Perjuangan menghadapi disintegrasi bangsa Sejarah Indonesia Kelas X SMK Rokhmatunnisa F, S.Pd
Disintegrasi bangsa adalah suatu keadaan ketika suatu bangsa atau negara mengalami perpecahan
Faktor penyebab terjadinya pemberontakan pasca kemerdekaan Adanya perbedaan pemahaman Kemunculan tokoh pelopor perlawanan Konflik sosial yang tak kunjung usai Ketidakpuasan terhadap sebuah keputusan Pemegang kekuasaan tidak mempertimbkan suara rakyat
Pemberontakan PKI 1948 Tokoh Yang Mendalangi : Muso Amir Syarifudin Tujuan Pemberontakan : Untuk meruntuhkan pemerintahan RI dan diganti dengan pemerintahan PKI yang berideologi komunis.
Penyebab Pemberontakan Jatuhnya kabinet Amir Syarifudin. Sehingga ia menjadi oposisi bagi pemerintahan Hatta dengan membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR). Salah satu rencana FDR adalah menjadikan Madiun sebagai basis gerilya PKI dalam perjuangan dan menjadikan Surakarta sebagai umpan agar Madiun tidak diserbu oleh TNI. Kedatangan Muso yang memperkuat struktur organisasi PKI dan melakukan agitasi politik. Diproklamasikan Negara Republik Soviet Indonesia pada tanggal 18 September 1948.
Penumpasan A.H Nasution sebagai pengganti Jendral Sudirman telah menyusun taktik untuk memberantas pemberontakan tersebut. Seluruh kekuatan pemberontak akhirnya dapat diberantas dan Madiun dapat direbut kembali pada tanggal 30 Desember 1948 Muso berhasil ditembak mati, dan Amir Syarifudin berhasil ditangkap dan dihukum mati.
Pemberontakan DI/TII DI/TII atau Darul Islam/Tentara Islam Indonesia Awalnya ketidakpuasan terhadap pimpinan pusat Pemberontakan terjadi karena keinginan mendirikan NII (Negara Islam Indonesia) Pemberontakan menyebar ke berbagai wilayah
DI/TII Jawa Barat SM Kartosuwiryo memproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII) pada tahun 1950 Sebagai kekuatan adalah TII Kartosuwiryo dapat membangun kekuatan selama terjadi perjanjian Renville sehingga TNI Siliwangi harus long march ke Yogya Kartosuwiryo akhirnya ditangkap setelah ada operasi Pagar Betis pada tahun 1962
SM Kartosuwiryo KA yang digulingkan DI/TII Jawa Barat
DI/TII Jawa Tengah Dipimpin oleh Amir Fatah untuk daerah Brebes, Tegal, Pemalang Dipimpin oleh Kyai Somalangu untuk daerah Kabumen Mereka semua menyatakan diri sebagai bagian NII Kartosuwiryo Ditumpas oleh divisi Banteng Raiders Amir Fatah
DI/TII Kalimantan Selatan Dipimpin oleh Ibnu Hajar dan menyatakan diri sebagai bagian NII Kartosuwiryo Bersama pasukan Kesatuan Rakyat Tertindas menyerang pos-pos tentara di KalSel Pemerintah memberikan kesempatan Ibnu Hajar untuk menyerahkan diri, namun Ia melarikan diri dan melanjutkan pemberontakan Akhirnya Ibnu Hajar dapat ditangkap pada akhir tahun 1959 Ibnu Hajar
DI/TII Sulawesi Selatan Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) ditolak pemerintah masuk ke dalam Brigade Hasanudin 17 Agustus 1953 Kahar Muzakkar mengubah pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo. Akhirnya Kahar Muzakar tertembak mati oleh pasukan TNI. Kahar Muzakar
DI/TII Aceh Dipimpin oleh Tengku Daud Beureueh Awalnya menginginkan daerah istimewa Aceh diwujudkan Karena tuntutan tidak ditanggapi oleh pemerintah pusat, akhirnya memberontak Menyatakan diri sebagai bagian dari NII Kartosuwiryo Diselesaikan dengan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh Teungku Daud Bereuh
Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) 23 Januari 1950 Pemimpin: Kapten Raymond Westerling Pemimpin/tokoh intelektual: Sultan Hamid II Tujuan: Mempertahankan keberadaan negara federal/boneka Menangkap semua menteri di Jakarta Lokasi: Bandung TNI yang gugur antara lain : Kolonel Lembong Raymond Westerling
Westerling mendapat dukungan dari Sultan Hamid II karena Sultan Hamid II kecewa tidak ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan dan berencana membunuh Mentri Pertahanan yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono IX Mengetahui hal itu pemerintah melakukan operasi militer menumpas APRA Sultan Hamid II berhasil ditangkap dan dihukum mati, sedangkan Westerling berhasil melarikan diri ke Belanda Penumpasan APRA Sultan Hamid II
Pemberontakan Andi Azis (5 April 1950) Pemimpin: kapten Andi Azis, bekas KNIL Pemimpin intelektual: Dr. Soumukil, mantan Jaksa Agung NIT Lokasi: Makassar, Sulsel Sebab: Menentang masuknya APRIS dari TNI dari Jawa ke Makassar Menuntut agar APRIS dari KNIL saja yang mengamankan Negara Indonesia Timur (NIT) Andi Azis
Penumpasan Andi Azis Pemerintah memberikan Ultimatum 4 x 24 jam untuk Andi Azis menyerahkan diri Mayor Worang dan A E Kawilarang melakukan penyerbuan karena Andi Azis tidak dating sesuai peringatan Akhirnya Andi Azis dibawa ke Jakarta dan diadili selama 15 tahun Pasukan APRIS penumpas Andi Azis dipimpin Kol. Kawilarang
Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) Pemimpin: Dr. Soumukil, setelah gagal dalam pemberontakan Andi Azis Lokasi: Ambon, Maluku Tujuan: mendirikan negara baru yang lepas dari RIS Sebab: keinginan mempertahankan negara federal NIT tidak mendapat dukungan Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil
Penumpasan RMS Upaya perdamaian dilakukan oleh Pemerintah melalui Dr. Leimena, namun ditolak oleh Soumokil. Kemudian mengirim pasukan A.E Kawilarang untuk menaklukan RMS Dalam melakukan perlawanan Letkol Slamet Riyadi gugur untuk memperebutkan Benteng New Victoria Akhirnya Dr. Soumokil berhasil ditangkap kemudian oleh Mahkamah Militer Laut Luat Biasa dan dijatuhi hukuman mati. Ignatius Slamet Riyadi
Tokoh yang Mendalangi: Achmad Hussein -> yang memproklamirkan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia. Syaffrudin Prawiranegara -> yang menjadi perdana Mentri nya. Pemberontakan PRRI Achmad Husein Syafrudin Prawiranegara
Tujuan Pemberontakan Untuk mengubah kebijakan pemerintah pusat mengenai alokasi anggaran ke daerah.
Kronologi Pemberontakan Penyebab pemberontakan: Sejumlah daerah di provinsi Sulawesi merasa tidak puas dengan alokasi anggaran yang diberikan oleh pemerintah pusat. Karena gerakan secara parlemen tidak membuahkan hasil, maka dilakukan gerakan extraparlemen. Gerakan tersebut mendapat dukungan dari para panglima militer, sehingga dibentuklah dewan-dewan daerah. o Dewan Banteng -> Sumatra Barat oleh Letkol Ahmad Hussein o Dewan Gajah -> Medan oleh Kolonel Maludin Simbolon o Dewan Garuda -> Palembang oleh Letkol Barlian o Dewan Manguni -> Manado oleh Kolonel Ventje Sumual
Derakan dewan daerah tersebut mengarah ke gerakan separatisme. Kemudian, tiba saatnya Achmad Hussein (ketua Dewan Banteng) mengeluarkan ultimatum kepada kabinet Djuanda untuk segera mengundurkan diri dalam waktu 5 hari. Lalu pemerintah segera memecat secara tidak hormat tokoh-tokoh yang terkait. Karena merasa kecewa dengan kebijakan pemerintah, Achmad Husein kemudian memproklamirkan berdirinya PRRI pada tanggal 15 Februari 1958 dengan Syafrudin sebagai Perdana Mentri nya.
PRRI dan Permesta Lalu di Indonesia Timur, Letkol DJ SOMBA selaku Panglima/Gubernur Militer KDM-SUT mendukung berdirinya PRRI dan mendapat dukungan dari rakyat, memutuskan hubungan dengan RI dan mendukung PRRI. Akhirnya terbentuklah PERMESTA (Perjuangan Rakyat Semesta)
Pemberontakan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) Pemimpin: Letkol Ventje Sumual Lokasi: Sulut dan Sulteng Tujuan: mendukung PRRI Sebab: Ketidakadilan keuangan dan politik antara pusat dan daerah
Pemerintah pusat tanpa ragu-ragu langsung bertindak tegas. Operasi militer dilakukan untuk menindak pemberontak yang diam- diam ternyata didukung Amerika Serikat. AS berkepentingan dengan pemberontakan ini karena kekhawatiran mereka terhadap pemerintah pusat Indonesia yang bisa saja semakin dipengaruhi komunis. Penumpasan Pemberontakan
Untuk menumpas Pemberontakan Permesta di Indonesia bagian timur dilancarkan Operasi Gabungan dengan nama Operasi Merdeka di pimpin Letnan Kolonel Rukmito Hendradiningrat, dengan bagian: Nama operasiPimpinanDaerah Sasaran Operasi Saptamarga ILetkol SoemarsonoSulawesi Utara bagian Tengah Operasi Saptamarga IILetkol Agus PrasmonoSulawesi Utara bagian Selatan. Operasi Saptamarga IIILetkol Magendakepulauan Sebelah utara Manado Operasio Saptamarga IVLetkol Rukmito HendraningratSulawesi Utara Operasi Mena ILetkol PietersJailolo Operasi Mena IILetkol KKO HunholzLapangan udara Morotai utara Halmahera
Pemberontakan Permesta akhirnya berhasil dihentikan, karena ada perpecahan di internal dan AS menarik bantuannya kepada PRRI / Permesta. Pada tanggal 29 Mei 1961 Achmad Hussein menyerahkan diri, berserta tokoh Permesta yang lain. Penumpasan Pemberontakan
Pemberontakan G30S/PKI Tokoh yang mendalangi: Dipa Nusantara Aidit -> ketua PKI Letkol Untung
Penyebab Pemberontakan Tahap Persiapan ofensive revolusioner yang dilakukan PKI Isu Dewan Jendral yang dikeluarkan oleh Biro Khusus PKI. Aksi Agitasi dan propaganda yang dilakukan PKI untuk memprovokasi emosi massa dengan beberapa hal : PKI merupakan partai dengan masa besar di Indonesia PKI memperkuat angkatannya dengan senjata Konsep Nasakom (Nasionalis, agama, komunis) Konfrontasi dengan Malaysia Pembentukan angkatan kelima
Kronologi kejadian PKI telah mengadakan beberapa kali pertemuan rahasia akhirnya menetapkan Gerakan 30 September 1965 secara fisik dilakukan oleh militer dibawah pimpinan Letkol Untung, komandan Batalion I, resimen Cakrabirawa (Pasukan pengawal presiden)
Tiga perwira tinggi Angkatan Darat yang menjadi koban pembunuhan di rumahnya : Letjen.A.Yani, Mayjen Haryono, Brigjen Panjaitan. Mayjen Suprapto, Mayjen.s.Parman, Brigjen Sutoyo, Lettu Pierre Tendean, dibawa ke lubang buaya,lalu dibunuh. Sedangkan Jendral Haris Nasution berhasil meloloskan diri. Akan tetapi, Ade Irma,putri beliau tewas tertembak. dan selain itu,ada Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun juga menjadi korban.
PKI juga melakukan gerakan G 30 S/PKI di Yogyakarta. Para pendukung PKI di Yogyakarta, yang terdiri atas para perwira militer TNI AD menculik dan membunuh Komandan Korem 072 Yogyakarta Kolonel Katamso dan kepala staf Korem072 Letkol Sugijono. Sasaran gerakan PKI lainnya adalah meguasai gedung RRI,Monas,Istana Merdeka, Pangkalan Udara Halim Perdana Kusumah, dan daerah sekitarnya. Pada tanggal 1 Oktober 1965 Letkol Untung mengumunkan dibentuknya Dewan Revolusi.
Penumpasan Gerakan G 30 S/PKI Menetralisasi pasukan pasukan yang berada di sekitar kawasan istana Merebut tempat yang dikuasai pemberontak serta Lapangan Udara Halim Perdana Kusumah yang menjadi basis pemberontak Mencaritemukan tempat penimbunan korban penculikan pada tanggal 3 Oktober Tanggal 4 Oktober 1965, jenazah para Pahlawan Revolusi korban G 30 S/PKI mulai diambil dan pada tanggal 5 Oktober 1965 jenazah para korban mulai dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Para perwira yang menjadi korban, diberikan kenaikan pangkat setingkat secara anumerta.
Penumpasan Gerakan G 30 S/PKI Tokoh-tokoh kunci dalam pemberontakan G30S/PKI berhasil ditangkap : Kolonel A Latief (komandan penculikan) ditangkap pada 8 Oktober 1965 Letkol Untung ditangkap di Tegal tanggal 11 Oktober 1965 D.N Aidit ditangkap di Solo 24 Oktober 1965
PAHLAWAN REVOLUSI KORBAN PKI NKRI HARGA MATI
“Untuk mencapai cita-cita yang tinggi, manusia melepaskan nyawanya pada tiang gantungan, mati dalam pembuangan, tetapi senantiasa menyimpan dalam hatinya luka wajah tanah air yang terluka. ” Bung Hatta