SELF CONTROL (MENGENDALIKAN DIRI) SESSION 1
Keselamatan seluruh penumpang ada dalam pengendalian kemudi
Pengendalian diri adalah bagian dari 9 buah Roh. Gal 5: Diantara buah-buah Roh itu salah satunya adalah pengendalian diri.
Secara Etimologis, kata pengendalian diri berasal dari kata Yunani, Egkrateia yang artinya pengendalian atas dorongan-dorongan yang timbul dalam hati dan pikiran dalam pencapaian hidup yang lebih baik. B.S. Sidjabat mendefenisikan pengendalian diri adalah ketenangan dan pengendalian atas berbagai dorongan yang timbul dari dalam hati dan pikiran untuk pencapaian hidup yang lebih baik.
Mengendalikan diri adalah cara seseorang mengendalikan emosi, keinginan, tindakan dsb atas diri sendiri. Pengendalian diri ini menyangkut tubuh fisik, tindakan, pikiran, gagasan, kehendak dan keputusan kita.
Mengendalikan diri atas godaan dan bisikan orang lain
Pengendalian diri adalah kualitas karakter yang baik. Setiap orang memiliki kecenderungan untuk ketagihan pada sesuatu, misalnya dosa-dosa yang menyerang karakter. Contoh : Mencuri, berbohong,memaki, dsb. Untuk mengatasi semuanya itu, kita butuhkan kekuatan Allah.
Mengapa perlu mengendalikan diri? Karena penguasaan diri membawa kita dalam pribadi yang lebih kedewasaan. Contoh: Yusuf dalam godaan istri Potifar Karena pikiran dan keinginan kita selalu pada kesenangan diri kita. Karena pikiran kita suka ramah dengan bujukan (perkataan) Contoh: Simson jatuh karena rayuan Delila
RaRoma 7:19-20 “ Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.”
Bagaimana cara mengendalikan diri Mampu mengendalikan diri saat menghadapi sesuatu “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarang saja memukul” (1 Korintus 9:24-26).
Amsal 16:32 Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota Amsal 16:32 Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota 1. Mengendalikan Emosi Amsal 25:28 orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya
2. Mengendalikan diri atas hawa nafsu Amsal 23:1-2 Taruhlah sebuah pisau pada lehermu bila besar nafsumu Amsal 23:1-2 Taruhlah sebuah pisau pada lehermu bila besar nafsumu
Matius 6:22-23 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teraglah seluruh tubuhmu, jika matamu gelap, gelaplah seluruh tubuhmu. Jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Matius 6:22-23 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teraglah seluruh tubuhmu, jika matamu gelap, gelaplah seluruh tubuhmu. Jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. 3. Mengendalikan diri atas keinginan mata
Terkadang sering muncul dalam pikiran kita untuk melakukan hal-hal untuk mengikuti keinginan kita sendiri, tetapi dalam mengontrol hal itu, memiliki pergumulan yang relatif antara pikiran, kehendak dan emosi kita. Banyak orang dikendalikanoleh emosinya, itu disebabkan karena faktor lingkungan dan keluarga yang tidak menerima kasih sayang kepada orangtua. Sifat pengendalian diri sesungguhnya timbul dari dalam bukan dari luar. Sifat yang selalu berada dari dalam adalah keinginan kita untuk melakukan hal yang buruk. Saat kita berada dalam tekanan, bagaimana penguasaan diri kita untuk menolak frustasi.
Pengendalian diri diibaratkan seseorang yang sedang mengedalikan kapalnya ditengah arus gelombang laut, supaya kapalnya dan para penumpang sampai dengan selamat di pelabuhan, semua ada dalam kendalinya.
SIKAP-SIKAP PENGENDALIAN DIRI: Sabar dalam menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan. Mengalah ketika berada dalam keributan- keributan. Tetap menjaga kesucian dalam lingkungan, pergaulan, percandaan. Tetap memegang teguh nilai-nilai Iman, meskipun dalam pencobaan. Kuat dalam Iman dalam masa pencobaan.
Ilustrasi Genghis Khan seorang, Pemimpin daerah Mongolia
Ia membunuh burung rajawali kesayangannya gara-gara tidak bisa mengendalikan dirinya.
KESIMPULAN Pengendalian diri merupakan suatu aspek penting dalam kecerdasan emosi (emotional quotient). Aspek ini penting sekali dalam kehidupan manusia, sebab musuh terbesar manusia bukan berada diluar dirinya, namun justru berada di dalam dirinya sendiri, maka dimanapun seseorang itu pergi, maka orang tersebut selalu diikuti oleh “musuh” nya