Spiritualitas PELAYANAN Seorang pelayan yang baik tidak memusatkan perhatian hanya kepada umat yang pandai atau berkecukupan, tetapi justru kepada umat yang kurang pandai, yang bermasalah, karena kurang mendapat perhatian dan kasih dari keluarganya, atau mereka yang jauh dari imannya
Bunda Teresa dari Kalkuta mengatakan “The fruit of silence is prayer, the fruit of prayer is faith, the fruit of faith is love, the fruit of love is service, the fruit of service is peace.” Ternyata untuk menjadi pelayan yang sejati, tidaklah cukup hanya dengan modal semangat ’45 untuk melayani, namun harus ditunjang dengan keheningan dan doa, iman dan kasih. Hal-hal ini merupakan jiwa dari pelayanan, yang merupakan inti yang terdalam dari pelayanan.
Tanpa inti yang menjiwai pelayanan ini, maka seorang pelayan cenderung mementingkan ambisi pribadinya, atau melakukan pelayanan dengan ala kadarnya, atau mudah meninggalkan pelayanan kalau menemui ketidakcocokan dengan teman satu pelayanan, atau akan mudah ngambek kalau merasa tidak dihargai oleh orang lain.
Tanpa doa, iman dan kasih, pelayanan tidak mempunyai jiwa Tanpa doa, iman dan kasih, pelayanan tidak mempunyai jiwa. Sama seperti tubuh akan mati jika tidak mempunyai jiwa, maka pelayanan-pun akan berhenti jika tidak dijiwai doa, iman dan kasih. Seorang pelayan tanpa jiwa pelayanan akan menjadi loyo dan tidak mempunyai sukacita dan damai ketika melakukan pekerjaan-pekerjaan pelayanan…
Siapa diantara kita yang tidak pernah “khawatir” akan apa yang akan kita makan? Akan masa depan anak-anak kita? Akan masa depan Gereja dan paroki kita? Akan segala nya ? (lihat Mat 6: 25-34 Galau tingkat dewa….
Ciri-Ciri Kasih Kristus dihadirkan.. Insan pelayan akan melakukan yang terbaik bukan untuk mendapat pujian dari sesamanya, namun karena ingin memberikan terbaik bagi Kristus yang ia kasihi dan yang telah lebih dahulu mengasihi dia. Sebab kasih kepada Kristus yang berakar atas iman, dinyatakan dalam kasih kepada sesama.
Ada pengampunan…..