Bab 3 Teori Ekonomi Klasik dan Keynesian Mata Kuliah Teori Ekonomi 2
Dasar Filosofi Ekonomi Klasik Perekonomian didasarkan pada sistem bebas berusaha (Laissez Faire) yaitu setiap individu bebas dalam melakukan kegiatan ekonomi apapun. Ekonomi seperti halnya alam semesta, ekonomi akan mampu memulihkan dirinya sendiri (self-regulating) karena ada tangan tak terlihat (invisible hand). Mekanisme pasar mampu menjadi alat alokasi sumber daya yang efisien lewat proses pertukaran.
Dasar Filosofi Ekonomi Klasik Peranan uang dalam ekonomi netral (money neutrality) yang artinya uang semata-mata hanya sebagai alat transaksi. Proses penyesuaian lewat mekanisme pasar (supply and demand) dapat tercapai seketika juga. (mengabaikan dimensi waktu dan tempat). Pemerintah tidak perlu campur tangan dalam perekonomian.
Ekonomi Klasik dalam Pasar Barang Di Pasar Barang, sifat self-regulating ini dicerminkan oleh adanya proses yang otomatis membawa kembali ke posisi PDB yang menjamin full-employment, apabila karena sesuatu hal perekonomian tidak pada posisi ini. Landasan dari keyakinan ini adalah: Berlakunya hukum Jean Baptiste Say yang menyatakan bahwa “Supply creates its own demand,” Anggapan bahwa semua harga fleksibel.
Ekonomi Klasik dalam Pasar Tenaga Kerja Di Pasar Tenaga Kerja, dalam jangka pendek hanya ada pengangguran sukarela. Tetapi pengangguran inipun hanya bersifat sementara, karena apabila harga-harga turun (termasuk upah), maka konsumsi dan produksi akan kembali lagi ke tingkat semula (yaitu full-employment). Upah (W) F S W1 W2 D1 D2 NU NF Jml Pekerja
Ekonomi Klasik dalam Pasar Uang Di Pasar Uang, terdapat teori kuantitas yang menyatakan bahwa permintaan akan uang adalah proporsional dengan nilai transaksi yang dilakukan masyarakat. Di pasar ini ditentukan tingkat harga umum; apabila jumlah uang yang beredar (penawaran akan uang) naik maka tingkat harga pun naik. Ms = Md = kP x Q Ms = Penawaran Uang (Kebijakan Moneter) Md = Permintaan Uang K = Konstanta P = Tingkat Harga Umum Q = PDB
Ekonomi Klasik dalam Pasar Luar Negeri Di Pasar Luar Negeri, mekanisme self-regulating menjamin keseimbangan neraca perdagangan melalui: Mekanisme Hume, dalam sistem standar emas, atau Mekanisme kurs devisa mengambang, dalam sistem standar kertas. Campur tangan pemerintah tidak terlalu diperlukan.
Ekonomi Klasik dalam Pasar Luar Negeri Dalam sistem standar emas (mekanisme Hume), ada mekanisme self-regulating (otomatis) yang menjamin kestabilan harga. Disini peranan pemerintah tidak dianggap perlu, sebab jumlah uang (emas) yang beredar akan otomatis menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat. Dalam sistem standar kertas (mekanisme kurs devisa mengambang), tidak ada proses self-regulating (otomatis) yang menstabilkan tingkat harga. Disini kaum klasik melihat satu- satunya peranan makro pemerintah, yaitu mengendalikan jumlah uang beredar sesuai dengan kebutuhan transakasi masyarakat.
Dasar Filosofi Ekonomi Keynes Keynes berpendapat bahwa sistem bebas berusaha (Laissez Faire) murni tidak bisa dipertahankan. Pada tingkat makro, pemerintah harus secara aktif dan sadar mengendalikan perekonomian ke arah “full-employment”-nya, sebab mekanisme self-regulating (otomatis) ke arah posisi tersebut tidak bisa diandalkan secara otomatis. Situasi makro suatu perekonomian ditentukan oleh apa yang terjadi dengan permintaan agregat masyarakat. Permintaan agregat masyarakat adalah seluruh jumlah uang yang dibelanjakan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk membeli barang dan/atau jasa dalam satu tahun.
Dasar Filosofi Ekonomi Keynes Apabila permintaan agregat melebihi penawaran agregat (atau output yang dihasilkan) dalam periode tersebut, maka akan terjadi situasi “kekurangan produksi”. Pada periode berikutnya, output akan naik atau harga akan naik, atau keduanya terjadi bersama-sama. Apabila permintaan agregat lebih kecil penawaran agregat dalam periode tersebut, maka akan terjadi situasi “kelebihan produksi”. Pada periode berikutnya, output akan turun atau harga akan turun, atau keduanya terjadi bersama-sama.
Teori Ekonomi Keynes Inti dari kebijakan makro Keynes adalah bagaimana pemerintah bisa mempengaruhi permintaan agregat (dengan demikian, mempengaruhi situasi makro), agar mendekati posisi “full-employment”-nya. Dalam perekonomian tertutup, permintaan agregat terdiri dari 3 unsur: Pengeluaran Konsumsi oleh Rumah Tangga (C). Pengeluaran Investasi oleh Perusahaan (I). Pengeluaran Pemerintah (G), pemerintah bisa mempengaruhi permintaan agregat secara langsung melalui pengeluaran pemerintah dan secara tidak langsung terhadap pengeluaran konsumsi dan pengeluaran investasi.
Variabel Ekonomi Keynes Masing-masing unsur permintaan agregat dipengaruhi oleh variabel- variabel yang berbeda. Pengeluaran Konsumsi (C) tergantung pada pendapatan yang diterima oleh Rumah Tangga untuk ditabung (propincity to saving) dan kecenderungan berkonsumsinya (propincity to consume). Pengeluaran Investasi (I) ditentukan oleh keuntungan yang diharapkan (marginal efficiency of capital) dan biaya dana (tingkat bunga). Pengeluaran Pemerintah (G) ditentukan oleh proses politik yang kompleks dan dalam teori makro dianggap “eksogen”.
Pengeluaran Konsumsi (C) Ekonomi Keyness Bentuk umum fungsi konsumsi (C): C = a + MPC x Y C = Besarnya konsumsi a = Konstanta MPC = Kecenderungan konsumsi (∆C/∆Y) Y = Pendapatan C = a + MPC.Y MPC = ∆C/∆Y a } Y MPC = Marginal Propincity to Consume
Pengeluaran Konsumsi (S) Ekonomi Keyness Bentuk umum fungsi tabungan (S): Y = C + S S = Y – C = Y – (a + MPC x Y) S = -a + (1 – MPC) x Y S = Besarnya tabungan MPS = Kecenderungan tabungan (∆S/∆Y) S = -a + (1 – MPC) x Y MPS = ∆S/∆Y -a } Y MPS = Marginal Propincity to Save
Pengeluaran Konsumsi (S) Ekonomi Keyness C,S Setelah mengetahui fungsi konsumsi dan fungsi tabungan dalam variabel Pengeluaran Konsumsi (C) oleh Rumah Tangga dalam Teori Ekonomi Keyness, maka bentuk kurva Pengeluaran Konsumsi (C) Ekonomi Keyness akan berbentuk seperti: C = a + MPC.Y MPC = ∆C/∆Y S = -a + (1 – MPC) x Y MPS = ∆S/∆Y a } -a } Y MPC = Marginal Propincity to Consume MPS = Marginal Propincity to Save
Pengeluaran Investasi (I) Ekonomi Keyness Variabel ekonomi ini ditentukan oleh tingkat bunga (r) dan keuntungan yang diharapkan (marginal efficiency of capital) atau kecenderungan investasi (I). Bila MEC < tingkat bunga, maka investasi tidak dilaksanakan Bila MEC > tingkat bunga, maka investasi dilaksanakan r Tingkat Bunga (r) S 5% 4% 3% 2% MEC MEC 100 200 300 400 I Investasi (I)
Koefisien Pengganda (Multiplier) Keynes Perubahan dari unsur-unsur permintaan agregat (pengeluaran konsumsi, pengeluaran investasi, dan pengeluaran pemerintah) mempengaruhi tingkat permintaan agregat melalui proses pengganda atau proses multiplier. Pengganda (multiplier) adalah angka pengganda dari suatu variabel untuk menghasilkan besarnya perubahan variabel pendapatan nasional (permintaan agregat). ∆𝒁= 𝟏 𝟏−𝑴𝑷𝑪 ∆𝑰 Karena 0 < MPC < 1, maka 1 / 1 – MPC > 1 jadi ∆I akhirnya mengakibatkan ∆Z > ∆I.
Koefisien Pengganda (Multiplier) Keynes Z ∆I = 40 maka ∆Z = 200 dan Z = 190 + 200 = 390 Contoh: MPC = 0,8 dan kenaikan pengeluaran investasi (∆I) = Rp. 1 juta akan meningkatkan permintaan agregat (∆Z) sebesar: ∆𝑍= 1 1−0,8 1.000.000 =𝑹𝒑. 𝟓 𝒋𝒖𝒕𝒂 Kurva disamping menunjukkan bagaimana koefisien pengganda (multiplier) bekerja atau yang biasa disebut multiplier effect. (C + I + G) + ∆I 1150 C + I + G 950 C = 100 + 0,8Y 230 190 ∆Z = 200 100 50 I 40 G 950 Y 500 1150
Bab 4 – Teori Ekonomi Keyness: Pasar Barang, Pasar Uang, dan Pasar Tenaga Kerja Pertemuan Berikutnya