Berkunjung ke Khajuraho, Kuil Kamasutra

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Semuanya Indah Jangan Menangis Mama
Advertisements

Menulis Cerpen dengan Media Lagu
SURAT YANG DITULIS PADA TAHUN 2070
POTENSI WISATA jawa tengah
Bacalah dengan teliti, ini sangat penting!
"Tour de Cirebon" dengan Becak
GOD IS STILL WAITING (ALLAH YANG MENANTI PERTOBATAN UMAT)
Ke Tanah Merah Tiga atau empat hari kemudian kami diberangkatkan dengan menumpang kapal yang lebih kecil lagi. Kapal ini milik Pemerintah yang disebut.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BERBAGAI JENIS TRANSPORTASI
SENGGIGI BEACH Heaven on earth.
By: Ibnu Muhammad Tysan Hilmi Muhammad Hauzan. Tugu merupakan salah satu icon kota jogjakarta. Bangunan ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I.
Pemancing Cilik Pada tepian sebuah sungai, tampak seorang anak kecil sedang bersenang-senang. Ia bermain air yang bening di sana. Sesekali tangannya dicelupkan.
OLEH : AZKIYA SALSA AFIANA KELAS : 5C SD MUHAMMADIYAH CONDONGCATUR
Menyusuri Seribu Kuil di Chiang Mai Kalau Anda menyukai hawa yang sejuk, Chiang Mai adalah tempat yang tepat untuk Anda! Selain udaranya yang nyaman, kota.
Kata Ganti dan Kata Depan
Ke Raja Ampat, Bukan Cuma "Diving"
Dieng, Paket Wisata Komplet di Jateng
DEFENISI DAN FUNGSI TERMINAL SECARA UMUM
Etika menerima Tamu dan Bertelepon
08 DEFENISI DAN FUNGSI TERMINAL SECARA UMUM
TRANSPORTASI By : Tia Nurjanah.
TEKS EKSPOSISI
DANAU BERATAN BEDUGUL.
Kata Ganti dan Kata Depan
tugas Aplikom1 Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2015
Bersyukur dan Bahagia Alkisah, ada seorang pedagang kaya yang merasa dirinya tidak bahagia. Dari pagi-pagi buta, dia telah bangun dan mulai bekerja. Siang.
OBYEK WISATA Gua Kontilola Misteri Gua Alien di Papua
TUGAS APLIKOM 1 Di susun Oleh : Opi Dwi Dera Astuti
Tugas Aplikom e-learning
Tugas Aplikasi Komputer
1.Rania Bramasta W 2.Khanifah Cindia
Sistem Transportasi Pertemuan 5 Transportasi Darat 04 –
''OBYEK WISATA KULON PROGO''
APLIKASI KOMPUTER.
BAGIAN-BAGIN RUMAH YG PERLU DIPERHATIKAN A. LANTAI
ANALISIS TEMPAT KERJA.
Anak Buta Seorang anak buta duduk bersila di sebuah tangga pintu masuk pada sebuah supermarket. Dia adalah pengemis yang mengharapkan belas kasihan dari.
Beberapa titik pendakian
TUGAS APLIKOM 1 UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015
Wisata Sejarah di Ayutthaya
40 Langkah Menghemat Air Ada banyak cara untuk menghemat penggunaan air dan kesemuanya dimulai dari diri kita masing-masing. 1. Ketika mencuci piring-piring.
PELAYAN HOTEL Turn On Your Speakers.
Penjual Keripik Pisang
 ASSALAMUALAIKUM .
Rumah DiJual Rumah mewah di Jakarta Selatan, Pasar Minggu
Rangkaian Produk Perawatan
Wisata Pesisir: Rumah Si Pitung Hampir Punah
Tugas ICT INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM
Nama : Wahyu Ningsih NIM : Prodi : Akuntansi Kelas : E3
5 Wisata Pantai Indah yang Tersembunyi di Yogyakarta
WISATA ALAM & SEJARAH DAERAH ISTIMEWA
Kuliah 13 Terminal.
Tiga Kisah Menggugah.
Belajar dari sebuah Kepompong
PANTAI NAMBUNG NAMA : SITI NAJWA ALAMAT : GELOGOR
WISATA PANTAI SENGGIGI
ANALISA SWOT PERKEMBANGAN PARIWISATA INDONESIA
REKRIASI SAMBIL BELAJAR
Transportasi di Jepang
Transportasi dalam Bangunan
Kata Ganti dan Kata Depan
Kuliah 3 Transportasi Darat.
DESA WISATA Novita Widyastuti S.,M.Si.Par. WISATA???
Menyiapkan Kamar Untuk Tamu “Preparing Room for Guest”
Patung dari Batu Giok Murnilah orang yang tidak mencari kekuasaan dan kekayaan. Lebih murni lagi orang yang punya kekuasaan dan kekayaan tetapi tidak korupsi.
5 Cara Alami Memutihkan Wajah
REKLAMASI PANTAI SONGDO SMART CITY SEBAGAI KOTA HASIL REKLAMASI DI KOREA SELATAN DI SUSUN OLEH: A. M. AYRTON SENNA C PROGRAM STUDI TEKNIK.
Paragraf narasi Ketika aku sedang dalam perjalanan menuju ke sekolah, aku melihat Budi yang sedang berjalan dengan sangat cepat. Dia terlihat seolah –
Berwisata di Hongkong dengan Trem
Falsafah Pohon Bambu Alkisah di suatu desa yang begitu sejuk dinaungi pepohonan rindang, tumbuhlah sebatang pohon mahoni yang begitu besar, menjulang tinggi.
Transcript presentasi:

Berkunjung ke Khajuraho, Kuil Kamasutra Embusan embun pagi yang mencair diterpa mentari terbit membangunkan kami di kabin yang masih penuh dengan penumpang. Dua turis asal AS itu nampak masih tertidur pulas dibalut sleeping bag tipis miliknya, kami sibuk berbenah dan mengantre di wastafel kereta untuk menggosok gigi, sangat berlebihan bila kami katakan kami menggunakan air subtansi kereta untuk membilas, tentu saja tidak. Kami menggunakan air mineral botol yang kami beli untuk minum, bahkan terkadang kami lebih memilih menggunakan tisu basah atau air mineral untuk kebersihan lainnya. Mungkin kami memang terlalu ekstrem memperlakukan negara ini, tetapi semuanya kami lakukan berdasarkan petunjuk beberapa travel tips yang diterbitkan buku-buku travel kebanyakan. Pagi ini indah, dan terasa lebih sejuk, aroma hijau daun menampakkan senyum kota ini kepada kami, menyapa kami hingga kereta berhenti di stasiun yang dimaksud. Stasiun ini bukan stasiun besar seperti kota lainnya, hanya terdapat beberapa platform yang aktiv mengisi aktivitas perkereta apian. Kami dan Jack serta pasangannya menuju pangkalan taksi dan angkutan umum lainnya yang letaknya masih disekitar stasiun. Tak ada angkutan umum yang langsung ke desa Khajuraho, kami terpaksa harus menggunakan jasa taksi untuk sampai ke desa tersebut. Taksi yang dimaksud ternyata tak seperti taksi kota kebanyakan yang menggunakan argo, bentuknya seperti mobil-mobil pribadi yang disewakan, bahkan diantaranya ada yang berbentuk jeep, 800 Rupees harga rata-rata yang mereka tawarkan. Namun bila Anda pintar menawar, harga bisa turun mencapai 500 – 600 Rupees tergantung jenis mobil yang Anda minati. Konon karena jalan sepanjang Satna agak rusak, maka kami memutuskan memilih Jeep demi kenyamanan, antara model mobil yang lainnya hanya selisih 50 Rupees, dan tak semua mobil memiliki AC. Jadi Anda harus teliti dengan kondisi dan fasilitas mobil yang akan Anda pilih, barulah menentukan harga yang pantas untuk penawaran terakhir. Biasanya taksi-taksi disini bisa memuat 4 hingga 5 penumpang, jadi untuk menghemat biaya, Anda bisa patungan atau sharing cost dengan penumpang lainnya. Kebetulan jumlah kami cukup untuk muatan 1 Jeep, mengingat bagian belakang Jeep akan penuh dengan barang-barang bawaan kami. Setelah melalui penawaran yang cukup alot, kami dapatkan harga 600 Rupees untuk 4 orang dengan jenis mobil Jeep dan berAC. Jeep ini mulai beraksi di jalan-jalan rusak sepanjang desa Satna, hampir setengah jam berlalu, akhirnya jalan aspal lebar mulai kami temui. Konon Satna dan Khajuraho dihubungkan oleh tanah-tanah perbukitan yang cukup landai, layaknya jalan-jalan sepanjang Puncak Bogor, kami melalui aspal-aspal halus, berkelok-kelok menaiki perbukitan dengan pepohonan rindang serta perkebunan teh yang menghijau, dan udara sejuk yang sama sekali tidak berdebu, membuat perjalanan terasa nyaman. Dua setengah jam perjalanan tak terasa telah berlalu, ngobrol ngalor-ngidul hingga ketiduran sepoi-sepoi pun akhirnya membawa kami pada gapura besar bertuliskan Khajuraha, Khajuraha atau Khajuravaka adalah nama asli desa tersebut saat pertama kali ditemukan. Terdapat satu jalur rel kereta api sepanjang jalan, dari papan bilboard petunjuk yang berada di dekat gapura ini masih 11 km menuju tengah desa, dimana pusat peninggalan paling kontroversial se India itu tergelar di sebuah perkomplekan. Tidak lebih dari 20 menit saja, kami tiba di sebuah pertigaan jalan yang penuh dengan penginapan-penginapan, sebuah kawasan penginapan nampak nyaman dengan dibatasi pagar tembok setinggi 1 meter, tepat di depan kawasan ini merupakan kuil Khajuraho yang terkenal dengan ukiran-ukiran bertajuk Kamasutra. Kami bergegas menuju penginapan yang menurut orang sekitar termasuk penginapan murah dan memiliki fasilitas yang memadai. Letak Yogi guest house, nama penginapan itu memang agak menjorok kedalam, tapi guest house ini memang benar-benar bersih dan memadai, bahkan penginapan dengan harga 250 Rupees permalam ini menyediakan jasa penyewaan motor dan sepeda. Seorang resepsionis menyambut kami dengan ramah, setelah mengisi buku tamu dan menyerahkan selembar foto-copy pasport kami segera diantar oleh roomboy yang baik hati membawakan backpack kami hingga ke kamar. Kamar dan toiletnya cukup luas, dan sangat bersih serta nampak terawat. Dua buah single bed nampak asri dibalut dengan sprei bunga-bunga, ditemani sebuah kaca rias dan satu buah lemari yang cukup besar. Membuat kami betah untuk segera berleha-leha setelah mandi. Semangat ingin segera mengunjungi kuil ini kandas diterpa awan hitam yang mulai mengusik hari yang sedari tadi panas, tak lama setelah makan siang di sebuah restoran yang letaknya tepat di depan komplek kuil tersebut, hujan pun mengguyur deras pedesaan yang konon sudah hampir 3 tahun belakangan gersang. Kira-kira begitulah yang dikisahkan seorang pelayan setengah baya yang bekerja di Raja Cafe ketika mencoba mengungkapkan rasa syukurnya kepada Tuhan. Rupanya selain ramai pengunjung dan letaknya yang menghadap kuil, restoran ini juga memiliki citarasa masakan yang sangat kreatif, nampaknya bumbu-bumbu yang dipakai telah banyak disesuaikan kepada lidah internasional, sehingga apapun menunya, anda tidak akan mengalami kekacauan rasa seperti yang travel kuliner biasa katakan tentang kesan pertama masakan India. Langit masih merah saat gelap kian menyapa, kami bergegas berlarian diatas rintik hujan yang sedari tadi tak jua kunjung berhenti, bahkan  ketika tiba saatnya makan malam, kami masih ditemani hujan yang makin deras menikmati beberapa menu masakan Yogi Lodge di restoran yang tersedia di lantai rooftopnya. Dan untuk kedua kalinya kami dibuat berpikir atas pernyataan syukur yang dibuat oleh si pemilik penginapan tentang hujan yang hampir 3 tahun ini tak pernah datang. Dari ceritanya kami dibawa mengilhami anugerah Tuhan hari ini, betapa ketika kami melihat sungai sepanjang desa ini mengering, pemandangan yang nampak pun terasa hambar, lalu dengan ceritanya kami diajak menebak-nebak esok hari saat air hujan mulai menggenangi sungai, membuat alam desa ini akan lebih hidup.