Pendekatan stakeholder muncul pada pertengahan tahun 1980-an. Latar belakang teori stakeholder adalah keinginan untuk membangun suatu kerangka yang responsif.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Advertisements

TEORI STAKEHOLDERS.
HAKIKAT IMPLEMENTASI STRATEGI
AKUNTANSI MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN BISNIS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
MANAJEMEN STRATEGIK KULIAH II
STAKEHOLDER DAN SOCIAL CONTRACT
PERENCANAAN DAN MANAJEMEN STRATEGI
Rencana Aksi Perubahan
AUDIT MANAJEMEN.
Menilai dan Mengerti Situasi Saat ini (Lanjutan)
IMPLEMENTASI STRATEGI: COORPORATE GOVERNANCE
SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN
RISK BASED AUDIT (Audit Berbasis Risiko)
TUJUAN PERUSAHAAN Dian kurniawan, SE., MSI.
ANALISIS STAKEHOLDER MK Manajemen Proyek S1.
Dasar-dasar Perencanaan
BAB 4 ETIKA BISNIS 1. ETIKA DALAM ORGANISASI
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
PERILAKU DALAM ORGANISASI ·  Tujuan (Goals) ·  Tujuan Lain (Survei Posner & Schmidt 1984) ·  Keselarasan Tujuan (goal Congruence) ·  Faktor Informal yang.
Etika Bisnis dan Konsep Good Corporate Governance (GCG)
ETIKA BISNIS purwati.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
Good Governance Etika Bisnis.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN STRATEGI
EVALUASI DAN PENGENDALIAN STRATEGI
Bab 4. Tatakelola TI.
Langkah-Langkah Audit Manajemen
Peranan sistem informasi dan teknologi informasi
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
PERENCANAAN (PLANNING)
BAB 4 ETIKA BISNIS 1. ETIKA DALAM ORGANISASI
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
PERENCANAAN DAN MANAJEMEN STRATEGI
PERENCANAAN DAN MANAJEMEN STRATEGI
ANALISIS Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro.
ANALISIS Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro.
AUDIT MANAJEMEN.
Perbedaan Organisasi Sektor Publik dan Swasta Secara Umum
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Prinsip-prinsip Etis Bisnis Dalam Berbisnis
Prinsip-prinsip Etis Bisnis Dalam Berbisnis
AUDIT MANAJEMEN Asas asas manajemen.
Nama: Aulia Puspitarini NPM: Kelas: 4EA09
PENTINGNYA MANAJEMEN INFORMASI BAGI ORGANISASI
Pengantar Manajemen Oleh: Dr. Zainal Ilmi, SE. mba.
BAB 4 ETIKA BISNIS 1. ETIKA DALAM ORGANISASI 2. PEMBENTUKAN NILAI ETIKA 3. ETIKA DALAM ORGANISASI 4. ARGUMEN PRO DAN KONTRA TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL.
ENDRI SANOPAKA, S.Sos STISIPOL RAJA HAJI
PERENCANAAN STRATEGIK SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI
STRATEGI KEBIJAKAN.
Hakikat dan manfaat manajemen strategik
Prinsip-prinsip Etis Bisnis Dalam Berbisnis
PENTINGNYA MANAJEMEN INFORMASI BAGI ORGANISASI
PARADIGMA BARU PENGAWASAN INTERNAL
PERENCANAAN DAN MANAJEMEN STRATEGI
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJERIAL
PERENCANAAN STRATEGIK
ANALISIS Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro.
FORMULASI STRATEGI: PERUMUSAN VISI DAN MISI BISNIS
Pengenalan Mata Kuliah
COBIT An Introduction.
Kerangka Kerja IT Balanced Scorecard
BALANCED SCORECARD DAN PERKEMBANGAN NYA
Manajemen Sumberdaya Manusia dan Perilaku Organisasi
BALANCED SCORECARD DAN PERKEMBANGAN NYA
BAB I MANAJEMEN STRATEGIS DAN DAYA SAING STRATEGIS Evolusi Manajemen Strategis sebagai Suatu Ilmu Tahun 1951 manajemen strategi lahir setelah Ford Foundation.
BAB II VISI DAN MISI BISNIS
Tata Kelola Teknologi Informasi Information Technologi Gorvernance.
MANAJEMEN RISIKO KORPORASI (ERM)
Transcript presentasi:

Pendekatan stakeholder muncul pada pertengahan tahun 1980-an. Latar belakang teori stakeholder adalah keinginan untuk membangun suatu kerangka yang responsif terhadap masalah yang dihadapi para manajer saat itu yaitu mengenai perubahan lingkungan (berubahnya bentuk pendekatan perusahaan dalam melakukan aktivitas usaha). Manajemen pemangku kepentingan dulu awalnya diusulkan oleh Freeman [1984] sebagai cara yang praktis, efektif, dan bertanggung jawab secara etis mengelola perusahaan swasta.

DEFINISI Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Definisi pemangku kepentingan yang sering digunakan merupakan dari Freeman dalam (Scholl, 2001), yang memaknai pemangku kepentingan dalam organisasi bahwa setiap kelompok dan individu dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh capaian dari tujuan organisasi. Menurut Biset (1998) stakeholder merupakan orang dengan suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan, stakeholder ini sering diidentifikasi dengan suatu dasar tertentu sebagaimana dikemukakan Freeman “1984” yakni dari segi kekuatan dan kepentingan relatif stakeholder terhadap isu. Teori Stakeholder (Stakeholder theory) menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya

Mengidentifikasi semua stakeholder baik internal maupun eksternal (brainstorming). Mengidentifikasi kebutuhan stakeholder dan kepentingannya (interest). Mengklasifikasikan kepentingan stakeholdernya (menggunakan Stakeholder Mapping). Mengidentifikasi area konflik antara: Stakeholder v Stakeholder, Organisasi v Stakeholder. Memprioritaskan, mensinkronkan, menyeimbangkan stakeholder. Menyelaraskan kebutuhan stakeholder dengan strategi organisasi.

Menurut (Sumpeno, 2012) Cara Deskriptif / Empiris, Digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan karakteristik serta perilaku spesifik korporasi. Pendekatan ini bersifat deskriptif Cara Instrumental Digunakan untuk mengidentifikasi kaitan atau kurangnya koneksi antara manajemen pemangku kepentingan dan pencapaian sasaran korporasi tradisional. pendekatan ini bersifat preskriptif.Pendekatan instrumental melihat para pemangku kepentingan sebagai ‘alat’ untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan efisiensi. Cara Normatif Digunakan untuk menginterpretasikan fungsi perusahaan dan mengidentifikasi panduan moral atau filosofis yang harus diikuti berkaitan dengan operasi dan manajemen perusahaan. Pendekatan ini tentu saja bersifat normatif-preskriptif, dan karena itu kadang dikacaukan dengan pendekatan kedua. Pendekatan normatif melihat para pemangku kepentingan sebagai tujuan. Menurut (Sumpeno, 2012) Cara Deskriptif / Empiris, Digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan karakteristik serta perilaku spesifik korporasi. Pendekatan ini bersifat deskriptif Cara Instrumental Digunakan untuk mengidentifikasi kaitan atau kurangnya koneksi antara manajemen pemangku kepentingan dan pencapaian sasaran korporasi tradisional. pendekatan ini bersifat preskriptif.Pendekatan instrumental melihat para pemangku kepentingan sebagai ‘alat’ untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan efisiensi. Cara Normatif Digunakan untuk menginterpretasikan fungsi perusahaan dan mengidentifikasi panduan moral atau filosofis yang harus diikuti berkaitan dengan operasi dan manajemen perusahaan. Pendekatan ini tentu saja bersifat normatif-preskriptif, dan karena itu kadang dikacaukan dengan pendekatan kedua. Pendekatan normatif melihat para pemangku kepentingan sebagai tujuan.

MODEL Freeman dan Reed (1983), mengembangkan stakeholders theory dan memperkenalkan konsep tersebut dalam dua model, yaitu: Model Kebijakan dan Perencanaan Bisnis Model Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Manajemen Stakeholders

KRITIKAN Cohen (1995), istiah dalam arti luas pada jalur bisnis telah melampaui yang ada didalam diskusi karena memungkinkan masuknya kelompok-kelompok seperti teroris dan pesaing dalam organisasi atau perusahaan. Crane (2020), lebih jauh menekankan pentingnya pertukaran umum atau pengaruh hubungan perusahaan dengan satu pemangku kepentingan pada hubungannya dengan pemangku kepentingan lainnya. Akhafaji (1989), berpendapat bahwa definisi pemangku kepentingan lebih baik difokuskan pada kelompok- kelompok yang yang memiliki kepentingan dalam kelangsungan hidup perusahaan. Donaldson dan Preston (1995), mereka berpendapat masih meragukan nilai dan kesesuaian teori stakeholder atau teori pemangku kepentingan yang penerapannya di sektor publik, karena mereka melihat teori hanya sebagai salah satu bagian dari sektor swasta yang yang diatur prinsipnya dan implikasinya secara fundamental sehingga berbeda dengan sektor publik. Cohen (1995), istiah dalam arti luas pada jalur bisnis telah melampaui yang ada didalam diskusi karena memungkinkan masuknya kelompok-kelompok seperti teroris dan pesaing dalam organisasi atau perusahaan. Crane (2020), lebih jauh menekankan pentingnya pertukaran umum atau pengaruh hubungan perusahaan dengan satu pemangku kepentingan pada hubungannya dengan pemangku kepentingan lainnya. Akhafaji (1989), berpendapat bahwa definisi pemangku kepentingan lebih baik difokuskan pada kelompok- kelompok yang yang memiliki kepentingan dalam kelangsungan hidup perusahaan. Donaldson dan Preston (1995), mereka berpendapat masih meragukan nilai dan kesesuaian teori stakeholder atau teori pemangku kepentingan yang penerapannya di sektor publik, karena mereka melihat teori hanya sebagai salah satu bagian dari sektor swasta yang yang diatur prinsipnya dan implikasinya secara fundamental sehingga berbeda dengan sektor publik.

Graham (2020) dalam (Barney & Harrison, 2020) menyarankan sebuah istilah yang lebih sesuai dengan teori pemangku kepentingan, yaitu teori "tanggung jawab perusahaan" sebagai lawan dari tanggung jawab sosial perusahaan, dan perusahaan menunjukkan tanggung jawab semacam ini melalui keputusan dan tindakannya sehubungan dengan pemangku kepentingannya. Freeman dkk (2020) juga menyarankan teori pemangku kepentingan untuk berfokus pada elemen manusia dan pada hubungan antara perusahaan serta elemen masyarakat lainnya seperti kebijakan publik. Bridoux dan Vishwanathan (2020) dan Alvarez dkk (2020) berpendapat bahwa ada kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut tentang pemangku kepentingan yang belum menjadi pemangku kepentingan tetapi sedang mempertimbangkan untuk terlibat dengan perusahaan. Gray et al (1997) mengatakan bahwa kelemahan dari Stakeholder Theory terletak pada fokus teori tersebut yang hanya tertuju pada cara-cara yang digunakan perusahaan dalam mengatur stakeholdernya. Perusahaan hanya diarahkan untuk mengidentifikasi stakeholder yang dianggep penting dan berpengaruh dan perhatian perusahaan akan diarahkan pada stakeholder yang dianggap bermanfaat bagi perusahaan. mereka yakin bahwasanya teori stakeholder mengabaikan pengaruh masyarakat luas (Society as a whole) terhadap penyediaan informasi dan pelaporan keuangan.

HARAPAN *Diharapkan dengan adanya teori stakeholders dapat dijadikan intrepetasi terhadap perusahaan dalam memaksimalkan kinerjanya, yang mana pemaksimalan kinerja ini akan menjadi persepsi positif bagi para stakeholders (Sunitha Devi, dkk. 2017:28). *Diharapkan dapat tercapainya manajemen perusahaan dalam meningkatkan penciptaan nilai, sehingga meminimalkan kerugian yang mungkin muncul bagi stakeholder. *Diharapkan mampu menciptakan pelaksanaan operasional yang baik dimana kedudukan pemegang saham dan pemilik merupakan penyedia modal dalam perusahaan. *Diharapkan dengan adanya teori stakeholder ini suatu organisasi atau instansi dapat melakukan kolaborasi antar stakeholders sehingga dalam pelaksanaanya dapat lebih efektif dan efisien. *Diharapkan fokus dari stakeholder theory tidak hanya tertuju pada cara-cara yang digunakan perusahaan dalam mengatur stakeholder-nya. Dan tidak lagi mengabaikan pengaruh masyarakat luas, sehingga tujuan perusahaan dapat sejalan dengan tujuan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA Bailur. (2006). ‘Using stakeholder theory to analyze telecenter projects’, Information Technologies and International Development Barney, J. B., & Harrison, J. S. (2020). Stakeholder Theory at the Crossroads. Business and Society, 59(2), 203– Donaldson, T. &. (1995). The stakeholder theory of the corporation: Concepts, evidence, and implications’, The Academy of Management Review Flak, L. S., & Rose, J. (2005). Stakeholder Governance: Adapting Stakeholder Theory to E-Government. Communications of the Association for Information Systems, 16(October). Freeman. (1984). Strategic management: A stakeholder approach. Boston: Patman. Freeman, R. E., Wicks, A. C., & Parmar, B. (2004). Revisited ” Stakeholder Theory and “ The Corporate Objective Revisited.” (October 2020).