BERIMAN KRISTIANI
SEBUTAN – ISTILAH - ARTI INTI – DASAR ASPEK BERIMAN KRISTIANI TRITUNGGAL MAHAKUDUS MEWUJUDKAN IMAN KRISTIANI
SEBUTAN – ISTILAH - ARTI NO SEBUTAN ARTI 1 YESUS 2 KRISTUS 3 MESIAS 4 IMMANUEL 5 JURU SELAMAT INTI IMAN & DASAR IMAN ASPEK IMAN LUMEN GENTIUM ART.14 RELIGIUS – RELIGIOSITAS TRITUNGGAL
SEBUTAN – ISTILAH - ARTI NO SEBUTAN ARTI 1 YESUS bahasa Latin Iesus, yang berasal dari bahasa Yunani (Iēsoûs), dari bahasa Ibrani י (Yĕhōšuă‘, Yosua) atau bahasa Aram י (Yēšûă‘), yang berarti "Yahweh menyelamatkan” 2 KRISTUS "Kristus" adalah gelar yang berasal dari bahasa Yunani (Christós), yang berasal dari bahasa Ibraniיחַ ("Mesias", berarti "yang diurapi" atau "yang terpilih“. 3 MESIAS Ibrani: mashiah berarti "yang diurapi“, berakar dari pengertian Yahudi mengenai seorang tokoh pada masa depan yang akan datang sebagai wakil Allah untuk membawa keselamatan bagi umat Yahudi. Di dalam kekristenan, Yesus dipercaya sebagai mesias yang telah dinanti-nantikan untuk membawa keselamatan dari Allah kepada manusia. Sedangkan di dalam Islam, konsep mesianik terdapat di dalam pemahaman Islam mengenai Isa/Yesus yang akan datang pada hari penghakiman untuk mengalahkan dajjal.[3] Pemahaman ini tidak terdapat di dalam Quran, melainkan bersumber dari Hadis.[3] 4 IMMANUEL Arti “Allah beserta kita". Nama ini terdiri dari dua kata Ibrani: El, artinya Allah) dan Immanu, artinya dengan kita). 5 JURU SELAMAT "Juru Selamat“, tugas utamanya adalah menyelamatkan jiwa seluruh umat manusia dari neraka akibat dosa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa. Tugas tersebut digenapi oleh Yesus pada saat Ia disalibkan, mati, dan dikuburkan.
INTI – DASAR INTI IMAN KATOLIK & KRISTEN DASAR IMAN KATOLIK & KRISTEN PENJELASAN DASAR IMAN: (sola fide) Yesus Kristus sebagai WAHYU ALLAH INKARNASI Sejarah Pewahyuan Allah: Allah memperkenalkan diri kepada Abraham, Musa, para raja dan para nabi (…Yesaya…) Allah menyatakan diri melalui YESUS KRISTUS
INTI – DASAR (Wahyu & Sumber Iman) Dalam dan melalui YESUS, ALLAH memperkenalkan DIRI secara paling sempurna. Dalam diri YESUS, ALLAH tidak hanya menyampaikan firman-NYA, tetapi YESUS adalah Firman ALLAH itu sendiri. Dalam diri YESUS, ALLAH yang tidak kelihatan menjadi kelihatan/nyata (Allah pengampun, pengasih, dll). Kehadiran YESUS menunjukkan bahwa ALLAH tetap beserta umatNya/kita – IMMANUEL,
YESUS KRISTUS SUMBER IMAN KRISTIANI Bagi orang Kristen, iman akan Allah berhubungan erat dengan iman akan Yesus Kristus, Dia yang diutus, Putra Allah sendiri, dan kita percaya kepada Kristus karena Dia sendiri adalah Allah, Sabda yang menjadi manusia. Satu-satunya wahyu Allah yang paling nyata. Kekhasan iman kristiani dibandingkan dengan iman dalam agama lain terletak pada pribadi Yesus Kristus, yang diiman sebagai PENGANTARAN ANTARA ALLAH DAN MANUSIA = MEDIATOR; & sebagai TUHAN Maka, beriman kepada Kristus tidak hanya mengetahui dan meneruskan ajaran/teladan-Nya melainkan percaya kepada Yesus sebagai penyelamat dan menjadikanNya sebagai sumber keselamatan Secara singkat iman Kristiani dirumuskan salam syahadat / Aku Percaya
ASPEK BERIMAN KRISTIANI BERDASARKAN LUMEN GENTIUM ART. 14 Ada 3 aspek beriman kristiani: Pengalaman Religius, pengalaman dimana manusia sungguh menghayati karya dan kebaikan Allah yang berpuncak dalam diri Yesus, dan karena pengalaman itu, manusia sampai pada kemauan bebas untuk menyerahkan diri kepada Kristus. Cth. Biarawan-Biarawati Penyerahan Iman, jawaban atas Wahyu Allah yang telah berkarya – diaplikasikan dalam taindakan. Cth. Berbagai tindakan Kasih Pengetahuan Iman, upaya terus menerus untuk semakin mempertanggungjawabkan imannya. Cth. Mengembangkan wawasan tentang Tuhan
BERIMAN KRISTIANI = RELIGIUS Orang yang beriman kristiani sejati adalah orang yang hidup dan tindakannya diwarnai dan dimotivasi oleh iman kristiani. Seorang yang beriman kristiani adalah seorang yang RELIGIUS, yang selalu menyandarkan hidupnya pada Kristus dan menyadari bahwa seluruh peristiwa hidupnya merupakan karya Kristus yang menyelamatkan.
KONSEP TRITUNGGAL MAHAKUDUS
TRITUNGGAL MAHAKUDUS Banyak orang yang mempertanyakan ajaran tentang Trinitas, bahkan banyak orang yang bukan Kristen mengatakan bahwa orang Kristen percaya akan tiga Tuhan. Tentu saja hal ini tidak benar, sebab iman Kristiani mengajarkan Allah yang Esa. Namun bagaimana mungkin Allah yang Esa ini mempunyai tiga Pribadi? Untuk memahami hal ini memang diperlukan keterbukaan hati untuk memandang Allah dari sudut pandang yang mengatasi pola berpikir manusia. Jika kita tetap membatasi kerangka berpikir kita, bahwa Allah harus dapat dijelaskan dengan logika manusia semata-mata, maka kita kehilangan kesempatan untuk melihat gambaran yang lebih luas tentang Allah.
St. Agustinus bahkan mengatakan, “Kalau engkau memahami-Nya, Ia bukan lagi Allah”. Sebab Allah jauh melebihi manusia dalam segala hal, dan meskipun Ia telah mewahyukan Diri, Ia tetap tinggal sebagai rahasia/ misteri yang tak terucapkan. Di sinilah peran IMAN, karena dengan iman kita dapat menerima misteri Allah yang diwahyukan dalam Kitab Suci Dan KETERBUKAAN HATI. Hanya dengan hati terbuka, kita dapat menerima rahmat Tuhan, untuk menerima rahasia Allah yang terbesar ini; dan hati kita akan dipenuhi oleh ucapan syukur tanpa henti. Satu Allah sebagai tiga pribadi Dalam doktrin Trinitaris, Allah hadir sebagai tiga pribadi atau hipostasis, tetapi satu hakikat, memiliki satu kodrat ilahi tunggal.[55] Anggota-anggota Trinitas sama dalam kesetaraan dan kekekalan, satu dalam esensi, kodrat, kuasa, tindakan, dan kehendak. Sebagaimana dinyatakan dalam Kredo Athanasius, Bapa tidak diciptakan, Putra tidak diciptakan, dan Roh Kudus tidak diciptakan, dan Ketiganya adalah kekal (abadi) tanpa awal mula.[56] "Bapa dan Putra dan Roh Kudus" bukan nama-nama bagian yang berbeda dari Allah, tetapi satu nama Allah[57] karena terdapat tiga pribadi di dalam Allah sebagai satu entitas.[58] Ketiganya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masing-masing pribadi dipahami memiliki kodrat atau esensi yang identik, bukan sekadar kodrat-kodrat yang memiliki kemiripan.[59] Bagi kalangan Trinitaris, penekanan pada kata "Kita" di Kejadian 1:26 adalah mengenai pluralitas dalam Ketuhanan, dan Kejadian 1:27 berbicara mengenai persekutuan dalam Esensi ilahi. Salah satu kemungkinan interpretasi atas Kejadian 1:26 adalah bahwa relasi Allah dalam Trinitas tercermin dalam manusia melalui relasi yang ideal antara suami dan istri, dua pribadi yang menjadi "satu daging", sebagaimana dijelaskan kemudian dalam penciptaan Hawa di bab selanjutnya.Kej. 2:18-24 TRITUNGGAL MAHAKUDUS
KOPI GULA AIR TRITUNGGAL MAHAKUDUS Agama Kristen mengenal konsep Tritunggal, yang maksudnya Tuhan memiliki tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Konsep ini terutama dipakai dalam Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks. Konsep ini merupakan paham monoteistis yang dipakai sejak Konsili Nicea I pada tahun 325 M. Kata "Tritunggal" sendiri tidak ada dalam Alkitab. Di dalam Ulangan 6:4 ditulis bahwa Tuhan itu Esa. Keesaan ini pada bahasa aslinya (ekhad) adalah "kesatuan dari berbagai satuan". Contohnya, pada Kejadian 2:24 ditulis "keduanya (manusia dan istrinya) menjadi satu (ekhad) daging" berarti kesatuan dari 2 manusia. Di Kejadian 1:26 Allah menyebut diri-Nya dengan kata ganti "Kita", mengandung kejamakan dalam sifat Tuhan. Pengertiannya adalah satu substansi ketuhanan, namun terdiri dari tiga pribadi. TRITUNGGAL MAHAKUDUS
DOGMA TRITUNGGAL MAHAKUDUS Tritunggal adalah Allah yang satu. Pribadi ini tidak membagi-bagi ke-Allahan seolah masing-masing menjadi sepertiga, namun mereka adalah ‘sepenuhnya dan seluruhnya’. Bapa adalah yang sama seperti Putera, Putera yang sama seperti Bapa; dan Bapa dan Putera adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah dengan kodrat yang sama. Karena kesatuan ini, maka Bapa seluruhnya ada di dalam Putera, seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Putera seluruhnya ada di dalam Bapa, dan seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Roh Kudus ada seluruhnya di dalam Bapa, dan seluruhnya di dalam Putera. Ketiga Pribadi ini berbeda secara real satu sama lain, yaitu di dalam hal hubungan asalnya: yaitu Allah Bapa yang ‘melahirkan’, Allah Putera yang dilahirkan, Roh Kudus yang dihembuskan. Ketiga Pribadi ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Perbedaan dalam hal asal tersebut tidak membagi kesatuan ilahi, namun malah menunjukkan hubungan timbal balik antar Pribadi Allah tersebut. Bapa dihubungkan dengan Putera, Putera dengan Bapa, dan Roh Kudus dihubungkan dengan keduanya. Hakekat mereka adalah satu, yaitu Allah. Doktrin Kristen atau Kristiani tentang Tritunggal atau Trinitas (kata Latin yang secara harfiah berarti "tiga serangkai", dari kata trinus, "rangkap tiga")[1] menyatakan bahwa Allah adalah tiga pribadi[2] atau hipostasis[3] yang sehakikat (konsubstansial)—Bapa, Putra (Yesus Kristus), dan Roh Kudus—sebagai "satu Allah dalam tiga Pribadi Ilahi". Ketiga pribadi ini berbeda, namun merupakan satu "substansi, esensi, atau kodrat" (homoousios).[4] Dalam konteks ini, "kodrat" adalah apa Dia, sedangkan "pribadi" adalah siapa Dia.[5][6][7] Menurut misteri sentral dari keyakinan Kristen pada umumnya ini, hanya ada satu Allah dalam tiga pribadi: kendati berbeda satu sama lain dalam hubungan asal (sebagaimana dinyatakan dalam Konsili Lateran IV, "adalah Allah yang memperanakkan, Putra yang diperanakkan, dan Roh Kudus yang dihembuskan") dan hubungan satu sama lain, namun ketiganya dinyatakan satu dalam semua yang lain, setara, sama kekalnya, dan konsubstansial, serta masing-masing adalah Allah, seutuhnya dan seluruhnya.[8] Karenanya seluruh karya penciptaan dan rahmat dipandang sebagai satu operasi tunggal secara bersama-sama pada keseluruhan tiga pribadi ilahi, dengan kekhususan masing-masing pribadi, sehingga segalanya berasal "dari Bapa", "melalui Putra", dan "dalam Roh Kudus".[9] Para Bapa Gereja memandang elemen-elemen Perjanjian Lama seperti penampakan tiga orang kepada Abraham di dalam Kitab Kejadian, bab/pasal 18, sebagai pertanda Tritunggal, namun mereka memandang Perjanjian Baru sebagai suatu dasar untuk mengembangkan konsep Tritunggal. Teks Perjanjian Baru paling berpengaruh yang dianggap menyiratkan ajaran Tritunggal adalah Matius 28:19, yang mengamanatkan untuk membaptis "dalam nama Bapa dan [Putra] dan Roh Kudus". Permenungan, pewartaan, dan dialog, mengarah pada perumusan doktrin yang dirasakan sesuai dengan data-data yang terdapat di dalam Alkitab. Ikhtisar yang paling sederhana mengenai doktrin ini dirumuskan pada abad ke-4, umumnya berkaitan dengan penolakan terhadap apa yang dipandang tidak selaras dengan keyakinan umum Kristen. Elaborasi lebih jauh berlanjut pada abad-abad berikutnya.[10]
MEWUJUDKAN IMAN KRISTIANI
PENGHAYATAN IMAN PRIBADI NO HAMBATAN FAKTOR PENYEBAB SOLUSI 1 2 3 4
PENGHAYATAN IMAN PRIBADI NO HAMBATAN FAKTOR PENYEBAB SOLUSI 1 KEMALASAN banyak kesibukan pribadi tidak mempunyai niat lebih tertarik pada kegiatan lain menganggap kegiatan rohani tidak penting menentukan skala prioritas kesibukan (penting/kurang penting, urgen/kurang) tahu manage/mengatur waktu sadar tentang tujuan akhir hidup manusia 2 PENGARUH ORANG LAIN ajakan main atau kegiatan lain dari teman ada kegiatan/atau event lain yang menarik menentukan skala prioritas ajakan/kegiatan (penting/kurang penting, urgen/kurang) selektif terhadap opini/kegiatan yang positif 3 PENGARUH TEKNOLOGI semakin banyak muncul alat komunikasi maupun media sosial yang menarik dan canggih mengatur waktu/agenda penggunaan alat komunikasi maupun media sosial Kritis terhadap informasi yang diterima 4 PENGARUH AGAMA LAIN pergaulan maupun ajakan untuk pindah agama Berteman (mencintai) seseorang beragama lain ikut trent mendapat ancaman memperdalam iman pribadi dengan mengikuti berbagai kegiatan kerohanian maupun keagamaan menempatkan rasa takut akan tuhan lebih utama daripada takut pada manusia Solusi terhadap semua hambatan / faktor di atas kembali kepada DIRI PRIBADI orang tersebut. KEMAUAN UNTUK BERUBAH MERUPAKAN KUNCI PERUBAHAN ITU SENDIRI.
IMAN YANG KOKOH ( Filipi 1 : 27-30) LANDASAN BIBLIS / KITAB SUCI IMAN YANG KOKOH ( Filipi 1 : 27-30) Hidup berpadanan dengan Kristus: Sejalan atau bersandar pada nilai-nilai yang diwartakan oleh Yesus Tidak mudah digoyahkan oleh kekuatan jahat apa pun Percaya pada Kristus, berani melakukan apa yang baik dan benar, sekalipun nyawa taruhannya KEHENDAK YANG KUAT ( 1 Kor 9 : 25-27) Kemauan keras untuk tetap berusaha mengembangkan iman Tujuan utama perjuangan orang kristiani adalah untuk memperoleh ‘mahkota abadi’, yaitu keselamatan Penguasaan terhadap ‘tubuh dan segala keinginannya’ = tidak mudah goyah oleh gangguan apa pun
PENGEMBANGAN IMAN Iman dapat dikembangkan dengan berbagai cara: Melalui Kitab Suci, seperti: membaca dan merenungkan / refleksi Kitab Suci. Melalui Kegiatan Rohani, seperti: sekolah minggu, ret-ret, rekoleksi, perayaan sakramen, ziarah, kegiatan pembinaan iman, terlibat aktif dalam berbagai kegiatan rohani, dll Melalui Penjelasan Kitab Suci & Ajaran Gereja, seperti: khotbah, renungan, pelajaran Agama Melalui Pengembangan Pribadi, seperti: berdoa, membaca bacaan rohani, berpuasa dan berpantang, dll
TANTANGAN/HAMBATAN PENGHAYATAN IMAN DALAM JEMAAT KELUARGA Jadwal padat/kesibukan sehingga tidak ada waktu untuk keluarga Orang tua tidak pernah mengajak untuk kegiatan iman karena beda agama Hubungan dalam keluarga kurang/tidak harmonis Tidak adanya keteladanan yang baik dari orang tua Kegiatan doa/rohani bersama bukan menjadi suatu rutinitas Meluangkan waktu untuk keluarga (keluarga adalah prioritas utama) Menjadi pribadi pembeda: berani mengatakan tentang perlunya kegiatan iman dalam keluarga Menjadi pribadi yang berpendirian teguh, rajin, dan percaya bahwa keselamatan adalah tanggung jawab PRIBADI (juga bersama) Sedapat mungkin menjadikan kegiatan doa/rohani keluaraga menjadi rutinitas : ada waktu khusus dalam keluarga
TANTANGAN/HAMBATAN PENGHAYATAN IMAN DALAM JEMAAT LINGKUNGAN Sepi, (banyak anggota lingkungan tidak datang) Lingkungan sekitar mayoritas beragama lain Pengaruh pergaulan dengan teman-teman beda agama Mengikuti agama yang sedang populer Direncanakan terlebih dahulu secara bersama Teguh terhadap iman Rajin (selalu) mengikuti kegiatan pengembangan iman yang dilaksanakan baik di Gereja maupun di lingkungan (bila ada) Semakin mendalami iman yang diyakini dan tidak mudah terhasut dengan hal-hal/ajaran-ajaran baru
JEMAAT PERTAMA ( Kis 2 : 41-47) LANDASAN BIBLIS / KITAB SUCI JEMAAT PERTAMA ( Kis 2 : 41-47) CIRI HIDUP JEMAAT PERDANA LIHAT DI BUKU HAL. 53 Memberi diri dibaptis Bertekun dalam pengajaran para rasul Bertekun dalam persekutuan Kepunyaan pribadi menjadi milik bersama Saling berbagi (menjual harta milik dan dibagikan kepada jemaat) Berkumpul di Bait Allah Memecahkan roti bersama Berdoa bersama Selalu memuji dan memuliakan Allah
JEMAAT PERTAMA ( Kis 2 : 41-47) LANDASAN BIBLIS / KITAB SUCI JEMAAT PERTAMA ( Kis 2 : 41-47) CARA MENGEMBANGKAN IMAN SIKAP HIDUP JEMAAT PERTAMA (sebagai buah dari cara hidup mereka) Bertekun dalam pengajaran para rasul Bertekun dalam persekutuan Berkumpul dan merayakan Ekaristi Berdoa bersama Saling memperhatikan / peduli Saling berbagi Sehati – sejiwa Sense of belonging – rasa saling memiliki yang tinggi Selalu merasa sebagai satu anggota Melayani dengan tulus dan gembira Relasi yang kuat dengan Allah dan dengan sesama anggota