Teori Biaya Produksi Nama : LiLIS NURHAYATI KELAS : 1EA23 NPM : DOSEN : Bapak Julius NURSYAMSI
Teori Biaya Produksi Biaya Rata Marjinal Bentuk Kurva Biaya Jangka Pendek Kurva Biaya Total Biaya Produksi Jangla Pendek
Teori Biaya Produksi Biaya produksi dalam jangka pendek ialah jangka waktu yang dimana sebagian faktor-faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya. Dimisalkan tenaga kerja adalah faktor biaya produksi yang berubah-ubah jumlah nya, sedangkan faktor-faktor produksi lainnya tetap. Apabila jumlah suatu faktor produksi yang digunakan selalu berubah-ubah, maka biaya produksi yang dikeluarkan juga berubah-ubah nilainya. Dan apabila jumlah suatu faktor produksi yang digunakan adalah tetap, maka biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memperolehnya adalah tetap nilainya. Dengan demikian keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan produsen dapat dibedakan kepada kedua jenis pembiayaan yaitu biaya yang selalu berubah dan biaya tetap.
Berikut ini secara lebih terperinci diterangkan arti dari berbagai jenis pengertian biaya produksi. Biaya total dan jenis-jenis biaya total Biaya Total(TC) Biaya produksi total atau biaya total didapat dari menjumlah kan biaya tetap total dan biaya berubah total. Dengan rumus sebagai berikut ini. TC=TFC+TVC Biaya Tetap Total(TFC) Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi(input) yang tidak dapat diubah jumlah nya dinamakan biaya tetap total. Contoh nya mendirikan bangunan pabrik, dan membeli mesin. Biaya Berubah Total(TVC) Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya dinamakan biaya berubah total. Dimisalkan bahwa faktor produksi yang dapat berubah jumlah nya adalah tenaga kerja. Bahan-bahan mentah merupakan variabel yang berubah jumlah nya dalam proses produksi. Semakin tinggi produksi, semakin banyak bahan mentah yang diperlukan. Berikut ini secara lebih terperinci diterangkan arti dari berbagai jenis pengertian biaya produksi. Biaya total dan jenis-jenis biaya total Biaya Total(TC) Biaya produksi total atau biaya total didapat dari menjumlah kan biaya tetap total dan biaya berubah total. Dengan rumus sebagai berikut ini. TC=TFC+TVC Biaya Tetap Total(TFC) Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi(input) yang tidak dapat diubah jumlah nya dinamakan biaya tetap total. Contoh nya mendirikan bangunan pabrik, dan membeli mesin. Biaya Berubah Total(TVC) Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya dinamakan biaya berubah total. Dimisalkan bahwa faktor produksi yang dapat berubah jumlah nya adalah tenaga kerja. Bahan-bahan mentah merupakan variabel yang berubah jumlah nya dalam proses produksi. Semakin tinggi produksi, semakin banyak bahan mentah yang diperlukan.
Biaya Rata-Rata Marjinal Biaya Tetap Rata-rata(AFC) Apabila biaya tetap total untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah biaya produksi tersebut Biaya Berubah Rata-rata(AVC) Apabila biaya berubah total untuk memproduksi sejumlah barang dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya berubah rata-rata. Biaya Total Rata-rata(AC) Apabila biaya total untuk memperoleh sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya total rata-rata. Biaya Marjinal (MC) Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit desebut biaya marjinal. Biaya Tetap Rata-rata(AFC) Apabila biaya tetap total untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah biaya produksi tersebut Biaya Berubah Rata-rata(AVC) Apabila biaya berubah total untuk memproduksi sejumlah barang dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya berubah rata-rata. Biaya Total Rata-rata(AC) Apabila biaya total untuk memperoleh sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya total rata-rata. Biaya Marjinal (MC) Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit desebut biaya marjinal.
Bentuk Kurva Jangka Pendek
Kurva Biaya Total Kurva biaya tetap total adalah nilainya tidak berubah walaupun berapa banyaknya barang yang diproduksi, sedangkan biaya berubah total ketika tidak ada produksi dan semakin besar produksi semakin besar nilai biaya berubah total. Hukum tersebut menimbulkan efek sebagai berikut: apabila jumlah faktor berubah adalah sedikit, produksi marjinal meningkat dan menyebabkan biaya berubah total berbentuk agak landai, apabila produksi semakin banyak, produksi marjinal semakin berkurang dan menyebakan kurva biaya total semakin tegak.
Kurva Biaya Rata-Rata Kurva-kurva biaya tetap rata-rata, biaya total rata-rata dan biaya marjinal mendekati bentuk huruf U. bentuk kurva yang seperi itu mencerminkan bahwa kegiatan produksi dipengaruhi oleh hukum hasil lebih yang semakin berkurang, yaitu pada waktu proses produksi masih sangat rendah pertambahan sejumlah tertentu biaya produksi akan meyebabkan pertambahan yang besar terhadap jumlah produksi, tetapi apabila biaya produksi menjadi semakin banyak, sejumlah tertentu biaya produksi akan menyebabkan pertambahan yang semakin sedikit. Sebagai akibat dari keadaan ini, pada waktu jumlah produksi sedikit, kurva AVC,AC, dan MC menurun, dan pada waktu jumlah produksi sudah semakin meningkat kurva AVC,AC, dan MC arahnya semakin naik.
Hubungan MC Dengan AVC Dan AC Contoh berikut dapat memberikan penerangan mengapa sifat perpotongan yang baru dijelaskan ini harus wujud. Misalkan pada waktu produksi sebesar 10, nilai AVC adalah Rp.100. dengan pemisalan ini maka TVC adalah 10 x Rp.100 =Rp Misalkan untuk menambah satu unit produksi lagi biaya marjinalnya adalah Rp.56. dengan demikian TVC adalah Rp = Rp.1056 oleh karena nya AVC adalah Rp. 1056/11=Rp.96. sekarang kita misalkan pula bahwa biaya marjinal adalah Rp Maka sekarang TVC adalah Rp.1000+Rp.155=Rp.1155, oleh sebab itu AVC adalah Rp.1155/11=Rp.105. Contoh ini menghubungkan bahwa: Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun( berarti kalau kurva MC dibawah kurva AVC, maka kurva AVC sedang menurun). Apabila MC>AVC, maka nilai AVC akan semakin besar(berarti kalau kurva MC diatas AVC, maka kurva AVC Semakin menaik). Contoh berikut dapat memberikan penerangan mengapa sifat perpotongan yang baru dijelaskan ini harus wujud. Misalkan pada waktu produksi sebesar 10, nilai AVC adalah Rp.100. dengan pemisalan ini maka TVC adalah 10 x Rp.100 =Rp Misalkan untuk menambah satu unit produksi lagi biaya marjinalnya adalah Rp.56. dengan demikian TVC adalah Rp = Rp.1056 oleh karena nya AVC adalah Rp. 1056/11=Rp.96. sekarang kita misalkan pula bahwa biaya marjinal adalah Rp Maka sekarang TVC adalah Rp.1000+Rp.155=Rp.1155, oleh sebab itu AVC adalah Rp.1155/11=Rp.105. Contoh ini menghubungkan bahwa: Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun( berarti kalau kurva MC dibawah kurva AVC, maka kurva AVC sedang menurun). Apabila MC>AVC, maka nilai AVC akan semakin besar(berarti kalau kurva MC diatas AVC, maka kurva AVC Semakin menaik).
Contoh ProduksiBiaya TetapBiaya VariabelBiaya Total
Biaya Produksi Dalam Jangka Panjang Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan antara biaya tetap dan biaya berubah. Didalam jangka panjangtidak ada biata tetap, semua jenis biaya akan dikeluarkan merupakan biaya berubah. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan bukan saja tidak menambah tenaga kerjatetapi juga dapatmenambah jumlah mesindan perlatan produksi lainnya, luas tanah yang digunakan (terutama dalam kegiatan pertanian) dan luas bangunan/ pabrik yang digunakan. Sebagai akibatnya, dalam jangka panjang terdapat banyak kurva jangka pendek yang dapat dilukiskan. Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan antara biaya tetap dan biaya berubah. Didalam jangka panjangtidak ada biata tetap, semua jenis biaya akan dikeluarkan merupakan biaya berubah. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan bukan saja tidak menambah tenaga kerjatetapi juga dapatmenambah jumlah mesindan perlatan produksi lainnya, luas tanah yang digunakan (terutama dalam kegiatan pertanian) dan luas bangunan/ pabrik yang digunakan. Sebagai akibatnya, dalam jangka panjang terdapat banyak kurva jangka pendek yang dapat dilukiskan.
Skala Ekonomi Skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomi apabila pertumbuhan produksi meyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah. Produksi yang semakin tinggi memyebabkan perusahaan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapasitas ini meyebabkan kegiatan memproduksi bertambah efisien. Ini dicerminkan oleh biaya produksi yang bertambah rendah. Dibawah ini diuraikan beberapa faktor penting yang merupakan data skala ekonomi.
Faktor Skala Ekonomi 1.Spesilialisasi Faktor Produksi Dalam perusahaan yang kecil ukuran para pekerja harus menjalankan beberapa tugas Oleh sebab itu mereka tidak dapat mencapai kemampuan yang tinggi dalam mengerjakan pekerjaan tertentu. Dalam perusahaan yang besar dilakukan spesialisasi. Setiap pekerja diharuskan melakukan suatu pekerjaan tertentu saja, dan ini menambah keterampilan mereka. Produktivitas mereka bertambah tinggi dan akan menurunkan biaya perunit. 2.Pengurangan Harga Bahan Mentah Setiap perusahaan membeli bahan mentah, mesin-mesin, dan berbagai jenis peralatan untuk melakukan kegiatan produksi. Harga bahan-bahan tersebut akan menjadi bertambah murah apabila pembelian bertambah banyak. Makin tinggi produksi, maka makin banyak bahan-bahan mentah dan peralatan produksi yang digunakan. Keadaan ini menyebabkan biaya per unit akan menjadi semakin murah.
3.Produk Sampingan Diproduksi Didalam perusahaan-perusahaan adakalanya terdapat bahan-bahan yang terbuang, yaitu barang-barang yang tidak terpakai yang merupakan residu yang diciptakaan oleh proses produksi. Didalam perusahaan yang kecil biasanya jumlahnya tidak banyak dan adalah tidak ekonomis untuk diproses menjadi barang sampingan. Tetapi kalau perusahaan merupakan kegiatan memproduksi yang besar, dan memiliki barang residu yang cukup banyak, barang residu ini dapat di proses menjadi barang yang diproduksi secara sampingan. Kegiatan ini akan menurunkan biaya perunitdari keseluruhan operasi perusahaan. 4.Mendorong Perkembangan Usaha Kalau suatu perusahaan telah menjadi sangat besar, timbul permintaan yang cukup ekonomis untuk mengembangkan kegiatan dibidang usaha lain yang menghasilkan baran- barang atau fasilitas yanng dibutuhkan perusahaan yang besar tersebut. Sebagai contoh, pembesaran perusahaan lain akan mendorong pemerintah menyediakan jaringan pengangkutan yang baik, dan penyediaan arus dan listrik yang murah. Disamping itu perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa-jasa kepada perusahaan yang besar tersebut akan berkembang. Berbagai perkembangan ini akan mengurangi biaya perunit.
Skala Ekonomi Kegiatan memproduksi suatu perusahaan dikatakan mencapai skala tidak ekonomi apabila pertumbuhan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin tinggi. Keadaan ini diwujudkan oleh kegiatan memproduksi yang menurun efisien nya. Wujud skala tidak ekonomi terutama disebabkan oleh organisasi perusahaan yang sudah menjadi sangat besar sekali sehingga menimbulkan kerumitan didalam mengatur dan memimpinnya. Perusahaan yang terus menerus membesarkan biasanya berati jumlah tenaga kerja yang digunakan meliputi beribu-ribu orang, dan mempunyai pabrik dan cabang diberbagai tempat. Sebagai akibatnya kegiatan dan organisasi perusahaan itu sudah menjadi sangat kompleks. Tidak mungkin lagi dia dipimpin oleh seorang manajer saja. Ini dapat mengakibatkan pengambilan keputusan dan kebijakan perusahaan yang sangat kaku dan memakan waktu yang lama untuk merumuskannya. Keadaan ini mengurangi efisiensi kegiatan perusahaan, dan menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin tinggi.
LRAC (Long Run Average Cost ) Kurva LRAC tidak menyinggung kurve-kurve AC pada titik yang terendah.Dalam gambar tersebut hanya kurva Acx yang disinggung oleh kurva LRAC pada titik yang paling rendah yaitu titik B.Kurva-kurva AC yang ada disebelah kiri dan kanan kurva Acx tidak disinggung pada titik yang paling minimum.Dalam jangka panjang titik terendah AC tidak menggambarkan ongkos produksi yang paling minimum untuk menghasilkan satu tingkat produksi,sebab terdapat AC lain yang dapat lebih meminimumkan ongkos.Kurva AC1 dan AC2,titik A merupakan titik terendah dari ACI,sehingga dalam jangka pendek produksi sebesar qa merupakan produksi dengan ongkos yang paling minimum. Tapi dalam jangka panjang belum merupakan ongkos yang paling minimum,sebab jika kapasitas produksi yang berikutnya digunakan (AC2),produksi qa dapat diproduksi dengan ongkos yang lebih rendah lagi A2 pada AC2
Kurva Ongkos Produksi Jangka Panjang Jika perusahaan ingin berproduksi 2 unit untuk jangka pendek,pengusaha memilih kapasitas pabrik pada kurva SACI dengan biaya Rp 300,-.Untuk produksi 4 unit,pengusaha akan memilih kapasitas pabrik pada kurva SACI2 dengan ongkos Rp 150,-.Pada produksi 4 unit ini,perusahaan dapat menggunakan kapasitas pada SACI,tapi biayanya lebih tinggi dan seterusnya.Kurva LRAC disebut pula dengan kurva amplop,sebab SAC selalu di dalamnya.
Faktor-faktor yang merupakan Economies Scale Spesialisasi faktor-faktor produksi. Penurunan harga bahan mentah,karena pembelian yang besar. Hasil dari produk sampingan. Perusahaan besar mendorong pengembangan fasilitas diluar perusahaan yang berguna baginya. Diseconomies Of Scale atau Decreasing Returns To Scale. Spesialisasi faktor-faktor produksi. Penurunan harga bahan mentah,karena pembelian yang besar. Hasil dari produk sampingan. Perusahaan besar mendorong pengembangan fasilitas diluar perusahaan yang berguna baginya. Diseconomies Of Scale atau Decreasing Returns To Scale.
Penerimaan (Renevue ) Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue). Ongkos sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka yang dimaksud dengan penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya. Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan atau TR = Q x P
Jenis - Jenis Penerimaan 1. Total penerimaan (Total revenue : TR), yaitu total penerimaan dari hasil penjualan. Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya,dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi). 2. Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual. 3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output. Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan 4. Keuntungan Maximum Keuntungan maksimum adalah keuntungan penuh dari output yang telah di produksi sebelumnya.
Pendekataan Total Laba Total (p) adalah perbedaan antara penerimaan total (TR) dan biaya total (TC). Laba terbesar terjadi pada selisih posistif terbesar antara TR dengan TC. Pada selisih negative antar TR dengan TC perusahaan mengalami kerugian, sedang jika TR = TC perusahaan berada pada titik impas. Dalam menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara sebagai berikut: a) Keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan maksimum dengan ongkos minimum. b) Keuntungan maksimum terjadi pada saat MR = MC. Hasil Penjualan Total,seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual barangjang diproduksikannja dinamakan hasil penjualan total (TR:yaitu dari perkataan Total Revenue).Telah diterangkan bahwa dalam persaingan sempurna harga tidak akan berubah walau bagaimanapun banyaknya jumlah barang yang dijual perusahaan.Ini menyebabkan kurva penjualan total (TR) adalah berbentuk garis lurus yang bermula dari titik O. Laba Total (p) adalah perbedaan antara penerimaan total (TR) dan biaya total (TC). Laba terbesar terjadi pada selisih posistif terbesar antara TR dengan TC. Pada selisih negative antar TR dengan TC perusahaan mengalami kerugian, sedang jika TR = TC perusahaan berada pada titik impas. Dalam menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara sebagai berikut: a) Keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan maksimum dengan ongkos minimum. b) Keuntungan maksimum terjadi pada saat MR = MC. Hasil Penjualan Total,seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual barangjang diproduksikannja dinamakan hasil penjualan total (TR:yaitu dari perkataan Total Revenue).Telah diterangkan bahwa dalam persaingan sempurna harga tidak akan berubah walau bagaimanapun banyaknya jumlah barang yang dijual perusahaan.Ini menyebabkan kurva penjualan total (TR) adalah berbentuk garis lurus yang bermula dari titik O.
Mencari Keuntungan Dengan Pendekatan Total Kurva TC berada di atas kurva TR menggambarkan bahwa perusahaan mengalami kerugian. Produksi mencapai diantara 2 sampai 9 unit kurva TC berada di bawah kurva TR,perusahaan memperoleh keuntungan.Menentukan Keuntungan Maksimum dengan Kurva Biaya dan Penjualan Total.Garis tegak di antara TC dan TR,garis tegak yang terpanjang produksi adalah 7 unit,menggambarkan keuntungan yang paling maksimum.Produksi mencapai 10 unit atau lebih kurva TC telah beada di atas kurva TR kembali, perusahaan mengalami kerugian kembali.Perpotongan di antara kurva TC dan kurva TR dinamakan titik impas (break-even point) yang menggambarkan biaya total yang dikeluarkan perusahaan adalah sama dengan hasil penjualan total yang diterimanya.Perpotongan tersebut berlaku di dua titik,yaitu titik A dan titik B.
Pendekataan Marginal Perusahaan memaksimumkan keuntungan pada saat penerimaan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC).Biaya Marginal (MC) adalah perubahan biaya total perunit perubahan output. Secara matematis dirumuskan: Penerimaan Marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total per unit output atau penjualan.Hasil Penjualan Marjinal,satu konsep (istilah) mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuk diketahui dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian hasil penjualan marjinal (MR yang merupakan singkatan dari perkataan Marjinal’Revenue), yaitu tambahan hasil penjualanjangdiperoleh perusahaan dari menjual satu unit lagi barangyang diproduksikannya.Dalam pasar persaingan sempurna berlaku keadaan berikut harga hasil penjualan rata-rata hasil penjualan marjinal.Kurva d() = AR0 = MRn menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 3000, dan kurva d0 = AR0 = MR0 menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp Perusahaan memaksimumkan keuntungan pada saat penerimaan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC).Biaya Marginal (MC) adalah perubahan biaya total perunit perubahan output. Secara matematis dirumuskan: Penerimaan Marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total per unit output atau penjualan.Hasil Penjualan Marjinal,satu konsep (istilah) mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuk diketahui dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian hasil penjualan marjinal (MR yang merupakan singkatan dari perkataan Marjinal’Revenue), yaitu tambahan hasil penjualanjangdiperoleh perusahaan dari menjual satu unit lagi barangyang diproduksikannya.Dalam pasar persaingan sempurna berlaku keadaan berikut harga hasil penjualan rata-rata hasil penjualan marjinal.Kurva d() = AR0 = MRn menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 3000, dan kurva d0 = AR0 = MR0 menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 6000.
Mencari Keuntungan Maksimum Dengan Pendekatan Marginal Pendekatan Biaya Marjinal dan Hasil Penjualan Marjinal.Dalam jangka pendek terdapat empat kemungkinan dalam corak keuntungan atau kerugian perusahaan (atau keadaan keseimbangan perusahaan),yaitu; : - Mendapat untung luar biasa (untung melebihi normal) - Mendapat untung normal - Mengalami kerugaian tetapi masih dapat membayar biaya berubah - Dalam keadaan menutup atau membubarkan perusahaan. Pendekatan Biaya Marjinal dan Hasil Penjualan Marjinal.Dalam jangka pendek terdapat empat kemungkinan dalam corak keuntungan atau kerugian perusahaan (atau keadaan keseimbangan perusahaan),yaitu; : - Mendapat untung luar biasa (untung melebihi normal) - Mendapat untung normal - Mengalami kerugaian tetapi masih dapat membayar biaya berubah - Dalam keadaan menutup atau membubarkan perusahaan. Hasil Penjualan Rata-rata,untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata- rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan dinyatakan sebagai AR^. Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} = AR} = MRj adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga Rp Hasil Penjualan Rata-rata,untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata- rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan dinyatakan sebagai AR^. Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} = AR} = MRj adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga Rp Pendekataan Rata-Rata