{ LINGKUNGAN DAN MANUSIA TERHADAP KESELAMATAN PASIEN Yuhana Damantalm, S.Kep.,Ns. M.Erg.
1. Lingkungan Fisik 2. Lingkungan Kimia 3. Lingkungan Biologi 4. Lingkungan Fisiologis 5. Lingkungan Psikologis LINGKUNGAN
Penerangan, suhu udara, kelembaban, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara Lingkungan Fisik
Gas, uap, debu, kabut, asap awan, cairan dan benda padat Lingkungan Kimia
Tumbuhan dan hewan.. Virus, bakteri, dll Lingkungan Biologi
Suasana kerja, hubungan kerja Lingkungan Psikologi
Konstruksi mesin, sikap dan cara kerja Lingkungan Fisiologi
Human factor hubungan antara manusia dan sistem dan bagaimana mereka berinteraksi dengan berfokus pada peningkatan efisiensi, kreativitas, produktivitas dan kepuasan pekerjaan dengan tujuan meminimalkan kesalahan Pengaruh Faktor Manusia pada Keselamatan Pasien
Kelelahan dan Stress kelelahan dan penurunan kinerja risiko keselamatan pasien
Human factor atau ergonomik: Individu di tempat kerja Tugas yang dibebankan untuk individu Tempat kerjanya
Human factor ilmu yang menggunakan banyak disiplin misalnya anatomi, fisiologi, fisika, dan biomekanik untuk mengetahui bagaimana orang bertindak di bawah kondisi-kondisi yang berbeda
Orang yang ahli pada human factor meyakini bahwa kesalahan bisa dikurangi dengan memfokuskan pada pemberi pelayanan kesehatan dan mempelajari bagaimana mereka saling berinteraksi dan bagaimana hubungan mereka dengan lingkungannya
Human factor Lingkungan
Contoh PAK
Suara tinggi/bising : menyebabkan ketulian, Temperatur/suhu tinggi : menyebabkan Hyperpireksi, Milliaria, heat Cramp ( Kram Karena Panas), Heat Exhaustion ( Kelelahan Karena Panas)), Heat Stroke. Radiasi sinar elektromagnetik : infra merah menyebabkan katarak, ultraviolet menyebabkan konjungtivitis, radioaktrif/alfa/beta/gama/X menyebabkan gangguan terhadap sel tubuh manusia. Tekanan udara tinggi : menyebabkan Coison Disease Getaran :menyebabkan Reynaud’s Disease, Gangguan proses metabolisme, Polineurutis FISIK
Asal : bahan baku, bahan tambahan, hasil antara, hasil samping, hasil (produk), sisa produksi atau bahan buangan. Bentuk : zat padat, cair, gas, uap maupun partikel. Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, kulit dan mukosa Masuknya dapat secara akut dan secara kronis Efek terhadap tubuh : iritasi, alergi, korosif, Asphyxia, keracunan sistemik, kanker, kerusakan/kelainan janin, pneumoconiosis, efek bius (narkose), Pengaruh genetic. KIMIA
Berasal dari : virus, bakteri, parasit, jamur, serangga, binatang buas, dll Golongan Ergonomi/fisiologi Akibat : cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang salah, Kontruksi salah. Efek terhadap tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot, deformitas tulang, perubahan bentuk, dislokasi BIOLOGI
Akibat : suasana kerja monoton dan tidak nyaman, hubungan kerja kurang baik, upah kerja kurang, terpencil, tak sesuai bakat. Manifestasinya berupa stress PSIKOLOGIS
Penyakit yang berhubungan / terkait dengan pekerjaan, namun bukan akibat karena pekerjaan. Terdapat jaminan seperti kecelakaan kerja Contoh : asma, TBC, hipertensi. PENYAKIT HUBUNGAN KERJA
Prinsip : kedua penyakit adalah sama. Pada dasarnya penyakit akibat kerja adalah sama dengan penyakit yang timbul karena hubungan kerja. Penyakit Akibat Kerja (PAK): terjadi hanya diantara populasi pekerja, penyebab spesifik, adanya paparan di tempat kerja, diatur Oleh kep. men. No. 01 / MEN / 1981, meliputi 30 jenis penyakit, dasar : keselamatan kerja. Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) : terjadi juga pada populasi penduduk, penyebab multifaktor, pemaparan di tempat kerja mungkin salah satu faktor, diatur dalam kep.pres.No.22/KEPRES/1993, meliputi 31 jenis penyakit, dasar : mungkin dapat kompensasi ganti rugi. 31 jenis penyakit 30 jenis penyakit + 1 klausul = penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk obat PERBEDAAH PAK - PAHK
1. Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja : Permenaker No. 01/1976 UU No. 1/1970 pasal 8 Permenaker No. 02/ Paramedis : Permenaker No. 01/ Ahli K3 : Permenaker No. 02/ Ahli K3 Kimia : Petugas K3 Kimia Kepmenaker No. 187/ Men/1999 PERSONEL YANG KOMPETEN
70 – 80% angkatan kerja di sektor informal Termasuk sektor ini : petani, nelayan, pedagang kecil dll memiliki keterbatasan : Kurang mampu memelihara kes diri & kelg Sering terpajan bahaya potensi lingkungan Jam kerja tidak teratur Beban kerja terlalu berat Penghasilan rendah Belum mendapat yankesja K3 SEKTOR INFORMAL
Departemen Kesehatan : Tdk menggunakan pola kegiatan yg diatur oleh sistem manajemen profesional Tdk menggunakan pola kegiatan yg diatur oleh sistem manajemen profesional Modal, peraturan, perlengkapan dan omzet biasanya kecil Modal, peraturan, perlengkapan dan omzet biasanya kecil Umumnya dilakukan gol masyarakat berpenghasilan rendah Umumnya dilakukan gol masyarakat berpenghasilan rendah Tdk selalu menggunakan keahlian & ketrampilan formal Tdk selalu menggunakan keahlian & ketrampilan formal
Penelitian Depkes (1989), Penyakit / gangguan kes : Gangguan visus : petani, nelayan Gangg pendengaran : penyelam,pandai besi Kelainan paru : penyelam, perajin batu bata Kelainan kulit : petani dan nelayan MASALAH KESEHATAN KERJA