FILSAFAT PANCASILA. Pengertian Filsafat  Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
1 HASTARI MAYRITA, S.PD., M.PD.  UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana.
Advertisements

Filsafat PANCASILA.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT (Kuliah Ke 5)
FILSAFAT PANCASILA FX. DJOKO PRANOWO ARY NATALINA.
Filsafat Ilmu: administrasi
PANCASILA 8 FILSAFAT, PANCASILA, DAN FILSAFAT PANCASILA
Pendidikan Kewarganegaraan
PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI
PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH HIDUP BANGSA
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
FILSAFAT PANCASILA.
Filsafat Pancasila Bambang Tri Purwanto.
FILSAFAT PANCASILA.
Pancasila Sebagai SistemFalsafah Bangsa
Pertemuan ke III (FILSAFAT PANCASILA)
Filsafat Pancasila Bambang Tri Purwanto.
Pert. 2 Dosen: Dr. Syahrial Syarbaini, MA.
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
(FILSAFAT PANCASILA) Oleh : KELOMPOKI 5.
Pengertian Filsafat Dalam wacana ilmu pengetahuan filsafat adalah merupakan bidang ilmu yang rumit, kompleks dan sulit dipahami secara definitif. Pengetahuan.
FILSAFAT PANCASILA DAN PENDIDIKAN
“HAKIKAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT NEGARA INDONESIA”
Pancasila sebagai sistem filsafat 2
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Filsafat, Ilmu dan Filsafat Ilmu
Oleh: RUSDIANTO UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2012
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT DAN FALSAFAH
Pancasila sebagai sistem Filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat 2
FILSAFAT PANCASILA ANTON BUDIARTO, S.H., M.H..
Gimana Jadinya Negara Indonesia tanpa Ideologi Pancasila ?????
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
PANCASILA SISTEM FILSAFAT TM 5
FILSAFAT PANCASILA.
FILSAFAT PANCASILA.
Pancasila sebagai sistem filsafat 1
PANCASILA SISTEM FILSAFAT TM 5
Pert. 2 Dosen: Dr. Syahrial Syarbaini, MA.
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
FILSAFAT PANCASILA NORI SAHRUN, S.Kom., M.Kom.
Pertemuan 3 Filsafat Pancasila Mahendra P. Utama.
PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN.
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
FILSAFAT PANCASILA ARTI FILSAFAT :
FILSAFAT PANCASILA Denny Agustiawan.
FILSAFAT PANCASILA.
Etika Pancasila.
Pancasila sebagai sistem filsafat, perbandingan filsafat pancasila dengan sistem filsafat lainnya didunia.
FILSAFAT PANCASILA.
BAB 1 Merajut Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
MATERI KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
FILSAFAT PANCASILA By: Citra Asyah Tri N( )
FILSAFAT PANCASILA DISAMPAIKAN OLEH: FATHONI.
APEC BAGI INDONESIA : MITRA ATAU PEMANGSA ?
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
PENGENALAN FILSAFAT A. Arti Filsafat a. Dari segi etimologi FALSAFAH
CARA BERPIKIR FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
FILSAFAT PANCASILA 1 FX. DJOKO PRANOWO ARY NATALINA.
KB 1 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA, IDEOLOGI, DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA Oleh : Dr. Susan Fitriasari, M.Pd. Shilmy Purnama, M.Pd.
FILSAFAT PANCASILA FX. Riky tri handoko.
FILSAFAT PANCASILA FX. DJOKO PRANOWO ARY NATALINA.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
FILSAFAT ADMINISTRASI
OLEH : ARIE SULISTYOKO, S.Sos, M.H. Nilai, norma, dan moral adalah konsep- konsep yang saling berkaitan. Dalam hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya.
Transcript presentasi:

FILSAFAT PANCASILA

Pengertian Filsafat  Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani (philosophia).  Kata philosophia merupakan kata majemuk yang tersusun dari kata philos atau philein yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan.

Ada dua pengertian filsafat :  Filsafat sebagai proses vs produk.  Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai pandangan hidup  Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis. Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan hidup, dan Dalam arti praktis bagi bangsa Indonesia, filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Pancasila sebagai Filsafat  Filsafat Pancasila  refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.  Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).  Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila (Notonagoro).

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat Sila-sila dalam Pancasila merupakan kesatuan organis yang saling berkaitan, berhubungan dan saling mengkualifikasi Pemikiran dasar yag terkandung dalam Pancasila yaitu pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia

Inti sila-sila Pancasila meliputi : Tuhan, sebagai kausa prima Manusia, makhluk individu dan makhluk sosial Satu, kesatuan memiliki kepribadian sendiri Rakyat, sebagai unsur mutlak negara, harus bekerjasama dan bergotong royong Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya

1. Landasan Ontologis Pancasila  Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.  Pancasila terdiri dari lima sila dimana setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri- sendiri, malainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.  Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia. Subjek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah manusia.

Hakikat manusia sebagai Ontologis Pancasila :  Yang Berketuhanan Yang Mahaesa, yang berke- manusiaan yang adil dan beradab, yang ber- persatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan serta yang berkeadilan sosial pada hakikatnya adalah manusia.  Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri dari susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Mahaesa. Maka secara hirarkis sila pertama mendasari dan menjiwai sila-2 Pancasila lainnya (lihat Notonagoro, 1975: 53).

Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.filsafatYunani Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles.ThalesPlatoAristoteles Pada masanya, kebanyakan orang belum membedakan antara penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu.filsuf Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri). ONTOLOGI

Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang: 1.Kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak? 2.Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum. Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis. Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni realisme, naturalisme, empirismerealisme naturalismeempirisme ONTOLOGI

2. Landasan Epistemologis Pancasila Sumber pengetahuan Pancasila adalah nilai- nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri. Sebagai suatu sistem pengetahuan, Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam susunan Pancasila maupun arti dari setiap sila. Susunan sila bersifat hierarkis piramidal, dimana sila pertama menjiwai 4 sila berikutnya, dst.

Epistemologi, (dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan.bahasa Yunanifilsafatpengetahuan Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang filsafat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis. EPISTEMOLOGI

Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai Indonesia, yaitu bangsa yg berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, dan berkeadilan sosial. Pengakuan, penerimaan dan penghargaan atas nilai-nilai Pancasila akan nampak dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia sehingga mencerminkan sifat khas sebagai manusia Indonesia.

3. Landasan Aksiologis Pancasila  nilai-nilai dalam Pancasila Tiga tingkatan nilai dalam filsafat Pancasila : 1. Nilai Dasar : asas yang diterima sebagai dalil yang bersifat mutlak, benar dan tidak perlu dipertentangkan yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, kerakyatan dan keadilan 2. Nilai instrumental : nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam pertauran dan mekanisme lembaga-lembaga negara 3. Nilai Praktis : nilai yang dilaksanakan dalam kenyataan yang merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan instrumental tersebut berlaku di masyarakat. Catatan : nilai etik dan nilai moral merupakan nilai yang mendasari nilai dasar dan nilai instrumental

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. [1]filsafat ilmu [1] Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai) dan logos (teori), yang berarti teori tentang nilai.Yunani Pertanyaan di wilayah ini menyangkut, antara lain: Untuk apa pengetahuan ilmu itu digunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaannya dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan metode ilmiah yang digunakan dengan norma-norma moral dan professional? (filsafat etika). AKSIOLOGI

Susunan Pancasila sebagai sistem yang utuh : Sila 1, meliputi, mendasari, dan menjiwai sila 2, 3, 4, 5, Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4, 5 Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5 Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 3, dan mendasari dan menjiwai sila 5 Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3, 4

Susunan isi arti Pancasila Umum universal  merupakan pangkal tolak pelaksanaan bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia dan realisasi praktis berbagai bidang kehidupan konkrit Umum kolektif  merupakan pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesia dalam tertib hukum Indonesia Khusus dan konkrit  merupakan panduan realisasi praktis dalam berbagai bidang kehidupan yang bersifat khusus, konkrit dan dinamis.

Sesuai sila pertama, epistemologi Pancasila mengakui kebenaran wahyu yg bersifat mutlak sebagai tingkat kebenaran yg paling tinggi Kebenaran dan pengetahuan manusia merupakan sintesis antara potensi-2 kejiwaan manusia utk mendapatkan kebenaran yg lebih tinggi Dalam sila ketiga, keempat dan kelima epistemologi Pancasila mengakui kebenaran konsensus (manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial)

Ilmu pengetahuan pada hakekatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia dan moralitas religius dalam upaya mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang mutlak dalam hidup manusia

Implikasi filsafat Pancasila dalam pendidikan

Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Filsafat Pancasila dan Pendidikan Hakikat Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara mengandung konsekuensi dalam segala aspek bidang nasional harus berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila Filsafat Pancasila yang memandang hakikat manusia sebagai monopluralis akan tercermin dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan yang subjeknya adalah juga manusia

Unsur-unsur manusia monopluralis Kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga Kodrat makhluk individu dan makhluk sosial Kodrat sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Mahaesa  pendidikan harus meliputi aspek jiwa (akal, rasa, kehendak), aspek raga (jasmani), aspek individu, aspek makhluk sosial, aspek pribadi dan juga aspek kehidupan ketuhanannya.

Implikasi dalam pendidikan Pendidikan harus meliputi pengembangan seluruh aspek jiwa (rohani) manusia mencakup akal, rasa, dan kehendak, serta aspek raga (jasmani), aspek individu, aspek mahluk sosial, aspek pribadi dan aspek kehidupan ketuhanannya. Contoh :  Pembelajaran Teknologi Informasi adalah bagian dari pengembangan akal dan kreativitas manusia  Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan upaya penguasaan kompetensi terkait dengan aspek manusia sebagai mahluk sosial  Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan realisasi dari penguasaan kompetensi terkait dengan aspek ketuhanan

Pengembangan seluruh aspek manusia harus berlandaskan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem. Contoh : Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pendidikan adalah dalam rangka mengolah kekayaan alam yang disediakakn Tuhan Yang mahaesa (sila ke-1), tujuan esensialnya adalah untuk kesejahteraan umat manusia, pengembangan iptek haruslah hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral (sila ke-2), pengembangan iptek sejak dini diarahkan dapat mengembangkan rasa nasionalisme (sila ke-3), siswa sebagai ilmuwan perlu diberikan kebebasan mengem angkan iptek sekaligus menghargai kebebasan orang lan (silake- 4), pengembangan iptek harus menjaga keseimbangan kehidupan dirinya sendiri, dengan orang lain, dirinya dengan Tuhannya, dirinya dengan masyarakat, dan alam sekitar (sila ke-5).

Kesimpulan Aplikasi falsafah Pancasila yang terjabarkan dalam sila-sila Pancasila secara tepat dan integratif di dalam dunia pendidikan perlu terus dijaga dan dikembangkan agar arah dan pelaksanaan pendidikan mampu mengembangkan kompetensi manusia secara utuh berlandaskan nilai-nilai yang berasal dari akar budaya bangsa Indonesia sendiri.