Kasus penyimpangan pancasila sila pertama Disusun oleh: Adi Prasetyo (K ) Agung Nugroho (K ) Alvian Novitasari (K ) Andysty Andryaningrum K (K )
Kasus Penyimpangan Pancasila sila pertama O Penolakan lurah beda agama dengan mayoritas masyarakat setempat
O TEMPO.CO, Jakarta – Suhandi, Ketua Takmir Masjid As-Siddiqiyah Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, mengatakan penolakan terhadap Lurah Susan Jasmine Zulkifli yang memimpin Lenteng Agung memang ada. Mereka sebagian tokoh, ulama serta kalangan orang tua. Alasan menolak Susan karena Lurah yang diangkat pada Juli 2013 lalu itu beragama Kristen.
O Mayoritas warga setempat memang beragama islam. O Penolakan pun bisa terlaksana. O Disamping dari warga yg mengadakan penolakan, ada pula dari ceramah2 dimasjid yg membahas soal lurah tersebut walaupun sifatnya tersirat.
Tanggapan O Dari peristiwa diatas dapat kita simpulkan bahwa sebagian dari masyarakat Indonesia belum sepenuhnya menerapkan Pancasila dan nilai-nilai luhurnya. Nilai-nilai luhur yang terkandung didalam sila pertama dengan jelas mengatakan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memilih kepercayaannya masing-masing. Setiap individu tidak dapat memaksakan agama atau kepercayaan yang dianut kepada orang lain serta wajib membina kerukunan hidup diantara umat
Tanggapan O beragama.Sebagai warga negara Indonesia yang sah, Susan Jasmine Zulkifli memiliki hak untuk ikut serta dalam pemerintahan. Dan alasan warga menolak beliau sungguh tidak masuk akal mengingat LurahSusan dapat membuktikan bahwa ia pantas mendapatkan jabatannya dengan menunjukkan kinerja yang baik. Perbedaan keyakinan tidak dapat dijadikan alasan untuk mencopot jabatan seseorang, apalagi kasus ini terjadi di negara yang mengakui lebih dari satu agama. Hendaknya masyarakat bisa lebih bijaksana dan dewasa dalam bersikap. Jika dibiarkan, kasus yang cenderung menyinggung SARA seperti ini bisa memicu konflik yang lebih besar.
Pancasila 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Pengamalan sila Butir-butir pengamalan Pancasila, sila Ketuhanan Yang Maha Esa : O 1.Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. O 2.Saling menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup. O 3.Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. O 4.Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. O 5.Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Sumber dasar O Ketetapan MPR No. IV tahun 1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara : O Dalam GBHN dan Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) tahun 2000, dinyatakan bahwa sasaran pembangunan bidang agama adalah terciptanya suasana kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan ketakwaan, penuh kerukunan yang dinamis antar umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, secara bersama-sama memperkuat landasan spiritual, moral dan etika bagi pembangunan nasional, yang tercermin dalam suasana kehidupan yang harmonis serta dalam kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa selaras dengan penghayatan dan pengamalan Pancasila. O O Undang-Undang Dasar 1945 Bab XI, Pasal 29 yang mengatur tentang Agama : O -Pasal 29 Ayat (1) menyatakan : “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”. Ayat ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia berdasar atas kepercayaan dan keyakinan terhadap Tuhan. O -Pasal 29 Ayat (2) menyatakan : “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu”. Dalam ayat ini, negara memberi kebebasan kepada setiap warga negara Indonesia untuk memeluk salah satu agama dan menjalankan ibadah menurut kepercayaan serta keyakinannya tersebut.
Sebab penyimpangan O penyebab terjadinya penyimpangan sila ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ di Indonesia salah satunya adalah kerena pancasila sebagai Ideologi, falsafah, dasar negara, serta sebagai pandangan hidup, tidak dapat dipahami dan dihayati secara menyeluruh oleh bangsa ini. O Makna sebenarnya dari Sila Ketuhanan yang maha Esa adalah bahwa segala aspek penyelenggaraan hidup bernegara harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan. O Faktor lainnya yaitu, lembaga keagamaan di Indonesia seringkali masih menguntungkan agama-agama tertentu. Hal ini tentu saja memunculkan rasa ketidakadilan terhadap penganut agama yang tidak dominan dan memacu terjadinya konflik antar umat beragama.
Saran O Warga Indonesia seharusnya lebih bisa memahami makna sebenarnya dari pancasila (di setiap sila, bukan hanya sila pertama saja). Perbedaan agama juga seharusnya tidaklah menjadi penghalang setiap warga Indonesia untuk tetap berinteraksi satu sama lain, saling menghormati, dan saling membantu antar sesama tanpa mempedulikan perbedaan yang ada. O Lembaga keagamaan di Indonesia juga seharusnya tidak menguntungkan agama-agama tertentu. Keadilan terhadap umat beragama harus lebih diperhatikan agar tidak terjadi konflik lagi antar umat beragama di Indonesia.