pada zaman ‘Abd al-Malik, pemerintah mendirikan tempat percetakan uang, dan mata uang khalifah dicetak secara terorganisir dengan pengawasan pemerintah. Beliau mencetak dirham khusus bercorak Islam pada tahun 75 Hijriah, dan meninggalkan pola dinar Romawi. Gambar- gambar dinar lama diubah dengan tulisan dan lafaz-lafaz Islam, seperti Allah Ahad dan Allah Baqa’. Sejak itulah orang Islam memiliki dinar dan dirham Islam yang secara resmi digunakan sebagai mata uangnya. Dalam perjalanan nya sebagai mata uang yang digunakan, dinar dan dirham cenderung stabil dan tidak mengalami inflasi yang cukup besar kurang waktu 1500 tahun. Kemudian pada masa pemerintahan Bani Mamluk, beredar banyak jenis mata uang dengan nilai kandungan logam mulia yang berlainan satu sama lain. Ketika itu, beredar tiga jenis mata uang, yaitu dinar (emas), dirham (perak) dan fullus (tembaga). Peredaran dinar sangat terbatas, peredaran dirham berfluktuasi kadang-kadang malah menghilang, sedangkan yang beredar luas adalah fullus. Fenomena inilah yang dirumuskan oleh IbnTaymiyah bahwa uang dengan kualitas rendah akan menendang keluar kualitas yang baik.

Dalam keadaan seperti itu, Ibn Taymiyah meminta Sultan untuk menghentikan turunnya nilai uang dan menentang percetakan uang yang berlebihan. Biaya percetakan haruslah menjadi beban anggaran negara yang diambil dari baitul al-maal dan jangan negara berbisnis uang dengan membeli tembaga kemudian mencetak fullus sehingga mendapat keuntungan dari percetakan tersebut. Berdasarkan perkembangan sejarah ini, terdapat tiga mata uang yang pernah digunakan dalam pemerintahan Islam, yaitu dinar dengan bahan dasar emas, dirham dengan bahan dasar perak, dan fullus dengan bahan dasar tembaga. Penggunaan dinar dan dirham telah menciptakan suatu stabilitas dalam perekonomian di pemerintahan Islam pada masa itu, meskipun mengalami kesulitan apabila harus menggunakannya untuk transaksi yang kecil. Sehingga kemudian muncullah mata uang baru, yaitu fullus Pada awalnya fullus membantu mendorong perekonomian. Tetapi, semenjak pemerintahan Islam menjadikan fullus sebagai objek untuk berbisnis uang serta pencetakan yang berlebihan, hal itu telah menimbulkan instabilitas dalam perekonomian.

Mungkinkah Sistem Standart Emas Berlaku Kembali ? Mungkin ? Atau Tidak ?

Mengapa Diberlakukan Sistem Standar Emas? Alasan utama mengapa emas dijadikan standar dalam menetapkan mata uang adalah karena nilai emas yang cenderung stabil dibanding logam mulia lainnya. Hal ini dapat membantu dalam menjaga stabilitas mata uang, terutama terhadap pertukaran dengan kurs nilai tukar atau valuta asing. Kestabilan nilai emas yang berlaku di hampir semua negara ini diharapkan dapat menciptakan keseragaman dalam sistem moneter dunia. Sedangkan bagi pembiayaan yang dilakukan negara sendiri, sistem standar emas dapat membantu dalam menjaga agar neraca pembayaran tetap berada dalam kondisi stabil. Meskipun terjadi defisit atau surplus pembayaran, jumlahnya tidak besar dan dapat menyusut seiring dengan berjalannya waktu. Dengan begitu, neraca pembayaran pun dapat menjadi seimbang dan kembali ke posisi semula. Alasan lain penggunaan sistem ini adalah tingginya kepercayaan masyarakat terhadap emas yang dipandang sebagai logam mulia yang berharga. Kepercayaan ini juga dipengaruhi dengan stabilitas nilai emas dan penggunaannya yang bisa diterapkan maupun ditukar dimana saja. Bahkan meskipun sistem standar emas tidak digunakan lagi, sampai sekarang masyarakat masih menggunakan emas sebagai bentuk investasi mereka.

Kekurangan Sistem Standar Emas Meskipun sistem standar emas memiliki berbagai keunggul an yang menjadikannya alasan kuat untuk diterapkan dalam perekonomian negara, tetap saja ada kekurangan di dalamnya. Kelemahan yang utama adalah jumlah emas yang terbatas bahkan cukup langka, sehingga dapat mengancam persediaan emas suatu negara. Sebagai logam mulia dan sumber daya yang tak dapat diperbaharui, cadangan emas yang terbatas akan sulit mengikuti pertumbuhan ekonomi dunia. Selain itu, nilai emas cukup tinggi untuk digunakan sebagai standar nilai tukar dan alat pembayaran yang berlaku dalam keseharian masyarakat. Nilai yang tinggi ini membuat adanya kesulitan dalam melayani transaksi yang bernilai lebih kecil dibanding dengan nilai emas. Penerapan sistem ini juga akan memicu munculnya oknum yang melakukan perbuatan curang, seperti mengurangi kadar emas atau bahkan memalsukan emas.

Penerapan Sistem Standar Emas Penggunaan sistem standar emas sebagai acuan dalam m enentukan nilai mata uang mulai dilakukan sejak abad ke-1 9, tepatnya di tahun Saat itu, pemerintah Inggris men ggunakan sistem standar emas dalam menentukan nilai po ndsterling sebagai alat pembayaran. Penerapan sistem sta ndar emas ini pun diikuti oleh negara-negara lain di Eropa seperti Jerman dan Prancis, hingga sampai digunakan juga oleh Amerika Serikat. Sistem standar emas pun menjadi sistem moneter yang be rlaku dalam kancah internasional, dimana hampir semua n egara menggunakan sistem tersebut. Terlebih lagi negara y ang menjadi sektor utama dalam perekonomian dunia, sep erti negara-negara adidaya. Sistem ini mulai ditinggalkan k etika terjadi kekacauan politik di Eropa yang mengakibatka n pecahnya Perang Dunia I dan II.

Dana Moneter International Organisasi International Beranggotakan 189 Negera

Dana Moneter International Organisasi internasional beranggotakan 189 negara yang bertujuan mempererat kerja sama moneter global Organisasi internasional beranggotakan 189 negara yang bertujuan mempererat kerja sama moneter global, memperkuat kestabilan keuangan, mendorong perdagangan internasional, memperluas lapangan pekerjaan sekaligus pertumbuhan ekonomi berkelanj utan, dan mengentaskan kemiskinan di seluruh dunia. Organisasi ini bermarkas di Washington, D.C. DMI dibentuk pada tahun 1944 dalam Konferensi Bretton Woods, kemudian diresmikan tahun 1945 dengan 29 negara anggota. DMI sejak awal bertujuan menata ulang sistem pembayaran internasional. Negara anggota menyumbangkan dana cadangan menggunakan sistem kuota. Dana cadangan tersebut dapat dipinjam oleh negara-negara yang mengalami kesulitan dalam neraca pembayarannya. Hingga 2010, dana cadangan DMI mencapai SDR 476,8 miliar, sekitar US$755,7 miliar atau Rp6,73 kuadriliun menurut nilai tukar tahun itu. Lewat dana ini, dibantu aktivitas lainnya seperti pencatatan statistik dan analisis, pengawasan ekonomi negara anggota dan tuntutan kebijakan tertentu, DMI berupaya memperbaiki ekonomi negara-negara anggotanya.Tujuan organisasi ini tercantum dalam Pasal Persetujuannya,yaitu mempererat kerja sama moneter internasional, mendorong perdagangan internasional, ketersediaan lapangan pekerjaan, kestabilan nilai tukar, pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan menyalurkan sumber daya kepada negara anggota yang mengalami kesulitan keuangan. (sumber :Wikipedia) Dana Moneter Internasional (DMI) International Monetary Fund; IMF)

Thank you Semoga Menambah Pengetahuan Teman-teman