Antropologi Pertahanan: Sebuah Strategi HCM (Human Capital Management) di Kawasan Perbatasan—oleh Syarifudin Tippe 170510140024—Amatillah Adillah J.
Tugas penanganan perbatasan diberikan kepada: Kementrian Dalam Negeri Kementrian Luar Negeri Kementrian Pertahanan
Namun, 3 tugas yang diberikan pada masing-masing kementrian tidak bisa dilepaskan satu sama lain karena adanya saling ketergantungan antara satu fungsi dengan fungsi lainnya. Dan realitas ketergantungan itu bisa dilihat lewat dua pendekatan yang berbeda; pendekatan kesejahteraan dan pendekatan keamanan yang termasuk di dalamnya ada pendekatan pertahanan. Pendekatan pertahanan selalu berdampingan dengan pendekatan kesejahteraan dalam mengelola perbatasan.
Peningkatan kapasitas SDM perbatasan merupakan salah satu strategi yang ingin dikontribusikan oleh Unhan sebagai dukungan kepada Kemhan di perbatasan; Syarifudin Tippe menggunakan pendekatan antropologi sebagai pendekatan untuk menyusun strategi pemecahan masalah di daerah perbatasan khususnya di wilayah Sebatik.
Pertahanan dalam Perspektif Antropologi Mengapa Syarifudin Tippe menggunakan pendekatan secara antropologi untuk menggagas penyelesaian di wilayah perbatasan? Karena adanya relevansi antara antropologi dengan perbatasan.
Ciri Khas Perbatasan: 3-Ter Terisolasi Ciri Khas Perbatasan: 3-Ter Termiskin Problema Perbatasan Terbelakang
Antropologi Pertahanan sebagai Antropologi Terapan Isu menarik yang dapat diangkat sebagai pemahaman lebih jauh tentang antropologi pertahanan : Mangkok merah di suku Dayak Kanayat'nh (Kandayan) sebagai formasi pertahanan dan perwujudan antropologi pertahanan.
Etnografi, Emic View dan Etic View Dipergunakan untuk memahami persoalan di perbatasan guna merancang strategi yang tepat sebagai bentuk pemecahan masalah yang ada.
Strategi adaptasi kearifan lokal : Penguatan SDM Perbatasan Pendidikan
Human Capital Human Resources Human Personel
Penguatan SDM dibarengi dengan penguatan Infrastruktur Memiliki SDM yang unggul namun tidak dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai akan membuat proses pembangunan di wilayah perbatasan menjadi tidak maksimal. Infratruktur yang dibangun bukan hanya dari sisi militer seperti penguatan alutsista dan lain sebagainya, infrastruktur seperti jalan raya dan fasilitas umum lainnya juga perlu ditingkatkan, yang diharapkan akan membantu terwujudnya pembangunan yang komprehensif di wilayah perbatasan.
Penguatan pilar pendidikan dan infrastruktur. Perspektif ke Depan Penguatan pilar pendidikan dan infrastruktur.