RANGKAIAN KELISTRIKAN SEDERHANA
KOMPETENSI DASAR 3.3 Memahami rangkaian kelistrikan sederhana 4.3 Membuat rangkaian listrik sederhana TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti pembelajaran peserta didik dapat : 1.Menyebutkan Besaran listrik, 2.Memahami Hukum Ohm, Kirchof, dan kaidah Flaming 3.Melakukan prosedur Pengukuran tegangan, tahanan dan arus 4.Melakukan prosedur Pengukuran tegangan, tahanan dan arus tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya 5.Memahami dan Menerapkan Rangkaian seri, paralel dan gabungan. 6.Membuat rangkaian listrik sederhana dengan baik dan benar
Materi 1.Besaran Listrik 2.Hukum ohm, Hukum Kirchof, dan Kaidah Flaming 3.Prosedur Pengkuruan Tegangan, Hambatan, dan Arus Listrik 4.Rangkaian Seri, Paralel, dan Gabungan
Besaran Listrik 3.Hambatan Listrik 1.Tegangan Listrik 2.Arus Listrik 4.Dsb.
Tegangan Listrik Tegangan listik yaitu perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Secara definisi tegangan listrik menyebabkan obyek bermuatan listrik negatif tertarik dari tempat bertegangan rendah menuju tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah arus listrik konvensional di dalam suatu konduktor mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan rendah.
Arus Listrik Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan couloumb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat kiloAmpere seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltabese dan resistansi sesuai dengan hukum ohm.
Hambatan Listrik Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor ) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik yang mempunyai satuan Ohm. yang dapat dirumuskan dengan: R = V/I R adalah hambatan (Ohm) V adalah tegangan (Volt) I adalah arus (ampere)
HUKUM OHM (Ω) Bunyi hukum ohm adalah “Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”. V = I x R Keterangan : V= Voltage ( Beda Potensial atau tegangan unit satuannya V ) I = Current ( Arus Listrik unit satuannya A ) R= Resistance ( Hambatan atau resistansi unit satuannya Ω )
HUKUM KIRCHOF Hukum Kirchof I “Arus Total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama dengan arus total yang keluar dari titik percabangan tersebut.” I 1 + I 2 + I 3 = I 4 + I 5 + I 6
Hukum Kirchhoff 2 “Total Tegangan (beda potensial) pada suatu rangkaian tertutup adalah nol” V ab + V bc + V cd + V da = 0
KAIDAH FLAMING Kaidah Fleming adalah kaidah tangan kiri yang menggambarkan hubungan antara arah arus listrik, arah garis gaya magnet dan arah gerakan.
Ukuran gaya elektromagnet yang paling besar pada saat arah medan magnet tegak lurus dengan arah arus listrik dan meningkat sebanding dengan panjang penghantar, sehingga kekuatan medan magnet dapat dirumuskan dendan rumus sebagai berikut : F = B x I x L F adalah gaya elektromagnet B adalah jumlah garis gaya magnet I adalah besarnya arus yang mengalir pada penghantar L adalah panjang penghantar yang digunakan
PROSEDUR PENGUKURAN TEGANGAN, HAMBATAN, DAN ARUS LISTRIK Pengkuruan Tegangan 1.Kalibrasi multimeter ke angka 0 2.Ukur tegangan di resistor dengan multimeter dengan arus DC 3.Gunakan pengukuran terbesar, jika tidak terbaca turunkan 1 tingkat sampai terbaca 4.Ukur setiap skala arus (2V, 4V, 6V, 8V, 10V, dan 12V). 5.Setiap arus masing-masing menggunakan resistor berbeda, yaitu 50Ώ dan 500Ώ 6.Catat tegangan yang tertera di multimeter.
Pengkuruan Hambatan 1.Ganti fungsi multimeter ke fungsi OHMS 2.Kalibrasi multimeter ke angka 0 3.Hubungkan resistor ke multimeter, dan gunakalah skala x1 x10 x100 pada multimeter menggunakan resistor yang berbeda 4.Catat hambatan yang tertera di multimeter
Pengkuruan Arus 1.Kalibrasi multimeter ke angka 0 2.Ukur arus dengan tegangan 2V-12V, catat angka yang ditunjukkan oleh multimeter 3.Ulangi pengukuran dengan menggunakan 3 resistor berbeda (50Ώ, 100Ώ, dan 500Ώ)
Rangkaian Seri, Paralel, dan Gabungan a.Rangkaian seri Rangkaian kelistrikan secara seri terdiri dari beberapa komponen tahanan (resistor) yang dihubungkan antara satu komponen dengan komponen lainnya secara berderetan/segaris.
1.Arus yang mengalir pada tiap-tiap bagian atau komponen pada rangkaian kelistrikan tersebut adalah sama besar (I tot = I 1 = I 2 = I 3 dst). 2.Tegangaan sumber adalah sama besar dengan penjumlahan tegangan yang ada pada tiap-tiap bagian atau komponen pada rangkaian kelistrikan tersebut (V s = V 1 + V 2 + V 3 dst). 3.Tahanan total pada rangkaian tersebut didapatkan dari penjumlahan semua tahanan pada tiap-tiap bagian atau komponen yang ada pada rangkaian kelistrikan tersebut (R tot = R 1 + R 2 + R 3 dst). Sifat-sifat dari rangkaian listrik yang disusun secara seri ini antara lain :
b.Rangkaian paralel Pada rangkaian listrik yang disusun secara paralel, komponen- komponennya disusun secara bercabang.
Sifat-sifat dari rangkaian listrik yang disusun secara paralel ini antara lain : 1.Besar arus yang mengalir pada tiab-tiap cabang pada rangkaian kelistrikan tersebut berbeda, hal ini tergantung dari besarnya tahanan yang ada pada cabang tersebut. Arus total pada rangkaian paralel ini didapatkan dari penjumlahan besarnya arus yang melewati tiap-tiap cabang (I tot = I 1 + I 2 + I 3 dst). 2.Tegangan pada tiap-tiap cabang sama besar dengan tegangan sumber atau tegangan total (V tot = V 1 = V 2 = V 3 dst). 3.Tahanan total pada rangkaian tersebut didapatkan dari jumlah kebalikan dari semua tahanan yang terdapat pada masing-masing cabang di rangkaian tersebut 1/R tot = 1/R 1 + 1/R 2 + 1/R 3 dst).
c.Rangkaian gabungan (seri-paralel) Rangkaian gabungan atau campuran merupakan rangkaian kelistrikan yang tersusun dari gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel.
SEKIAN TERIMAKASIH