Oleh: Chusnul Chotimah Farid Cahyaningtyas Nuraini Agustyasari Kontekstual Tematik Intruksional Transak sional
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu : Mengaitkan Mengalami Menerapkan Kerjasama Mentransfer
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983)
Ciri Khas Pembelajaran Tematik: Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar Kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungan Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain
Manfaat Pembelajaran Tematik: Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah- pecah. Penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat
Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi yang mencakup: BAGI GURU BAGI SISWA SARPRAS PENGATURAN RUANGAN PEMILIHAN METODE
Pendekatan instruksional adalah pendekatan yang berdasarkan kepada pendirian bahwa pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah sebagian besar masalah manajerial kelas. Pendekatan ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif adalah hasil dari perencanaan pengajaran yang bermutu. Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan dengan teliti pelajaran yang baik, kegiatan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik.
Pengembang pendekatan instruksional menyarankan guru dalam mengembangkan strategi manajemen kelas harus memperhatikan hal-hal berikut: Menerapkan kegiatan yang efektifMenyediakan daftar kegiatan rutin kelasMemberikan pengarahan yang jelasMenggunakan dorongan yang bermaknaMemberikan bantuan mengatasi rintanganMerencanakan perubahan lingkungan Mengatur kembali struktur situasi
Aplikasi Pendekatan Instruksional Kepada Siswa SD: Pendekatan instruksional pada dasarnya dirancang untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam siswa. Ini berarti tujuan-tujuan instruksional yang hendak dicapai melalui model sistem instruksional yang dirancang harus sesuai dengan need (kebutuhan) siswa, berarti wewenang untuk menentukan tujuan (sistem) adalah siswa; wewenang untuk mengembangkan rancangan instruksional (sistem instruksional) adalah ahli pendidikan.
Menurut Gerald Corey Analisis Transaksional berakar pada filosofi antideterministik. Analisis ini juga mengakui bahwa mereka dipengaruhi oleh harapan serta tuntutan oleh orang lain yang signifikan baginya, terutama oleh karena keputusan yang terlebih dulu telah dibuat pada masa hidupnya mereka pada saat mereka sangat tergantung pada orang lain.
Pendekatan Transaksional antara lain: Status Ego Belaian / Perintah Permainan Posisi Hidup