ANALISIS KEPEMIMPINAN BERDASARKAN CIRI AHMAD RAMADHAN PAKPAHAN MANAJEMEN STRATEGIK.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB 8 Audit Keuangan.
Advertisements

BUDAYA PERUSAHAAN DAN ETIKA
Fungsi-ungsi kepemimpinan
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
ANALISIS KEPEMIMPINAN BERDASARKAN CIRI-CIRI YANG DIMILIKI OLEH PEMIMPIN
Andi alfian alipaisal ( )
Ajaran-Ajaran Sang Buddha tentang Pemimpin
Carrier Management.
Kepemimpinan Wirausaha
PERTEMUAN 15 KONFLIK.
BAB V KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF, DELEGASI DAN PEMBERDAYAAN
PERTEMUAN 9 KEPEMIMPINAN.
PENGARAHAN / KEPEMIMPINAN
KEPEMIPINAN.
MERUMUSKAN TUJUAN PELATIHAN DAN PENDIDIKAN
PENGARAHAN / KEPEMIMPINAN
ETIKA BISNIS purwati.
Fungsi-Fungsi kepemimpinan
BAB 7 & 8 KEPEMIMPINAN ( Leadership )
SUPARMAN SUPRIADI, dr, MKes
PENGENALAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Bahan kuliah SDM Syafrizal Helmi
KEPEMIMPINAN 1. M. Ghantar
KEPEMIMPINAN Ahmad Nizar Yogatama, S.E., M.M.
MANAJEMEN UMUM.
PROSES MANAJEMEN OLEH : ADEK KURNIA ROZA, S.Kom.
SESI 04: PROSES PERENCANAAN
PSIKOLOGI INDUSTRI.
KEPEMIMPINAN PERTEMUAN 9.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MAKUL : MBS 2 sks Dr. Ratnawati Susanto, M.M.,M.Pd
PERENCANAAN Lecture 6 Disampaikan oleh: Dr. Ir. NUDDIN HARA.
ORGANISASI, KEPEMIMPINAN & PERILAKU ADMINISTRASI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Carrier Management.
Teori Dasar Sistem [IS1223]
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
ANALISIS KEPEMIMPINAN BERDASARKAN CIRI-CIRI YANG DIMILIKI OLEH PEMIMPIN
KERJASAMA TIM DAN KEPEMIMPINAN
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
PENILAIAN POTENSI DIRI WIRAUSAHA
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL
BIMBINGAN KONSELING.
MOTIVASI & DINAMIKA KELOMPOK
Keputusan (Decision).
KEPEMIMPINAN.
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE HAS
SMA 1 KUDUS EKONOMI MANAJEMEN.
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE HAS
Merumuskan Solusi Masalah
PERAN KEPEMIMPINAN Dalam kerangka manajemen, kepemimpinan merupakan sub sistem dari pada manajemen. Karena mengingat peranan vital seorang pemimpin dalam.
PENDEKATAN-PENDEKATAN KEPEMIMPINAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Wadah kerjasama untuk mencapai tujuan  ORGANISASI
BAB VIII PERENCANAAN KARIER
Pengaruh Faktor-Faktor Non-Rasional Dalam Pengambilan Keputusan
Oleh : Mohamad Rizal Nur Irawan
Oleh : Ahmad Sayuti Sistem Informasi UIN SUSKA Riau
PERENCANAAN KARIER Achmad Rozi EL Eroy.
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
Kepemimpinan Wirausaha. Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang ke arah tercapainya.
Pertemuan 9 :Conflict Management Disusun : Lies Sunarmintyastuti
KET. INTER-INTRA PERSONAL
BAB III PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI
KET. INTER-INTRA PERSONAL
PENGANTAR MANAJEMEN – UNIVERSITAS GUNADARMA
Transcript presentasi:

ANALISIS KEPEMIMPINAN BERDASARKAN CIRI AHMAD RAMADHAN PAKPAHAN MANAJEMEN STRATEGIK

Pada saat seseorang menduduki suatu jabatan pimpinan tertentu, dapat dipastikan bahwa orang tersebut mamiliki hanya sebagian saja dan ciri – ciri tersebut. selebihnya merupakan hal yang harus di usahakan pemilihannya selama seseorang meneliti karirnya. Dengan usaha yang amat sungguh – sungguh pun tetap tidak ada jaminan bahwa keseluruhan ciri – ciri itu telah di milikinya pada waktu yang bersankutan mengakhiri masa pengabdian nya pada organisasi.

Teori tentang analisis kepemimpinan berdasarkan ciri yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan “ traits theory” memberikan petunjuk bahwa ciri – ciri Ideal tersebut ialah : 1.Pengetahuan umum yang luas 2.Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang 3. Sifat inkuistik 4.Kemampuan analitik 11.pragmatisme 6.Kapasitas integrtif 7.Keterampilan berkomunikatif secara efektif 10.objektivitas 5. Daya ingat yang kuat 9.rasionalitas 8.Keterampialan mendidik 12.Kemampuan menentukan skala prioritas 13.Kemampuan membedakan urgen yang penting 14.Rasa tepat wktu 15.Rasa kohesi yang tinggi 16.Naluri relevansi 17.keteladanan 18.Kesedian menjadi pendengar yang baik 19.adabtabilitas 20.fleksibilitaas 21.ketegasan 22.keberanian 23.Orientasi masa depan 24.Sikap yang antisipatif

1.PENGETAHUA N UMUM YANG LUAS Semakin tingi kedudukan seseorang dalam hirarkhi kepemimpinan organisasi, ia semakin di tuntut untuk mampu berpikir dan bertindak sebagai seorang generalis. Beberapa contoh berikut ini akan membuktikan kebenaran pendapat atau analogi diatas.

2.KEMAMPUAN BERTUMBUH DAN BERKEMBANG Dalam banyak situasi dan dalam banyak organisasi, sering tidak ada pilihan kecuali menetapkan tembaga – tembaga spesialisasi dalam berbagai posisi kepemimpinan. banyak alasan mengapa banyak organisasi bertindak demikian

3. SIFAT YANG INKUISITIF Sifat inkusitif, atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap yang mencerminkan dua hal, yaitu : pertama, Tidak merasa puas dengan tingkat dan pengetahuan yang telah di miliki, kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal – hal baru.Sifat ini menjadi salah satu kepemimpinan yang sangat penting untuk dimiliki karena dinamika kehidupan moderen yang sudah barang tentu harus di imbangi oleh dinamika organisasi.

4.KEMAMPUAN ANALITIK Berbagai teori tentang kepemimpinan yang efektif dan pengalaman banyak orang menujukan bahwa efektifvitas kepemimpinan seseorang tidak lagi terletak pada kemampuannya untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang di perlukan adalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah.

5. DAYA INGAT YANG KUAT Seorang pemimpin harus seorang yang jenius. Akan tetapi kemampuan intelektualnya seperti daya kognitif dan penalarannya haruslah berbeda di atas kemampuan rata rata dari orang – orang yang di pimpinnya. salah satu berntuk kemampuaan intelektual tersebut adalah daya ingat yang kuat.

6. KAPASITAS INTEGRATIF Organisasi – organisasi moderen, terutama yang besar,dengan tujuan dan sasaran yang beraneka ragam, terdiri dari berbagai satuan kerja yang sering menuntut pengetahuan, ketrampilan dan teknik serta metode kerja yang spesialistik. peralatan yang di gunakan pun sering bersifat khusus pula.Semua satuan kerja yang ada dalam organisasi yang biasanya tergambar pada program – program sudah barang tertentu memainkan peran tertentu pula dalam rangka memberikan saham dan sumbangsihnya kearah tecapainya tujuan dan aneka ragam sasaran yang telah di tetapkan sebelum nya itu.

7. KETERAMPILAN BERKOMUNIKAS I SECARA EFEKTIF kehidupan organisasional terdapat empat jenis fungsi komunikasi, yaitu: fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan

8. KETERAMPILAN MENDIDIK Mendidik disini diartikan secara luas, tidak terbatas hanya pada cara-cara mendidik yang ditempuh secara formal. Misalnya, jika seorang pemimpin melihat seorang bawahannya melaksanakan tugas dengan cara yang tidak atau kurang tepat.Kalau seorang pimpinan menunjukan sikap dan perilaku yang pantas untuk ditiru oleh orang lain, ia pun telah memainkan peranannya sebagai pendidik. Kalau seorang pemimpin mampu memberikan nasehat kepada para bawahannya untuk berbagai masalah yang dihadapinya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok tertentu dalam organisasi, ia pun telah menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.

9. RASIONALITAS Semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berfikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan diluar organisasi tersebut

10, OBJEKTIVITAS Salah satu perilaku yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah harus bersikap objektif dalam menjalankan peranan selaku seorang bapak dan penasehat bagi para bawahan, sikap adil para pejabat pimpinan menjadi salah satu kriteria utama.

11. PRAGMATISME Pragmatisme pada dasarnya berarti berfikir dan bertindak secara realistik. Dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatik biasanya terwujud dalam bentuk sebagai berikut:Kemampuan menentukan tujuan dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan sasaran yang realistik tanpa melupakan idealismeMenerima kenyataan apabila dalam perjalanan hidup tidak selalu meraih hasil yang diharapkan

12. KEMAMPUAN MENETUKAN PERINGKAT PRIORITAS Suatu organisasi tidak mungkin melakukan semua kegiatan yang dilaksanakan dengan intensitas yang sama. Berarti selalu ada keharusan untuk menetukan skala prioritas tertentu. Perlunya menetukan skala prioritas tertentu tidak hanya dituntut oleh keterbatasan kemampuan organisasional akan tetapi juga oleh situasi yang dihadapi, kondisi yang menantang, rintangan yang menghadang dan ancaman yang timbul. Bahkan faktor-fator tersebut menuntut peninjauan secara berskala prioritas yang telah ditetapkan untuk menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang diperkirakan akan dihadapi dimasa depan.

13. KEMAMPUAN MEMBEDAKAN YANG URGEN DAN YANG PENTING Seorang pimpinan perlu memiliki kemampuan untuk membedakan kegiatan apa yang bersifat urgen dan kegiatan yang bersifat penting. Bahkan sesungguhnya kemampuan demikian harus bersifat naluriah dalam arti bahwa secara intuitif seorang pemimpin dapat membedakan hal-hal apa yang bersifat urgen dalam dinamika organisasi dan hal-hal apa yang bersifat penting.

14. RASA TEPAT WAKTU Sering bahwa keberhasilan seorang pemimpin dalam menyelenggarakan fungsi-fungsi kepemimpinannya sangat ditentukan oleh kemampuannya memilih waktu yang tepat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.Dalam banyak hal seseorang tidak berhasil mencapai sasaran dan tujuannya karena waktu yang dipilihnya melakukan kegiatan tertentu atau keputusannya untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak tepat. Misalnya dalam hal pemecahan masalah. Jika suatu masalah tidak dipecahkan pada waktu yang tepat, dua kemungkinan menjadi besar terjadi. Pertama,cara pemecahan yang ditenpuh tidak tepat. Kedua, masalah berkembang sedemikian rupa sehingga pemecahannya dimasa depan menjadi semakin sulit.

15. RASA KOHESI YANG TINGGI ika dikatakan bahwa organisasi modern terutama yang besar dan kompleks harus dikelola berdasarkan pendekatan kesisteman, dalam hal interaksi yang pasti terjadi diantara para anggota organisasi, yang harus dijaga ialah kohesi antara para anggota organisasi tersebut. Hal ini berkaitan sangat erat dengan penyelesaian konflik yang mungkin timbul antara mereka.

16. NALURI RELEVANSI Seorang pimpinan perlu selalu menyadari kenyataan kelangkaan sumber dana dan daya yang tersedia baginya mengharuskannya bekerja dengan tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang setinggi mungkin, berarti bahwa pimpinan tersebut dituntut mampu berfikir dan bertindak sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dari berbagai sasaran organisasional yang telah ditentukan sebelumnya

17. KETELADANAN Keterikatan ketat seseorang pimpinan kepada etika kerja pun merupakan salah satu unsur keteladanan yang sangat penting. Beberapa hal yang merupakan pencerminan dari etika kerja yang benar adalah: 1.Perlakuan bawahan secara manusiawi 2.Objektivitas dalam melakukan penilaian 3.Pengenaan sanksi yang bersifat mendidik 4.Janji dan ucapan yang dapat dipegang oleh orng lain 5.Gaya kepemimpinan yang demokratik, dan lain sebagainya Keterikatan ketat seseorang pimpinan kepada etika kerja pun merupakan salah satu unsur keteladanan yang sangat penting. Beberapa hal yang merupakan pencerminan dari etika kerja yang benar adalah: 1.Perlakuan bawahan secara manusiawi 2.Objektivitas dalam melakukan penilaian 3.Pengenaan sanksi yang bersifat mendidik 4.Janji dan ucapan yang dapat dipegang oleh orng lain 5.Gaya kepemimpinan yang demokratik, dan lain sebagainya

18.KESEDIAN MENJADI PENDENGAR YANG BAIK Seorang pemimpin perlu melatih diri menjadi pendengar yang baik dan pada kenyataannya menjadi pendengar yang baik bukanlah hal yang mudah, apalagi bagi seorang pimpinan yang karena status, posisi dan wewenangnya biasa didengar dan bukan mendengar

19. ADABTABILITAS Pemahaman yang tepat tentang situasi dan kondisi yang dihadapi serta waktu dan ruang dimana kepemimpinan itu diterapkan yang diikuti oleh gaya kepemimpinan tertentu merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efektifitas kepemimpinan seseorang. Singkatnya efektifitas kepemimpinan seseorang memerlukan sikap yang adaptif. Disinilah dampak “seni” memimpin

20. FLEKSIBILITAS Banyak keadaan dalam kehidupan organisasional yang menuntut sikap yang fleksibel. Salah satu di antaranya ialah dalam hal seorang pimpinan harus mengenakan sanksi terhadap para bawahannya. Misalnya, jika seorang pimpinan sangat kaku menerapkan ketentuan yang berlaku dalam mendisiplin para bawahannya, ia hanya akan bertindak “ by the book “ dan tidak akan berusaha memahami mengapa bawahannya itu melakukan tindakan tertentu yang dipandang menyalahi berbagai ketentuan yang ada, contoh : dalam hal absensi dan jam kerja.

21. KETEGASAN Ketegasan diperlukan dalam menghadapi situasi problematic, terutama yang timbul karena disiplin kerja yang tidak setinggi yang diharapkan.Jika usaha pembinaan dan pengarahan tidak mendatangkan hasil yang diharapkan, sudah barang tentu pinitif harus diambil. Akan tetapi agar tindakan punitive itu diterima oelh orang- orang yang dikenakan tindakan tersebut menerimanya secara ikhlas dan tidak justru menimbulkan sikap yang antipati yang dalam bentuknya yang ekstrem bisa menjurus kepada penolakan total.

22. KEBERANIAN Keberanian disini diperlukan terutama dalam pengambilan keputusan, dimana hubungan keputusan dengan resiko. Menunjukan bahwa pengambilan keputusan yang paling matang sekalipun tetap mengandung resiko ketidak tepatan atau ketidak berhasilan. Artinya, betapa pun matangnya langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan diambil, mulai dari identifikasi masalah, pengumpulan dan pengolahan informasi, identifikasi berbagai alternatif yang mungkin ditempuh dan analisisnya, pemilihan alternatif yang dipandang paling tepat tetap tidak ada jaminan mutlak bahwa keputusan yang diambil merupakan keputusan yang paling tepat.

23. ORIENTASI MASA DEPAN Seorang pemimpin harus dapat berpikir yang berorientasi masa depan, untuk dapat menentukan suatu bentuk orientasi masa depan yang tepat diperlukan suatu “potret” tiga dimensi dari organisasi yang dipimpinnya, yaitu masa lalu, masa sekarang dan masa depanJika seseorang tergolong sebagai traditionalis, orientasi waktunya akan ditujukan kemasa lalu dan bernostalgia akan merupakan cirri utamanya. Jika seorang tergolong sebagai oportunis, orientasinya adalah masa sekarang yang berarti mempunyai berbagai cirri seperti : ingin segera menikmati hasil pekerjaannya, wawasan hidup yang sempit dan ketidak mauan mengambil resiko besar.

24. SIKAP YANG ANTISIPATIF DAN PROAKTIF Salah satu sikap yang perlu dipupuk dan dikembangkan dalam merencanakan masa depan yang diinginkan itu ialah sikap yang antisipatif dan proaktif. Sikap demikian berarti banyak hal, antara lain A.Mengenali berbagai hal yang berpengaruh terhadap organisasi yang sekarang dominan dampaknya terhadap organisasi dan memperhitungkan sifat dampak tersebut di masa depan. B. Mampu mengidentifikasikan perkembangan- perkembangan yang sedang terjadi dan menganalisis apakah perkembangan itu bersifat sementara atau langgeng. C. Mampu melihat kecenderungan-kecenderungan yang timbul dan mengkaitkan kecenderungan- kecenderungan itu dengan sasaran-sasaran yang ingin dicapai. Salah satu sikap yang perlu dipupuk dan dikembangkan dalam merencanakan masa depan yang diinginkan itu ialah sikap yang antisipatif dan proaktif. Sikap demikian berarti banyak hal, antara lain A.Mengenali berbagai hal yang berpengaruh terhadap organisasi yang sekarang dominan dampaknya terhadap organisasi dan memperhitungkan sifat dampak tersebut di masa depan. B. Mampu mengidentifikasikan perkembangan- perkembangan yang sedang terjadi dan menganalisis apakah perkembangan itu bersifat sementara atau langgeng. C. Mampu melihat kecenderungan-kecenderungan yang timbul dan mengkaitkan kecenderungan- kecenderungan itu dengan sasaran-sasaran yang ingin dicapai.

Tidak sekedar memberikan reaksi terhadap situasi problematik yang timbul, akan tetapi mampu memperhitungkan sebelumnya bahwa akan timbul kondisi yang mungkin tidak menguntungkan bagi organisasi. Mampu berfikir dan bertindak proaktif dalam arti tidak sekedar mampu menampung berbagai akibat dari perkembangan dan perubahan yang terjadi, akan tetapi justru mampu mempengaruhi arah dan perkembangan danperubahan itu agar menguntungkan bagi masa depan organisasi. Dari sekian banyak ciri-ciri kepemimpinan yang ideal, bahwa tidak ada seorangpun yang dapat memiliki semua ciri tersebut, jelas bahwa mempraktekkan kepemimpinan merupakan proses yang terus berlangsung sepanjang perjalanan seseorang meniti karier manajerial. Keberhasilan seseorang dalam jabatan kepemimpinannya sangat tergantung pada sampai sejauh mana yang bersangkutan berhasil memiliki ciri-ciri ideal tersebut dan kemampuannya memilih ciri mana yang tepat ditonjolkan dalam menghadapi situasi, kondisi, waktu dan ruang tertentu untuk mendukung gaya kepemimpinan tertentu pula.

TERIMAKASIH