Presentasi “Introduction to Pump Oleh : Dodik istianto
POMPA PENGANTAR : a. UMUM : Pompa merupakan peralatan yang dijumpai dalam kehidupan sehari – hari baik untuk keperluan Industri, Transportasi dan Rumah Tangga. Jenisnya bermacam – macam termasuk konstruksi maupun bahan materialnya tergantung dari penggunaan dan pemanfaatannya. Dengan demikian pompa merupakan salah satu peralatan yang sangat penting untuk menjadi perhatian bersama.
b. POMPA DI PEMBANGKIT LISTRIK : Di Pembangkit Listrik (PLTU) dapat dijumpai yaitu : Boiler Feed Pump (BFP) dan Circulating Water Pump (CWP). Kedua jenis pompa tersebut merupakan peralatan utama dalam hal mensirkulasikan aliran air dari Kondensor sampai dengan masuk Boiler dan aliran air laut yang digunakan untuk mengkondensasikan uap dari turbin menjadi air sehingga terjadi proses yang berkesinambungan. Boiler Feed Pump (BFP) bertugas memompa air dari Deaerator sebagai Suction Head nya menuju Steam Drum dalam Boiler. Sebutan lain untuk BFP adalah pompa Air Pengisi Ketel. Circulating Water Pump (CWP) bertugas memompa air laut dari laut yang disirkulasikan ke dalam kondensor dimana terjadi proses Heat Transfer untuk menkondensasi uap menjadi air. Selanjutnya air laut tersebut dibuang kembali ke laut. Sedangkan air hasil kondensasi dari kondensor, masuk ke Hot Well dan kemudian oleh pompa yang bernama Condensate Pump dialirkan menuju ke Dearator
Pompa Pompa adalah mesin fluida yang merupakan suatu mekanisme / peralatan dimana tenaga luar diberikan dari poros penggerak (motor driven / manual) digunakan untuk memberikan gaya pada cairan yang dipompa dalam bentuk tenaga potensial dan tenaga kinetis, sehingga memungkinkan cairan mengalir dari suatu tempat ke tempat lainnya. I. DEFINISI (secara Mechanical Engineering) :
Dengan kata lain : Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media pemipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan) maupun tenaga potensial, dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.
a. DIAGRAM PENGELOMPOKAN JENIS POMPA Pump Non Postive Displacement Pump Centrifugal Pump Positive Displacement Pump Rotary Pump Reciprocating Pump
7 I. Non Positive Displacement Pump (Pompa Langkah Non Positif) Di dalam cycle kerjanya, volume liquid yang dikeluarkan tergantung dari pada tahanan yang ada atau ketinggian tekanannya. Aliran cairan yang dikeluarkan adalah kontinyu pada setiap kecepatan. Pompa Non Positive Displacement berdasarkan prinsip kerjanya lazim disebut dengan pompa dinamik (dynamic pump) Contoh Non Positive Displacemen Pump, adalah Pompa Centrifugal. b. PENGELOMPOKAN JENIS POMPA
II. Positive Displacement Pump (Pompa langkah Positif) Di dalam tiap cycle kerjanya, memberikan volume liquid tetap tanpa memandang tahanan yang diberikan selama masih memenuhi kapasitas unit dan tenaga penggerak yang tersedia. Khusus untuk jenis Pompa Torak, aliran yang dikeluarkan secara grafis merupakan bentuk pulsa-pulsa dan akan bertambah atau berkurang secara periodik. Contoh Positive Displacement Pump, adalah Rotary Pump (Pompa Rotari) dan Reciprocating Pump (Pompa Torak)
Catatan Pada Pompa dinamik atau pompa Non Positive Displacement, bila saluran discharge (pengeluaran)nya ditutup saat beroperasi, maka tekanan di dalam pompa akan naik sampai batas maximum yang dapat dicapai. Keadaan ini tidak akan mengakibatkan rusaknya casing (rumah pompa) maupun motor penggerak, tetapi hanya menimbulkan panas. Sedang pada Pompa Positive Displacement, bila hal tersebut terjadi akan menyebabkan kerusakan (pecahnya) unit/casing pompa.
III. PARAMETER POMPA Head(H) Satuan mka Debit(Q)Satuan liter/menit Daya(P)Satuan Watt Effisiensi()Satuan %
KURVA KARAKTERISTIK
IV. HEAD Pengertian (Teori) Head atau tinggi tekan adalah suatu ketinggian kolom cairan pada pipa vertikal yang merupakan tekanan pada bidang horizontal dibagian bawah pipa atau kolom cairan tersebut. Tekanan ini dinyatakan dalam gaya persatuan luas atau equivalen dalam satuan tinggi dan cairan (meter) atau feet. Pengertian (Aplikasi) Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi pompa, atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair,yang umumnya dinyatakan dalam satuan panjang. Menurut persamaan Bernauli, ada tiga macam head (energi) fluida dari sistem instalasi aliran, yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan energi potensial
Berdasar Hukum Bernoulli :
a. Total Static Head Adalah jarak vertical atau ketinggian permukaan dari sumber supply ke permukaan bebas cairan pada penampungan discharge atau titik free discharge pada saluran pipa pengeluaran. Total static ini dinyatakan pada gambar 4.1 Bila keduanya baik suction dan dischargenya berada dibawah tekanan atmosfir, maka total static head adalah pada perbedaan elevasinya.
Gambar 4.1
b. Static Suction Lift Terjadi apabila sumber supply berada dibawah center line (garis tengah) daripada pompa dan merupakan jarak vertikal dari permukaan bebas cairan pada suction well (tempat penampungan) ke garis tengah pada poros pompa. Static suction lift ini, dinyatakan pada gambar 4.1
c. Static Suction Head Terjadi apabila sumber supply berada diatas center line daripada pompa dan merupakan jarak vertikal dari center line poros pompa ke permukaan bebas cairan pada suction well (tempat penampungan) Static suction head ini dinyatakan pada gambar 4.2
Gambar 4.2
d. Static Discharge Head Adalah jarak vertikal dari center line poros pompa ke permukaan bebas cairan pada discharge well (tempat penampungan) atau ke titik free discharge pada saluran pipa pengeluaran. Static discharge head ini, dinyatakan pada gambar 4.3
Gambar 4.3
e. Velocity Head Adalah suatu energi kinetik pada aliran cairan di setiap titik, yang mana bila cairan tersebut bergerak dengan sembarang kecepatan maka velocity head-nya adalah equivalent dengan jarak sepanjang mana cairan mengalir untuk mencapai kecepatan tertentu. Velocity head ini dapat dinyatakan dengan rumus : h v = Velocity head v = Kecepatan cairan = kapasitas persatuan luas penampang pipa g= Percepatan gravitasi
f. Friction Head Adalah head yang diperlukan untuk mengatasi hambatan – hambatan di dalam pipa, valve dan sambungan – sambungan pipa. Friction head terjadi pada saluran isap maupun tekan dan tergantung dengan kecepatan aliran cairan yang dipompakan
23 Gambaran /Pengertian Tentang Tekanan Absolut, Tekanan Atmosfer dan Tekanan Vaccum
24 Pengertian Umum :
KAVITASI Definisi : Kavitasi adalah peristiwa terbentuknya gelembung- gelembung uap di dalam cairan yang dipompa akibat turunnya tekanan cairan sampai di bawah tekanan uap jenuh cairan pada suhu operasi pompa. Gelembung uap yang terbentuk dalam proses ini mempunyai siklus yang sangat singkat. Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan uap jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan menyebabkan shock pada dinding di dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan tumbukan. Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis pada pompa.
Dengan kata lain : 26 Kavitasi terjadi pada proses penguapan atau pengembunan zat cair karena perubahan tekanan pada zat cair. Biasa terjadi pada pompa dan pipa jika tekanan zat cair mencapai tekanan peng-uapannya. Dapat berakibat kerusakan pada impeller / rumah pompa.
27 Keterangan : Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir karena tekanan pada sembarang titik didalam pompa, turun menjadi lebih rendah dari tekanan uap jenuh pada teperature cairannya, dimana cairan itu akan menguap dan membentuk suatu rongga uap sehingga terjadi gelembung- gelembung uap. Bila gelembung-gelembung ini sampai pada daerah yang tekanannya lebih tinggi, gelembung-gelembung akan mengecil dan cairan disekitarnya akan mengisi tempat gelembung- gelembung tadi dengan cepat. Akibatnya terjadi gaya dinamis yang besar dalam bentuk pukulan- pukulan kepada impeller maupun pada casing pompa.
NET POSITIVE SUCTION HEAD (NPSH) 28 Adalah tinggi hisap maksimum yang bisa dicapai. “NPSH tersedia” ( NPSH available) adalah tinggi hisap maksimum yang bisa dicapai oleh karena tekanan penguapan zat cair ybs (pada instalasi yang dibuat) “NPSH dibutuhkan” (NPSH required) adalah tinggi hisap yang dibutuhkan pompa yang diberikan/di disain pabrik untuk menghindari kavitasi.
29 Permukaan terbuka : NPSH = (Tek. Bar + St. Suct.Head) - (Frict. Head + Vapour Press) Permukaan tertutup : (misal : Condensate water) : Tekanan tangki disubstitusikan kepada Tek. Bar (Persamaan sama dengan diatas) NPSH tersedia NPSH dibutuhkan ≥ Tinggi hisap maximum yang bisa dicapai karena tekanan penguapan zat cair sebagai kondisi instalasi Tinggi hisap (suction) yang dipersyaratkan agar tidak terjadi kavitasi. sebagai design pabrik Dengan kata lain : I. NPSH Tersedia : Bila sumber suplai diatas center line pompa. Bila sumber suplai dibawah center line pompa. Permukaan terbuka : NPSH = Tek. Bar – (St. Suct.Lift + Frict. Head + Vapour Press) Permukaan tertutup : Tekanan tangki disubstitusikan kepada Tek. Bar (Persamaan sama dengan diatas) II. NPSH Dibutuhkan (design pabrik) NPSH H = Hn dimana Hn = Head total pompa ; = koef. Kavitasi (lihat grafik)
30 HUBUNGAN FAKTOR KOEFISIEN KAVITASI DENGAN Ns (kecepatan spesifik)
31 Gambar NPSH
32
SOAL 33 NPSH tertera pada pompa = 5 meter, pompa tersebut akan digunakan untuk memompa air blow down dengan suhu 85 0 C. Rencanakan letak pompa terhadap permukaan air pada bak penampung air blow down?
V. DEBIT (Quantity = Q) Definisi DEBIT adalah besaran yang menunjukkan volume fluida atau cairan (m 3 ) yang mengalir melalui suatu penampang per satuan waktu (sekon). Untuk fluida atau cairan tidak kompresibel, debit dinyatakan sebagai hasil kali antara laju aliran dengan luas penampang dan dirumuskan : Q = A. V Keterangannya adalah A : Luas Penampang (m 2 ) V : Laju aliran fluida atau cairan (m/s) Q : debit (m3 / s)
Satuan Mekanikal = massa jenis cairan (kg/liter) Q = jumlah aliran (liter/det) H = total head (m) = effisiensi pompa (%) * 1 1iter = 1 dm 3 35 VI. DAYA POMPA
Satuan Elektrikal 36 P = daya pompa dlm (kW) g = gravitasi = 9,8 m/det 2 ɣ = massa jenis fluida (kg/m 3 ) Q = besarnya aliran dlm (m 3 / det) H = total head dlm (m) ή = effisiensi pompa (%)
JENIS NON POSITIVE DISPLACEMENT PUMP 37 Pompa Centrifugal Kipas A dan C menyebabkan cairan berputar ketika silinder diputar ( kiri ). Gaya sentrifugal melempar cairan kepinggir menuju dinding dan kemudian bergerak keatas dan tumpah jika putaran semakin cepat.
CASING dan IMPELLER : 38 A= saluran masuk B =Sumbu putaran= sumbu saluran masuk C=Kipas lengkung/ bagian dari impeller D= Dinding casing mengantarkan cairan menuju sisi discharge. E= Rumah keong, mengumpulkan cairan yang keluar dari impeller
BENTUK IMPELLER : 39 A = type terbuka B = type semi terbuka C = type tertutup D = type propeller E = type aliran campuran A B C D E
40 FISIK IMPELER POMPA CENTRIFUGAL : A = type terbuka B = type semi terbuka C = type tertutup D = type propeller E = type aliran campuran
SPESIFIC SPEED Adalah angka yang menunjukkan hubu-ngan antara putaran, besarnya aliran dan head. Angka ini me-nentukan bentuk im- peller sebagaimana tercantum dalam slide berikut. 41
BENTUK IMPELLER DAN PENGGUNAANNYA 42
43 INSTALASI POMPA CENTRIFUGAL 1.Saringan masuk. 2.Inlet box 3.Non return valve 4.Pipa hisap 5.Casing pompa 6.Rotating vane 7.Poros. 8.Volute ( rumah keong ) 9.Sisi keluar pompa 10.Katup pengatur aliran pompa 11.Pipa tekan 12.Non return valve. 13.Bak penampung atas. 14.Vacuum gauge. 15.Pressure gauge. 16.Ruang diantara vane
BAGIAN BAGIAN POMPA SENTRIFUGAL (BERTINGKAT BANYAK / MULTI STAGE) : 44
BAGIAN BAGIAN POMPA SENTRIFUGAL Inlet passage 2. Impeller 3. Ball bearing trust. 4. Tighten nut. 5. Cover 6. Sectional casing 7. Venting / pressure test position. 8. Stud bolt 9. Diffuser ring. 11.Return passage. 11. Circumferential chamber. 12. Discharge connection. 13. Pressure gauge connection. 14. Cover. 15. Balance hole. 16. Oil ring. 17. Poros. 18. Plain bearing. 19. Inlet connection. 20. Plain bearing.
46 BOILER FEED PUMP
47 BENTUK-BENTUK ALIRAN MASUK SUDU
48 JENIS POMPA CENTRIFUGAL (Berdasarkan Aliran Masuk Fluida) - Aliran radial. - Aliran axial. - Aliran campuran.
49 KARAKTERISTIK POMPA SENTRIFUGAL
50 POMPA CENTRIFUGAL ALIRAN AXIAL DAN ALIRAN RADIAL
IMPLEMENTASI POMPA UTAMA PADA PEMBANGKIT PLTU BFP CWP
52
KARAKTERISTIK TERHADAP NILAI OPTIMUM 53
TITIK KERJA SISTIM POMPA 54 1.Garis tinggi kerja pompa. 2.Garis tinggi hambatan 3.A = Titik kerja sistim pompa. 4.H d = Tinggi kerja sistim pompa.
KARAKTERISTIK SISTIM POMPA DENGAN BERBAGAI PUTARAN DAN PEMBUKAAN KATUP 55
PENYUSUNAN POMPA SECARA SERI DAN PARALLEL 56 b) Susunan paralel dapat digunakan bila diperlukan kapasitas yang besar yang tidak dapat dihandle oleh satu pompa saja, atau bila diperlukan pompa cada- ngan yang akan dipergunakan bila pompa utama rusak/diperbaiki. Susunan_Seri Bila head yang diperlukan besar dan tidak dapat dilayani oleh satu pompa, maka dapat digunakan lebih dari satu pompa yang disusun secara seri.
JENIS POSITIVE DISPLACEMENT PUMP 57 a. Pompa piston (Reciprocating Pump) Plunyer b. Pompa rotari (Rotary Pump) Roda gigi Sekerup Kipas dll
a. Pompa piston (Reciprocating Pump) Pompa Piston merupakan pompa yang banyak digunakan dalam kelompok pompa desak gerak bolak-balik. Menurut cara kerjanya pompa torak dapat dikelompokkan dalam kerja tunggal dan kerja ganda. Sedangkan menurut jumlah silinder yang digunakan, dapat dikelompokkan dalam pompa piston sinder tunggal dan pompa piston silinder banyak.
59 KONSTRUKSI POMPA PISTON DAN PLUNYER
60 INSTALASI DENGAN POMPA PISTON
61 Bagian -bagian yang penting : 1. Stainer : Dipasang pada ujung suction pipe dan berfungsi sebagai alat penyaring daripada kandungan2 padat, misalnya pasir atau kotoran2 lainnya. 2. Suction pipe : adalah pipa penghubung antara open gete valve (26) ke ruang silinder (12) 3. Vaccum Chamber (adalah ketel angin isap pada suction pipe, berisi udara vaccum dan penampung cairan yang berfungsi untuk men-kontinue-kan aliran yang masuk selama langkah kerja plumper. 4. Pipa penghubung. 5. Discharge air Chamber : adalah ketel-angin tekan yang terletak pada discharge pipe, berfungsi sebagai perata dan peng-kontinu aliran cairan yang keluar. 6. Gauge glass : pengukur ketinggian air pada vacuum & air chamber. 7. Valve : mencegah kembalinya cairan kebawah. 8. Gate Valve : berfungsi untuk membuka atau menutup aliran daripada cairan. 9. Discharge line. 10. Baliev Valve, berfungsi sebagai pengaman atau untuk mencegah bertambahnya tekanan pada discharge line.
Pipa penghubung, bersama dengan valve (19) menghubungkan discharge dan suction line dan membantu pengisian cairan sebelum start. 12. Silinder 13. Plunger 14. Connecting rod 15. Flywhell 16. Pipe Elbow, penghubung runag silinder dengan tee (17) 17. Tee, berfungsi sebagai penghubung pipa dan air chamber. 18. Pipe Elbow 19. Valve 20. Bypass Valve, terletak pada pipa penghubung (4) dan berfungsi untuk mengkontrol aliran yang lewat antara discharge dan suction pipe. 21. Suction Valve 22. Discharge Valve 23. Try Cook, keran penghembus 24. Swing Check Valve, bekerja karena perbedaan tekanan dan berfungsi mencegah pengaliran cairan kembali kebawah. 25. Screw-down non retrurn valve, adalah katup yang berfungsi mencegah kembalinya air turun ke bawah. 26. Open Gate Valve, berfungsi sebagaimana gate valve (8). 27. Air Valve 28. Tube, adalah pipa yang terdapat dalam air chamber untuk pengaliran udara.
63 SIKLUS ALIRAN PADA POMPA PISTON
64 PROSES HISAP dan TEKAN
65 VACUUM CHAMBER DAN AIR CHAMBER PADA POMPA PISTON
Contoh : POMPA PISTON 66 Pompa jenis ini yang oleh karena pembuatannya dapat dilakukan dengan sangat presisi ( karena bentuknya yang silinder ) maka dapat digunakan untuk tekanan- tekanan yang tinggi sampai 500 kg/cm2 dalam satu tingkat, dengan effisiensi yang tinggi pula ( 95 – 98% ). Ada 3 jenis konstruksi pompa plunyer : Pompa Sebaris. Pompa Rotary radial Pompa rotary axial
POMPA PLUNYER ROTARY 67 Pompa jenis ini menempatkan pasangan plunyer- silinder pada posisi axial, sejajar sumbu poros. Plunyer / silinder tersebut dipasang didalam sebuah blok dalam posisi melingkar. Gerakan plunyer diperoleh karena sumbu blok terhadap sumbu poros penggerak membentuk sudut, dimana sudut ini bisa diatur sesuai dengan jumlah aliran fluida yang dikehendaki, atau dengan kata lain bahwa blok silinder dapat dibengkokkan ( a ). Jenis lain adalah pompa plunyer dengan blok silinder yang tidak bisa dibengkokkan. Hubungan poros penggerak dengan plunyer dilakukan melalui sebuah piringan yang dapat digerakkan membentuk sudut, sehingga plunyer bergerak maju mundur didalam silinder ( b ).
b. Pompa rotari (Rotary Pump) Pompa rotari adalah pompa perpindahan positif dimana energi mekanis ditansmisikan dari mesin penggerak ke cairan dengan menggunakan elemen yang berputar (rotor) di dalam rumah pompa (casing). Pada waktu rotor berputar di dalam rumah pompa, akan terbentuk kantong-kantong yang mula- mula volumenya besar (pada sisi isap) kemudian volumenya berkurang (pada sisi tekan) sehingga fluida akan tertekan keluar.
Beberapa pompa rotari yang banyak ditemukan antara lain : a. Pompa roda gigi luar, rotornya berupa sepasang roda gigi yang berputar di dalam rumah pompa. Roda gigi itu dapat berupa gigi heliks-tunggal, heliks-ganda atau gigi lurus. b. Pompa roda gigi dalam, mempunyai rotor yang berupa roda gigi dalam yang berpasangan dengan roda gigi luar yang bebas (idler). c. Pompa kam dan piston, disebut juga pompa plunyer rotari, terdiri dari lengan eksentrik dan lengan bercelah pada bagian atasnya. d. Pompa cuping (pompa lobe), mempunyai dua rotor atau lebih dengan dua, tiga, empat cuping atau lebih pada masing-masing rotor. e. Pompa sekerup, mempunyai satu, dua, tiga sekerup yang berputar dalam rumah pompa yang diam.
70 JENIS-JENIS POMPA ROTARY
CONTOH JENIS POMPA ROTARI : a. POMPA SEKERUP 71 Pompa sekerup memiliki satu atau lebih se-kerup. Untuk pompa sekerup dengan sekerup tunggal, sekerup berputar didalam rumah sekerup, dan fluida akan terbawa kedepan sesuai putaran sekerup. Pompa se-kerup dengan sekerup lebih dari satu, ma-sing-masing sekerup saling bertemu. Ulir dari kedua sekerup dibuat presisi sehingga terjadi perapatan antara sekerup-sekerup tersebut maupun terhadap rumahnya. Gerakan sekerup mengakibatkan fluida dari sisi hisap masuk kedalam ruang diantara ulir dari masing-masing sekerup dan rumahnya. Pertemuan ulir dari masing-masing sekerup yang berputar mengakibatkan fluida terdorong ke sisi tekan ( discharge ). Pompa jenis ini digunakan untuk memompa sampai tekanan 50 kg/cm2 dengan putaran mencapai 3500 Rpm, namun umumnya hanya pada putaran 1750 Rpm. Pengaturan jumlah aliran dilakukan dengan mengubah putaran atau mengembalikan ke sisi hisap / reservoir.
b. POMPA RODAGIGI 72 Cairan mengalir masuk kedalam ruang-ruang kosong diantara gigi-gigi, dan akan terdorong keluar dengan bertemunya gigi-gigi dengan masing-masing pasang-annya. Salah satu roda gigi terikat mati dengan poros, sedang yang lainnya bebas (tergantung dari gerakan roda gigi pertama). Efektifitas pompa jenis ini tergantung dari ketepatan / kepresisisan pembuatan roda giginya. Untuk mening- katkan effisiensinya jumlah gigi dibuat banyak. Pompa roda gigi lurus ( spur gear ) beroperasi dengan kecepatan max. 600 Rpm. Sementara pompa roda gigi miring dapat mencapai 1750 Rpm, karena itu ukurannya bisa kecil. Tekanan yang bisa dibangkitkan bisa mencapai 200 kg/cm2.
c. POMPA KIPAS 73 Pompa kipas luncur ( sliding vane ) memi liki sejumlah kipas yang bebas meluncur keluar masuk didalam alur yang terpasang di rotor. Jika rotor berputar, maka kipas-kipas tersebut karena gaya sentrifugal, ga-ya pegas atau tekanan fluida yang diberi-kan, akan mendo-rong kipas keluar dan menekan dinding stator. Oleh karena sum-bu putar rotor terpasang eksentrik terha-dap sumbu stator maka terda-pat perbeda-an volume ruang diantara rotor dan stator. Dengan perputaran rotor maka fluida mengalir masuk mengisi ruang diantara kipas, dinding rotor dan stator. Ruang ini secara berangsur akan membesar dan akan mengecil di sisi pengeluaran. Dengan demikian terjadi pemin-dahan fluida dari sisi masuk ke sisi keluar pompa. Pengaturan volume aliran dilakukan dengan merubah jarak eksentrik sumbu rotor terhadap sum-bu stator.Pompa jenis ini mam-pu menca-pai tekanan 165 kg/cm2 pada putar- an 2500 Rpm.
VII. EFFISIENSI Efisiensi pompa merupakan perbandingan daya yang diberikan pompa kepada fluida dengan daya yang diberikan motor listrik kepada pompa. Efisiensi total pompa dipengaruhi oleh efisiensi hidrolis, efisiensi mekanis dan efisiensi volumetric a. Efisiensi Hidrolis Efisiensi hidrolis merupakan perbandingan antara head pompa sebenarnya dengan head pompa teoritis dengan jumlah sudu tak berhingga. Besarnya efisiensi hidrolis dapat dihitung dengan rumus (Karassik dkk, 1976) : dengan Q : kapasitas pompa (rpm) b. Efisiensi Volumetris Kerugian volumetris disebabkan adanya kebocoran aliran setelah melalui impeler, yaitu adanya aliran balik menuju sisi isap. c. Efisiensi Mekanis Besarnya efisiensi mekanis sangat dipengaruhi oleh kerugian mekanis yang terjadi disebabkan oleh gesekan pada bantalan, gesekan pada cakra dan gesekan pada paking.
EFFISIENSI x 100 (%) = Effisiensi (%) WHP = Water Horse Power BHP = Brake Horse Power =
76 BENTUK-BENTUK STRAINER VIII. INSTALASI POMPA DAN PEMIPAAN
77 BENTUK INSTALASI YANG DIIJINKAN DAN DIHINDARI
78 CORRECT & INCORRECT INSTALLATION
79 CORRECT & INCORRECT INSTALLATION
80
PEMIPAAN 81 Pada sisi hisap: - Pasang saringan yang sesuai. - Hindari kemungkinan adanya kantong udara. - Jika digunakan foot valve agar dijamin tidak macet. Pada sisi discharge. - Agar jenis dan tebal pipa disesuaikan dengan tekanan. - Kurangi jumlah belokan, dan hindari belokan patah. - Peralatan lain agar disesuaikan dengan tekanan cairan. - Gunakan flexible joint untuk menghindari resonansi. - Agar dipikirkan kemudahan pemeliharaanya.
CONTOH PEMASANGAN PIPA 82
FONDASI 83 FUNGSI: Memastikan posisi mesin terha- dap peralatan terkait tidak ber- ubah. Mengikat mesin agar vibrasi tidak berlebihan. KONSTRUKSI: Beton bertulang dengan berat sebesar ( gaya kebawah + berat mesin ) X 150% Untuk tanah keras bisa langsung dicor Untuk tanah lembek harus diikat dengan tiang pancang. Perencanaan detail hubungi ahli fondasi.
84 Valve adalah sebuah alat mekanik yang biasa digunakan untuk menutup atau mengatur aliran dari fluida bertekanan. Ada empat kelompok utama yaitu: Gate valve digunakan untuk membuka atau menutup 100%, tidak untuk mengatur aliran. Globe valve digunakan untuk mengatur aliran. Check valve digunakan untuk menghentikan aliran balik secara seketika. Relief valve, digunakan sebagai pengaman apabila terjadi tekanan berlebih. IX. VALVE (KATUP)
KLASIFIKASI VALVE 85 Berdasar fluidanya: WOG = water, oil & gas SP = steam pressure. Berdasar material: Brons & Brass, Cast iron, Iron, Cast Steel, Steel, Stainless Steel. Berdasar konstruksinya: Globe, Gate, Ball, Butterfly, Check, Relief
JENIS GLOBE VALVE Threaded seat globe, dipasang pada instalasi yang tidak sering buka tutup. Relative tidak bisa diperbaiki. 2.Union bonnet regrinding globe, dimaksudkan agar mudah diperbaiki tanpa melepas dari instalasi dengan menggerinda connecting facenya. 3.Plug type globe, digunakan untuk maksud throtling, mengatur aliran dan menurunkan tekanan. Perbaikan dengan mengganti plug dan seatnya. Perbaikan ditempat dengan menggerinda hampir tidak bisa dilakukan karena kekerasannya.
JENIS GLOBE VALVE Flat seat globe valve, praktis tidak perlu dipelihara karena umurnya panjang, bisa dipakai sampai pembukaan dan penutupan. 5.Non metalic disk globe, sangat mudah dipelihara dengan mengganti connecting facenya dengan yang baru, jika terjadi bocor. 6.Needle valve, adalah bentuk lain dari plug type, dengan kemiringan kerucut yang lebih keil, untuk mengatur aliran dengan lebih teliti. HR/STT/AUG 2006
JENISGATE VALVE Rising stem,double wedge disk. 2. Rising stem single wedge disk. 3. Non rising stem, single wedge disk
JENIS GATE VALVE Outside screw, single wedge disk 2.Renuawable seat ring, single wedge disk, non rising stem.
BUTTERFLY VALVE 90 Ada dua type butterfly valve: sambungan flendes dan sambungan drad, bentuknya tipis, cepat dapat dibuka dan ditutup,hanya untuk tekanan dibawah 10 bar. Biasa dilengkapi o ring untuk perapatan, material disesuaikan dengan fluida yang dihandle.
BAGIAN GATE & GLOBE VALVE 91
SAVETY & RELIEF VALVE 92 Keduanya berfungsi sebagai pembuang tekanan jika terjadi tekanan lebih. Yang membedakan: Savety valve dapat dikerjakan dengan tangan walau-pun tekanan settingnya belum tercapai. Relief valve hanya beroperasi sesuai setting yang sudah ditentukan: 1.piston; 2 pegas tekan; 3 mur pengunci;4. baut penyetel
BALL VALVE 93 Lebih tidak menghambat aliran dibanding gate valve. Lebih cepat dapat dibuka dan ditutup. Lebih rapat dapat menutup daripada globe valve. Lebih cepat rusak seatnya namun mudah dapat diganti baru.
JENIS CHECK VALVE 94 A. Non metalic disk check valve.Seperti halnya non metalic disk globe valve seatnya bisa digan-ti bila terjadi kebocoran. B. Swing check valve, paling banyak ditemukan, dapat dipasang horisontal maupun vertical. Kegagalan operasi disebabkan oleh kerusakan pada connec-ting face, pada connecting pin atau adanya kotoran. C.Regrinding disk check valve. Merupakan check valve terbaik. Semua part dapat diganti baru kecuali seatnya yang perbaikannya dengn digerinda. D.Tidak sebaik C, tapi seatnya bisa diganti baru. E. Ball check valve, cocok untuk fluida dengan viskositas tinggi, karena dengan check valve lainnya bisa ngeblok. F. Karena jumlah kerjanya yang banyak, check valve ini didesain khusus agar tidak mudah rusak, bahannya dari stainless steel. Adanya carry over minyak dapat meningkatkan kerapatan valve ini
PENGOPERASIAN VALVE 95 1.Pengoperasian dengan tangan langsung. 2.Pengoperasian dengan motor dan reduction gear. 3.Pengoperasian dengan tangan dan reduction gear dengan kelengkapan katup bypass. Catatan : Sambungan las berlaku untuk tekanan tinggi dan suhu tinggi.
X. TROUBLE SHOOTING (V-1) MASALAHPENYEBABPENYELESAIAN Cairan tidak keluar. - Pompa tidak dipancing lebih dahulu. - Kecepatan putaran ren- dah. - Discharge head terlalu tinggi. - Suction lift terlalutinggi - Saluran tersumbat ata- u katup tertutup. - Arah putaran terbalik. Lihat manual pompa.. Periksa apakah tegang an terpenuhi. Periksa besarnya head termasuk gesekan.. Periksa apakah suction liftnya tidak melebihi NPSH tersedia.. Periksa strainer, katup katup dan impellernya.. Lihat putaran dan tan da panah 96
TROUBLE SHOOTING MASALAHPENYEBABPENYELESAIAN Aliran kecil. - Bocor udara pada sisi isap atau stuffing box. - Kecepatan putaran rendah. - Discharge head terlalu tinggi. - Suction lift terlalu tinggi. - Saluran tersumbat atau katup tertutup. - Wear Ring terluka - Impeller rusak - Foot valve terlalu kecil - Packing perapat casing rusak. Masukkan cairan dengan tekanan kedalam pompa dan sisi isapnya. Lihat gaugenya apakah tekanan me nurun jika suplai cairannya dilepas.. Periksa apakah tegangan terpenuhi.. Periksa besarnya head termasuk gesekan yang terjadi.. Periksa apakah suction liftnya tidak melebihi NPSH tersedia.. Periksa strainer, katup katup dan impellernya. - Periksa wear ring dan perbaiki. - Perbaiki. - Periksa, luas laluan foot valve sedi- kitnya sama dengan sisi isap pompa. - Packing agar diganti baru. 97
TROUBLE SHOOTING MASALAHPENYEBABPENYELESAIAN Tekanan tidak cukup Kecepatan putaran rendah. Ada udara masuk Wear Ring terluka Impeller rusak Packing casing rusak - Perish apakah tegangan terpenuhi. - Masukkan cairan dengan tekanan kedalam pompa dan sisi isapnya. Lihat gaugenya apakah tekanan me nurun jika suplai cairannya dilepas. - Periksa wear ring dan perbaiki. - Perbaiki. - Packing agar diganti baru. 98
TROUBLE SHOOTING MASALAHPENYEBABPENYELESAIAN Pompa mula mula bekerja baik kemudian aliran mengecil dan tidak me- ngalir. Bocor udara pada sisi isap atau stuffing box.. Sealing water terhenti.. Permukaan cairan sisi hisap menurun.. Timbul gas dalam cairan. Masukkan cairan dengan tekanan kedalam pompa dan sisi isapnya. Lihat gaugenya apakah tekanan me nurun jika suplai cairannya dilepas. Periksa aliran sealing water dan posisi seal cage didalam stuffing box.. Periksa apakah permukaan cairan cukup. Periksa apakah suhu cairan berta mbah tinggi. 99
100 TROUBLE SHOOTING (V-2)
101 TROUBLE SHOOTING (V-3)
102
103
104
SEKIAN DAN TERIMAKASIH "Kesehatan, kebahagiaan, dan kesuksesan tergantung pada semangat perjuangan setiap orang. Hal yang penting bukanlah apa yang terjadi dalam hidup kita, namun apa yang kita lakukan tentang apa yang terjadi pada kita." -George Allen-