Hipertensi Geriatrik
Definisi Hipertensi didefinsikan sebagai kenaikan tekanan darah arterial. Pasien dengan nilai diastolic blood presure (DBP) 140 mmHg mempunyai hipertensi pada sistolik. Berdasarkan rekomendasi JNC VII target nilai tekanan darah yaitu : < 140/90 mm Hg untuk kebanyakan pasien. Pasien dengan diabetes < 130/80 mm Hg Pasien dengan penyakit ginjal kronis < 130/80 mm Hg
Dengan meningkatnya tekanan darah dan gaya hidup yang tidak seimbang dapat meningkatkan faktor risiko munculnya berbagai penyakit seperti arteri koroner, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Salah satu studi menyatakan pasien yang menghentikan terapi anti hipertensi maka lima kali lebih besar kemungkinannya terkena stroke. Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular (stroke, transient ischemic attack), penyakit arteri koroner (infark miokard, angina), gagal ginjal,dementia, dan atrial fibrilasi.
PATOFISIOLO GIS Hipertensi adalah kelainan heterogen yang bisa muncul dari penyebab spesifik (hipertensi sekunder) atau dari mekanisme patofisiologi yang tidak diketahui penyebabnya (hipertensi primer atau esensial). Hipertensi sekunder terjadi pada kurang dari 5% kasus, dan kebanyakan disebabkan oleh renoparenchymal kronik atau penyakit renovascular. Kondisi lain yang menyebabkan hipertensi sekunder termasuk pheochromacytoma, sindroma Cushing, hipertiroid, hiperparatiroid, aldosteronisme primer, kehamilan, peningkatan tekanan intercranial, dan koarktasi (penyempitan) aorta (Dipiro,2009)
MANIFESTASI KLINIS Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler. (Lam Murni, 2012)
DIAGNOSIS Hipertensi sering sekali disebut “silent killer” karena pasien dengan hipertensi esensial biasanya tidak ada gejala (asimptomatik). Tekanan darah yang tinggi satu-satunya tanda utama hipertensi pada pemeriksaan fisik. Gambar. Klasifikasi Tekanan Darah pada Dewasa Menurut Dipiro edisi 9 (Dipiro,2015)
Adapun pembagian derajat keparahan hipertensi pada seseorang merupakan salah satu dasar penentuan tatalaksana hipertensi (disadur dari A Statement by the American Society of Hypertension and the International Society of Hypertension2013)
Dalam menegakan diagnosis hipertensi, diperlukan beberapa tahapan pemeriksaan yang harus dijalani sebelum menentukan terapi atau tatalaksana yang akan diambil. Algoritme diagnosis ini diadaptasi dari Canadian Hypertension Education Program. The Canadian Recommendation for The Management of Hypertension 2014 (PERKI, 2015).
HASIL TERAPI yang DIINGINKAN Tujuan keseluruhan adalah mengurangi morbiditas dan mortalitas (Wells et al., 2015). Menurunkan tekanan darah sistolik pasien hipertensi geriatric dibawah 150 mmHg (Patel and Stewart, 2015). Pasien hipertensi geriatri dengan komplikasi diabetes dan Chronic Kidney Disease (CKD) tekanan darah harus kurang dari 140 mmHg (Patel and Stewart, 2015).
PENANGAN NON FARMAKOLOGI
Algoritme tatalaksana hipertensi yang direkomendasikan berbagai guidelines memiliki persamaan prinsip, dan di samping ini adalah algoritme tatalaksana hipertensi secara umum, yang disadur dari A Statement by the American Society of Hypertension and the International Society of Hypertension2013; Algoritme tatalaksana hipertensi yang direkomendasikan berbagai guidelines memiliki persamaan prinsip, dan di samping ini adalah algoritme tatalaksana hipertensi secara umum, yang disadur dari A Statement by the American Society of Hypertension and the International Society of Hypertension2013; FARMAKOLO GI
Pilihan jenis obat antihipertensi berdasarkan ada tidaknya penyakit komorbid
FARMAKOLOGI Menurut European Society of Hypertension 2003, kombinasi dua obat untuk hipertensi ini dapat dilihat pada gambar 3 dimana kombinasi obat yang dihubungkan dengan garis tebal adalah kombinasi yang paling efektif.
Terapi Kombinasi Rasional kombinasi obat antihipertensi: Ada 6 alasan mengapa pengobatan kombinasi pada hipertensi dianjurkan: Mempunyai efek aditif 2. Mempunyai efek sinergisme 3. Mempunyai sifat saling mengisi 4. Penurunan efek samping masing-masing obat 5. Mempunyai cara kerja yang saling mengisi pada organ target tertentu 6. Adanya “fixed dose combination” akan meningkatkan kepatuhan pasien (adherence) Ada 6 alasan mengapa pengobatan kombinasi pada hipertensi dianjurkan: Mempunyai efek aditif 2. Mempunyai efek sinergisme 3. Mempunyai sifat saling mengisi 4. Penurunan efek samping masing-masing obat 5. Mempunyai cara kerja yang saling mengisi pada organ target tertentu 6. Adanya “fixed dose combination” akan meningkatkan kepatuhan pasien (adherence)
Perbedaan pengobatan hipertensi geriatri dan dewasa dapat dengan beberapa pertimbangan : adanya perubahan – perubahan fisiologis akibat proses menua adanya berbagai penyakit penyerta lainnya Perubahan sistem biologis pada usia lanjut. (Dipiro, 2015).
EVALUASI HASIL TERAPI 1 Evaluasi tekanan darah 2 Monitoring kerusakan target organ 3 Monitoring efek samping dan interaksi obat 4 Monitoring kepatuhan dan konseling pasien