FITHRIA DINIYATI DASAR-DASAR KONSTRUKSI FILOGENETIK.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STATISTIKA DESKRIPTIF
Advertisements

Disusun Oleh: Isarmadriani Meinar ( ) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON-BANTEN 2010 A MULTIVARIATE.
MODUL 1 Analisis & Informasi Proses Bisnis (CSA221)
Menentukan Perilaku Biaya
DATA MINING 1.
HEDONIC PRICE METHOD (HPM)
- COMPARISON - Multiple Sequences Alignment
Eksplorasi evolusi Kaitan evolusi pada tingkat molekul ditunjukkan dalam urutan protein Manusia berkerabat dekat dengan simpanse, dalam urutan asam amino.
UJI UNIT ROOT PADA DATA PANEL
Bayesian: Multi-Parameter Model
Analisis Data: Memeriksa Perbedaan
BAB 16 – AUDIT SAMPLING UNTUK TES RINCIAN SALDO
Tugas Pengendalian Mutu
Disusun oleh Puput Candra Utami Teknik Industri
RANK FULL MODEL (VARIANCE ESTIMATION)
Bab 17 Ukuran Sampel Penerbit Erlangga. TUJUAN PEMBELAJARAN Menentukan faktor utama yang harus dipertimbangkan periset dalam mengestimasi ukuran.
MULTIPLE REGRESSION ANALYSIS (ANALISIS REGRESI GANDA)
Dr. Henny Saraswati, M.Biomed
LOGISTIC REGRESSION Logistic regression adalah regressi dengan binary untuk variabel dependen. Variabel dependen bersifat dikotomi dengan mengambil nilai.
Menentukan Perilaku Biaya
PENERAPAN PELUANG by Andi Dharmawan.
Pertimbangan Resiko & Ketidakpastian
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI BERESIKO
Thinking about Instrumental Variables (IV) Christopher A. Sims (2001)
MODEL ARUS JARINGAN Pertemuan 9.
Model Arus Jaringan.
TEORI GRAPH (LANJUTAN)
Risiko Pasar Bab 9 /
Studi Kelayakan Bisnis
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI BERESIKO
Udjianna S. Pasaribu Adi Pancoro
SISTEMATIKA DAN FILOGENETIKA MOLEKULER
MrBayes : Method for Constructing Phylogenetic Tree
STATISTIKA INDUSTRI I ANALISIS REGRESI DAN KORELASI LINIER (1)
Klasifikasi Berdasarkan Teorema Bayes
PENGANTAR STATISTIKA.
Decision Tree Analysis
BAB 7 KEMUNGKINAN 18 MARET 2010 BAMBANG IRAWAN.
Klasifikasi dengan Naive Bayes
STATISTIKA INDUSTRI I ANALISIS REGRESI DAN KORELASI LINIER (1)
PROBABILITAS DAN STATISTIK
POHON KEPUTUSAN (DECISION TREE)
Filogenetik Siti K. Chaerun.
PERTEMUAN XII ANALISA KEPUTUSAN DAN TEORI PERMAINAN
BAB 7 KEMUNGKINAN 18 MARET 2010 BAMBANG IRAWAN.
Pengantar Statistik Juweti Charisma.
STATISTIKA DESKRIPTIF
PEMODELAN SISTEM Dasar pemodelan dan simulasi sistem.
Tujuan 14-1 Menjelaskan Konsep Sampel Yang Representatif
Decision Tree Analysis
Probabilitas dan Statistika
KLASIFIKASI.
STATISTIKA.
Chapter 08 POPULASI DAN SAMPLING Konten: Definisi populasi
EVOLUSI MOLEKULAR KELOMPOK VI HASRINA HASNAH IIN FIBRIYANTI TABONA.
Sejarah Bioinformatika
Klasifikasi dengan Naive Bayes
Veni Wedyawati, M. Kom MODEL DAN SIMULASI
Oleh: Selvia Lorena Br Ginting
Menentukan Perilaku Biaya
Pertemuan 1 & 2 Pengantar Data Mining 12/6/2018.
Analisis Perilaku Biaya
Pendugaan Parameter Statistika Matematika II
PENGERTIAN DISTRIBUSI TEORITIS
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI
Model Pengambilan Keputusan (2)
Klasifikasi dengan Naive Bayes
ANALISIS REGRESI: DUA VARIABEL
Universitas Gunadarma
STATISTIKA DESKRIPTIF Tendensi Sentral & Ukuran Dispersi KELOMPOK 2.
Transcript presentasi:

FITHRIA DINIYATI DASAR-DASAR KONSTRUKSI FILOGENETIK

Analisis filogenetik biasanya direpresentasikan sebagai sistem percabangan, seperti diagram pohon yang dikenal sebagai pohon filogenetika Pohon filogenetik adalah pendekatan logis untuk menunjukkan hubungan evolusi antara organisme (Schmidt, 2003). Filogenetika diartikan sebagai model untuk merepresentasikan sekitar hubungan nenek moyang organisme, sekuen molekul atau keduanya (Brinkman and Leipe., 2001).

Mengkonstruksi dengan tepat hubungan antara organisme dan mengestimasi perbedaan yang terjadi dari satu nenek moyang kepada keturunannya (LIet al., 1999). filogenetika

KONSEP POHON EVOLUSI Pohon evolusi adalah sebuah grafik dua dimensi yang menunjukkan hubungan diantara organisme atau lebih spesifik lagi adalah sekuen gen dari organisme. Pemisahan sekuen disebut taxa (atau taxon jika tunggal) yang didefinisikan sebagai jarak filogenetika unit pada sebuah pohon. Pohon terdiri dari cabang-cabang luar (outer branches) atau daun-daun (leaves) yang merepresentasikan taxa dan titik-titik (nodes) dan cabang merepresentasikan hubungan diantara taxa

CLUSSTERING METHOD Metode unweighted pair group dengan rata-rata aritmetika (UPGMA)

(SAITOU dan MEI, 1987). UPGMA memilih sekuen yang jika digabungkan akan memberikan estimasi terbaik dari panjang cabang yang paling dekat merefleksikan jarak yang nyata diantara sekuen. Metode jarak yang telah diuraikan di atas memberikan sebuah estimasi yang baik dari sebuah pohon evolusi dan tidak terpengaruh oleh variasi dalam rata-rata perubahan sepanjang cabang dari pohon. Metode UPGMA adalah metode sederhana untuk konstruksi pohon yang mengasumsikan rata-rata perubahan sepanjang pohon adalah konstan dan jaraknya kira-kira ultrameric (ultrameric biasanya diekspresikan sebagai molecular clock tree).

Metode UPGMA dimulai dengan kalkulasi panjang cabang diantara sekuen paling dekat yang saling berhubungan, kemudian rata-rata jarak antara sekuen ini atau kelompok sekuen dan sekuen berikutnya atau kelompok sekuen dan berlanjut sampai semua sekuen yang termasuk dalam pohon. Akhirnya metode ini memprediksi posisi root dari pohon.

Contoh Neighbour-joining

MAXIMUM LIKELIHOOD

Metode ini menggunakan kalkulasi untuk menemukan pohon yang mempunyai hitungan variasi terbaik dalam set sekuen. Metode ini mirip dengan metode maximum parsimony dalam analisis yang dibentuk pada masing-masing kolom dalam multiple sequence alignment.

Dalam filogenetik, metode maksimum likelihood menggunakan teknik statistik dan menetapkan probabilitas untuk sekelompok pohon filogenetik yang mungkin. Ini sangat akurat untuk membangun filogeni molekuler. Semua kemungkinan pohon yang terbentuk dipertimbangkan, sehingga metode ini hanya cocok untuk sekuen dalam jumlah kecil. Metode ini mempertimbangkan untuk masing-masing pohon, jumlah perubahan sekuen atau mutasi yang terjadi yang memberikan variasi sekuen. Metode maximum likehood menampilkan kesempatan penambahan untuk mengevaluasi pohon dengan variasi dalam rata-rata mutasi dalam lineage yang berbeda.

Metode maximum parsimony Parsimony atau metode minimum evolution pertama kali digunakan dalam filogenetik oleh Camin and Sokal pada tahun 1965 Metode ini memprediksikan pohon evolusi/ evolutionary tree yang meminimalkan jumlah langkah yang dibutuhkan untuk menghasilkan variasi yang diamati dalam sekuen. Untuk alasan ini, metode ini juga sering disebut sebagai metode evolusi minimum/minimum evolution method. Sebuah multiple sequence alignment dibutuhkan untuk memprediksi

KEKURANGAN Untuk alasan ini, metode ini cukup membutuhkan banyak waktu dan tidak berguna untuk data sekuen dalam jumlah besar dan asumsi lain harus dibuat untuk root pohon yang diprediksikan.

Untuk BM, pada dasarnya adalah sama dengan LM, hanya berbeda dalam penghitungan distribusi prior untuk membangun pohon filogenetika. Salah satu metode untuk menghitung distribusi prior adalah metode MCMC (Markov chain Monte Carlo). Analisa Bayesian

Worhshop Filogenetik Esensi: mengambil keputusan (inferensi) untuk sesuatu yang tak- terobservasi berdasarkan observasi (lain) yang etrobservasi Muncul istilah probabilitas posterior dan probabilitas prior Probabilitas posterior dipandang sebagai probabilitas yang dihasilkan dari hasil revisi (perbaikan) dari ekspektasi prior, umumnya sesudah mempelajari sesuatu yang baru dari data.

Worhshop Filogenetik Dasar-dasar Bayesian Ada 2 kejadian yang bergabung Menghitung Pr. Posterior dari gabungan 2 kejadian memakai Pr. Prior dan Pr. Bersyarat Pr. Posterior =

Worhshop Filogenetik  Dapat memutuskan pohon filogenetik dengan memaksimumkan probabilitas posterior  Probabilitas prior adalah peluang untuk semua topologi- topologi yang terjadi sebelum analisis  Probabilitas untuk setiap topologi adalah sama sebelum membangun pohon

Worhshop Filogenetik Probabilitas bersyarat adalah frekwensi substitusi dari karakter- karakter terobservai yang ada pada barisan alignment. 2 hal informasi ini digunakan sebagai syarat dari algoritma Bayesian untuk mencari pohon yang paling mungkin, yaitu yang paling memenuhi observasi

Blackshield, S., I.M. Wallace., M. Larkin., D.G. Higgins Analysis and comparison of benchmarks for multiple sequence alignment. Silico Biol. (6): 321 – 339. Brinkman, F. and D. Leipe Phylogenetic Analysis. In: Bioinformatics: A Practical Guide to the Analisys of Gene and Protein. BAXEVANIS, A.D. and B.F.F. OUELLETTE (Eds.). John Willey & Sons. pp. 323 – 358. Edgar, R.C. and S. Batzoglou Multiple sequence alignment. Curr. Opin. Struct. Biol. 6: 368 – 373. Kruschke, J. K Doing Bayesian Data Analysis: A Tutorial with R and BUGS, Elsevier.