Oleh : Muhammad Fauzi Makki TEORI PRODUKSI Oleh : Muhammad Fauzi Makki
Faktor produksi Utama : Setiap proses / usaha yang menciptakan / menghasilkan suatu barang atau memperbesar nilai suatu barang. Proses Pengubahan bahan-bahan dari Faktor Produksi menjadi hasil yg diinginkan konsumen dan hasilnya dapat berupa barang atau jasa. Faktor produksi Utama : Tanah (land) atau sumber daya alam (natural resources) Tenaga kerja manusia (labour) atau sumber daya manusia (human resources) Modal (capital) Kecakapan tata laksana (managerial skill)
FAKTOR PRODUKSI Faktor produksi adalah segala sesuatu atau sumber-sumber yang digunakan dalam suatu proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa secara terus menerus. Faktor produksi utama lahan, modal tenaga kerja dan kewiraswastaan (entrepreneurship). Faktor Produksi Tetap (Fixed factor of production), yaitu faktor produksi yang sifatnya tidak habis dipakai dalam satu periode produksi serta relatif tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Contoh: kandang, peralatan tahan lama, kendaraan, mesin pelet dll Faktor Produksi Variabel (Variable factor of production),yaitu faktor produksi yang sifatnya habis dipakai dalam satu periode produksi, serta besar penggunaannya sangat berkaitan dengan jumlah produk yang dihasilkan. Contoh: pakan, doc, bahan bakar dan lain-lain.
Fungsi Produksi adalah hubungan fisik atau hubungan teknis antara jumlah faktor produksi yang dipakai dengan jumlah yang dihasilkan. Secara matematis: Y = f ( X), atau Y adalah fungsi dari... , tergantung pada…, atau ditentukan oleh X. Faktor produksi yang digunakan dalam suatu proses produksi itu dalam kenyataannya lebih dari satu macam sehingga fungsi produksi tersebut bisa berbentuk fungsi linier, kuadratik, Cobb-Douglas atau bentuk lainnya, Fungsi produksi yang umum (fungsi produksi klasik) dapat dinyatakan sebagai berikut: Y = f ( X1 / X2, X3,…, Xn)
Dalam suatu fungsi, maka fungsi produksi dapat dituliskan: Y = f ( X1 / X2, X3, …, Xn ) Produk Y merupakan fungsi dari faktor produksi variabel X1, jika faktor produksi tetap X2, X3, …, Xn ditetapkan pemakaiannya pada tingkat tertentu.
Ukuran Produktivitas Produk Total (Total Product) Yaitu jumlah produk keseluruhan yang dihasilkan dari sejumlah faktor produksi. Produktivitas = produksi rata-rata / satuan tertentu Misal ; Produktivitas padi di Kalsel 4 ton / ha Produk Marjinal (Marginal Product) Yaitu penambahan jumlah produk sebagai akibat penambahan satu satuan faktor produksi. Misalnya untuk menambah produksi susu dari 8 liter/ekor/hari menjadi 12 liter/ekor/hari, perlu ditambahkan pemberian konsentrat sebanyak 8 kg/ekor/hari. Berarti produk marjinalnya adalah 4 liter / 8 kg atau sama dengan 0,5 liter/kg.
Ukuran Produktivitas Produk Rata-rata (Average Product) Yaitu rata-rata jumlah produk yang dihasilkan untuk setiap satuan faktor produksi yang dipakai Misal: pada tingkat produksi 12 liter/ekor/hari jumlah konsentrat yang diberikan sebanyak 8 kg/ekor/hari. Produk rata-ratanya adalah 1,5 liter/kg
Penambahan faktor prod BENTUK KENAIKAN HASIL Apabila ke dalam suatu proses produksi ditambahkan faktor produksi secara berturut-turut maka produknya akan meningkat. Seberapa besar kenaikannya dan sifat kenaikannya dapat dibedakan atas: Kenaikan Hasil Tetap (Constant Return to Scale). Penambahan tiap satu satuan faktor produksi yang terus menerus menyebabkan kenaikan hasil yang tetap. (Tabel 4.1) Tabel 4.1. Hubungan Input dan Output yang Menggambarkan Kenaikan Hasil Tetap Faktor prod (X) Penambahan faktor prod (X) Produk (Y) Penambahan produk (Y) Produk marjinal (Y/ X) 1 10 2 20 3 30 4 40
Ilustrasi 4.1. Kurva Kenaikan Hasil Tetap
Kenaikan Hasil Bertambah (Increasing Return to Scale) Apabila ke dalam suatu proses produksi ditambahkan secara terus menerus satu satuan faktor produksi akan mengakibatkan penambahan produk yang makin lama makin meningkat. Tabel 4.2. Hubungan Input dan Output yang Menggambarkan Kenaikan Hasil Bertambah Setiap penambahan satu satuan faktor produksi (X) menyebabkan penambahan produk (Y) yang makin lama makin tinggi sehingga produk marjinalnya (Y/X) makin besar, dimana kurvanya akan cembung ke arah sumbu horizontal seperti pada ilustrasi 4.2 Faktor prod (X) Penambahan faktor prod (X) Produk (Y) Penambahan produk (Y) Produk marjinal (Y/ X) 1 10 2 25 15 3 45 20 4 70
Ilustrasi 4.2. Kurva Kenaikan Hasil Bertambah
Penambahan Fakktor prod Kenaikan Hasil Berkurang (Decreasing Return to Scale) Penambahan satu satuan faktor produksi yang terus menerus akan menyebabkan penambahan produk yang makin lama makin berkurang. Tabel 4.3. Hubungan Input dan Output dengan Kenaikan Hasil Berkurang Pada tabel di atas tampak bahwa makin banyak faktor produksi digunakan, menyebabkan produk total makin tinggi tetapi dengan produk marjinal yang makin rendah. Keadaan tersebut dapat dilihat pada Ilustrasi 4.3. Faktor prod (X) Penambahan Fakktor prod (X) Produk (Y) Penambahan produk (Y) Produk marjinal (Y/ X) 1 10 2 18 8 3 24 6 4 28
Ilustrasi 4.3. Kurva Kenaikan Hasil Berkurang
HUKUM KENAIKAN HASIL YANG MAKIN BERKURANG (The Law of Diminishing Return) Dalam suatu proses produksi apabila secara berturut-turut ditambahkan satu satuan faktor produksi variabel pada faktor produksi tetap, pada tahap awal, produksi total akan bertambah dengan pertambahan yang makin besar, tetapi sampai pada tingkat tertentu pertambahannya akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif, dan ini mengakibatkan pertambahan produksi total semakin kecil sampai mencapai produksi maksimal dan kemudian produksi total menurun.
Tabel 4.4. Hukum Kenaikan Hasil yang Makin Berkurang Faktor Produksi (X) Produk (Y) Produk Marjinal (Y/X) Produk Rata-rata (Y/X) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 50 90 140 180 210 232 240 238 234 30 40 22 - 2 - 4 20,0 25,0 30,0 35,0 36,0 33,1 26,4 23,4
Sifat dari The Law of Diminishing Return: Penambahan terus menerus faktor produksi menyebabkan produk total meningkat sampai tingkat tertentu (x=8 dan Y=240) Mula-mula terjadi kenaikan hasil bertambah, produk marjinal semakin besar (naik). Pada saat fungsi produksi total mencapai titik balik (inflection point), produk marjinal mencapai titik maksimum (x=4 dan MP=50) Sesudah titik balik terjadi kenaikan hasil yang semakin berkurang (produk marjinal menurun). Pada tingkat produksi total maksimum, produk marjinal sama dengan nol (0). Sesudah produk total maksimum, produk marjinal mempunyai nilai negatif
Ilustrasi 4.4. The Law of Diminishing Return
Pengertian Kurva Produk Total, Produk Rata-rata dan Produk Marjinal. Kurva Produk Total (KPT) atau Total Physical Product (TPP), adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara faktor produksi yang digunakan dengan produk yang dihasilkan. Kurva Produk Rata-Rata (KPR) atau Average Physical Product (APP) adalah kurva yang menunjukkan hubungan antar faktor produksi yang digunakan dengan produk rata-rata pada berbagai tingkat pemakaian faktor produksi. Produk rata-rata adalah jumlah produk yang dihasilkan untuk setiap penggunaan satu satuan faktor produksi. Apabila jumlah produk dinyatakan dengan Y dan jumlah faktor produksi yang digunakan adalah X maka produk rata-rata adalah Y/X. Kurva Produk Marjinal (KPM), atau Marginal Physical Product (MPP) adalah kurva yang menunjukkan hubungan antar faktor produksi dengan produk marjinal pada berbagai tingkat pemakaian faktor produksi. Produk marjinal adalah penambahan produk yang diperoleh karena penambahan faktor produksi satu satuan (Y / X).
ELASTISITAS PRODUKSI DAN DAERAH PRODUKSI Elastisitas Produksi merupakan perbandingan perubahan relatif antara jumlah produk yang dihasilkan dengan perubahan relatif jumlah faktor produksi yang digunakan. Secara matematis dapat dituliaskan sebagai berikut: x atau sama dengan Kita ketahui dY/ dX = produk marjinal dan Y/X = produk rata-rata, sehingga dapat dituliskan bahwa : Ep = PM / PR oleh karena itu : pada saat PM > PR maka Ep > 1 pada saat PM = PR maka Ep = 1 pada saat PM < PR maka Ep < 1
Hubungan antara input dengan produk total, produk marginal dan produk : rata-ratanya dapat digambarkan dalam bertuk kurva seperti ditampilkan pada Ilustrasi 4.5. Daerah produksi dibagi atas daerah rasional dan daerah irasional berdasarkan tingkat elastisitas produksinya. Berdasarkan nilai elastisitas produksi, daerah produksi dapat dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Daerah elastisitas produksi > 1 s/d elastisitas produksi = 1, disebut daerah I (irasional). Penambahan faktor produksi sebesar 1% menyebabkan penambahan produk selalu lebih besar dari 1%. Daerah elastisitas produksi = 1 s/d elastisitas produksi = nol, disebut daerah II (rasional). Penambahan faktor produksi 1% menyebabkan penambahan produk paling tinggi 1% dan paling rendah 0%. Di daerah ini dapat dicapai pendapatan maksimum. Daerah elastisitas produksi = nol s/d elastisitas produksi < nol, disebut daerah III (irasional). Penambahan faktor produksi menyebabkan pengurangan produk (penambahan negatif) atau mengurangi pendapatan.
(20) (10) - 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Input Produksi (X) ) Output (Y KPT KPM KPR E=0 E=1 II III I Ilustrasi 4.5. Hubungan Input dengan Produk Total, Produk Rata-rata dan Produk Marjinal
EFISIENSI EKONOMI DAN TINGKAT PRODUKSI OPTIMUM Efisiensi tehnis akan tercapai pada saat produk rata-rata mencapai maksimum, sementara efisiensi ekonomi tercapai pada saat keuntungan maksimum. Pada ilustrasi 4.5. efisiensi teknis dicapai pada saat PR max yaitu saat berpotongan dengan PM, atau saat PR = PM. yaitu pada tingkat penggunaan input X = 5 unit dan tingkat produksi (output) mencapai Y = 195 unit. Sementara produk maksimum dicapai saat X = 9 dan output Y max =240 unit.
EFISIENSI EKONOMI DAN TINGKAT PRODUKSI OPTIMUM Bila diketahui jumlah produk yang dihasilkan = Y dan harganya = Hy serta jumlah faktor produksi yang digunakan = X dan harganya Hx. Maka besarnya keuntungan (π) = penerimaan total – biaya total. π = Y. Hy – X. Hx Keuntungan maksimum dicapai bila turunan pertama dari fungsi keuntungan tersebut sama dengan nol dπ / dX = Hy . dY/dX – Hx = 0; dimana dY/dX = produk marjinal atau nilai produk marjinal (NPMx) = Hx. Keuntungan maksimal dicapai bila nilai produk marjinal sama dengan harga inputnya.
HUBUNGAN ANTAR FAKTOR PRODUKSI Dalam proses produksi ternak digunakan lebih dari satu jenis faktor produksi (rumput dan konsentrat, kandang dan tenaga kerja dll) Tujuan kombinasi faktor produksi adalah untuk menekan biaya produksi sekecil mungkin (least cost combination) atau kombinasi faktor poduksi yang menghasilkan biaya yang paling murah. Kemampuan satu faktor produksi X2 (misalnya konsentrat) untuk menggantikan faktor produksi X1 (misalkan rumput) disebut Daya Substitusi Marjinal (DSM).
HUBUNGAN ANTAR FAKTOR PRODUKSI Ada tiga macam pola hubungan antar input: Hubungan dengan Daya Substitusi Tetap (DSM Tetap), yaitu bila penambahan satu satuan faktor produksi yang satu (X1) menyebabkan pengurangan faktor produksi yang lain (X2), dalam jumlah yang tetap, sementara jumlah produk yang dihasilkan tidak berubah (iso produk). Hubungan Komplementer, yaitu bila kedua jenis faktor produksi harus dikombinasikan dalam satu perbandingan yang tetap. Misalnya X1 = 1 satuan dan X2 = 4 satuan. Apabila X1 = 5 satuan maka X2 = 20 satuan. Hubungan dengan Daya Substitusi yang Semakin Berkurang, yaitu apabila dalam kondisi iso produk, penggunaan jumlah faktor produksi yang satu (X1) dapat digantikan oleh faktor produksi kedua (X2) dengan penggunaan yang semakin kecil.
HUBUNGAN ANTAR HASIL PRODUKSI Kombinasi berbagai produk yang dihasilkan dari sejumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi membentuk empat macam pola hubungan antar hasil produksi: Joint Products, yaitu dua macam produk dihasilkan secara bersamaan dalam sekali proses produksi. Complementary Products ,yaitu dua produk dihasilkan dengan pola kenaikan produk yang satu diikuti oleh kenaikan produk yang lainnya, pada penggunaan faktor produksi tertentu. Supplementary , yaitu bila kenaikan produk yang satu tidak mempengaruhi produk yang lain dalam satu proses produksi. Competitive Products, yaitu bila kenaikan produk yang satu mengakibatkan turunnya produk yang lain.