TEORI ETIKA 1.PENGANTAR 2.TEORI KLASIK 3. TEORI-TEORI ETIKA
PENGANTAR Etika bisnis adalah penerapan prinsip-prinsip etika yang umum pada suatu wilayah perilaku manusia yang khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis. Secara konkret teori etika ini sering terfokuskan pada perbuatan, bahwa teori etika membantu kita untuk menilai keputusan etis. Teori etika menyediakan kerangka yang memungkinkan kita memastikan benar tidaknya keputusan moral kita. Teori etika menyediakan justifikasi untuk keputusan kita.
TEORI KLASIK Doktrin etika yang mengajarkan bahwa hal terbaik bagi manusia adalah mengusahakan “kesenangan” (Hedone) 1.ARISTIPOS DRI KYRENE (433 – 355 SM): HEDONISME Yang sungguh baik bagi manusia adalah kesenangan. Kesenangan itu bersifat badani belaka, karena hakikatnya tidak lain dari pada gerak dalam badan. 1. Gerak yang kasar: Ketidaksenangan 2. Gerak yang halus: Kesenangan 3. Ketiadaan gerak: Netral
TEORI KLASIK 2. EPIKUROS (341 – 270 SM.) a. Kesenangan adalah tujuan hidup manusia. b. Menurut kodratnya setiap manusia mencari kesenangan. c. Kesenangan bukanlah kesenangan inderawi saja, tetapi kebebasan dari rasa nyeri dalam tubuh kita dan kebebasan dari keresahan dalam jiwa.
TEORI KLASIK 3.TINJAUAN KRITIS a. Ada kebenaran yang mendalam pada hedonisme: Manusia menurut kodratnya mencari kesenangan dan berupaya menghindari ketidaksenangan. Tetapi apakah manusia selalu mencari kesenangan? b. Hedonisme beranggapan bahwa kodrat manusia adalah mencari kesenangan disetarakan dengan moralitas yang baik. Tetapi, apakah ada jaminan bahwa kesenangan itu baik secara etis? c. Para hedonis berpikir bahwa sesuatu adalah baik karena disenangi. Tetapi sesuatu belum tentu menjadi baik karena disenangi. d. Hedonisme mengatakan kewajiban moral saya adalah membuat sesuatu yang terbaik bagi diri saya sendiri. Maka mengandung paham egoisme karena hanya memperhatikan kepentingan dirinya saja.
TEORI KLASIK 4.Aristoteles (384 – 322): EUDEMONISME a. Bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan akhir yang disebut kebahagiaan. Tetapi apa itu kebahagiaan? b. Manusia mencapai kebahagiaan dengan menjalankan secara baik kegiatan-kegiatan rasionalnya dengan disertai keutamaan. c. Karena menurut kodratnya tingkah laku manusia terarah pada kebahagiaan, maka suatu perbuatan dapat dinilai baik atau buruk, sejauh dapat meningkatkan atau mengurangi kebahagiaan semua orang. d. Moralitas suatu tindakan harus ditentukan dengan menimbang kegunaannya untuk mencapai kebahagiaan umat manusia.
TEORI-TEORI ETIKA 1.Etika Teleologi Dari kata Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Dua aliran etika teleologi : - a.Egoisme Etis, - b.Utilitarianisme Teleological ini dianut oleh pengikut utilitarianisme, di antara para pemukanya terdapat Jeremy Bentham ( ) dan John Stuart Mill ( ). a.Teori Egoisme (Egoism) Teori ini merujuk kepada sembarang perbuatan yang dilakukan oleh seseorang itu semata-mata untuk memanfaatkan diri sendiri. Seseorang itu tidak akan mempedulikan perasaan orang lain tidak kira orang itu dilayan dengan buruk ataupun baik.
TEORI-TEORI ETIKA Teori Egoisme mula berkembang sejak dahulu dengan wujud pertentangan di antara golongan bangsawan dan rakyat bawahan. Golongan bangsawan pada ketika itu melihat diri mereka sendiri sebagai golongan rakyat yang paling tinggi dan berhak menggunakan rakyat jelata sebagai hamba abdi. Golongan bawahan ini lemah dan tidak terdaya untuk menjaga kebajikan diri walaupun bilangan mereka banyak. Orang biasa ini dipaksa dengan kejam supaya mereka bekerja untuk golongan atasan itu tanpa dibayar apa-apa. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
TEORI-TEORI ETIKA b.Utilitarisme Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Berasal dari kata Latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini, suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi menfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Menurut suatu perumusan terkenal, dalam rangka pemikiran utilitarisme (utilitarianism) criteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah the greatest happiness of the greatest number, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang terbesar Teori ini cocok sekali dengan pemikiran ekonomis, karena cukup dekat dengan Cost-Benefit Analysis. Manfaat yang dimaksudkan utilitarianisme bisa dihitung sama seperti kita menghitung untung dan rugi atau kredit dan debet dalam konteks bisnis.
TEORI-TEORI ETIKA Beberapa utilitaris telah mengusulkan untuk membedakan dua macam utilitarisme : b1.Utilitarisme perbuatan (act utilitarianism) b2.Utilitarisme aturan (rule utilitarianism) Prinsip dasar utilitarisme tidak harus diterapkan atas perbuatan – perbuatan yang kita lakukan, melainkan atas aturan – aturan moral yang kita terima bersama dalam masyarakat sebagai pegangan bagi perilaku kita. Kita dapat menyimpulkan bahwa utilitarisme aturan membatasi diri pada justifikasi aturan – aturan moral. Dengan demikian mereka memang dapat menghindari beberapa kesulitan dari utilitarisme perbuatan. Karena itu utilitarisme aturan ini merupakan suatu upaya teoritis yang menarik.
TEORI-TEORI ETIKA 2. ”Deontologi” ( Deontology ) Berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu : deon yang artinya adalah kewajiban. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik. Misalkan kita tidak boleh mencuri, berdusta untuk membantu orang lain, mencelakai orang lain melalui perbuatan ataupun ucapan, karena bertujuan baik (membantu orang)
TEORI-TEORI ETIKA Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi : 1.Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban 2.Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik 3.Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal
TEORI-TEORI ETIKA Pendekatan Deontologi sudah bisa diterima dalam konteks agama. Orang yang mendasari filosofis pada Teori Deontologi adalah Immanuel Kant ( 1724 – 1804 ) dari Jerman. Menurut Kant ” Perbuatan adalah baik jika dilakukan karena harus dilakukan” atau dengan kata lain dilakukan sebagai kewajiban. Sekarang juga bisa dipahami bahwa suatu perbuatan yang baik dari segi hukum belum tentu baik dari segi etika Jika dilihat secara sekilas memang ada perbedaan antara utilitarisme dengan deontologi. Utilitarisme mementingkan konsekuensi perbuatan, sedangkan Deontologi konsekuensi perbuatan tidak berperanan sama sekali.
TEORI-TEORI ETIKA Contohnya dalam kasus ”petrus” ( penembak misterius ) tahun 1983 dibenarkan atas dasar pemikiran Utilitarisme, tetapi tidak diterima dalam Deontologi karena pembunuhan tidak bisa dibenarkan walaupun konsekuensinya sangat menguntungkan bagi masyarakat. Jika memang seseorang patut dihukum, hal tersebut harus dilakukan menurut prosedur hukum yang resmi. 3.Teori Hak ; Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.
TEORI-TEORI ETIKA Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu teori hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. Teori hak sekarang begitu populer, karena dinilai cocok dengan penghargaan terhadap individu yang memiliki harkat tersendiri. Karena itu manusia individual siapapun tidak pernah boleh dikorbankan demi tercapainya suatu tujuan yang lain. 4. Teori Keutamaan (Virtue); Dalam teori – teori yang dibahas sebelumnya, baik buruknya perilaku manusia dipastikan berdasarkan suatu prinsip atau norma. Teori tipe terakhir ini adalah teori keutamaan (virtue) yang memandang sikap atau akhlak seseorang.
TEORI-TEORI ETIKA Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. a. Kebijaksanaan, misalnya, merupakan suatu keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan tepat dalam setiap situasi. b.Keadilan adalah keutamaan lain yang membuat seseorang selalu memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya. c.Kerendahan hati adalah keutamaan yang membuat seseorang tidak menonjolkan diri, sekalipun situasi mengizinkan.
TEORI-TEORI ETIKA d.Suka bekerja keras adalah keutamaan yang membuat seseorang mengatasi kecenderungan spontan untuk bermalas – malasan e. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Jika mitra bisnis ingin bertanya, pebisnis yang jujur selalu bersedia memberi keterangan. f. Fairness adalah kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan “wajar” dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi g. Kepercayaan (trust) juga merupakan keutamaan yang penting dalan konteks bisnis. Kepercayaan harus ditempatkan dalam relasi timbal balik.
TEORI-TEORI ETIKA 5. Teori Teonom (menurut Sukrisno 2009 ; 52) Bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik bila sepadan dengan kehendak Allah dan dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan / perintah Allah. Inti dari etika manusia adalah keseimbangan pada 1.Kepentingan pribadi,masyarakan dan Tuhan 2.Keseimbangan Modal – Modal materi (PQ/AQ dan IQ), Sosial (EQ), Spiritual (SQ) 3.Kebahagiaan lahir (duniawi) batin (rochani) dan kesejahteraan masyarakat 4.Keseimbangan antara hak (individu), dengan kewajiban masyarakat dan Tuhan
HUB TEORI DAN KECERDASAN N o. Teori Paradigma Penalaran Teori Kriteria EtisTujuan Hidup Hakekat Kemanusaian & Kecerdasan 1a1a Egoism e Tujuan dari Tindakan Memenuhi kepentingan pribadi Kenikmatan duniawi secara individu Tidak Utuh (PQ/AQ,IQ) 1b1b Utilitaria nisme Tujuan dari Tindakan Memberi manfaat bg banyak orang Kesejahteran duniawi masyarakat Tidak Utuh (PQ/AQ,IQ. EQ) 2 Deontol ogi Tindakan itu sendiri Kewajiban mutlak setiap orang Demi kewajiban itu sendiri Tidak Utuh (IQ, EQ ) 3Hak Kepatuhan thd HAM Aturan tentang HAM Demi martabat kemanusiaan Tidak Utuh (IQ) 4 Keutam aan Disposisi karakter Karakter positif- negatif individu Kebahagiaan diniawi dan mental Tidak Utuh (IQ, EQ)) 5Teonom Disposisi karakter dan tingkat keimanan Karakter mulia dan mematuhi kitab suci agama masing- masing individu dan masyarakat Kebahagiaan rochani (surgawi, akhirat), mental dan duniawi Hakikat Utuh (PQ/AQ,IQ, EQ dan SQ)
HUB BERBAGAI TEORI No.Teori/DimensiHubungan Teori 1 Tingkat KesadaraHewani Manusiawai Transendal / Seluruh 2 Teori TindakanEgoisme Utilitsrisnisme Teonom 3 Teori Hak dan Kewajiban Hak Kewajiban 4 Teori KeutamaanManusia Hina Manusia Utama 5 Tujuan / NilaiDuniawi Surgawi 6 Pemangku KepentinganIndividu Masyarakat Tuhan 7 Kebutuhan MaslowFisik Sosial Aktuali Diri 8 Tingkat perkembanganHukuman Prinsip 9 Kecerdasan CoveyPQ/AQ IQ, EQ SQ 10 Etika NafisPsiko Etika Sosio Etika Teo Etika