Oleh : ELY JOHN KARIMELA, JEFRI A MANDENO PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL LAUT POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA 2019
Pendahuluan Latar Belakang
LanjutanLanjutan PENGASAPAN IKAN PINEKUHE ASAP PERLU IDENTIFIKASI MIKROBA
IKAN ASAP PINEKUHE ‘’ Pinekuhe’’ adalah nama lokal atau sebutan untuk produk ikan layang asap Decapterus sp. Bentuknya yang unik, yang dibentuk dengan cara ditekuk atau dilipat. Ikan asap Pinekuhe ini juga disebut ikan kodok karena bentuknya yang menyerupai kodok karena tubuh ikan dilipat dan ditekuk.
Ikan Layang Pengeluaran insang dan isi perut Pembentukan ikan asap ( Ikan ditekuk, ekor disisipkan pada overculum) Pencucian dan Penirisan Pengaturan di Para - para Produk Ikan Asap Pinekuhe Pengasapan ( ± 60˚C ) Selama ± 2 Jam CARA PEMBUATAN PINEKUHE
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui tingkat pencemaran mikroba pada ikan asap Pinekuhe hasil olahan nelayan Kabupaten Kepulauan Sangihe. Pengamatan kemunduran mutu produk ikan asap Pinekuhe, diamati melalui uji TPC, total kapang dan total Staphylococcus sp.
METODOLOGI PENELITIAN TEMPAT DAN WAKTU Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Perikanan dan Kebaharian Politeknik Negeri Nusa Utara, dan di tempat pengambilan sampel (Pengolah) yang ada di Kabupaten Sangihe.
LanjutanLanjutan BAHAN DAN ALAT uji mikrobiologi adalah, Manitol salt agar (MSA), Pottato Dextroce Agar (PDA), Nutrient agar (NA), NaCl 0.9 %, pepton, yeast ekstrak,. Dan Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu oven, lampu, spritus, tabung Huss, cawan Petri, Erlenmeyer, timbangan, pinset, cutter, blender, micro pippet, autoklav, inkubator, jarum Ose, talam pewarnaan, kaca preparat, pipet tetes, kertas tissue, tabung Durham, pH meter, mikroskop, mikrobiuret, mortar, gelas kaca, spatula, pengaduk kaca, pipet dan coolbox.
TATA LAKSANA PENELITIAN Sampel diambil secara acak di Tingkat Pengolah, Dikemas Transportasi Darat Ke Laboratorium (1 – 3 Jam) UJI MIKROBIOLOGIS Laboratorium - Uji TPC - Total Kapang - Total Staphylococcus
ANALISA DATA Data yang diperoleh dari analisa laboratorium dipaparkan secara deskriptif. Hasil pengamatan dari perhitungan jumlah Total TPC, Total Kapang, total Stapilokoki, disajikan dalam bentuk tabel dan grafik dan selanjutnya dibandingkan dengan Standard Nasional Indonesia (SNI) untuk produk ikan asap.
TOTAL PLATE COUNT Hasil dari analisa ALT pada pengolah. A pengambilan 1, 2 dan 3, pada sampel 1 sampai 66 berkisar antara 8.2 x 10 3 CFU/g sampai 2.0 x 10 4 CFU/g dengan nilai rata – rata TPC yaitu 1.3 x 10 4 CFU/g. Pada Pengolah. B pengambilan 1, 2 dan 3, berkisar antara 5.6 x 10 3 CFU/g sampai 6.5 x 10 4 dengan nilai rata–rata TPC 2.6 x 10 4 CFU/g. Pengolah. C hasil ALT pada pengambilan 1, 2 dan 3 adalah berkisar antara 2.7 x 10 4 CFU/g sampai 1.0 x 10 5 CFU/g dengan rata – rata nilai TPC yaitu 6.9 x Pengolah. D pengambilan 1, 2 dan 3, berkisar antara 5.1 x 10 4 CFU/g sampai 8.4 x 10 4 dengan nilai rata – rata TPC 1.2 x 10 4 CFU/g. Berdasarkan persyaratan mutu yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Indonesia (SNI : 2009) jumlah bakteri maksimum untuk ikan asap yaitu maksimal 1.0 x 10 5
GAMBAR. KOLONI PADA ANALISA ALT
NILAI TOTAL KAPANG Hasil dari analisa Total Kapang pada Pengolah. A, B, C, dan D. pengambilan 1, 2 dan 3, pada sampel 1 sampai 66 menghasilkan nilai 0.
TOTAL STAPILOKOKI Hasil dari analisa Total Stapilokoki pada Pengolah. A dan Pengolah B. pengambilan 1, 2 dan 3, pada sampel 1 sampai 66 menghasilkan nilai 0. Pengolah C hasil Total Stapilokoki pada pengambilan 1, 2 dan 3 berkisar antara 1.0 x 10 2 TVC/g sampai 1.2 x 10 2 TVC/g dengan rata – rata nilai Total stapilokoki yaitu 1.1 x 10 3 TVC/g. Pengolah D pengambilan 1, 2 dan 3, berkisar antara 1.0 x 10 2 sampai 1.4 x 10 2 dengan nilai rata – rata Total Stapilokoki 1.2 x 10 3 TVC/g. Standar Nasional Indonesia (SNI– : 2009) untuk Staphylococcus aureus yaitu Maksimal 1.0 x 10 3
KOLONI STAPHYLOCOCCUS PADA MEDIA MSA
Hasil total Staphylococcus, yang berasal dari Pengolah C dan Pengolah D kandungan bakteri Staphylococcus relatif tinggi, bila dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI– :2009) untuk Staphylococcus aureus yaitu maksimal 1,0 x 10 3, sudah jelas bahwa ternyata sampel ikan asap layang Pinekuhe pada kedua Pengolah tersebut yaitu Pengolah C dan Pengolah D tidak layak untuk di konsumsi secara langsung. Hanya dapat dikonsumsi apabila ada pengolahan lebih lanjut seperti pemanasan di atas 60 0 C. KESIMPULAN
SARAN Dilihat dari data yang ada bahwa, jumlah total Staphylococcus yang mendominasi ikan asap Pinekuhe cukup signifikan cemarannya sehingga disarankan kepada pengolah agar memperhatikan sanitasi dan hieginis pengolah maupun peralatan produksi yang digunakan selama proses pengolahan berlangsung mengingat bakteri Staphylococcus merupakan bakteri yang hidup normalnya pada manusia.