Metode Kuantitatif untuk Penelitian Sosial Ananda Sabil Hussein, PhD, CMA Disampaikan pada Workshop Metode Kuantitatif STIE PGRI Dewantara Jombang 2018
Mengapa Menggunakan PLS-SEM Cocok untuk jumlah sampel kecil Non-normal data Indikator formatif dan reflektif Single indicator Menguji teori Melakukan prediksi Kompleks model Model hierarki Exploratory dan pengembangan teori
Formatif dan Reflektif X11 X12 X13 X11 X12 X13 X1 X1
Jumlah Sampel Menurut Barclay, Higgins, & Thompson (1995) Berdasarkan effect size (Cohen, 1980) 10 times the largest number of formative indicators used to measure a single construct, or 10 times the largest number of structural paths directed at a particular construct in the structural model. minimum sample size requirements necessary to detect minimum R2 values of 0.10,0.25,0.50 and 0.75 in any of the endogenous constructs in the structural model for significance levels of 1%,5%,and 10%,
Langkah-langkah dalam PLS-SEM Menspesifikasi model struktural Menspesifikasi pengukuran Pengumpulan data PLS estimasi Melakukan evaluasi terhadap pengukuran Melakukan evaluasi terhadap struktural model Menguji hipotesa Melakukan intepretasi
Melakukan Pengujian Pengukuran (Outer Model Evaluation) Konvergen Validity AVE > 0.5 Outer loading >0.7 (ideal) Discriminant Validity Komparasi cross loading dengan outer loading Fornel-larcker HTMT <0.90 Reliability Composite reliabilit > 0.7
Outer Model (lanjutan)
Melakukan Pengujian Structural (Inner Model Evaluation) GoF (small = 0.1, medium = 0.25 and large = 0.36. Q2 > 0 R2 SRMR < 0.08 VIF < 3.3 NFI > 0.80
Pengujian Hipotesis Direct Effect Indirect Effct Efek moderasi Multi Group Analysis (MGA)
Aplikasi Pada Penelitian Seorang peneliti menemukan masalah penelitian bahwa kinerja UKM pada industri manufaktur menurun dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan masalah tersebut peneliti ingin meneliti bagaimana meningkatkan kinerja bisnis dari UKM pada industri tersebut Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti menggunakan Grand Theory yaitu Resource Advantage Theory of Competition (Hunt, 1995)
Aplikasi Pada Penelitian Berdasarkan RATOC maka peneliti memasukkan variabel Knowledge Sharing sebagai variabel independen yang mempengaruhi Kinerja Knowledge Sharing Kinerja Bisnis
Aplikasi Pada Penelitian Dari kajian literatur yang mendalam ditemukan bahwa terdapat sebuah gap pada penelitian yaitu ketidak jelasan proses antara knowledge sharing dengan kinerja Untuk menutup gap tersebut, peneliti ingin mengembangkan sebuah konsep baru yang diturunkan dari teori resource based view dan flexibility enachment theory. Teori baru ini diberi nama Marketing flexibility capabilities. Pengukuran dari variabel ini merupakan gabungan dari marketing capabilities dan flexibility. Selain itu kajian teori juga menemukan bahwa learning orientation merupakan variabel yang berperan dalam MFC dan kinerja bisnis.
Aplikasi Pada Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut maka model teori yang dibangun pada penelitian ini adalah Learning Orientation Knowledge Sharing MFC Kinerja