PENGEMBANGAN TUJUAN DAN ISI KURIKULUM Disusun oleh: 1) DEWI SARTIKA TAMPUBOLON 2) REZKY TRINANDA SIMARMATA 3) BESTIN JUITA ZILIWU
Pengembangan kurikulum harus dimulai dengan menentukan landasan atau azas-azas pengembangannya sebagai fondasi, selanjutnya mengembangkan komponen-komponen inilah yang kemudian membentuk sistem kurikulum. Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Pengembangan Tujuan Kurikulum Kurikulum menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan dan isi atau bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam kurikulum; 1. Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap upaya pendidikan. 2. Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang kurikulum dalam mendesain model kurikulum yang dapat digunakan bahkan akan membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran. 3. Tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai kontrol dalam menetukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
1) Klasifikasi Tujuan Menurut Bloom, dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives yang terbit pada tahun 1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau tiga domain (bidang), yaitu : a) Kognitif b) Afektif c) Psikomotorik 2) Hirarkis Tujuan Dilihat hirarkisnya tujuan pendidikan terdiri atas tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur. Tujuan pendidikan dari yang bersifat umum sampai kepada tujuan khusus itu dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu: a) Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) b) Tujuan Institusional (TI) c) Tujuan Kurikuler (TK) d) Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)
3) Pengembangan Materi Kurikulum Bahan atau materi kurikulum (curriculum materials) adalah isi atau muatankurikulum yang harus dipahami siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. a. Sumber-sumber Materi Kurikulum Isi atau materi kurikulum pun harus bersumber pada tiga hal tersebut, yakni: Masyarakat beserta budayanya Siswa Ilmu pengetahuan b. Tahap Penyeleksian Materi Kurikulum Tahap penyeleksian materi kurikulum adalah langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh pengembang materi kurikulum dalam menentukan isi atau muatan kurikulum. Tahap penyeleksian merupakan tahap penting dalam pengembangan materi atau isi kurikulum. Ada beberapa tahap dalam menyeleksi bahan kurikulum yakni: identifikasi kebutuhan mendapatkan bahan kurikulum menganalisis bahan menilai bahan membuat keputusan.
c. Jenis-Jenis Materi Kurikulum Menurut Hilda Taba (1962), bahan atau materi kurikulum dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan, yakni fakta khusus, ide-ide pokok, konsep dan sistem berpikir. Fakta khusus adalah bentuk materi kurikulum yang sangat sederhana. Fakta khusus ini biasanya merupakan informasi yang tingkat kegunaannya paling rendah. Misalnya penduduk miskin di Jawa Barat berkisar antara 1 sampai 1,2 juta jiwa. Penduduk Jawa Barat biasa menggunakan waktu untuk membaca antara menit setiap hari. Ide-ide pokok bisa berupa prinsip atau generalisasi. Memahami ide pokok, memungkinkan kita bisa menjelaskan sejumlah gejala spesifik atau sejumlah materi pelajaran. Konsep menurut Hilda Taba lebih tinggi tingkatannya dari ide pokok. Memahami konsep berarti memahami sesuatu yang abstrak sehingga mendorong anak untuk berpikir lebih mendalam. Konsep akan muncul dalam berbagai konteks, sehingga pemahaman konsep akan terkait dalam berbagai situasi, misalnya konsep tentang kemiskinan, kebudayaan, perubahan sosial dan lain sebagainya. Sistem berpikir, berhubungan dengan kemampuan untuk memecahkan masalah secara empirik, sistematis dan terkontrol yang kemudian dinamakan berpikir ilmiah. Setiap disiplin ilmu memiliki sistem berpikir yang tidak sama. Oleh sebab itu, materi tentang sistem berpikir erat kaitannya dengan struktur keilmuan.
d. Kriterian Penetapan Materi Kurikulum Secara umum ada beberapa pertimbangan dalam menetapkan materi kurikulum yang baik khususnya ditinjau dari sudut siswa, yakni: Tingkat kematangan siswa Tingkat pengalaman anak Taraf kesulitan materi