PENGAMPUNAN PAJAK.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Das PrΣ“positionen mit Dativ
Advertisements

MASTERING 7 QC TOOLS FOR IMPROVEMENT
History of Medicine and Pharmacy
Menggambarkan Data: Tabel Frekuensi, Distribusi Frekuensi, dan Presentasi Grafis Chapter 2.
1.Jatuh cinta akan bidang yang digeluti. Jika jatuh cinta, maka akan selalu ingin memberikan yang terbaik dan penuh semangat Seperti lagu Kristina : Jatuh.
1 1.
Welcome.
Transcript presentasi:

PENGAMPUNAN PAJAK

Agenda Tax & Risk 1. Riset Pengampunan Pajak 2. 3. Diskusi 4.

Dhia Fauza – Dwi Martani Analisis Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Risiko Perusahaan dengan Moderasi Struktur Kepemilikan Keluarga Dhia Fauza – Dwi Martani

Latar Belakang Pembayaran pajak merupakan pendapatan yang akan mengurangi laba perusahaan. Perusahaan melakukan penghindaran pajak Penghindaran pajak mempengaruhi risiko perusahaan Struktur kepemilikan keluarga mempengaruhi penghindaran pajak dan risiko perusahaan

1. Untuk menganalisis pengaruh penghindaran pajak terhadap risiko perusahaan. 2. Untuk menganalisis apakah struktur kepemilikan keluarga memperlemah pengaruh penghindaran pajak terhadap risiko perusahaan Tujuan Penelitian

Struktur Kepemilikan Keluarga Landasan Teori Teori Keagenan Penghindaran Pajak Risiko Perusahaan Struktur Kepemilikan Keluarga

Pengembangan Hipotesis 1 Masalah keagenan menimbulkan insentif bagi manajemen (agen) mengambil keputusan pembayaran pajak yang menguntungkan dirinya Masalah keagenan menimbulkan asimetri informasi antara pemilik perusahaan dan manajemen yang akan mengurangi transparansi laporan keuangan Hutchen dan Rego (2015) membuktikan penghindaran pajak meningkatkan risiko perusahaan Penghindaran pajak mengakibatkan berkurangnya transparansi penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan yang mengakibatkan ketidakpastian mengenai arus kas masa depan (Guenther et al., 2017) H1: Penghindaran pajak berpengaruh positif pada risiko perusahaan

Pengembangan Hipotesis 2 Godfrey et al. (2010) berpendapat bahwa semakin kecil kepemilikan manajemen atas saham perusahaan maka semakin besar kemungkinan manajemen untuk mengambil keuntungan lebih dari pekerjaan Chen et al. (2010) memperoleh bukti bahwa kecenderungan perusahaan keluarga melakukan penghindaran pajak, lebih rendah daripada perusahaan non keluarga Anderson dan Reeb (2003) menganalisis pengaruh kepemilikan keluarga terhadap risiko perusahaan dan memperoleh bukti bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap risiko perusahaan H2: Struktur kepemilikan keluarga akan memperlemah pengaruh penghindaran pajak terhadap risiko perusahaan

Struktur Kepemilikan Keluarga Kerangka Penelitian Penghindaran Pajak Risiko Perusahaan Struktur Kepemilikan Keluarga Financial Leverage Size

Model Penelitian Variabel Pengukuran Model tanpa variabel moderasi 𝐹𝐼𝑅𝑀_𝑅𝐼𝑆𝐾 𝑑 tingkat risiko perusahaan yang diukur dengan current return volatility 𝐢𝐴𝑆𝐻_𝐸𝑇𝑅 𝑑 tingkat penghindaran pajak yang dihitung dengan membagi jumlah pajak yang dibayarkan dengan jumlah laba sebelum pajak selama tiga tahun 𝐺𝐴𝐴𝑃_𝐸𝑇𝑅 𝑑 tingkat penghindaran pajak yang dihitung dengan membagi total beban pajak penghasilan dengan jumlah laba sebelum pajak selama tiga tahun 𝐷𝑇𝐴𝑋 𝑑 tingkat penghindaran pajak yang dihitung dengan melakukan regresi perbedaan permanen 𝐹𝐴𝑀 𝑑 struktur kepemilikan keluarga yang dihitung menggunakan dummy variabel, nilai 1 apabila kepemilikan keluarga lebih dari 50% total saham perusahaan dan 0 jika tidak; 𝐿𝐸𝑉 𝑑 tingkat leverage perusahaan yang dihitung dengan membagi total liabilitas terhadap total aset 𝑆𝑖𝑧𝑒 𝑑 ukuran perusahaan yang diukur dengan logaritma natural dari total aset. Model tanpa variabel moderasi Model dengan variabel moderasi

Hasil Penelitian dan Analisis Pemilihan Sampel Deskripsi Jumlah Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2016 555 Dikurangi dengan:   Perusahaan di sektor keuangan 105 Perusahaan di sektor pertambangan 48 Perusahaan di sektor properti, real estate, dan konstruksi 66 Perusahaan di sektor pelayaran 17 Perusahaan yang terdaftar setelah 2010 98 Perusahaan yang tidak menggunakan tahun fiskal 31 Desember 7 Perusahaan dengan saldo laba negatif 108 Perusahaan dengan nilai pajak yang dibayarkan negatif 4 Perusahaan dengan nilai total beban pajak penghasilan negatif 2 Total sampel perusahaan 100 Tahun penelitian Total sampel penelitian 400

Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif Variabel Penelitian sebelum Winsorization Variable Min Max Mean Std. Deviation FIRM_RISK 0.6453 0.1017 0.0666 CASH_ETR 0.0030 3.5269 0.3966 0.4625 GAAP_ETR 0.0170 0.8736 0.2541 0.0795 DTAX -0.0873 0.2960 7.50e-08 0.0290 FAM 1 0.4725 0.4998 LEV 0.1305 1.6592 0.4463 0.1930 Size 24.587 33.134 28.534 1.6086 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian setelah Winsorization 0.3017 0.1002 0.0589 0.0031 1.7842 0.3691 0.3157 0.4928 0.2518 0.0665 -0.0411 0.0542 -0.0009 0.0201 0.0472 1.0254 0.4441 0.1831

Analisis Korelasi Pearson VARIABEL FIRM_RISK CASH_ETR GAAP_ETR DTAX FAM LEV Size 1 0.1198** 0.0165 0.0483 0.1762*** 0.3352 0.0004 0.0435 -0.0067 -0.0924* 0.3852 0.8935 0.0648 -0.0689 -0.2389*** 0.148** 0.0156 0.1689 0.0000 0.0030 0.7554 0.0452 -0.0201 -0.2054*** 0.0672 0.0554 0.3677 0.6885 0.1797 0.2690 -0.0700 0.0179 0.1702*** -0.0673 -0.2992*** 0.0503 0.1622 0.7207 0.0006 0.1793 0.3155 Keterangan: *** Signifikan pada Ι‘ = 1%; **Signifikan pada Ι‘ = 5%; *Signifikan pada Ι‘ = 10%

Hasil Regresi Hipotesis 1 Variabel Dependen: FIRM_RISK Expected Sign Model 3.1 Model 3.2 Model 3.3 Coef Prob CASH_ETR + 0.0246 0.0105** GAAP_ETR 0.0585 0.1250 DTAX 0.0655 0.3250 LEV 0.0195 0.1520 0.0231 0.1180 0.0178 0.1755 SIZE - -0.0030 0.0890 -0.0033 0.0705* -0.0028 0.1020 N 400 R2 0.0222 0.0125 0.0083 Prob > chi2 0.0491 0.2814 0.4415 *** signifikan Ι‘ < 1% ; ** signifikan Ι‘ < 5% ; * signifikan Ι‘ < 10%

Hasil Regresi Hipotesis 2 Variabel Dependen: FIRM_RISK Expected Sign Model 3.4 Model 3.5 Model 3.6 Coef Prob CASH_ETR + 0.0480 0.018** GAAP_ETR 0.0072 0.4580 DTAX 0.3230 0.0355** FAM - -0.0215 0.0251 0.1655 -0.0136 0.0315** CASH_ETR*FAM -0.0344 0.0950* GAAP_ETR*FAM 0.1593 0.0520* DTAX*FAM -0.7228 0.0080*** LEV 0.0218 0.1270 0.0283 0.0710* 0.0236 0.1075 SIZE -0.0044 -0.0045 0.0250** -0.0043 0.0300** N 400 R2 0.0303 0.0350 0.0321 Prob > chi2 0.0490 0.0565 0.0421 *** signifikan Ι‘ < 1% ; ** signifikan Ι‘ < 5% ; * signifikan Ι‘ < 10%

Analisis dan Pembahasan Hipotesis 1 Variabel CASH_ETR, dengan p-value 0.0105, koefisien (+), mengartikan bahwa penghindaran pajak berpengaruh positif signifikan terhadap risiko perusahaan (FIRM_RISK) Sejalan dengan penelitian Hutchen dan Rego (2015), namun tidak sesuai dengan penelitian Guenther et al. (2017) yang tidak berhasil membuktikan bahwa penghindaran pajak yang tinggi akan meningkatkan risiko perusahaan Hipotesis 2 Variabel CASH_ETR*FAM dan DTAX*FAM, p-value 0.0950 DAN 0.0080, koefisien (-), mengartikan struktur kepemilikan keluarga memperlemah pengaruh penghindaran pajak terhadap perusahaan Sejalan dengan penelitian Chen et al. (2010), Rusydi dan Martani (2014), dan Anderson dan Reeb (2003). Namun bertolak belakang dengan penelitian Sari dan Martani (2010).

Analisis Sensitivitas Variabel Dependen: FIRM_RISK Expected Sign Model 3.1 Model 3.2 Model 3.3 Model 3.4 Model 3.5 Model 3.6 Coef Prob CASH_ETR + 0.1421 0.0070*** 0.0515 0.233 GAAP_ETR 0.1661 0.0275** 0.1031 0.2485 DTAX 0.1045 0.3545 0.4224 0.1185 FAM - 0.0541 0.0170** 0.0180 0.3300 -0.0145 0.1325 FAM*CASH_ETR 0.2599 0.0150** FAM*GAAP_ETR 0.1295 0.2455 FAM*DTAX -0.9927 0.0415** LEV -0.0166 0.2260 0.0016 0.4705 0.0183 0.2605 -0.0235 0.1465 0.0020 0.4635 0.0288 0.1495 SIZE -0.0058 0.0060*** -0.0057 0.0110** -0.0032 0.1845 -0.0060 0.0075*** -0.0063 0.0090*** -0.0065 0.0355** N 200 R2 0.0525 0.0268 0.0063 0.1691 0.0260 0.0560 Prob > chi2 0.0025 0.0344 0.7353 0.0592 0.0547 *** signifikan Ι‘ < 1% ; ** signifikan Ι‘ < 5% ; * signifikan Ι‘ < 10%

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran Hipotesis 1 diterima. Penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap risiko perusahaan Hipotesis 2 diterima. Struktur kepemilkan keluarga memperlemah pengaruh penghindaran pajak terhadap risiko perusahaan Implikasi Investor οƒ  mengetahui tingkat penghindaran pajak tidak hanya dapat dilihat dari jumlah pajak yang dibayarkan dan mempertimbangkan investasi pada perusahaan keluarga Manajemen οƒ  lebih berhati-hati dalam membuat keputusan perencanaan pajak. Keterbatasan & Saran Tidak berhasil menemukan hubungan penghindaran pajak terhadap risiko perusahaan dengan pengukuran GAAP_ETR dan DTAX οƒ  sedikitnya jumlah sampel penelitian οƒ  tidak dapat memasukkan banyak variabel. Disarankan untuk memperbanyak sampel penelitian Tambahkan variabel market. Menggunakan proksi Book-Tax Differences (BTD) dan Abnormal Book-Tax Differences (ABTD) Penelitian dapat dilakukan pada industri lainnya di luar manufaktur

PENGAMPUNAN PAJAK Tika Delima Siahaan 1506800022

CONTENTS 1 Latar Belakang 2 Rumusan Masalah 3 Landasan Teori 4 5 Rumusan Masalah Landasan Teori Metode Penelitian Pembahasan 6 Simpulan dan Saran FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSI UNIVERSITAS INDONESIA Tika Delima Siahaan 1506800022 Desember, 2017

Pelaksanaan Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) di tahun 2016 LATAR BELAKANG Menanggapi terbitnya UU PP tersebut, DSAK IAI mengesahkan PSAK 70 β€œAkuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak” Sehubungan dengan pelaksanaan pengampunan pajak tersebut, Pemerintah mengesahkan UU No. 11 tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak (β€œUU PP”) Pelaksanaan Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) di tahun 2016

LATAR BELAKANG PSAK 70 mengatur perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan UU PP. PSAK 70 memberikan pilihan kebijakan akuntansi untuk menyajikan dan mengungkapkan aset dan liabilitas pengampunan pajak PSAK 70 mengakui uang tebusan yang dibayarkan dalam laba rugi pada periode Surat Keterangan disampaikan

POKOK PERMASALAHAN Bagaimana karakteristik perusahaan publik yang mengikuti pengampunan pajak tahun 2016 berdasarkan klasifikasi industri, KAP, Compay Size? Kebijakan akuntansi apa yang digunakan dalam menyajikan aset dan liabilitas pengampunan pajak pada laporan keuangan perusahaan publik 2016? Bagaimana penyajian aset dan liabilitas pengampunan pajak serta dampak pada ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan publik 2016? Bagaimana pengungkapan uang tebusan dalam laporan keuangan perusahaan publik 2016?

LANDASAN TEORI Pengampunan pajak adalah program pengampunan dengan periode yang ditentukan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak meliputi penghapusan pajak yang seharusnya terutang, sanksi administrasi perpajakan, serta sanksi pidana di bidang perpajakan atas harta yang diperoleh pada tahun 2015 dan sebelumnya yang belum dilaporkan dalam SPT, dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam UU PP (UU No. 11 tahun 2016). FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSI UNIVERSITAS INDONESIA Tika Delima Siahaan 1506800022 Desember, 2017

LANDASAN TEORI PSAK 70: Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak 2 pilihan kebijakan akuntansi : Ketentuan umum sesuai dengan SAK relevan (PSAK 25) Ketentuan khusus PSAK 70 PSAK 25 Kesalahan material periode lalu dikoreksi dengan penyajian kembali secara retrospektif. PSAK 70 Penyajian secara terpisah dari aset dan liabilitas lainnya dalam laporan posisi keuangan, namun apabila perusahaan mengukur kembali, penyajian direklasifikasi ke dalam aset dan liabilitas serupa.

METODOLOGI PENELITIAN Kualitatif deskriptif yang menggunakan data sekunder, yaitu laporan keuangan tahunan 2016 yang telah diaudit. Ruang lingkup penilitian pada perusahaan yang melakukan pengampunan pajak pada 2016 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan content analysis terhadap laporan keuangan perusahaan publik tahun 2016 dengan keyword β€œpengampunan pajak” sehingga didapatkan 194 perusahaan publik tahun 2016 yang mengikuti pengampunan pajak dari seluruh perusahaan yang tercatat di BEI.

PEMBAHASAN Keikutsertaan Perusahaan dalam Pengampunan Pajak Berdasarkan Klasifikasi Industri Industri properti, real estat dan konstruksi bangunan paling banyak melakukan pengampunan pajak bila dibandingkan dengan total perusahaan yang ada dalam industri tersebut yaitu sebesar 54%.

PEMBAHASAN Daftar Kantor Akuntan Publik yang Mengaudit Perusahaan yang Mengikuti Pengampunan Pajak Perusahaan yang mengikuti pengampunan pajak lebih banyak diaudit oleh kategori KAP Non Big-4 dibandingkan dengan kategori KAP Big-4.

PEMBAHASAN Kapitalisasi Pasar Perusahaan yang Mengikuti Pengampunan Pajak Lebih cenderung dilakukan oleh perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang kecil, namun perusahaan dengan kapitalisasi besar juga cukup banyak mengikuti pengampunan pajak.

PEMBAHASAN Perbandingan Jumlah Penerapan Kebijakan Akuntansi pada Perusahaan yang Mengikuti Pengampunan Pajak Hanya 23 perusahaan yang menyebutkan secara eskplisit pilihan kebijakan akuntansinya, 69 perusahaan menyebutkan secara implisit, sisanya 102 perusahaan tidak menyebutkan secara eskplisit.

PEMBAHASAN Penerapan PSAK 25 terhadap Pengampunan Pajak Terdapat 2 perusahaan melakukan penyajian kembali yaitu CNKO dan ICON, informasi penyajian kembali tersebut diungkapkan di Laporan Auditor Independen pada bagian penekanan suatu hal.

PEMBAHASAN Penyajian Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak Perusahaan yang menyajikan dalam aset dan liabilitas serupa lebih banyak dibandingkan yang disajikan terpisah yaitu 139 perusahaan.

PEMBAHASAN Penyajian Aset dan Liabilitas secara Terpisah pada Laporan Posisi Keuangan Perusahaan yang menyajikan dalam pos aset terkait aset pengampunan pajaknya yaitu PADI, PANS, dan TIFA, ketiganya berasal dari industri keuangan yang penyajian aset berdasarkan likuiditas sehingga tidak terdapat klasifikasi lancar atau tidak lancar pada laporan posisi keuangan nya, sesuai dengan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek pada Bab 6 bagian 6.42 Perusahaan yang melakukan penyajian dalam liabilitas jangka panjang terkait dengan liabilitas pengampunan pajak nya adalah SDMU. Sedangkan, aset pengampunan pajak karena telah melakukan pengukuran kembali maka aset pengampunan pajak yang sebelumnya disajikan terpisah telah direklasifikasi dan dicatat dalam aset serupa lainnya. Dalam hal ini aset pengampunan pajak berupa aset tetap yang setelah diukur kembali mengalami penurunan nilai.

PEMBAHASAN Penyajian Dampak Pengampunan Pajak Perusahaan telah menyajikan dampak pengampunan pajak ke dalam ekuitas pada pos tambahan modal disetor yaitu sebanyak 137 perusahaan.

PEMBAHASAN Pengungkapan Uang Tebusan Pengampunan Pajak Terdapat 83 perusahaan yang mengungkapkan nilai uang tebusan yang dibayarkan dan 111 perusahaan yang tidak mengungkapkan nilai uang tebusan yang dibayarkan.

PEMBAHASAN Penyajian Uang Tebusan dalam Rincian Beban Perusahaan 50 perusahaan yang mengungkapkan dalam rincian beban perusahaan secara terpisah sebagai beban tebusan pajak dalam yaitu dalam pos beban umum dan administrasi, pendapatan (beban) lain-lain, beban usaha, dan laba rugi tahun berjalan.

KESIMPULAN Dari 194 perusahaan yang mengikuti pengampunan pajak, paling banyak berasal dari industri properti, real estat dan konstruksi bangunan sebesar 54 %, paling banyak diaudit oleh KAP Non Big-4 sebanyak 159 perusahaan, dan cenderung diikuti oleh perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang kecil. Perusahan yang menyebutkan pilihan kebijakan akuntansi pengampunan pajak nya secara eksplisit yaitu 26 perusahaan. Perusahaan yang menyajikan secara terpisah aset dan liabilitas pengampunan pajak ada 26 perusahaan, yang dalam aset dan liabilitas serupa ada 139 perusahaan, dan 29 perusahaan tidak dapat ditentukan penyajiannya. Perusahaan yang mengungkapkan nilai uang tebusan ada 83 perusahaan, dimana 50 perusahaan menyajikan secara terpisah sebagai beban tebusan pajak dalam rincian bebannya.

IMPLIKASI SARAN Pengampunan pajak memiliki risiko sehingga cenderung tidak diungkapkan karena alasan dampaknya tidak material, namun hal ini sesuai dengan pernyataan pengantar awal PSAK 70. DJP dapat mengeluarkan ketentuan tambahan apabila menginginkan informasi yang lebih transparan dan akuntabel mengenai penyajian dalam laporan keuangan tentang pengampunan pajak. Terdapat perbedaan ketentuan dalam penyajian dampak pengampunan pajak antara perpajakan dan akuntansi, yang pada prakteknya lebih banyak menyajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi, yaitu PSAK 70. Dapat dilakukan penelitian lanjutan sampai tahun 2017 karena masih ada periode terakhir pengampunan pajak yang berlangsung mulai dari Januari – Maret 2017 sehingga penelitian ini belum mencakup semua periode pengampunan pajak.

Simposium Nasional Akuntansi XXI Pengaruh Penghindaran Pajak dan Kualitas Audit terhadap Pengampunan Pajak Ni Kadek Rahayu Nadi Dwi Martani

Outline Pendahuluan Landasan Teori Metode Penelitian Pembahasan Kesimpulan dan Saran Outline

Pendahuluan Latar Belakang . Rumusan Masalah . Tujuan . Manfaat

UU No 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak Latar Belakang 2016 UU No 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak Fasilitas Pengampunan Pajak pajak yang seharusnya terutang sanksi administrasi & pidana di bidang perpajakan dengan mengungkapkan harta dan mebayar uang tebusan

Latar Belakang Kesempatan bagi Perusahaan yang melakukan penghindaran pajak di masa lalu Kesempatan bagi Wajib Pajak Menimbang beban & manfaat Tidak Patuh Patuh

Latar Belakang Aset & Liabilitas yang belum dilaporkan Risiko Keandalan Laporan Keuangan Tidak Lengkap Auditor Big Four memberikan keandalan LK yang lebih tinggi Eksternal Auditor

Latar Belakang Secara Internasional Di Indonesia Penelitian terkait pengampunan pajak masih terbatas Secara Internasional Teori | Arah | Kepatuhan | Penegakan Pajak | Pengampunan Pajak di Amerika Di Indonesia Implementasi| Efektivitas | Sejarah Pengampunan pajak Studi Empiris pengaruh penghindaran pajak dan kualitas audit terhadap pengampunan pajak Studi Empiris Isu Terkini di Indonesia

? Rumusan Masalah Apakah perusahaan dengan penghindaran pajak tinggi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengikuti pengampunan pajak? Apakah perusahaan dengan kualitas audit yang lebih tinggi memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk mengikuti pengampunan pajak?

+ Manfaat Penelitian Literatur Regulator Investor

Landasan Teori Teori Keagenan|Pengampunan Pajak|Penghindaran Pajak|Kualitas Audit|Penelitian Terdahulu & Pengembangan Hipotesis

Teori Keagenan dan Teori Cost & Benefit Pemisahan Prinsipal (pemilik) Agen (manajemen) Peluang mengurangi kewajiban perpajakan selama manfaat lebih besar dari biaya (Hanlon dan Heitzman, 2010) Perusahaan terdorong mengikuti pengampunan pajak Menggunakan auditor eksternal sebagai alat pengawasan (Gray dan Manso, 2015) Semakin handal laporan keuangan, maka perusahaan tidak perlu mengikuti pengampunan pajak

Pengampunan Pajak Fasilitas Syarat Konsekuensi Pengampunan pajak memberikan wajib pajak peluang untuk membayar pajak yang belum dibayar tanpa ada hukuman atau tuntutan, yang sebenarnya merupakan risiko dari para penghindar pajak (Bayer, Oberhofer dan Winner, 2015; Sawyer, 2005; Alm, McKee, dan Beck, 1990) UU No 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak Periode 1 Periode 2 Periode 3 Syarat Fasilitas Konsekuensi Mengungkapkan harta Membayar uang tebusan Melunasi tunggakan pajak Melunasi pajak yang tidak/kurang dibayar Menyampaikan SPT terakhir Mencabut permohonan Penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan SKP Penghapusan sanksi administrasi Tidak dilakukan pemerikssaan Penghentian pemeriksaan Tidak berhak: Mengompensasi rugi fiskal Mengompensasi kelebihan pembayaran pajak Mengajukan permohonan pengembalian pajak Pembetulan SPT PSAK 70: Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak

Penghindaran Pajak Effective Tax Rate (ETR) Book Tax Difference (BTD) Menghindari Pajak Memaksimalkan laba Tindakan pengurangan pajak secara eksplisit (Hanlon dan Heitzman, 2010) Effective Tax Rate (ETR) GAAP ETR Current ETR Cash ETR Kemampuan untuk membayar hutang pajak secara rendah relatif terhadap laba sebelum pajak Dyreng, Hanlon, dan Maydew et al. (2010) Book Tax Difference (BTD) Abnormal Book Tax Difference (ABTD)

Kualitas Audit Kemampuan auditor dalam mendeksi kesalahan material pada laporan keuangan yang disebabkan oleh error atau fraud ((Elder, Beasley, dan Arens, 2011) Kantor akuntan public besar Kualitas audit lebih tinggi Auditor Big Four (Lawrence, Meza, Zhang , 2011) (DeAngelo, 1981) Aset & Liabilitas disajikan dengan lengkap Completeness (Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2014)

Penelitian Terdahulu & Pengembangan Hipotesis Penelitian terdahulu terkait pengampunan pajak: Buckwalter, Sharp, Wilde, dan Wood (2014) Tofan (2017); Tilman (2006); Ross (1986) ; Leonard dan Zeckhauser (1987); Dubin, Graetz, dan Wilde (1992) Pengampunan pajak dan ketidakpatuhan laporan keuangan Pelaksanaan pengampunan pajak di negara tertentu Alm, McKee, dan Beck (1990) Bayer, Oberhofer dan Winner (2015) Bose dan Jetter (2012) Dampak jangka panjang dari pengampunan pajak Faktor yang menentukan diterapkannya pengampunan pajak Liberalisasi ekonomi dan pengampunan pajak Perusahaan dengan penghindaran pajak tinggi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengikuti pengampunan pajak H1 H2 Perusahaan dengan kualitas audit yang lebih tinggi memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk mengikuti pengampunan pajak

Metode Penelitian Kerangka Penelitian|Kriteria Sampel|Model Penelitian

Kerangka Penelitian Variabel Independen Variabel Dependen Penghindaran Pajak Pengampunan Pajak Kualitas Audit Variabel Control Profitabilitas Ukuran Perusahaan Leverage

TAi = Ξ±0 + Ξ²1TAVi + Ξ²2AUDi + Ξ²3ROAi + Ξ²4LEVi + Ξ²5SIZEi + Ξ΅i Model Penelitian TAi = Ξ±0 + Ξ²1TAVi + Ξ²2AUDi + Ξ²3ROAi + Ξ²4LEVi + Ξ²5SIZEi + Ξ΅i Operasionalisasi variabel Variabel Pengukuran TA pengampunan pajak, variabel dummy, nilai 1 untuk perusahaan mengikuti pengampunan pajak dan 0 untuk sebaliknya; TAV penghindaran pajak, diukur dengan abnormal book tax difference, nilai residual regresi dari book tax difference (BTD); AUD kualitas audit, variabel dummy, nilai 1 untuk perusahaan yang diaudit Big Four, dan 0 untuk sebaliknya; ROA profitabilitas, laba sebelum pajak dibagi total aset; LEV leverage, total liabilitas dibagi total aset; SIZE ukuran perusahaan, log natural dari total aset.

BTDi = Ξ±0 + Ξ²1CapINTi + Ξ²2βˆ†REV + Ξ²3LEVi + Ξ²4SIZEi + Ξ²5PrevBTDi + Ξ΅i Model Penelitian Model variabel independen penghindaran pajak, ABTD: BTDi = Ξ±0 + Ξ²1CapINTi + Ξ²2βˆ†REV + Ξ²3LEVi + Ξ²4SIZEi + Ξ²5PrevBTDi + Ξ΅i Operasionalisasi variabel Variabel Pengukuran BTD book tax difference, laba sebelum pajak dikurangi laba kena pajak dibagi total aset; CapInt capital intensive, total aset tetap dibagi total aset; βˆ†REV perubahan pendapatan dari tahun t-1 ke tahun t; LEV leverage, total liabilitas dibagi total aset SIZE ukuran perusahaan, log natural dari total aset PrevBTD book tax difference, laba sebelum pajak dikurangi laba kena pajak dibagi total aset di tahun t-1;

Kriteria Pemilihan Sampel Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2017 Perusahaan yang tidak bergerak di sektor yang memiliki peraturan perpajakan khusus. Perusahaan dengan tahun fiskal yang berakhir pada 31 Desember. Perusahaan yang tidak memiliki saldo negatif untuk laba sebelum pajak, total beban pajak, jumlah pajak kini, & jumlah pajak yang dibayarkan. Perusahaan memiliki data lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu tersedia dalam laporan keuangan dari tahun 2015 hingga 2017.

Analisis Hasil Regresi

Hasil Pemilihan Sampel Kriteria Jumlah Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2017 556 Dikurangi dengan: Perusahaan di sektor keuangan 98 Perusahaan di sektor pertambangan 42 Perusahaan di sektor properti, real estate, dan konstruksi 67 Perusahaan di sektor pelayaran 15 Perusahaan dengan laba sebelum pajak negatif 107 Perusahaan yang tidak menggunakan tahun fiskal 31 Desember 2 Perusahaan yang datanya tidak berhasil diperoleh 14 Perusahaan dengan ETR negatif, nol, lebih dari satu, atau tidak tersedia 47 Perusahaan dengan informasi untuk penghitungan ABTD yang tidak tersedia Jumlah sampel penghitungan 149

Statistik Deskriptif Variabel N Rata-Rata Min Max Standar Deviasi TAV 149 0,0187 0,000139 0,1386 0,0222 ROA 0,1025 0,000008 0,5779 0,0973 LEV 0,4668 0,070742 0,8912 0,1949 SIZE 28,5489 24,5877 33,1341 1,5949   Variabel dummy Nilai 1 (%) Nilai 0 (%) TA 65 (44%) 84 (56%) AUD 60 (40%) 89 (60%)

Hasil Uji Regresi Model Probability Percentage Signifikansi (P>|z|) Variabel Prediksi Tanda Coef. Odds Ratio Probability Percentage Signifikansi (P>|z|) TAV + -11,16312 0,0000142 -99,99% 0,224 AUD - -1,083248 0,3384944 -66% 0,013** ROA -0,6074991 0,5447114 -46% 0,779 LEV -0,1215265 0,8855676 -11% 0,900 SIZE -0,2555837 0,7744643 -23% 0,065* Prob > chi2 = 0,0004 Pseudo R2 = 0,1102 N = 149

Analisis Sensitivitas Cash ETR (Effective Tax Rate ) Proksi Penghindaran Pajak Abnormal Book Tax Difference (ABTD) BTD (Book Tax Difference) SKP (Surat Ketetapan Pajak) Variabel Prediksi Tanda CashETR BTD SKP Odds Ratio P>|z| Prob (%) - 0,507 0,519   + 0,003 0,287 1,048 0,908 AUD 0,326 0,012** 0,334 0,343 0,014** ROA 0,422 0,700 0,607 0,276 0,553 LEV 0,787 0,806 0,777 0,795 0,849 0,867 SIZE 0,790 0,085* 0,067* 0,788 0,086*

Kesimpulan & Saran Kesimpulan|Implikasi|Keterbatasan dan Saran

Mengikuti pengampunan pajak Kesimpulan H1 Perusahaan dengan penghindaran pajak tinggi tidak terbukti memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengikuti pengampunan pajak 55% Periode pertama 45% 28% Sektor industri perdagangan, jasa, dan investasi H2 Perusahaan dengan kualitas audit yang lebih tinggi memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk mengikuti pengampunan pajak 19% Mengikuti pengampunan pajak Auditor Big Four

Keterbatasan dan Saran Implikasi Literatur Investor Keterbatasan dan Saran

Yolanda Saskia Bregina Pengaruh Revisi PSAK 46 (2013) terhadap Penyajian Pajak Penghasilan Final pada Laporan Keuangan Emiten Konstruksi dan Properti Tahun 2015-2016 Yolanda Saskia Bregina 150680073

About this template Latar Belakang Indonesia mengadopsi IAS sebagai referensi penyusunan PSAK mulai tahun 1995 Proses konvergensi IFRS dilakukan dalam 3 tahap: Selama tahap implementasi PSAK direvisi beberapa kali, salah satunya PSAK 46 tentang Pajak Penghasilan PSAK 46 mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan; pajak kini dan pajak tangguhan

About this template Latar Belakang (Cont’d) Perkembangan PSAK 46 sejak pertama kali diterbitkan serta proses adopsi IAS 12: Income Tax

Latar Belakang (Cont’d) About this template

Latar Belakang (Cont’d) Penyajian pajak final dalam laporan keuangan menjadi beragam, which depends on management decision. The impact: financial statement becomes uncomparable οƒ  akan diukur menggunakan 3 rasio keuangan yaitu; Effective Tax Rate Cash ETR Operating Profit Margin

Tujuan Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian Emiten konstruksi dan properti untuk tahun 2015 - 2016 dan menggunakan tahun 2013 - 2014 sebagai pembanding. Fokus untuk melihat bagaimana tingkat keberagaman penyajian pajak final dalam LK setelah revisi PSAK 46 (2013) dan identifikasi penyajian pajak final.

About this template Landasan Teori Standar Akuntansi: tujuan dan manfaat, karakteristik kualitatif laporan keuangan (dapat dipahami, relevan, material, andal, lengkap dan dapat dibandingkan) serta proses konvergensi IFRS di Indonesia PSAK 46: Pajak Penghasilan οƒ  proses adopsi di Indonesia, perbandingan revisi tahun 2010 dan 2013, pengaturan perlakuan akuntansi pajak kini dan tangguhan IAS 12: Income Tax οƒ  basis for conclusion, definisi laba akuntansi, laba kena pajak, pajak penghasilan Konsep Pajak Penghasilan Final dan Tidak Final: pajak final tidak diperhitungkan dalam SPT badan dan tidak dapat dikreditkan, biaya yang muncul atas perolehan objek pajak final tidak dapat dikurangkan pada perhitungan PPh badan. Kewajiban Perpajakan Perusahaan Jasa Konstruksi: PP No. 40/2009 tarif berkisar 2-4% tergantung jenis jasa konstruksi yang diberikan (pelaksanaan, perencanaan dan pengawasan). Dasar pengenaan pajak adalah jumlah pembayaran (tidak termasuk PPN) dikali tarif pajak.

About this template Landasan Teori (Cont’d) Kewajiban Perpajakan Perusahaan Properti: PP No. 71/2008, 5% dari jumlah bruto nilai hak atas tanah & bangunan, khusus rumah susun tarif 1%. Nilai yang tertinggi antara nilai pada Akta Pengalihan hak dengan NJOP Effective Tax Rate: perbandingan antara pajak riil yang dibayarkan perusahaan dengan laba komersial sebelum pajak, diperoleh dari beban pajak dibagi laba sebelum pajak. Menjadi salah satu komponen penilaian investor. Cash ETR: merefleksikan kemampuan perusahaan untuk membayar sejumlah nilai cash taxes per dollar dari pretax income, dihitung dari kas untuk membayar pajak penghasilan dibagi laba sebelum pajak. Semakin besar kas yang dikeluarkan, maka semakin besar nilai dari cash ETR. Operating Profit Margin: alat monitoring perusahaan untuk mengontrol laba dengan perbandingan antara laba usaha dan pendapatannya.

Metodologi Penelitian About this template

Pengumpulan Data Total 62 emiten konstruksi dan properti 52 yang masuk sampel: 10 perusahaan tereliminasi karena IPO setelah tahun 2014 Laporan keuangan tahun 2014 akan dijadikan sebagai pembanding Pengumpulan data dari LK: penyajian pajak final, pendapatan, laba usaha, laba sebelum pajak, beban pajak, beban pajak final Identifikasi letak penyajian pajak final dan KAP: big four dan non big four

Klasifikasi Penyajian Pajak Final About this template

Klasifikasi Penyajian Pajak Final (Cont’d) About this template

Klasifikasi Penyajian Pajak Final (Cont’d) About this template

Analisis Penyajian Pajak Final One line in all expenses Operating expense Other expense Net-off revenue One line before EBT Current tax expense SESUAI PSAK 46 TIDAK SESUAI PSAK 46

Penyajian Pajak Final Berdasarkan KAP dan AP About this template

Hasil Wawancara Akuntan Publik, dalam penyajian LK selalu mengacu kepada PSAK. Sehingga sesuai dengan PSAK, pajak final bukan merupakan pajak penghasilan. Namun, ada juga yang beranggapan karena PSAK tidak mengatur secara spesifik letak pajak final, sehingga tetap menyajikan pajak final sebagai pajak penghasilan (bagian dari pajak kini). Penyajian tergantung pada kebutuhan perusahaan dan keputusan manajemen οƒ  EBITDA (akusisi/merger); Laba Usaha (Kompensasi Direktur). β€œManajemen biasanya akan menyetujui klasifikasi penyajian yang diusulkan oleh auditor selama tidak berdampak signifikan terhadap rasio profitabilitas perusahaan”. β€œKeandalan dan kualitas laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan selama ada pengungkapan yang dapat membantu pengguna laporan keuangan mengetahui bagaimana pajak penghasilan final disajikan”.

About this template Effective Tax Rate Hasil uji beda rata-rata untuk ETR: Rata-rata ETR perusahaan tahun 2013 dan 2014 (26.08%) dan ETR tahun 2015 dan 2016 (9.3%). Berdasarkan hasil uji statistik perbedaan tersebut dengan Z = 9.609 dan Prob > z = 0.000 Hasil uji beda ETR perusahaan yang menyajikan pajak final sebagai pajak kini (14.47%) dibandingkan dengan perusahaan yang menyajikan pajak final sebagai bukan komponen pajak kini (4.08%). Hasil uji signifikan dengan Z = 8.090 dan Prob > z = 0.000

CASH ETR dan OPM Hasil uji beda rata-rata untuk Cash ETR: Rata-rata cash ETR perusahaan yang menyajikan terpisah (3.39%), dengan perusahaan yang menyajikan digabung (29.73%). Berdasarkan hasil uji statistik perbedaan tersebut dengan Z = 6.980 dan Prob > z = 0.000 Hasil uji beda rata-rata untuk OPM: Rata-rata cash OPM perusahaan yang menyajikan sebagai komponen beban usaha (32.57), dengan perusahaan yang menyajikan bukan sebagai komponen beban usaha (26.20%). Berdasarkan hasil uji statistik perbedaan tersebut dengan Z = -2.309 dan Prob > z = 0.0209

Kesimpulan PSAK 46 (2013) berdampak pada keberagaman penyajian pajak final perusahaan: 6 klasifikasi penyajian Penyajian paling banyak adalah one line in all expense (2016: 20 perusahaan, 2015: 18 perusahaan) dan operating expense (2015-2016: 13 perusahaan). Masih terdapat perusahaan yang menyajikan pajak final sebagai current tax (2016: 5 perusahaan, 2015: 9 perusahaan). Hasil wawancara: AP akan selalu mengacu pada PSAK 46 untuk penyajian pajak final, but based on management decision. Manajemen memilih penyajian yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tingkat comparability LK dapat dipertahankan keandalannya selama memiliki pengungkapan yang memadai. Tiga rasio keuangan yang dijadikan pengukuran dampak keterbandingan LK menunjukkan bahwa penyajian pajak final yang beragam berpengaruh signifikan terhadap 3 rasio tersebut.

Implikasi dan Keterbatasan Keberagaman Penyajian Pajak Final dalam LK Rasio keuangan (ETR, Cash ETR, OPM) tidak dapat dibandingkan Pengguna LK harus hati-hati dan teliti dalam membaca LK Regulator perlu membuat pedoman spesifik untuk penyajian pajak final Keterbatasan: Penelitian hanya menggunakan sampel perusahaan konstruksi dan properti; size dan operasional berbeda-beda Perbedaan ini jika signifikan menyebabkan hasil pengujian timpang dan tidak konsisten Saran untuk penelitian selanjutnya menggunakan study case pada perusahaan yang setara sehingga dampak dari revisi PSAK 46 terhadap penyajian pajak final akan terlihat lebih rinci

Rina Indah Sari Ginting and Dwi Martani Analysis of Tax Aggressiveness and Financial Reporting Aggressiveness on Public Companies in Indonesia 2010-2014 Rina Indah Sari Ginting and Dwi Martani

Conclusion and Recommendation Agenda Introduction Literature Review Research Method Result and Analysis Conclusion and Recommendation

Introduction The quality of financial statements is important to stakeholder in making decisions related to investment, credit and improves market efficiency. The intended use of the financial statements may create incentives for the management company to manipulate financial statements in order to report the company's best performance and meet the expectations of stakeholders. Companies are trying to manage their net income profit which is often called by financial reporting aggressiveness. Financial reporting aggressiveness actions can have negative impacts for the company through the payment of taxes. Frank et al (2009) states that the tax planning by lowering the value of the taxable income, either through tax evasion or not, is referred to tax aggressiveness. Tax aggressiveness can be done in various ways, including finding a gap (loopholes) contained in the tax laws so often referred to as tax avoidance, tax sheltering and tax management (Hanlon and Heitzman, 2010).

Introduction Frank et al (2009) conducted a research on the relationship of tax and financial reporting aggressiveness in America using residual permanent differences (DTAX) as the measurement. He found that there is a strong positive relation between these two constructs. It means that the company able to increase the level of corporate profits but reported a low tax payment. Tanya and Fifth (2012) developed another way to measures tax aggressiveness, that called abnormal book tax differences (ABTD). The purpose: Expand the Fank et al (2009) by using Indonesian capital market data Using the other proxy of tax aggressiveness that developed by Tanya and Fifth (2012)

Literature Review Quality of Financial Reporting Financial statements contains a lot of information that can be used by stakeholders to assist the decision making process. High financial statements quality can be used to make the right decision. To meet stockholder expectation, management used to do the earning management to maximize profits and increase the value of the company's market value. This earnings management activities will impact the difference in taxable income and hide the actual condition of the company. At which time the company reported accounting profit is higher than the burden of the tax to be paid will be higher also. Such conditions indicate a tradeoff between earnings management activities and management of corporate taxes.

Literature Review Financial Reporting Aggressiveness Frank et al (2009) states that the activities aimed at increasing the company's profit with earnings management, whether appropriate or not in accordance with generally accepted accounting principles known as the financial reporting aggressiveness. In this study, financial reporting aggressiveness have the same context with earnings management. Aggressive financial reporting can be measured by discretionary accruals. Several measure that usually used in detected aggressive financial are Model Jones (1991), Dechow et al (1995), Kasznik (1999) and Kothari (2005).

Literature Review Tax Aggressiveness Tax avoidance is define as the reduction of explicit taxes ( Hanlon and Heitzman, 2010 ;Dyreng et al., 2008). The tax aggressiveness represents a continuum of tax planning strategies of the company. Different people will have different opinions about the degree of aggressiveness of a transaction. So those tax planning behavior of the company and can be discuss in various terms such as tax aggressiveness, tax sheltering, tax evasion or non- compliance. Hanlon and Heitzman (2010) emphasizes that the definition of tax aggressiveness are not limited to specific measurement methods. Tax avoidance measure by several methods such as effective tax rate, long run effective tax rate, book tax differences, discretionary or abnormal measure of tax avoidance, unrecognized tax benefits and tax shelter firms.

Literature Review Tax Aggressiveness Measurement Frank et al (2009) is the first literature conducted research about the relationship of tax and financial reporting aggressiveness. Using their own of proxy of discretionary permanent differences (DTAX), Frank et al (2009) include that tax and financial reporting aggressiveness are significantly and positively related. It indicates that there is nonconformity between financial accounting standards and tax law allows firm to manage book income upward and taxable income downward. Similar studies have also been carried out in Indonesia by Kamila (2014) and Ridha (2014). The results show that there is no tradeoff between tax and financial reporting aggressiveness in Indonesia’s manufacturing company.

Literature Review Tax Aggressiveness Measurement Frank et al (2009) is the first literature conducted research about the relationship of tax and financial reporting aggressiveness. Using their own of proxy of discretionary permanent differences (DTAX), Frank et al (2009) include that tax and financial reporting aggressiveness are significantly and positively related. It indicates that there is nonconformity between financial accounting standards and tax law allows firm to manage book income upward and taxable income downward. Similar studies have also been carried out in Indonesia by Kamila (2014) and Ridha (2014). The results show that there is no tradeoff between tax and financial reporting aggressiveness in Indonesia’s manufacturing company.

Literature Review Tax Aggressiveness Measurement Tang and Fifth (2012) develop ABTD and NBTD measures that does not generate temporary differences into account the uniqueness of Chinese accounting and tax system. Tang and Firth (2012) using estimation models that can divide the book- tax differences into two sources, normal and abnormal book tax differences. Normal book-tax differences (NBTD) is estimated by regression of total BTDs on discretionary items and using the unexplained portion of BTDs as measure of ABTD. Tang and Firth (2012) proved that ABTD negative effect on earnings because it contains information of relevance earnings management and tax management.

Literature Review Hyphotesis H1 Tax aggressiveness measured by discretionary permanent differences (DTAX) positively related to financial reporting aggressiveness. H2 Financial reporting aggressiveness positively related with tax aggressiveness measured by discretionary permanent differences (DTAX). H3. Tax aggressiveness measured by abnormal book tax differences (ABTD) positively related to financial reporting aggressiveness. H4. Financial reporting aggressiveness positively related with tax aggressiveness measured by abnormal book tax differences (ABTD).

Research Method Models 𝐷𝐴𝐢 𝐢 𝑖𝑑 = 𝛼 0 + 𝛼 1 𝐷𝑇𝐴 𝑋 𝑖𝑑 + 𝛼 2 𝑃𝑇𝑅𝑂 𝐴 𝑖𝑑 + 𝛼 3 𝐿𝐸 𝑉 𝑖𝑑 + 𝛼 4 𝐿𝐢 𝐹 𝐷 𝑖𝑑 + 𝛼 5 𝐹𝑂 𝑅 𝐷 𝑖𝑑 + 𝛼 6 𝑆𝐼𝑍 𝐸 𝑖𝑑 + πœ€ 𝑖𝑑 𝐷𝐴𝐢 𝐢 𝑖𝑑 = 𝛼 0 + 𝛼 1 𝐴𝐡𝑇 𝐷 𝑖𝑑 + 𝛼 2 𝑃𝑇𝑅𝑂 𝐴 𝑖𝑑 + 𝛼 3 𝐿𝐸 𝑉 𝑖𝑑 + 𝛼 4 𝐿𝐢 𝐹 𝐷 𝑖𝑑 + 𝛼 5 𝐹𝑂 𝑅 𝐷 𝑖𝑑 + 𝛼 6 𝑆𝐼𝑍 𝐸 𝑖𝑑 + πœ€ 𝑖𝑑 DACCit : dicretionary accrual DTAXit : dicretionary permanent differences ABTDit : abnormal book tax differences PTROAit : pretax income diveide by total asset at year t-1 LEVit : sum of long term debt divided by total asset LCF_Dit : dummy variable that equals 1 when an entity reported loss carryforwads FOR_Dit : dummy that equals 1 when the value of foreign income > 0 SIZEit : natural log of total assets

Research Method Models 𝐷𝑇𝐴 𝑋 𝑖𝑑 = 𝛼 0 + 𝛼 1 𝐷𝐴𝐢 𝐢 𝑖𝑑 + 𝛼 2 𝑃𝑇𝑅𝑂 𝐴 𝑖𝑑 + 𝛼 3 𝐿𝐸 𝑉 𝑖𝑑 + 𝛼 4 𝐿𝐢 𝐹 𝐷 𝑖𝑑 + 𝛼 5 𝐹𝑂 𝑅 𝐷 𝑖𝑑 + 𝛼 6 𝑆𝐼𝑍 𝐸 𝑖𝑑 + πœ€ 𝑖𝑑 𝐴𝐡𝑇 𝐷 𝑖𝑑 = 𝛼 0 + 𝛼 1 𝐷𝐴𝐢 𝐢 𝑖𝑑 + 𝛼 2 𝑃𝑇𝑅𝑂 𝐴 𝑖𝑑 + 𝛼 3 𝐿𝐸 𝑉 𝑖𝑑 + 𝛼 4 𝐿𝐢 𝐹 𝐷 𝑖𝑑 + 𝛼 5 𝐹𝑂 𝑅 𝐷 𝑖𝑑 + 𝛼 6 𝑆𝐼𝑍 𝐸 𝑖𝑑 + πœ€ 𝑖𝑑 DACCit : dicretionary accrual DTAXit : dicretionary permanent differences ABTDit : abnormal book tax differences PTROAit : pretax income diveide by total asset at year t-1 LEVit : sum of long term debt divided by total asset LCF_Dit : dummy variable that equals 1 when an entity reported loss carryforwads FOR_Dit : dummy that equals 1 when the value of foreign income > 0 SIZEit : natural log of total assets

Research Method Financial Reporting Aggressiveness Measurement To measure financial reporting aggressiveness in this study, we use the Modified - Jones model ( Dechow et al . 1995) as our proxy according to prior research of Frank et al (2009 ). T𝐴𝐢 𝐢 𝑖𝑑 = 𝛼 0 + 𝛼 1 βˆ†π‘…πΈ 𝑉 𝑖𝑑 βˆ’ βˆ†π΄ 𝑅 𝑖𝑑 + 𝛼 2 𝑃𝑃 𝐸 𝑖𝑑 + πœ€ 𝑖𝑑 TACCit : total accruals = ((EBEIit +TTEit) – (CFOit+ITPit)) EBEIit : earning before extra orndinary item TTEit : total tax expense CFOit : cash flow from operating activities ITPit : income tax paid βˆ†REVit : change in sales from year t-1 to year t βˆ†ARit : change in account receivables from year t-1 to year t PPEit : gross property, plant and equipment Τ‘it discretionary accruals

Research Method Tax Aggressiveness Measurement The proxy used in this study are ABTD adopted by ABTD developed by Tang and Fifth (2012). The abnormal tax differences is the residual value of BTD’s equation regression. BTD it = Ξ²0 + Ξ²1 βˆ†INVit + Ξ²2 βˆ†REV it + Ξ²3 NOL it + Ξ²4 TLU it + Ξ²5 BTD it-1 + Τ‘ it BTDit : book tax differences βˆ†INVit : changes in gross fixed asset from year t-1 to year t βˆ†REVitt : change in sales from year t-1 to year t TLUit : the value of tax losses utilized BTDit-1 : book tax differences from year t-1 Ԑit : error term

Research Method Tax Aggressiveness Measurement The proxy used in this study are DTAX adopted by Frank et al (2009) and Kamila (2014). The discretionary permanent differences is the residual value of PERMDIFF’s equation regression. PERMDIFFit = Ξ±0 + Ξ±1INTANGit + Ξ±2UNCONit + Ξ±3MIit + Ξ±4CSTEit + Ξ±5βˆ†NOLit + Ξ±6LAGPERMit + Ξ΅it PERMDIFFit : permanent differences divided by total aset at t-1 INTANGit : goodwill and other intangibles divided by total aset at t-1 UNCONit : consolidated net income (loss) divided by total aset at t-1 MIit : Minority net income or loss divided by total aset at t-1 CSTEit : current state tax expense divided by total aset at t-1 βˆ†NOLit : changes in net operating loss carryforward divided by total aset at t-1 LAGPERMit : permanent differences in year t-1 divided by total aset at t-1 Ξ΅it : discretionary permanent differences

Data and Analysis DACC it =Ξ±0 + Ξ±1DTAXit + Ξ±2PTROAit + Ξ±3LEVit + Ξ±4LCF_Dit + Ξ±5FOR_Dit + Ξ±6SIZEit + Ξ΅it   Hypothesis Coeff t-stat p-value DPERM + .3002203 6.50 0.000*** PTROA - .174766 9.36 LEV -.0078229 -1.06 0.296 LCF-D -.0130299 -2.62 0.095* FOR-D .033923 0.60 0.380 SIZE -.0040113 -2.90 0.074* CONS .0632194 2.16 0.139 N 785 R-square 0.1435 F-statistics 0.0000 *** significant at alpha 1%; **significant at alpha 5%; *significant at alpha 10%

Data and Analysis DACCit =Ξ±0 + Ξ±1ABTDit + Ξ±2PTROAit + Ξ±3LEVit + Ξ±4LCF_Dit + Ξ±5FOR_Dit + Ξ±6SIZEit + Ξ΅it   Hypothesis Coeff t-stat p-value ABTD + .2521715 6.78 0.000*** PTROA - .1827347 10.1 LEV -.0063209 -0.86 0.333 LCF-D -.0169055 -3.42 0.043** FOR-D .0038373 0.70 0.365 SIZE -.0045051 -3.26 0.050** CONS .0835633 2.90 0.074 N 785 R-square 0.1445 F-statistics 0.0000 *** significant at alpha 1%; **significant at alpha 5%; *significant at alpha 10%

Data and Analysis DTAX it = Ξ±0 + Ξ±1DACCit + Ξ±2PTROAit + Ξ±3LEVit + Ξ±4LCF_Dit + Ξ±5FOR_Dit + Ξ±6SIZEit + Ξ΅it   Hypothesis Coeff t-stat DACC + .0442028 6.50 PTROA - .1570568 23.44 LEV -.0105168 -3.76 LCF-D -.0111278 -5.86 FOR-D .0115501 5.44 SIZE -.0025043 -4.72 CONS .0759007 6.84 N 785 R-square 0.2150 F-statistics 0.0000 *** significant at alpha 1%; **significant at alpha 5%; *significant at alpha 10%

Data and Analysis ABTDit = Ξ±0 + Ξ±1DACCit + Ξ±2PTROAit + Ξ±3LEVit + Ξ±4LCF_Dit + Ξ±5FOR_Dit + Ξ±6SIZEit + Ξ΅it   Hypothesis Coeff t-stat p-value DACC + .0572474 6.78 0.000*** PTROA - .1543425 18.56 LEV -.0184254 -5.30 0.004*** LCF-D .0021973 0.94 0.320 FOR-D .0119543 4.54 0.011** SIZE -.0010009 -1.52 0.224 CONS .0092842 0.68 0.368 N 785 R-square 0.1450 F-statistik 0.0000 *** significant at alpha 1%; **significant at alpha 5%; *significant at alpha 10%

Comparison Result Hypothesis DPERM ABTD Coeff p-value DPERM/ABTD +   Hypothesis DPERM ABTD Coeff p-value DPERM/ABTD + .3002203 0.000*** .2521715 PTROA - .174766 .1827347 LEV -.0078229 0.333 -.0063209 0.030** LCF-D -.0130299 0.043** -.0169055 0.001*** FOR-D .0033923 0.365 .0038373 0.003*** SIZE -.0040113 0.050** -.0045051 0.009*** CONS .0632194 0.074 .0835633 0.000 N 785 R-square 0.1435 0.1445 F-statistik 0.0000

Comparison Result Hypothesis DPERM ABTD Coeff p-value DACC + .0442028   Hypothesis DPERM  ABTD Coeff p-value DACC + .0442028 0.000*** .0572474 PTROA - .1570568 .1543425 LEV -.0105168 0.030** -.0184254 LCF-D -.0111278 0.001*** .0021973 0.004*** FOR-D .0115501 0.003*** .0119543 0.320 SIZE -.0025043 0.009*** -.0010009 0.011** CONS .0759007 0.000 .0092842 0.224 N 785 R-square 0.2150 0.1450 F-statistik 0.0000

Data and Analysis Research results shows that both proxies have the same F stat value for all the equations. The positive coefficient and the same value of significancy (0,001) showed that consistently DPERM and ABTD show that tax aggressiveness influence the financial reporting aggressiveness and vice versa. Control variables effect on the research results also show a similar value between DPERM and ABTD proxy.   ABTD as proxy to measuring tax aggressiveness show the consistent result with DPERM . The result refers to prior research by Hanlon and Heitzman (2010 ) which states that the various method of measurement of tax aggressiveness with permanent differences content show consistent results. But in this study ABTD can not be said to be better in measuring the tax aggressiveness compared with DPERM proxy because we need to do further research.

Conclusion Conclusion The results show that there is a positive and significant relation between tax and financial reporting aggressiveness. This indicates that in accordance with the study of Frank et al (2009), a public company in Indonesia does not face the problem of trade-offs in decision making related to the value of net income and tax payment. This may be an indication that the accounting rules and taxation Indonesia has loopholes that can be exploited by companies to manage their book tax income. The results also showed that aggressiveness measurement using a permanent tax differences (DPERM) or abnormal book tax differences (ABTD) showed consistent results. This proves that the content of permanent differences in both proxies are able to be used as a method of measuring tax aggressiveness in accordance with the research done by Hanlon and Heitzman (2010).

Conclusion Implication The implications of this research for the regulator is that the results show that in accordance with previous studies that companies in Indonesia does not have a tradoff in doing the tax and financial reporting aggressiveness. This indicates that the company can reduce taxable income without reducing net income for accounting purposes. So the regulator needed to increase awareness in examinations because of of tax and financial reporting aggressiveness increasingly difficult to detect. Furthermore, for academics , through the study found that ABTD measurement showed consistent results with DPERM . Thus, ABTD can be used as an alternative method of measuring the tax aggressiveness or tax avoidance .

Conclusion Limitation Due to limited time , the study was conducted within only 5 years period. Further research is recommended to add the study period for the activities of tax and financial reporting aggressiveness can be seen more reliably. The model is limited research on the model of aggressiveness taxes by Frank et al (2009 ) and Tang and Fifth ( 2012) as well as a model of financial reporting aggressiness by modified Jones ( Dechow et al, 1995). Further research can be done using different measuring methods. This study also limited to controlling only five control variables, which are PTROA , LEV , LCF_D , FOR_D and SIZE. Further research can add the control variables such as family ownership structure , the effectiveness of corporate governance and changes in corporate tax rates .

FLORENCY MARBUN DAN DWI MARTANI ANALISIS PENGARUH TARIF PAJAK DAN ADOPSI IFRS TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) PADA NEGARA-NEGARA BERKEMBANG DI ASIA FLORENCY MARBUN DAN DWI MARTANI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA

Outline Presentasi Pendahuluan Teori dan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Penutup

Pendahuluan Latar Belakang Globalisasi οƒ  pisah batas negara hilang Perusahaan οƒ  ekspansi ke luar negeri, salah satunya FDI FDI memberi manfaat bagi negara penerima οƒ  pertumbuhan ekonomi (Hansen dan Rand, Johnson, 2006,) Untuk negara berkembang οƒ  FDI sumber pembiayaan. Negara-negara berkembang Asia οƒ  regional penerima FDI terbesar dan terus meningkat dari tahun 2012-2014 (UNCTAD, 2015) Peran penting FDI membuat determinan FDI menjadi menarik untuk diteliti, diantaranya: tarif pajak dan kualitas laporan keuangan οƒ  adopsi IFRS.

Pendahuluan Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Apakah tarif pajak berpengaruh terhadap arus masuk FDI pada negara-negara berkembang di Asia? Apakah adopsi IFRS yang dilakukan oleh negara-negara berkembang di Asia berpengaruh terhadap arus masuk FDI? Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh tarif pajak terhadap arus masuk FDI Mengetahui pengaruh adopsi IFRS terhadap arus masuk FDI

Pendahuluan Manfaat dan Kontribusi Penelitian Melengkapi dan memperkaya penelitian terdahulu tentang pengaruh tarif pajak dan pengaruh adopsi IFRS terhadap FDI dengan berfokus pada negara berkembang di Asia. Modifikasi pengukuran adopsi IFRS Menambahkan faktor pajak dalam model Bahan pertimbangan bagi regulator terkait kebijakan untuk menarik investasi asing.

Teori dan Tinjauan Pustaka FDI sebagai sebuah investasi jangka panjang yang menghasilkan lasting interest dan kontrol oleh suatu entitas ekonomi di suatu negara dalam entitas di negara lain (UNCTAD) Teori FDI Teori Fisher, Keynes, Hecksher-Ohlin, Hymer, Buckley-Casson, Dunning Dunning οƒ  OLI (Ownerhip advantage – Location Advantage – Internalisation advantage). Motif FDI οƒ  motif menguasai sumber daya (resource-seeking), motif mencari pasar yang luas (market-seeking), dan motif efisiensi (efficiency-seeking) (UNCTAD) Faktor yang mempengaruhi FDI : Tarif Pajak dan Adopsi IFRS

Teori dan Tinjauan Pustaka Penelitian Terdahulu Peneliti Metode Objek Hasil Hunady dan Orviska (2014) OLS 26 negara Uni Eropa ,tahun 2004 s.d. 2011 Statutory tax rate dan tarif pajak efektif tidak berpengaruh signifikan terhadap FDI Marquez-Ramos (2011) Gravity Model 27 negara Uni Eropa, tahun 1999 s.d. 2007 Adopsi IFRS berpengaruh positif terhadap perdagangan dan FDI dkarenakan peningkatan informasi akuntansi, yang mendukung adanya transparansi dan komparabilitas, dan mengurangi asimetri informasi serta unfamiliarity antar negara. Nnadi (2015) PLS 34 negara Afrika, tahun 1999 s.d. 2014 Efek komparabilitas dari adopsi IFRS berpengaruh negatif dan signifikan terhadap FDI

Teori dan Tinjauan Pustaka Hipotesis Penelitian Tarif pajak (-) Hal yang akan mempengaruhi keputusan perusahaan multinasional untuk terjun ke FDI adalah pertimbangan faktor perpajakan (Devereux dan Griffith, 2002). Talpos dan Vancu (2009) menemukan hubungan negatif antara jumlah beban pajak yang dibayarkan dengan keputusan investasi di suatu Negara. Tarif pajak berpengaruh negatif terhadap arus masuk FDI Adopsi IFRS (+) Dengan melakukan adopsi IFRS terdapat pengurangan biaya informasi antara negara-negara Eropa setelah mereka melakukan adopsi IFRS. Transparansi meningkatkan efek komparabilitas, mengurangi informasi yang asimetris, dan akhirnya mampu meningkatkan aliran investasi asing langsung yang masuk (Marquez-Ramos (2011). Gordon (2012) dampak adopsi IFRS terhadap arus modal FDI di negara maju: tidak signifikan dan negara berkembang : positif dan signifikan Adopsi IFRS berpengaruh positif terhadap arus masuk FDI

Variabel Kontrol Ukuran perusahaan (+) Salah satu tujuan FDI adalah market-seeking (UNCTAD). Semakin besar ukuran pasar, mendorong semakin besar arus masuk FDI. Tingkat pembangunan ekonomi (+) Semakin tinggi tingkat pembangunan ekonomi -> semakin sejahtera masyarakat -> meningkatkan permintaan. Semakin tinggi daya beli masyarakat di suatu negara selanjutnya dapat menarik aliran FDI yang masuk (Zhu, Eden, Miller, Thomas & Fields, 2012) Keterbukaan Perekonomian (+) Keterbukaan perekonomian -> semakin sedikit hambatan untuk masuk ke pasar negara tersebut. Keterbukaan perekonomian merupakan salah satu faktor institusional yang mampu menarik arus masuk FDI (Buckley, Forsans, & Munjal, 2012) Infrastruktur (+) ICT merupakan salah satu determinan FDI di negara berkembang. ICT membantu perkembangan inovasi dan transparansi yang akhirnya dapat menambah volume investasi ( Addison & Heshmati, 2003) Level of Governance (+) Tata kelola suatu negara membantu kenyamanan investor dalam berinvestasi. Salah satu proksi yang digunakan adalah tingkat korupsi. Tingkat korupsi yang tinggi mengarah pada penurunan arus masuk FDI (Wei, 2000)

Metodologi Penelitian Objek penelitian: FDI pada negara berkembang di Asia selama 9 tahun (2005 s.d. 2013) Populasi Penelitian: 32 negara berkembang di Asia (berdasarkan klasifikasi UNDP, 2014) Sampel: 22 negara Bentuk Data: Data Panel Model Penelitian

Operasionalisasi Variabel

Hasil Penelitian Statistik Deskriptif Variable N Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. FDI_GDP 198 0.044 0.031 0.209 -0.004 0.045 TAX 31.457 32.400 49.302 11.300 11.842 ADOPT 1.333 1.000 2.000 0.000 0.683 LN_SIZE 25.782 25.863 29.881 22.978 1.425 GDP_PC 14361.710 6105.251 57154.540 485.853 16449.570 OPENNESS 101.527 89.735 290.414 32.072 57.889 ICT 31.836 27.541 74.429 0.242 23.438 CPI 40.340 37.000 69.000 13.000 13.768

Hasil Penelitian Uji Outlier Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas οƒ  uji korelasi Pearson οƒ  tidak terdapat multikolinearitas Uji Heterokedastisitas οƒ  uji Breusch-Pagan οƒ  terdapat heterokedastisitas Uji autokorelasi οƒ  uji Durbin-Watson οƒ  terdapat autokorelasi Karena terdapat masalah heterokedastisitas dan autokorelasi pada data, sehingga OLS tidak dapat digunakan οƒ  menggunakan GLS.

Hasil Penelitian Hasil Regresi Random Effect GLS Variabel Hipotesis Koefisien Std. Error t-Statistic Prob C -0.06829 0.06873 -0.99350 0.32173 TAX - -0.00094 0.00040 -2.35203 0.01969** ADOPT + 0.00463 0.00248 1.86871 0.06320* LN_SIZE 0.00351 0.00212 1.65277 0.10003 GDP_PC 0.00000 2.00742 0.04612** OPENNESS 0.00050 0.00015 3.46458 0.00066*** ICT -0.00128 0.00014 -9.33211 0.00000*** CPI 0.00057 0.87943 0.38028 R-squared 0.322411   Prob (F) Adjusted R 0.297447 Observations 198 S.E.Regression 0.021107

Penutup Kesimpulan Tarif pajak berpengaruh negatif secara signifikan (level 1%) terhadap arus masuk FDI Tingkat adopsi IFRS berpengaruh secara positif dan signifikan (level 10%) terhadap arus masuk FDI Implikasi Hasil Penelitian Menjadi pertimbangan bagi regulator untuk melakukan trade off penerimaan atau penurunan tarif pajak untuk memancing investasi asing yang masuk Bagi badan penyusun standar dalam kebijakan penerapan adopsi IFRS

Penutup Keterbatasan Penelitian Saran penggunaan skor yang sederhana dalam pengukuran tingkat adopsi IFRS. ketersediaan data Saran Memperluas ruang lingkup penelitian Menggunakan pengukuran yang lebih rinci mengenai tingkat adopsi IFRS -> cek list penerapan standar akuntansi di tiap negara

ANALISIS PENGARUH PENGHINDARAN PAJAK DAN KEPEMILIKAN KELUARGA TERHADAP WAKTU PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN Ivan Brian Dwi Martani

Latar Belakang Relevansi dan reliabilitas adalah dua hal utama agar informasi akuntansi berguna (FASB, 1980) Keputusan Ketua Bapepam LK No: KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik Waktu pengumuman laporan keuangan tahunan dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor internal (contoh: penghindaran pajak, manajemen laba) dan faktor eksternal (contoh: kualitas auditor) Mayoritas perusahaan Indonesia memiliki struktur kepemilikan keluarga (Arifin, 2003)

Tujuan Penelitian Memperoleh bukti empiris atas: Pengaruh penghindaran pajak terhadap waktu pengumuman laporan keuangan tahunan Pengaruh kepemilikan keluarga terhadap waktu pengumuman laporan keuangan tahunan 1. 2.

Pengembangan Hipotesis 1 Penghindaran pajak cenderung dipandang negatif oleh pemegang saham (Cloyd et al., 2003) Penghindaran pajak biasanya ditutupi dengan struktur pajak yang kompleks, sehingga proses audit memakan waktu lebih lama (Crabtree dan Kubick, 2014) Penghindaran pajak membutuhkan perumusan strategi teknis yang memakan waktu Hipotesis 1: Tingkat penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap lama waktu pengumuman laporan keuangan tahunan

Pengembangan Hipotesis 2 Pada perusahaan dengan struktur kepemilikan terpusat, agency problem antara pemegang saham dan manajemen dapat diminimalkan Perusahaan dengan kepemilikan keluarga diasosiasikan dengan tingkat profitabilitas yang lebih tinggi (Maury, 2006) Family-owned firms are not less timely in their financial reporting (Lim, 2012) Hipotesis 2: Perusahaan dengan persentase kepemilikan keluarga di atas 50% lebih cepat melakukan pengumuman laporan keuangan tahunan dibandingkan perusahaan dengan persentase kepemilikan keluarga di bawah 50%

UE, LOSS, OPIN, BIG4, SIZE, MTB, LEV, DISTR, VOL, PPE, ACC Kerangka Penelitian Variabel Independen DTAX FAM Variabel Dependen DELAY Variabel Kontrol UE, LOSS, OPIN, BIG4, SIZE, MTB, LEV, DISTR, VOL, PPE, ACC

Model Penelitian Model Utama : Model Estimasi 1 : Model Estimasi 2 : DELAYi,t = Ξ²0+ Ξ²1DTAXi,t + Ξ²2FAMi,t + Ξ²3UEi,t + Ξ²4LOSSi,t + Ξ²5OPINi,t + Ξ²6BIG4i,t + Ξ²7SIZEi,t + Ξ²8MTBi,t + Ξ²9LEVi,t + Ξ²10DISTRi,t + Ξ²11VOLi,t + Ξ²12PPEi,t + Ξ²13ACCi,t + Ξ΅i,t Model Estimasi 1 : PERMDIFFi,t = Ξ±0 + Ξ±1INTANGi,t + Ξ±2UNCONi,t + Ξ±3MIi,t + Ξ±4CSTEi,t + Ξ±5Ξ”NOLi,t + Ξ±6LAGPERMi,t + Ξ΅i,t Model Estimasi 2 : TACCi,t = Ξ±0 + Ξ±1(Ξ”REVi,t - Ξ”ARi,t) + Ξ±2PPEi,t + Ξ΅i,t

Statistik Deskriptif Variabel Mean Maksimum Minimum Standar Deviasi DELAY 90.3953 179 49 16,4279 DTAX 0,0023 0,1902 -0,2076 0,0413 FAM 0,6883 1 0,4636 UE 0,0228 3,75 -2,2592 0,3161 LOSS 0,1744 0,3799 OPIN 0,0860 0,2807 BIG4 0,4209 0,4942 SIZE 20,9487 25,8034 17,7767 1,5867 MTB 1,6335 38,74 -6,44 3,4144 LEV 0,1587 2,8673 -2,4257 0,4010 DISTR 1,5321 16,5966 -2,0109 2,7121 VOL 0,1116 0,3152 PPE 0,4071 0,7885 0,0052 0,1957 ACC -0,0149 3,4474 -2,0088 0,2891

Hasil Regresi dan Uji Robustness   DTAX BTD ETR Koefisien P > |z| 56,3665 0,006*** - 55,9894 0,002*** 7,4443 0,041** FAM -3,8357 0,047** -3,6157 0,058* -4,0763 0,038** UE -7,7508 0,152 -8,0339 0,142 -3,5679 0,316 LOSS -0,8269 0,342 -0,7540 0,355 -0,9365 0,323 OPIN -4,8103 0,063* -5,4387 -5,3573 0,044** BIG4 -3,8410 0,073* -3,7149 0,081* -4,4204 SIZE -0,5608 0,277 -0,6330 0,253 -0,3780 0,345 MTB -1,7018 0,017** -1,7680 0,014** -1,7461 0,015** LEV 6,5244 0,021** 6,1862 0,027** 7,2204 0,012** DISTR 0,0382 0,000*** 0,0394 0,0345 VOL 4,5642 0,010** 4,3438 0,013** 4,6790 0,009*** PPE 1,0313 0,411 1,2365 0,393 0,5081 0,456 ACC -8,3026 -8,0663 0,042** -6,5793 0,080 N 430 Adj R-square 0,1823 0,1864 0,1805 Prob > chi2 0,0000

Kesimpulan Penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap lama waktu pengumuman laporan keuangan tahunan Perusahaan dengan persentase kepemilikan keluarga di atas 50% lebih cepat melakukan pengumuman laporan keuangan tahunan dibandingkan perusahaan dengan persentase kepemilikan keluarga di bawah 50%

martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com TERIMA KASIH Dwi Martani - 081318227080 martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com http://staff.blog.ui.ac.id/martani/