PENDANAAN JANGKA PANJANG Kelompok Nama AnggotaNIM KELOMPOK 2 1.Ragil Adhi Nugroho 2.Nurul Hidayat 3.Septian Ardhi Kuncoro 4.Zola Adhika Erlangga 5.Rizky Dwi Ananda 1.B B B B B
DAFTAR PUSTAKA Suad Husnan, Eny Pudjiastuti DASAR -Dasar Manajemen keuangan. Yoogyakarta: UPP STIM YKPN
Daftar Pembahasan 1. Kredit Investasi 2. Hipotek 3. Obligasi 4. Obligasi Konversi 5. Saham Preferen 6. Saham Biasa dan Right 7. Penerbitan Sekuritas Di pasar Modal
Kredit Investasi Jenis pendanaan ini disediakan oleh perbankan, dan masih banyak di manfatkan oleh kalangan pengusaha. Yang menarik adalah suku bunga kredit investasi di indonesia dinyatakan rendah dari suku bunga kredit modal kerja.
Contoh soal Pada awal tahun 20X0 suatu perusahaan mendatangani perjanjian kredit investasi selama lima tahun dari bank A Jumlah kredit Rp1.000 juta, telah diambil semua. Bunga sebesar 15% per tahun dari saldo kreditnya., dan perusahaan selalu membayar tepat pada waktunya meskipun pokok peminjaman belum diangsur satu rupiahpun. Pada awal tahun 20X3 perusahaan memperoleh tawam kredit dari bank asing dengan bunga hanya 13,5% per tahun. Sewaktu- perusahaan menyampaikan niatnya untuk melunasi kredit investasi tersebut, bank A menyatakan bahwa pelunasan sebelum jangka waktu 5 tahun dikarenakan denda dalam bentuk bunga sebesar 2%per tahun. Karena masih terdapat dua tahun sebelum jatuh tempo, pelunasan harus membayar bunga sebesar
Jawaban 2x2%xRp1.000 juta= Rp40juta. Apabila kredit tersebut diperlukan selama dua tahun lagi, apakah sebaiknya perusahaan beralih ke bak asing dengan membayar denda kepada bank A, ataukah tetap menggunakan bank ? Apabila beralih ke bank asing dan membayar denda, maka denda dan bunga yang dibayar selama dua tahun yang akan datang adalah Denda 40 juta Bunga= 2x13,5%x1000 juta 270 juta Total 310 juta Apabila bertahan Menggunakan Bank A, bunga yang dibayar adalah Bunga = 2x16%x juta = 320 juta
Hipotek(Mortgage) Hipotek merupakan bentuk hutang jangka panjang dengan agunan aktiva tidak bergerak (tanah,bangunan). Dalam perjanjian kreditnya disebutkan secara jelas aktiva apa yang dipergunakan sebagai agunan. Dalam peristiwa likuidasi kreditur akan dibayar terlebih dulu dari hasil penjualan aktiva tetap yang di pergunakan sebagai agunan. Apabila hasil penjualan ativa yang diagunkan tersebut belum cukup, maka sisanya menjadi kreditur umum, sama seperti pemilik obligasi
Obligasi Tipe obligasi konvensional sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya, dan karenanya tidak akan diulang lagi. Bagi penerbit dan pembeli obligasi risiko yang sering dihadapi adalah risiko karena perubahan suku bunga. Kita tahu bahwa suku bunga naik harga obligasi akan turun (pembeli obligasi rugi), dan apabila suku bunga turun harga obligasi akan naik(penerbit akan rugi). Karena itu kemudian muncul obligasi yang ditawarkan dengan suku bunga mengambang (floating rate). Misalnya ditentukan bahwa suku bunga obligasi sama dengan suku bunga rata-rata deposito jangka waktu enam bulan pada bank-bank pemerintah ditmbah dengan 1,00%
Obligasi Konversi Merupakan obligasi yang dapat dikonversikan (dirubah) menjadi saham biasa. Pemilik obligasi konvensi (convertible bonds, selanjutnya disingkat CB), sebenarnya memeiliki obligasi dan Opsi call atas saham perusahaan
Contoh soal Misalkan PT SH menerbitkan obligasi konversi, yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa pada lima tahun yang akan datang. Setiap lembar obligasi konversi dapat dikonversikan menjadi 100 lembar saham biasa. Obligasi konversi dengan nilai nominal Rp per lembar menyatakan coupon rate 14% per tahun.
Contoh tersebut menujukkan bahwa apabila pada akhir tahun kelima harga per lembar saham biasa mencapai lebih dari Rp10.000, maka para pemegang obligasi akan mengkonversikannya menjadi saham biasa. Kalau saham biasa dibawah Rp mereka akan memilih untuh mengangkan obligasi tersebut Dalam contoh diatas, rasio konversi adalah sebanyak 100, dan harga konversi adalah Rp Apabila saat ini harga saham biasa sebesar Rp8.000 per lembar, maka nilai konversi adalah 10 x Rp8.000 = Rp
Saham Preferen Saham yang memberikan dividen yang tetap besarnya. Apabila dikatakan dividen rate-nya sebesar 16%, dan nilai nominal saham tersebut adalah Rp1.000,maka setiap lembar saham preferen akan memperoleh dividen per tahun. Besarnya dividen tidak dipengaruhi oleh laba yang diperoleh oleh perusahaan. Sayangnya pembayaran dividen saham preferen tidak dapat dipakai sebagai pengurang pajak. Dengan kata lain, pembayaran dividen saham preferen dilakukan terhadap laba setelah pajak. Kadang saham preferen memberikan dividen yang kumulatif. Artinya apabila pada tahun lalu perusahaan rugi, maka besarnya dividen akan ditunda untuk dibayarkan keseluruhannya pada tahun ini. Kadang-kadang saham preferen juga mempunyai participating feature. Artinya, setelah para pemegang saham preferen menerima dividen sebesar 160, dan ternyata pemegang saham biasa memperoleh dividen sebesar 250, maka para pemegang saham preferen akan mendapat tambahan dividen sebesar 90. Berapa lama periode kumulatif dan ada tidaknya participating feature akan ditentukan dalam rapat pemegang saham
Saham Biasa dan Right Penjelasan tentang saham biasa telah banyak diberikan pada bab sebelumnya, dan karenenya tidak akan diulangi disini. Hanya saja disini dijelaskan variasi yang berkaitkan dengan saham biasa yaitu penerbitan right (right issue)
Penerbitan right akan dilakukan dengan cara sebagai berikut. Misalkan suatu perusahaan saat ini memiliki jumlah lembar saham sebanyak 10 juta dengan harga pasar saat ini Rp per lembar. Perusahaan memerlukan tambahan dana sebesar Rp 50 miliar untuk ekspansi. Perusahaan dapat saja menerbitkan saham baru dan menawarkan kepada publik umum. Apabila cara ini ditempuh, umumnya perusahaan harus menggunakan jasa lembaga penjamin (yang akan menjamin bahwa penerbitan tersebut akan laku terjual semua), atau menawarkan saham baru dengan harga yang lebih rendah dari harga saham saat ini. Keduanya akan mengakibatkan perusahaan menanggung biaya. Pilihan yang pertama mengakibatkan perusahaan harus membayar fee kepad a pihak penjamin, dan yang kedua berarti distribusi kemakmuran kepada pemegang saham baru. Untuk itu, alternatif lain adalah menawarkan kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru. Agar pemegang saham lama berminat untuk membeli saham baru tersebut, peusahaan akan menawarkan saham baru tersebut dengan harga yang (jauh) lebih murah dari harga saham saat ini.
Penerbitan Sekuritas Dipasar Modal Perusahaan yang menerbitkan sekuritas dipasar modal pada dasarnya menghindari proses intermediasi keuangan. Dengan kata lain, pihak yang kelebihan dana (para investor)menyerahkan langsung dananya kepihak yang memerlukan dana (perusahaan). Banyak pihak yang terlibat dalam penerbitan sekuritas dipasar modal. Banyaknya pihak yang terkait tersebut antar lain dimaksudkan agar tidak terjadi penipuan informasi kepada para pemodal.