BAB III VIRUS
Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat: Medeskripsikan ciri-ciri dan cara replikasi virus. Menjelaskan peran virus dalam kehidupan.
Percobaan A. Mayer pada penelitian virus Tembakau yang berpenyakit Daunnya dihaluskan Ekstrak daun Tembakau yang berpenyakit Disemprotkan Tanaman tembakau sehat Tanaman tembakau menjadi sakit A. Sejarah Penemuan Virus
Percobaan Dmitri Ivanowski pada penelitian virus Daun tembakau yang berpenyakit dihaluskan Penyaringan ekstrak daun tembakau yang berpenyakit Filtrat daun tembakau yang berpenyakit Tanaman tembakau menjadi sakit Tanaman tembakau yang sehat Disemprotkan Filtrat
Wendell Stanley Wendell Stanley mengkristalkan partikel mikroskopis yang menyerang tanaman tembakau yang kemudian diberi nama Tobacco Mosaic Virus (TMV)
B. Ciri-ciri Virus 1.Bersifat aseluler (tidak mempunyai sel) 2.Berukuran milimikron 3.Memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA) 4.Berupa kristal 5.Bentuknya beragam, antara lain oval, silinder, polihedral, dan kompleks 6.Tersusun atas asam nukleat yang diselubungi kapsid
Struktur Tubuh Virus Selubung lipid RNA virus Enzim “reverse transcriptase” Selubung protein (kapsid)
Bentuk-bentuk Virus
Bentuk-bentuk Selubung Protein (Kapsid) Virus Berbentuk heliks Berbentuk kompleks Berbentuk polihedral RNA virus Subunit protein selubung (kapsomer) DNA Selubung protein Selubung ekor Lempengan dasar Serabut ekor
Replikasi virus Pelekatan virus Penetrasi Pelepasan mantel Replikasi genom PerakitanPematanganPelepasan
Pelekatan virus proses interaksi awal antara partikel virus dengan molekul reseptor pada permukaan sel inang. Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik antara molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada virus. Beberapa jenis virus memerlukan molekul lainnya untuk proses pelekatan yaitu koreseptor. Human rhinovirus (HRV) memiliki reseptor imunoglobulin dengan domain C dan V sehingga digolongkan sebagai protein supefamily immunoglobulin. Virus influenza mempunyai dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel virus yaitu hemagglutinin (HA) dan neuraminidase
Penetrasi Penetrasi terjadi pada waktu yang sangat singkat setelah pelekatan virus pada reseptor di membran sel. Proses ini memerlukan energi Tiga mekanisme yang terlibat: translokasi partikel virus, endositosis virus, dan fusi antar membran. Translokasi partikel virus =Proses translokasi relatif jarang terjadi di antara virus dan mekanisme belum sepenuhnya dipahami benar, kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam virus kapsid dan reseptor membran spesifik Proses endositosis merupakan mekanisme yang sangat umum sebagai jalan masuk virus ke dalam sel. Tidak diperlukan protein virus spesifik selain yang telah digunakan untuk pengikatan reseptor. Proses fusi virus bersampul dengan membran sel baik secara langsung maupun dengan permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam sitoplasma.
Pelepasan mantel Tahap ini terjadi setelah proses penetrasi di mana kapsid virus baik seluruhnya maupun sebagian dipindahkan ke dalam sitoplasma sel inang. Pada tahap ini genom virus terekspos dalam bentuk kompleks nukleoprotein. Dalam beberapa kasus, tahap ini berlangsung cukup sederhana dan terjadi selama fusi pada membran virus dengan membran plasma. untuk virus lainnya, tahap ini merupakan proses multistep yang melibatkan jalur endositosis dan membran nukleus.
Replikasi genom Replikasi terjadi di sitoplasma (Poxviridae). virus ini melibatkan semua faktor-faktor yang penting untuk transkripsi dan replikasi dari genomnya, dan kebanyakan tidak tergantung pada perangkat replikasi dari inangnya.
Perakitan proses pengumpulan komponen-komponen virion pada bagian khusus di dalam sel. Selama proses ini, terjadi pembentukan struktur partikel virus. Proses ini tergantung kepada proses replikasi di dalam sel dan tempat di mana virus melepaskan diri dari sel. mekanisme perakitan bervariasi untuk virus yang berbeda- beda. Contoh: proses perakitan Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus terjadi di sitoplasma, sementara itu proses perakitan Adenovirus, Poliovirus, dan Parvovirus terjadi di nukleus.
Pematangan Pematangan merupakan tahap dari siklus hidup virus dan bersifat infeksius. Pada tahap ini terjadi perubahan struktur dalam partikel virus yang kemungkinan dihasilkan oleh pemecahan spesifik protein kapsid untuk menghasilkan produk yang matang. protease virus dan enzim seluler lainnya biasanya terlibat dalam proses ini.
Pelepasan Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel inang melalui dua mekanisme: untuk virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan merupakan proses yang sederhana, di mana sel yang terinfeksi terbuka dan virus keluar. untuk virus berselubung, diperlukan membran lipid ketika virus keluar dari sel melewati membran, proses ini dikenal sebagai budding. Proses pelepasan partikel virus kemungkinan bisa merusak sel(Paramyxovirus, Rhabdovirus, dan Togavirus), dan kemungkinan sebagian lagi tidak merusak sel (Retrovirus).
D. Virus Pemakan Bakteri (Bakteriofag) Bakteriofag (fag) adalah virus pemakan bakteri yang ditemukan oleh Frederick Twort dan Felix d’Herelle. Bakteriofag menyebabkan sel bakteri pecah. T1 T2 T4
E. Perkembangbiakan Virus Ada dua cara virus menginfeksi bakteri, yaitu secara litik dan lisogenik.
1. Penyakit pada Tumbuhan yang Disebabkan oleh Virus Penyakit kuning pada daun tomat akibat bean golden mosaic virus Daun menggulung akibat Turnip Yellow Mosaic Virus Mosaik pada daun tanaman tembakau
2. Penyakit pada Manusia yang Disebabkan oleh Virus Flu Campak Hepatitis Herpes Ebola
3. Penyakit pada Hewan yang Disebabkan oleh Virus Flu babi Cacar unggas Polyoma
G. Vaksin Metode Pembuatan VaksinEfek Samping 1.Vaksin dibuat dari patogen yang dimatikan oleh bahan kimia atau pemanasan 2.Vaksin berasal dari patogen yang dilemahkan 3.Vaksin berasal dari senyawa patogenik mikroorganisme yang dibuat tidak aktif 1.Patogen yang digunakan untuk vaksin mungkin masih melakukan proses metabolisme 2.Patogen yang digunakan untuk vaksin mungkin masih dapat menyebabkan penyakit 3.Menimbulkan alergi 4.Orang-orang yang membuat vaksin mungkin bersentuhan dengan patogen Metode konvensional dalam pembuatan vaksin memiliki efek samping
Vaksin dibuat dengan rekayasa genetika dengan cara-cara berikut. Mengisolasi (memisahkan) gen-gen penyebab sakit dari virus/patogen. Menyisipkan gen-gen ke dalam sel bakteri atau kultur sel hewan. Sel bakteri atau sel hewan yang telah disisipi gen itu disebut rekombinan. Rekombinan akan menghasilkan antigen. Rekombinan akan dikultur agar menghasilkan antigen yang banyak. Antigen diekstraksi untuk digunakan sebagai vaksin.
Pembuatan Vaksin Cacar