ASUHAN KEBIDANAN LANJUTAN II (ANEMIA) SUCI RAHMADHANI 181010510009
PENGERTIAN ANEMIA Anemia adalah suatu istilah yang menunjukkan rendahnya sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan. (Notoatmodjo, S. 2005). Anemia merupakan kondisi kurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh seseorang. Anemia dapat terjadi karena kurangnya haemoglobin yang berarti juga minimnya oksigen ke seluruh tubuh. Apabila oksigen dalam tubuh berkurang maka orang tersebut akan menjadi lemah, lesu dan tidak bergairah. Indikasinya penyakit ini bisa diketahui dengan memeriksa kelopak mata bawah bagian dalam, ujung kuku, tangan dan kaki, jari-jari tangan dan mukosa mulut, (Mitayani, 2010).
PENGERTIAN ANEMIA MENURUT PARA AHLI Menurut WHO (1997) seseorang dinyatakan anemia bila kadar hemoglobin pada laki-laki dewasa < 13 g/dl, pada anak umur 12-13 dan wanita dewasa tidak hamil < 12 g/dl, pada umur 6 bulan sampai 5 tahun dan wanita hamil < 11 g/dl. Pada anak umur 5-11 tahun dinyatakan anemia bila kadar hemoglobin < 11.5 g/dl. Anemia defisiensi besi merupakan masalah umum dan luas dalambidang gangguan gizi di dunia. Kekurangan zat besi bukan satu-satunyapenyebab anemia. Secara umum penyebab anemia yang terjadi di masyarakatadalah kekurangan zat besi. Prevalensi anemia defisiensi besi masih tergolongtinggi sekitar dua miliar atau 30% lebih dari populasi manusia di dunia.Prevalensi ini terdiri dari anak-anak, wanita menyusui, wanita usia subur, danwanita hamil di negara-negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2011). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), prevalensi anemia defisie nsi besi pada ibu hamil sebesar 63,5% tahun 1995,turun menjadi 40,1% pada tahun 2001, dan pada tahun 2007 turun menjadi24,5% (Riskesdas, 2007). Angka anemia defisiensi besi ibu hamil di Indonesiamasih tergolong tinggi walaupun terjadi penurunan pada tahun 2007. Keadaanini mengindikasikan bahwa anemia defisiensi besi menjadi masalah kesehatanmasyarakat (Depkes, 2010).
PENYEBAB ANEMIA SECARA UMUM Anemia Defisiensi Besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh, sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin berkurang. Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun. Anemia jenis ini merupakan anemia yang paling sering terjadi. Anemia Hipoplastik disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Penyebabnya belum diketahui, kecuali yang disebabkan oleh infeksi berat (sepsis), keracunan dan sinar rontgen atau radiasi. Mekanisme terjadinya anemia jenis ini adalah karena kerusakan sel induk dan kerusakan mekanisme imunologis.
Lanjutan Anemia hemolitik disebabkan oleh proses hemolisis. Hemolisis adalah penghancuran atau pemecahan sel darah merah sebelum waktunya. Hemolisis berbeda dengan proses penuaan yaitu pemecahan eritrosit karena memang sudah cukup umurnya. Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan defisiensi vitamin B12 dan asam folat. Anemia jenis ini ditandai dengan adanya sel megaloblast dalam sumsum tulang belakang. Sel megaloblast adalah sel prekursor eritrosit dengan bentuk sel yang besar.
penyebab anemia menurut para ahli Kurang gizi/malnutrisi. Kurang zat besi dalam zat makanan. Malabsorpsi. Kehilangan darah yang banyak: persalinan yang lalu, haid, dan Penyakit kronik: TBC, paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain
Epidemiologi Anemia Distribusi dan Frekuensi Menurut Orang, Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan usia yang mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia. Menurut Tempat, Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di Negara sedang berkembang ketimbang Negara yang sudah maju. Prevalensi anemia ibu hamil pada tahun 2005 di beberapa Negara terbelakang sangat tinggi seperti di Kongo adalah 67,30%, di Nigeria 65,51% dan di Eithopia 62,68%. Menurut Waktu, Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%.4 Hal ini disebabkan karena pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat.
Lanjutan Determinan - Usia, Umur ideal untuk kehamilan yang risikonya rendah adalah pada kelompok umur 20-35 tahun. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, perempuan yang mengalami kehamilan pada usia berisiko tinggi (35 tahun ke atas) 4,6% tidak pernah memeriksakan kehamilan, dan yang berusia < 20 tahun 5,1% memeriksakan kehamilan pada dukun. Kehamilan pada remaja putri sangat berisiko terhadap dirinya karena pertumbuhan linier (tinggi badan) pada umumnya baru selasai pada usia 16-18 tahun, dan dilanjutkan dengan pematangan rongga panggul beberapa tahun setelah pertumbuhan linier selesai. Umur Kehamilan, Kebutuhan akan berbagai zat gizi termasuk zat besi pada trimester I meningkat secara minimal. Setelah itu sepanjang trimester II dan III, kebutuhan akan terus membesar sampai pada akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu, yaitu penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara. Jarak kelahiran, dapat menyebabkan hasil kehamilan yang kurang baik. Jarak dua kehamilan yang terlalu pendek akan mempengaruhi daya tahan dan gizi ibu yang selanjutnya akan mempengaruhi hasil produksi. Konsumsi Tablet Fe, Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi zat besi dengan cara yang benar akan memnuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh yang bisa meningkatkan kualitas kehamilan. Banyak hal yang membuat ibu hamil tidak patuh mengkonsumsi zat besi yang terdapat dalam tablet tambah darah yang diprogramkan pemerintah. Penghasilan, Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah status ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga dan harga bahan makanan itu sendiri. Tingkat pendidikan, sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku untuk hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang untuk menyerap informasi-informasi dan mengimplementasikannya dalam perilakudan gaya hidup sehari- hari,khusunya tingkat pendidikan wanita sangat mempengaruhi kesehatannya.
Tanda dan Gejala Anemia Periksa perubahan warna kulit. Seseorang yang memiliki anemia Penurunan nafsu makan Mengalami sesak nafas Sering merasa cepat lelah dan pusing.
CARA Pencegahan Anemia Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder Pencegahan Tersier
TERIMA KASIH