OPERASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN SABO PERENCANAAN BANGUNAN SABO BAHAN TAYANG MODUL 6 OPERASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN SABO MODUL PELATIHAN PERENCANAAN BANGUNAN SABO TAHUN 2018 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
OPERASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN SABO Modul 6 OPERASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN SABO
PENGERTIAN OPERASI Operasi atau eksploitasi ialah usaha untuk pendaya-gunaan sesuatu sumber daya, dalam kaitannya dengan bangunan Sabo, operasi bangunan Sabo adalah usaha memanfaatkan fungsi bangunan seoptimal mungkin. PENGERTIAN PEMELIHARAAN Pemeliharaan ialah usaha yang ditujukan untuk menjamin kelestarian fisik suatu benda sehingga terjamin kelestarian fungsinya. Pemeliharaan bangunan Sabo mencakup tindakan merawat dan melindungi bangunan Sabo untuk menjamin kelestarian fungsi bangunan Sabo.
TUJUAN OPERASI BANGUNAN SABO Tujuan operasi bangunan adalah untuk mendapatkan manfaat dari tujuan bangunan tersebut dibuat. Bangunan Sabo dibuat dengan tujuan untuk mengendalikan aliran sedimen agar tidak menimbulkan bencana akibat aliran sedimen yang berlebihan (excess sediment).
Bangunan Sabo pada umumnya dibangun dalam sistem seri atau deretan, untuk menghindari gerusan lokal yang cenderung dalam dan panjang. Pengendalian aliran sedimen dilakukan oleh setiap bangunan Sabo sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk menahan sebagian material sedimen, mengarahkan aliran sedimen, menstabilkan dasar sungai dan mengendapkan sedimen.
JENIS KEGIATAN LINGKUP KEGIATAN OP OPERASI 1. Inventarisasi dan pengumpulan data 2. Inspeksi rutin 3. Penelusuran 4. Identifikasi dan analisis tingkat kerusakan 5. Penyusunan rencana anggaran biaya 6. Pengaturan penggunaan 7. Pengoperasian fasilitas
JENIS KEGIATAN LINGKUP KEGIATAN OP PEMELIHARAAN 1. Pemeliharaan preventif 2. Pemeliharaan korektif 3. Pemeliharaan rehabilitative
Inventarisasi Dan Pengumpulan Data Tujuannya adalah untuk memastikan jenis, jumlah, lokasi dan kondisi bangunan. Kegiatan yang dilakukan antara lain: Membuat tabel data dan informasi semua bangunan yang ada. Mencocokan dan melengkapi tabel data dengan keadaan dilapangan yang ada. Mengeplot lokasi semua bangunan dalam peta topografi skala 1: 25,000 berbasis sistem infomasi geografi (SIG). Menyimpan hasil tabulasi data dan informasi kedalam database berbasis sistem infomasi geografi (SIG).
Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan Kegiatan identifikasi meliputi : Mengidentifikasi masalah yang ada dan kebutuhan yang diperlukan untuk operasi dan pemeliharaan bangunan Membuat rencana kerja berdasar skala prioritas sesuai tingkat kerusakan bangunan. Menetapkan tingkat kerusakan bangunan.
Penilaian Kondisi Kerusakan Bangunan Penilaian kondisi kerusakan bangunan mengacu pada Rapermen PUPR tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Sabodam. Untuk dapat menilai kondisi dan kinerja bangunan Sabo, masing-masing kondisi bangunan diberi skor dengan nilai dari 1 sampai 5, yaitu kondisi terburuk sampai terbaik (kondisi ideal).
Cara pemberian skor penilaian menggunakan formulir penilaian Cara pemberian skor penilaian menggunakan formulir penilaian. Formulir penilaian terdiri atas 21 objek. selengkapnya dapat dilihat pada buku Modul 6 Lampiran 2, Tabel 2, Kriteria penilaian adalah sebagai berikut : Nilai 1 : Kondisi bagian bangunan yang ditinjau sudah rusak berat tapi masih dapat diidentifikasi. Nilai 2 : Kondisi bagian bangunan yang ditinjau rusak sedang, masih dapat diidentifikasi, tapi sudah tidak terlalu berfungsi dengan baik. Nilai 3 : Kondisi bagian bangunan yang ditinjau rusak sedang, masih dapat diidentifikasi, dan masih berfungsi dengan baik. Nilai 4 : Kondisi bagian bangunan yang ditinjau rusak ringan, masih dapat diidentifikasi, dan masih berfungsi dengan baik. Nilai 5 : Kondisi bagian bangunan yang ditinjau masih dalam kondisi baik dan masih berfungsi dengan baik.
Analisis Tingkat Kerusakan Analisis tingkat kerusakan. Menggunakan Formulir hasil Inpeksi Kondisi Bangunan dapat dilihat pada buku Modul 6 Lampiran 2, Tabel 4. Berdasar tingkat kerusakan bangunan rekomendasi pemelihgaraan dapat diberikan. Rekomendasi pemeliharaan ditetapkan berdasarkan parameter berikut: Kondisi baik, jika tingkat kerusakan masih dibawah 10% dari kondisi awal pembangunan. Kondisi rusak ringan, jika tingkat kerusakan 10% sampai dibawah 20% dari kondisi awal pembangunan. Kondisi rusak sedang, jika tingkat kerusakan 20% sampai dibawah 40% dari kondisi awal pembangunan. Kondisi rusak berat, jika tingkat kerusakan lebih atau sama dengan 40% dari kondisi awal pembangunan.
TUJUAN PEMELIHARAAN BANGUNAN SABO Tujuan dari pemeliharan bangunan adalah untuk mencegah atau menghambat terjadinya degradasi baik fisik maupun fungsi bangunan tersebut Agar fungsi bangunan sabo tetap terjaga sesuai rencana, maka setiap perubahan yang terjadi pada bangunan harus tidak melemahkan fungsi, stabilitas dan kekuatan bangunan. Perubahan bangunan yang terjadi harus dipantau secara rutin maupun secara berkala, terutama setelah terjadi banjir.
JENIS PEMELIHARAAN BANGUNAN SABO Pemeliharaan Preventif. Pemeliharaan Korektif. Pemeliharaan Rehabilitatif.
Pemeliharaan Preventif Pemeliharaan preventif meliputi : 1. Pemeliharaan Rutin. 2. Pemeliharaan Berkala. 3. Pemeliharaan Bersifat Perbaikan Ringan dan Reparasi.
b. Pemeliharaan Korektif Pemeliharaan korektif meliputi : 1. Bersifat Pemeliharaan Khusus. 2. Pemeliharaan Rektifikasi. 3. Pemeliharaan Darurat
c. Pemeliharaan Rehabilitatif Kegiatan Pemeliharaan Rehabilitasi antara lain: 1. Normalisasi sungai dalam rangka mengembalikan penampang sungai dan pengelak lahar ke kondisi semula. 2. Memperbaiki sebagian atau seluruh bangunan Sabo, seperti membangun kembali dam utama, sub dam, kantong lahar, grondsil, tanggul dll yang rusak akibat banjir lahar.
TERIMAKASIH