Keahlian dasar, Peralatan, Penimbangan-Pengukuran dan Memperkecil Ukuran Partikel COMPOUNDING & DISPENSING.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
Advertisements

TEKNOLOGI PROSES Ada tiga kata kunci dalam mengartikan proses, yaitu input, perubahan dan output. Dengan demikian “teknologi proses” merupakan aplikasi.
Bab III Zat dan Wujudnya.
METODE PENENTUAN UKURAN PARTIKEL
TEKNOLOGI PEMBUATAN BETON
PRAKTIKUM KIMIA DASAR MEMBUAT LARUTAN BAKU.
BENTUK SEDIAAN.
MIKROMERITIKA Farmasi Fisika
SERBUK FARMASETIK DASAR.
Oleh : SANTI DWI ASTUTI .,S.Farm.,Apt. SMK KESEHATAN DONOHUDAN
Penghilangan Minyak dan Lemak
PERUBAHAN MATERI PENDEFINISIAN PERUBAHAN MATERI
PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI
KAPSUL FARMASETIKA DASAR.
PEMERIKSAAN BAKTERI, KHAMIR DAN JAMJUR PREPARAT TETES GANTUNG Preparat tetes gantung atau preparat basah memungkinkan pemeriksaan organisme hidup yang.
PENGENCERAN Zat kimia terdapat dalam bentuk : cairan & padatan
FARMASETIK DASAR SALEP.
ZAT & WUJUDNYA
Sri Mulya Ningsih Syari’fah Tania Widya F Windya. V Yudha. P
Fitri Rahma Yenti, S.Farm.,Apt POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG PROGRAM STUDI DIII FARMASI 5/30/20171.
PROFESIONAL DISPENSING
Kuliah FTS CSP tanggal 5 Februari 2012
GRAVIMETRI Analisis gravimetri: proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu Analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau.
Penyimpanan dan Transportasi Bahan
K R O M A T O G R A F I.
FARMASETIKA - sUsPeNsi -
LARUTAN DAN KONSENTRASI
Mempengaruhi Stabilitas Obat
Laboratorium kualitas air
PELATIHAN BETON II PELATIHAN II OLEH DIVISI MATERIAL KONSTRUKSI (Pertemuan Ke-2) FUNGSIONARIS UREKA 2017 | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS UDAYANA.
MACAM MACAM SEDIAAN OBAT
AGREGAT HALUS Pertemuan 02
SALEP MATA OKSITETRASIKLIN
Argento-Gravimetri.
AJI NAJIHUDIN Pembimbing 1 : Atun Qowiyyah, M.Si., Apt.
Tablet.
Dra Ratih Dyah Pertiwi, Apt
Asisten klp : LA HAMIDU, S.Farm
MACAM MACAM SEDIAAN OBAT
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II
Praktikum Kimia Anorganik
14/09/2018.
Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman 2010
Oleh: Siti Hajar Nur Safita
MUHAMMAD FAJRIN A. SALIM KIMIA
ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM KIMIA
Oleh : Rosy Anjani Syafitri J0B Dosen Pembimbing :
RESEP BEDAK BIANG KERINGAT
Disusun oleh: Dora Anggia w.s ( )
Kesetimbangan Kimia Kelompok 6 Alif Tiara Fiska
RESEP GEL ANALGETIK OLEH ALLEN TRIPUT MUNIAGA SURABAYA.
ASSALAMU’ALAIKUM.
di DUNIA KIMIA Selamat Datang vv 9/19/2018
RESEP GEL ANALGETIK OLEH ALLEN TRIPUT MUNIAGA SURABAYA.
PENGUAPAN DAN PENGERINGAN
PENDAHULUAN Tujuan pemberian sediaan parenteral : 1. Pemberian obat pada keadaan mendesak 2. Zat aktif tidak dapat diserap oleh saluran cerna 3.Obat yang.
FORMULASI SEDIAAN SUSPENSI
EKSTRAKSI TANAMAN OBAT
SEDIAAN SERBUK.
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN MATERI 4 (LANJUTAN)
KOLOID.
KEGIATAN BELAJAR 3 MUTU SENSORI, FISIS, MEKANIK SERTA PERALATAN DASAR LABORATORIUM MUTU HASIL PERTANIAN.
Presentasi Laboratorium Metalurgi II Kelompok 24 : Greynaldi Gasra ( ) Adam Andi Nugroho ( )
Penegenalan Alat – Alat Laboratorium Kimia By : Wirna Eliza.
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% RIMPANG KUNYIT “ Curcuma domestica Val.” TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DENGAN METODE DIFUSI CAKRAM.
SALEP LUKA BAKAR. LATAR BELAKANG Salep merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, yang sakit atau terluka dimaksudkan untuk.
Ranna Kurnia Pengujian Karakteristik Aspal. Jenis Pengujian Karakteristik Aspal (umum) Penetrasi Penetrasi Setelah TFOT Titik Lembek Titik Lembek Setelah.
TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID
EVALUASI GRANUL & TABLET
Transcript presentasi:

Keahlian dasar, Peralatan, Penimbangan-Pengukuran dan Memperkecil Ukuran Partikel COMPOUNDING & DISPENSING

Mega Afipah ( ) Reza Kurnia Ahyan ( ) Wasni ( )

2 Memiliki akses informasi terbaru Mampu menyimpan bahan sediaan obat yang sesuai dengan sifat fisika kimia bahan Mempunyai kemauan dan dedikasi dalam bidang farmasi Mempunyai keahlian ilmu dasar farmasi sehingga mampu melakukan proses compounding yang benar

3 Alat yang digunakan dalam mebantu pencampuran obat Mempunyai skala/ukuran tertentu

4 Mortar & Stamper Digunakan untuk menghaluskan dan mencampur bahan-bahan Terbuat dari porcelain dan tahan panas Cawan Digunakan untuk wadah menimbang, menguapkan / mengeringkan cairan, melebur / mencampur bahan. Terbuat dari porcelain, tahan panas, tidak tahan banting Kaca Arloji Digunakan untuk menimbang bahan yg mudah menguap, menyublim & cairan yg tidak boleh ditimbang dgn kertas perkamen

5 Sendok/Sudip Digunakan untuk mengambil bahan padat, untuk bahan cair bisa digunakan pipet penetes atau langsung dituang dengan hati-hati, sedangkan untuk bahan semipadat ( ekstrak kental dan lemak-lemak) bisa digunakan spatel/sudip Pengayak Alat yg dipakai untuk mengayak bahan sesuai dengan derajat kehalusan serbuk

6 Corong Digunakan untuk menyaring dgn meletakkan kertas saring diatas corong, kertas saring digunting bulat ± 1 cm diletakan pd mulut corong Batang Pengaduk Digunakan untuk mengaduk bahan, biasanya bahan berupa cair Pencetakan suppo Digunakan untuk pembuatan/pencetakkan sediaan suppo.

7 Capsule Filler Alat untuk mengisi kapsul secara manual/menggunakan tangan. Pencetak Tablet Digunakan untuk mencetak tablet

8 Timbangan Obat Ada 3 jenis timbangan obat, yaitu : 1.Timbangan Kasar : Daya beban 250 gram – 1000 gram, kepekaan 200 mg 2.Timbangan gram halus : Daya beban 100 gram – 200 gram, kepekaan 50 mg 3.Timbangan miligram : Daya beban 10 gram hingga 50 gram, kepekaan 5 mg Digunakan untuk menimbang bahan kurang dari 1 g/yg membutuhkan ketelitian, misal obat berkhasiat keras (meskipun jumlahnya >1 g)

9 Cara penimbangan bahan-bahan : 1.Bahan padat seperti serbuk, lilin dll ditimbang diatas kertas perkamen. 2.Bahan ½ padat seperti vaselin, adeps, ditimbang diatas kertas perkamen atau diatas cawan penguap. 3.Bahan cair dapat ditimbang diatas kaca arloji, cawan penguap atau langsung dalam botol atau wadah. 4.Bahan cairan kental seperti ekstrak belladon dan ekstrak hyosciamy langsung ditimbang, sedangkan untuk ichtyol ditimbang dikertas perkamen yang sebelumnya diolesi dengan parafin cair/vaselin. 5.Bahan oksidator (Kalii Permanganas, Iodium, Argenti Nitras) ditimbang pada gelas timbang atau pada gelas arloji yang ditutup. 6.Bahan yang bobotnya kurang dari 50 mg dilakukan pengenceran (dibahas pada bab Pulvis)

10 Penimbangan  Pemilihan instrumen untuk menentukan bobot tergantung pada tugas yang dilakukan. Pilihan dapat dibuat berdasarkan luasnya rentang instrumen yang tersedia, termasuk timbangan analitik yg sangat sensitif, timbangan resep elektronik atau torsi. Instrument yg digunakan harus memenuhi standar yg sudah ditetapkan untuk kepekaan, akurasi dan kapasitas.  Timbangan resep golongan A, minimal harus digunakan dalam semua prosedur peracikan resep. Timbanganjenis ini mempunyai syarat kepekaan (SR, Sensitivity requirement) 6mg dan kapasitas maksimum 120g.

11 Jika presentasi galat tertentu tidak dilampaui dan kepekaan timbangan diketahui, maka jumlah terkecil yg dapat ditimbang dgn akurasi yg diinginkan dapat dihitung dengan cara: Dengan demikian untuk timbangan dgn kepakaan 6mg dengan galat yang diterima (acceptable error 5%), jumlah yang harus ditimbang adalah 120mg. Beberapa apoteker menggunakan timbangan elektronik untuk menimbang jumlah yang sangat kecil. Banyak timbangan ini yg dapat menimbang 0,1mg dengan akurat dan mudah digunakan.

12 Pengukuran Volume Pengukuran Volume yg akurat merupakan suatu keterampilan yang diperoleh pendidikan dan pelatihan apoteker. Volume adalah ruang yang ditempati diukur dalam satuan kubik. Volumetrik berkaitan dengan pengukuran volume dengan instrument atau alat yang sesuai. Alat yang lazim digunakan dalam prosedur analitik adalah mikropipet dan buret. Pemilihan alat yang digunakan harus disesuaikan dengan bahan yang diukur dan tingkt presisi yang diperlukan. Pengukuran volume kecil dalam bejana ukur yang besar meningkatkan kesalahan; semakin sempit rongga atau ruang bejana, semain kecil kesalahan dalam pembacaan miniskus dan semakin akurat pengukuran tersebut. Berdasarkan USP, penyimpangan 1mm pada pembacaan meniskus menyebabkan kesalahan sekitar 0,5mL jika menggunakan bejana ukur silinder 100mL

13

14  Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai pengaruh yang besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologinya (Moechtar, 1990; Sukandar, et al., 2008)).  Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rektal, dan topikal. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk (Martin, et al., 1993).  Penurunan ukuran partikel dapat meningkatkan laju absorpsi dan berpengaruh pada proses pelarutan. Pengurangan ukuran partikel berperan tidak hanya pada laju penyerapan tetapi juga pada kecilnya derajat kelarutan suatu senyawa.

Ukuran partikel dapat dinyakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata dan beberapa cara pengukuran partikel yaitu : 1.Metode Mikroskopik Bila partikelnya lebih kecil yaitu partikel dengan ukuran Angstrom. Dari 10 – 1000 Angstrom (1 Angstrom = 0,001 mikrometer), mikroskop ini mempunyai jelajah ukur dari 12 mikrometer sampai kurang lebih 100 mikrometer 2. Metode Pengayakan Cara ini untuk mengukur ukuran partikel secara kasar. Bahan yang akan diukur partikelnya ditaruh di atas ayakan dengan nomor mesh rendah. Kemudian dibawahnya ditaruh/ditempatkan ayakan dengan ayakan dengan nomor mesh yang lebih tinggi. Metode ini ádalah metode yang paling sederhana dilakukan. Ayakan dibuat dari kawat dengan lubang diketahui ukurannya. Istilah ”mesh” adalah nomor yang menyatakan jumlah luabang tiap inci. 3. Metode Sedimentasi Ukuran partikel dari ukuran saringan seperti salah satunya seringkali disangkutkan dalam bidang farmasi. Metode sedimentasi di dasarklan pada hukum Stoke, serbuk yang akan diukur disuspensikan dalam cairan, dimana serbuk tidak dapat larut. Suspensi ini ditempatkan pada sebuah pipet yang bervariasi. Sampel ini diuapkan untuk dikeringkan dan residunya ditimbang. Setiap sampel ditarik yang mempunyai ukuran partikel; yang lebih kecil dari yang dihubungkan dengan kecepatan. Pengendapan karena semua partikel dengan ukuran yang lebih panjang akan jatuh ke level bawah dari ujung pipet

15 Penggerusan adalah proses mekanik untuk memperkecil ukuran zat padat. Proses penggerusan merupakan dasar opresional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan konsekuensi meningkatnya luas permukaan. Ukuran partikel atau ukuran butiran dapat menentukan tingkat homogenitas zat aktif dan tingkat kerja optimal (Kurniawan, 2009). Ada dua cara penggerusan yaitu penggerusan dengan mortir stamper dan penggerusan dengan blender. Gambar 1. Mortir dan StemperGambar 2. Blender di Industri

18 Penggerusan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok sesuai dengan tingkat kehalusan yang dicapai yaitu: 1. mesin penggerus butir kasar 2. butir sedang 3. butir halus. Pemilihan klasifikasi ini disesuaikan dengan tujuan bentuk sediaan farmasi yang dikehendaki tergantung dari material dan sifat-sifat fisikanya (kekerasan, elastisitas, kelengketan, dan sebagainya), ukuran partikel awal dari bahan yang digerus, dan ukuran partikel akhir produk yang diinginkan. Misalkan dituntut suatu proses penghalusan yang berlangsung lama, maka pertama-tama dilakukan penggerusan kasar, kemudian dilanjutkan dengan suatu cara penggerusan lainnya, yang memungkinkan diperolehnya ukuran partikel terkecil (Kurniawan, 2009).

19 Secara konvensional, ukuran dinyatakan dengan istilah mesh (jumlah lubang pada tiap inci linear dari ayakan). Sebagai klasifikasi pembanding untuk pertimbangan kefarmasian, penggerusan kasar menghasilkan partikel-partikel yang lebih besar dari 20-mesh, penggerusan sedang menghasilkan partikel-partikel berukuran antara 200- sampai 20-mesh (74 sampai 840 mikron), dan penggerusan halus menghasilkan partikel-partikel yang lebih kecil dari 200-mesh. (Lachman,1989).

20  Ansel, H.C., 1981 “ Introduction to pharmaceutical dosage forms “, Lea & Febiger, Philadelphia.  Direktorat Pembinaan SMK.2014.Dasar – dasar kefarmasian jilid I. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.  Kurniawan, D.W., T.N. Saifullah Teknologi Sediaan Farmasi. Graha Ilmu,Yogyakarta.  Lachman, L., dkk Teori dan Praktek Farmasi Industri. UI Press. Jakarta  Moh. Anief, 1990 “ Ilmu Meracik Obat”, Gajah Mada University Press, Yogyakarta  Moh. Anief, 1990 “ Farmasetika”, Gajah Mada University Press, Yogyakarta  Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Joseph, S., Andyana,K., Setiadi. A.P., Kusnandar, 2008, ISO Farmakoterapi, Jakarta: PT ISFI Penerbitan.  The United State Pharmacopeial.(2007). The United States Pharmacopeia (USP). 30 th Edition. United States.