Leadership in Sport: A Matter of Style

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Teknik Sukses dan Kerjasama
Advertisements

LEADERSHIP.
General Management Kepemimpinan M-10.
PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU DAN HUBUNGAN
Bab 1 Pengembangan Pribadi
(PERTEMUAN KE 4) PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU DAN HUBUNGAN
DASAR-DASAR MELATIH.
PERTEMUAN 15.
Erry Yudhya Mulyani, M.Sc
Kepemimpinan dan Sumber Daya Manusia dalam Proyek
Prinsip-Prinsip Kesehatan Mental Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental
Pertemuan 13 Team dan group.
EFFECTIVE COACHING Hasnerita, S.Si.T.M.Kes.
Kepemimpinan (Leadership) :
PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU DAN HUBUNGAN
S. BEKTI ISTIYANTO, S.SOS, M.SI
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
MASALAH SOSIAL & KEBERFUNGSIAN SOSIAL
PERTEMUAN 9 KEPEMIMPINAN.
LEADERSHIP  Kelompok 8 1. Dyah Ayudya P Dyah Ayu P.N Amalia Ilmi P Angga Prasetyo Halimatus.
Oleh Dhinda Putri Fhany Aprilia Natalia Onggo
Komunikasi Antarpribadi (2)
PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU DAN HUBUNGAN
MANAJER SEBAGAI PEMIMPIN
Pertemuan ke-12 KEPEMIMPINAN
Oleh Dhindayanti Putri Fhany Aprilia Jehan Jessyca
KEPEMIMPINAN Ahmad Nizar Yogatama, S.E., M.M.
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Managing The Processes of Organizational Behavior
KEPEMIMPINAN Pertemuan kesebelas.
KEPEMIMPINAN Program Studi Sistem Informasi
KEPEMIMPINAN PERTEMUAN 9.
PEMIMPIN SEBAGAI GURU (PEOPLE DEVELOPER)
KONSELING KELOMPOK.
Chapter 8 Leadership in Sport: A Matter of Style
NILAI Nilai nilai adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku yang diinginkan individu dan digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya.
Kepemimpinan Proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok. Ada tiga implikasi penting dari defenisi.
PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU DAN HUBUNGAN
KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN
Teori-teori dalam studi Kepemimpinan
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
Erry Yudhya Mulyani, M.Sc
Athletes Speak For Themselves
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
DASAR- DASAR PERILAKU KELOMPOK
TEORI KEPEMIMPINAN.
DASAR- DASAR PERILAKU KELOMPOK
KEPEMIMPINAN Pertemuan kesebelas.
KEPEMIMPINAN Program Studi Manajemen Informatika
Interpersonal Skill.
BLOK I PROSES BELAJAR & HUMANIORA
IK104 Pengantar Manajemen & Organisasi Pertemuan #14
Pengertian Dasar Fasilitasi
NILAI PERSONAL DAN NILAI LUHUR PROFESI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
LANDASAN AGAMA, FILOSOFI, PSIKOLOGI DAN SOSIOLOGi DARI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN S3 PPS UNINUS.
PERTEMUAN 15.
(PERTEMUAN KE 4) PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU DAN HUBUNGAN
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
KEPEMIMPINAN Pertemuan kesebelas.
KEPEMIMPINAN By : Wiwik Istyarini.
Karakter Organisasi Organisasi dan Manajemen.
PENDEKATAN TEORI SIFAT,
ACTUATING / LEADING Management Functions.
Group Behavior, Teams, and Conflict
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KET. INTER-INTRA PERSONAL
PENGANTAR MANAJEMEN – UNIVERSITAS GUNADARMA
Komunikasi Interpersonal 2
The science of sport psychology
K P E I P M M N E A N I [TGS7204] 2 SKS teori Semester 2,
Transcript presentasi:

Leadership in Sport: A Matter of Style Indah Praditasari-Dhinda Putri-Fhany Aprilia

Roles of the Coach Leader adalah seseorang yang mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan dari kelompok yang terorganisir untuk mencapai tujuan tertentu. Bertanggung jawab untuk mempengaruhi perilaku dan tindakan dari banyak individu yang berbeda dalam tim, dan biasanya pada saat yang sama. Profesi pelatih membutuhkan penguasaan keterampilan pribadi dan teknis.

Leader Follower Teacher Role Model Limit Setter Psychologist or Counselor Friend and Mentor Parent Subtitute Family Member

Theory of Leadership In Sport Fiedler’s Contigency Model Efektivitas leadership style tergantung pada situasi dan lingkungannya. + skill level, age, maturity. Komponen : Personal Relations : Berkaitian dengan tingkat keyakinan, kepercayaan dan rasa hormat group member dengan lader. (baik—buruk) Task structure : penjelasan mengenai apa yang harus dikerjakan oleh member, bagaimana mereka mengerjakannya, kapan dan pada kondisi seperti apa harus dilakukan, serta pilihan apa yang mereka miliki (tinggi— rendah). Position power : kekuatan yang melekat pada posisi Leader (kuat—lemah); untuk kemudian dikaitkan dengan situasi yang dialami oleh posisi Leader tersebut apakah bersifat menguntungkan atau tidak.

The Life Cycle Thoery tingkat pendidikan dan pengalaman kelompok Leader yang efektif harus menunjukan : mereka menyelesaikan goal atau goal kelompok, serta mereka memfasilitasi interaksi positif antara anggota kelompok. Tindakan pemimpin yang sebagian tergantung pada kematangan anggota kelompok. khususnya kematangan pekerjaan dan kematangan psikologis. Task – relevant maturity. Komponen Job Maturity : kapasitas kelompok untuk menetapkan dan mencapai tujuan. kemauan dan kemampuan kelompok untuk memikul tanggung jawab. tingkat pendidikan dan pengalaman kelompok

The Multidemensional Model Gabungan tori-teori kepemimpinan yang ada. Pada dasarnya model kepemimpinan menitik beratkan pada tiga perilaku pemimpin, yaitu: Perilaku pemimpin yang dibutuhkan. Perilaku pemimpin yang disukai. Perilaku pemimpin yang aktual. Ketiga tipe ini menentukan perilaku- perilaku kepemimpinan yang diklasifikasikan ke dalam: Karakteristik situasi Karakteristik anggota Karakteristik pemimpin penampilan kelompok dan kepuasan anggota.

Leader Behavior Level Task Oriented Relation Oriented Profesional High Low Collage Moderate High Moderate to low High School Moderate Low Modarate to high Elementary - youth sport Very High

Measurement of Sport Leadership Alat ukur : The Leadership Scale for Sports (LSS) Chelladurrai & Saleh (1980). Training and instruction (berat pelatihan, skill instruction) Democratic behavior(atlet boleh menentukan keputusan) Autocratic behavior (Personal authority) Social Support (lingkungan tim yg positif, hubungan interpersonal yg hangat. Positive feedback (mengenali dan memberi reward terhadap kinerja yang baik)

Mediational Model Mediasi antara Coach individual, Player individual, faktor situasi Coach harus (Mengenali perbedaan individu). Perilaku pelatih muncul dari hasil  Cognitive & Affective proses. Dipengaruhi juga oleh sport expercience.

Mediational Model

Theory X and Theory Y Theory y: Theory x: Memandang upaya fisik dan mental pada pekerjaan dianggap natural dan perlu Mampu melaksanakan self-direction dan self-control ketika bertemu dengan group yang objektif dan komitmen. Belajar untuk melakukan pekerjaan mereka dengan sesuai Menerima tanggung jawab Theory x: 1. Tidak menyukai pekerjaannya dan menghindari pekerjaan. 2. Bawahan harus dipaksa, dikontrol, diarahkan, bahkan diperlakukan untuk kerja seefisien mungkin 3. Pengikut kebanyakan lebih menyukai diarahkan; menghindari tanggung jawab

Tannebaum and Schmidt’s Model Force in the manager  dari leader centered berubah menjadi group member centered Forces in the work group(ekspektasi atlit terhadap pemimpin, kemampuan atlit untuk memikul tanggung jawab, jumlah instruksi dan pembelajaran yang diperlukan untuk sukses, kedewasaan emosi tim, kemampuan pemain untuk mentoleeransi ketidakhadiran pemimpin,Level kepuasan tim) Forces in the situatuion (melihat dengan objektif pada situasi)

What leadership Theories Do and Do Not Tell Us Kepemimpinan yang efektif tidak dapat didikte untuk semua situasi dan populasi. Rekomendasi dapat diturunkan dari teori kepemimpinan ini: There is no best way to lead for all situations Effective managers of groups tune in to the needs of members. There is a balance between task and relationship oriented style Coach must teach skills There is a difference between a facilitator and a power broker. Gaya kepemimpinan kemungkinan merupakan salah satu karakteristik yang paling penting yg dapat mempengaruhi bagaimana ia memandang grupnya.

Successful VS Effective Leadership  kemampuan untuk membuat orang lain berprilaku seperti yang managernya maksud. Suuccessful (but inefective) Coaches  Sukses lebih sering menang drpada tidak, dan merespek pelatihnya. Namun dengan cara begini akan mengintrimidasi dan menyakiti perasaan pemain. (see pages 251) Effective Leaders pelatih yang dapat berdiri tidak pada kaki oranglain (see page 252)

Leadership Styles 1. The Authoritarian (otoriter)  achievement oriented, biasanya tahan terhadap kritik. 2. The Behaviorist pelatih yang menepuk pemain di belakang atas permainan yang baik atau mengekpresikan kekecewaan ketika permainan buruk.

The Humanist >Hal essensial antara authoritarianism atau behaviorism dan humanism→ Melihat para atlet sebagai kelompok dan melihat tim sebagai kelompok yang terdiri dari individu-individu yang memainkan olahraga tertentu. >Characteristics of humanistic coaching: 1. Komunikasi dengan tulus dan jujur dengan anggota tim. 2. Memahami dan merespon perbedaan individual antara pemain. 3. Menyadari sifat hubungan dan interaksi antara para pemain, serta antara pemain dan pelatih.

The Democrat >Litwin & Stringer (1968), menemukan bahwa ketika anggota kelompok menginginkan partisipasi dalam pengambilan keputusan, kinerja dan kelompok kepuasan anggota mereka dipengaruhi baik secara positif maupun negatif, tergantung apakah kebutuhan ini terpenuhi. >Sementara pemimpin yang otoriter mengatakan bahwa demokrat kadang-kadang dipandang sebagai pengambilan keputusan yang lambat, tidak efisien, dan bingung.

Applying Different Coaching Styles in Sport > Kriteria pelatih dalam menentukan gaya kepimimpinan: Kepribadian pelatih → sesuai dengan olahraga dan situasi, serta pelatih harus merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Karateristik atlet muda membutuhkan lebih banyak arah, namun mereka tidak merespon baik trhdp tingkah laku otoratif. Atlet tua, pemain lebih terampil (ingatan, usia, dan tingkat keterampilan). Situasi berkaitan dengan para pemimpin yang mudah dan baik dalam beradaptasi. What we don’t know about sport leadership >Pelatih menggunakan banyak gaya kepemimpinan yang berbeda saat ini dalam dunia olahraga dan kebanyakan berhasil >Perhaps effective coaching: (1) Memilih pelatih olahraga yang komatibel dengan kepribadian mereka (2) Bekerja dengan atlet yang merespon secara efektif terhadap gaya pelatih (3) Menggunakan pendekatan kepemimpinan yang paling efektif untuk situasi.

The Workaholic Coach >Pelatih → kecanduan kerja (gangguan OCD) >OCD → ketidakmampuan untuk mengatur kebiasaan kerja, dan mengesampingkan sebagian besar kegiatan kehidupan lainnya (Robinson, 1998). >Efek samping: Frustasi, kecemasan, pembelaan, kemarahan, dll.

con’t >Strategi mental untuk menghindari OCD: Mengubah bagaimana berpikir tentang diri sendiri Belajar mengidentifikasi perasaan dan menerima kenyataan Berikan diri dengan pembicaraan yang membangkitkan semangat Belajar untuk menerima keterbatasan tanpa merasa kurang.

REVIEW