CURICULUM VITAE IDENTITAS WAHYU JATMIKO 13 NOVEMBER 1963 JL. CENDRAWASIH NO 93 A KROYA – KAB. CILACAP PNS – RSMS 1 ISTRI 3 ANAK PENDIDIKAN SD KRISTEN CILACAP SMP NEGERI II CILACAP SMAN CILACAP D III - AKPER DEP, KES, SEMARANG. S1 + PROFESI NERS, UNDIP SEMARANG. S2 : MM, UNSOED PURWOKERTO
CV PELATIHAN PPI DASAR IPCN DASAR IPCN LANJUT + SERTIFIKASI KOMPETENSI WORKSHOP DAN SEMINAR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PPI RIWAYAT PEKERJAAN PERAWAT PRIMER KEPALA RUANG KEPALA INSTALASI RAWAT JALAN IPCN (INFECTION PREVENTION CONTROL NURSE) KORDINATOR SUPERVISOR VVIP
Industri dengan risiko yang lebih tinggi seperti penerbangan dan nuklir memiliki catatan jauh lebih baik daripada pelayanan kesehatan. Risiko cidera penerbangan, 1 kali dalam penerbangan. Risiko pelayanan kesehatan 1 kali 300 pelayanan kesehatan
KESALAHAN KLINIS/MEDIS YANG SERING TERJADI 1.Kesalahan obat Cara memberikan obat yang salah/ memberikan obat yang salah /salah orang 2.Kesalahan prosedur saat operasi/ Tindakan keperawatan /Tindakan medis yang didelegasikan. 3.Pencatatan tindakan pembedahan 4.Melaksanakan praktek tidak kompeten (bukan kewenangannya) 5.Pasien jatuh
6. Pasien luka /terbakar (Kompres hangat, Kauter) 7.Terkait dengan teknologi :Cidera karena kesalahan/ Kerusakan alat 8. Healthcare Associated Infections (HAIs) 9.Salah identitas pasien 10.Salah interpretasi data atau gejala (Swanburg, 1991) KESALAHAN KLINIS/MEDIS YANG SERING TERJADI
APAKAH KITA MEMAHAMINYA ?
PRIMUM, NON NOCERE FIRST, DO NO HARM HIPPOCRATES’S TENET ( BC) Ignaz Philipp Semmelweis ( ) Didier Pittet
Wahai petugas kesehatan BKMIA tercinta.... teruskanlah perjuanganku, bukalah mata hatimu untuk melihat penderitaan para pasien dan orang sekitarmu Berbuat Baiklah melalui ilmu yang kau dapatkan Untuk kebaikan umat... Bersyukurlah.... karena masih ada waktu untuk melayani dan memberi yang terbaik karena ada waktunya engkau tidak dapat berbuat apa-apa
Pencegahan & Pengendalian Infeksi Suatu upaya kegiatan untuk mencegah, meminimalkan kejadian infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan Masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang meliputi pengkajian perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi
Mortalitas Morbiditas Kecacatan HAIs (VAP, IADP,ILO,ISK) Masalah kesehatan di seluruh dunia Pencegahan & Pengendalian Infeksi (PPI) Biaya meningkat Citra RS menurun Mutu pelayanan menurun Tuntutan Hukum UU RI no 36 UU RI no 44 Program PPI STRUKTUR ORGANISASI
To reduce Healthcare Associated Infections Tackling Antimicrobial Resistance Safe surgery saves lives
Komplikasi yang paling sering terjadi di Yankes CDC: 1.7 million /th, kematian /th Data WHO, Insiden HAIs % (rerata 9%) UK : 10 % Italy: 6.7 % France: % Indonesia ? Atau mungkin RS “ kita ” Belum ada data yang akurat, dari hasil presentasi sangat rendah 0 – 1 %, surveilans pasif, belum dapat dijadikan data. Di RS. Jantung Harapan Kita, surveilans aktif dilaksanakan sejak tahun 2001
Data di Indonesia bagaikan fenomena gunung es Kegiatan surveilans pasif Kegiatan surveilans dilakukan oleh orang yang belum kompeten Data Healthcare Associated Infections (HAIs) di Indonesia
Agent Host Environment Interakasi yang dinamis Perubahan di salah satu komponen Berpengaruh pada keseimbangan yang ada
HAIs ”Health-care Associated Infections” ”Health-care Associated Infections (HAIs)” merupakan komplikasi yang paling sering terjadi di pelayanan kesehatan selama ini dikenal sebagai Infeksi Nosokomial. Merupakan persoalan serius karena dapat menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien. Kalaupun tak berakibat kematian, pasien dirawat lebih lama sehingga pasien harus membayar biaya rumah sakit yang lebih banyak.
Lanjutan Mikroba penyebab HAIs dapat menyebar dari pasien terinfeksi atau kolonisasi kepada pasien lain atau petugas fasyankes Kewaspadaan Isolasi untuk menurunkan penyebaran mikroba infeksius diantara petugas, pasien, pengunjung Kewaspadaan Isolasi juga termasuk penempatan pasien di ruang terpisah dg ventilasi memadai,pembatasan pergerakan pasien dan petugas
HAIs adalah penyakit infeksi yang pertama muncul (penyakit infeksi yang tidak berasal dari pasien itu sendiri) dalam waktu > 48 jam masuk rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya, Atau dalam waktu 30 hari setelah pasien keluar dari rumah sakit (IDO) op bersih/tanpa implant dan 90 hari bila menggunakan implant.
Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien merupakan kelompok yang berisiko mendapat HAIs. Infeksi ini dapat terjadi melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada pasien. Dengan demikian akan menyebabkan peningkatan angka morbiditas, mortalitas, peningkatan lama hari rawat dan peningkatan biaya rumah sakit.
Kelompok yg beresiko Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien Merupakan kelompok yang berisiko mendapat HAIs
Infeksi Daerah Operasi/IDO (SSI) Infeksi Saluran Kencing/ISK (CAUTI) Infeksi Aliran Darah (Primer) IADP Ventilator-associated pneumonia (VAP)
Urine Kateter Ventilasi Mekanik Kateter vena sentral Luka operasi VAP ISK ILO IADP Kontak Tangan Alat Tangan Alat Tangan Alat Tangan Alat Transmisi Mikroorganisme Ke pasien Droplet
KEWASPADAAN ISOLASI 1.Kewaspadaan Standar ( lapis pertama): Merupakan gabungan dari Universal Precaution dan Body Substain Isolation (BSI) Waspada terhadap darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi kecuali keringat Ditujukan kepada semua pasien tanpa memandang infeksi atau tidak infeksi 2. Kewaspadaan Transmisi (lapis kedua): Merupakan kewaspadaan tambahan Ditujukan kepada pasien yang terinfeksi atau diduga infeksi
KEBERSIHAN TANGAN. Hal utama dalam PPI Komponen sentral dari Patient Safety Sederhana dan efektif mencegah HAIs Menciptakan lingkungan yang aman Pelayanan kesehatan aman Bila tangan kotor, cuci dengan sabun/antiseptik di air mengalir Bila tangan tak tampak kotor, bersihkan dengan gosok cairan berbasis alkohol
KAPAN CUCI TANGAN ??? Segera setelah tiba di rumah sakit Sebelum masuk dan meninggalkan ruangan pasien Sebelum dan sesudah kontak pasien atau benda yang terkontaminasi cairan tubuh pasien Diantara kontak pasien satu dengan yang lain Sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada pasien Sesudah ke kamar kecil Sesudah kontak darah atau cairan tubuh lainnya Bila tangan kotor Sebelum meninggalkan rumah sakit Segera setelah melepaskan sarung tangan Segera setelah membersihkan sekresi hidung Sebelum dan setelah menyiapkan dan mengkonsumsi makanan
IF I HAVE NOT WASHED MY HAND, PLEASE TELL ME, IF YOU HAVE NOT WASHED YOURS I WILL TELL YOU CHANGE BEGINS WITH ME AND BEGINS TODAY, HERE AND NOW THINK BIG START SMALL ACT NOW
APD APD merupakan alat kesehatan yang terdiri dari masker, topi, sarung tangan,pelindung wajah, sepatu yang digunakan petugas maupun pasien untuk melindungi diri dari kontaminasi penyakit infeksi. Digunakan sesuai indikasi Segera dilepas jika sudah selesai tindakan
YANG DILARANG
MASKER
MANAJEMEN LAUNDRY Linen infeksius: Linen yang terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh Linen non infeksius: Linen kotor yang berasal dari pasien Bagian administrasi Apotik dan lainnya Tidak terkontaminasi oleh darah dan cairan tubuh
LINGKUNGAN RS KONSTRUKSI BANGUNAN UDARA AIR PEMBERSIHAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT PEMBERSIHAN LINGKUNGAN DI R.GIZI PEMBERSIHAN DI RUANG LAUNDRY LIMBAH RS
MANAJEMEN LIMBAH Jenis limbah : Limbah padat: Infeksius Non infeksius Limbah cair Infeksius Non infeksius Limbah benda tajam
PENYUNTIKAN YG AMAN Tidak memakai ulang jarum suntik Upayakan tidak memakai obat- obat/cairan multidose Pertahankan teknik aseptik dan antiseptik pada pemberian suntikan Segera buang jarum suntik habis pakai Tidak melakukan recapping jarum suntik habis pakai.
ETIKA BATUK DAN KEBERSIHAN PERNAFASAN Menutup mulut & hidung saat batuk/ bersin;pakai tisu Buang ke tempat sampah (kuning ) bila telah terkena sekret saluran napas dan Lakukan cuci tangan dg sabun /antiseptik dan air mengalir/ alkohol handrub setelah kontak dengan sekret Jaga jarak terhadap orang yang ada gejala ISPA dg demam.
Kesehatan karyawan Ada pemeriksaan kesehatan secara regular untuk yang berisiko infeksi Pemberian immunisasi Hepatitis pada tempat yang berisiko Ada flow chart pada petugas kesehatan jika terjadi luka tusuk jarum atau benda tajam lainnya Ada alat pelindung diri
Penempatan Pasien Ranap Pasien infeksius di ruang terpisah, beri jarak >1 m Kohorting bila tidak memungkinkan Bila kedua-dua nya tidak memungkinkan konsultasi dengan petugas PPIRS Kewaspadaan sesuai cara transmisi penyebab infeksi Pisahkan pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan lingkungannya
Lumbal Punksi Masker harus dipakai klinisi saat melakukan lumbal pungsi, anaestesi spinal / epidural/ pasang kateter vena sentral Cegah droplet flora orofaring dapat menimbulkan meningitis bakterial
Contact/KontakDroplet/PercikanAirborne/Udara H5N1,H1N1 TBC, SARS Meningitis MRSA, VRE MDRO Sarung tangan Gaun Masker Bedah Wajah, Gaun Masker N 95 >5µm< 5µm Bicara,batuk bersin Bicara,batuk bersin Aerosol Jarak 1 m Jarak 2 m Jarak 1 m Tek neg
MEAN OF TRANSMISSION Airborne, Droplet, Contact Common Vihicle, Vertorborne
Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi Kontak : Kontak langsung : pasien – petugas atau pasien – pasien, atau petugas - petugas. Kontak tidak langsung: Pasien/petugas – benda tercemar Droplet: Percikan > 5μm melayang di udara jatuh mengenai mukosa mata, hidung atau mulut yang ada pada jarak dekat.
Udara/Airborne Percikan/partikel berukuran kecil < 5 μm melayang/menetap di udara beberapa jam, disebarkan luas dalam ruangan /jarak lebih jauh. Langsung/melalui debu dg mikroba (TBC, cacar air/varicella, campak) Menyebar : batuk, bersin, berbicara, tinda kan intubasi, suction, bronkoskopi
Rantai penularan infeksi Agen infeksi (infectious agent) Reservoir atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biak dan siap ditularkan kepada orang Port of exit ( Pintu keluar) Transmisi (cara penularan) Port of entry (Pintu masuk) Pejamu rentan (suseptibel)
PPI DALAM SNARS-Ed. 1 REGULASI kebijakan, pedoman, panduan, SPO DOKUMEN hasil monitoring (kepatuhan, surveilens, laporan,dll) WAWANCARA semua petugas RS (perawat, dokter, ICPH/CSSD, IPJ, Lab.,IPL, dll) menit. OBSERVASI melihat semua kondisi riil berdasarkan regulasi, dokumen dan wawancara.
Maksud dan Tujuan PPI 7.1 Rumah sakit juga melakukan asesmen risiko terhadap kegiatan penunjang di rumah sakit yang harus mengikuti prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi serta melaksanakan strategi untuk menurunkan risiko infeksi, namun tidak terbatas pada : a) Sterilisasi alat; b) Pengelolaan linen/laundry c) Pengelolaan sampah; d) Penyediaan makanan; e) Kamar jenazah