PENGELOLAAN NUTRISI/HARA TANAMAN SECARA TERPADU Winda Rianti Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang
Pada saat ini, konsep yang banyak mendapatkan perhatian adalah sistem gisi/nutrisi tanaman terpadu (SGTT) yang bertujuan mempertahankan dan meningkatkan produktivitas tanah melalui penggunaan hara yang berasal dari pupuk mineral dan pupuk organik secara berimbang, termasuk fiksasi nitrogen secara biologis.
Membangun Kesuburan Tanah Untuk memperoleh pertumbuhan tanaman yang optimum, maka hara tanah harus tersedia dalam bentuk: 1. Larutan dalam sistem air-tanah 2. Dalam jumlah cukup dan berimbang, sesuai kebutuhan tanaman 3. Dalam bentuk yang segera dapat diserap tanaman
Membangun Kesuburan Tanah Tanaman dipasok hara terutama melalui: 1. Cadangan yang ada di dalam tanah 2. Pupuk mineral 3. Sumber bahan organik 4. Nitrogen atmosfer melalui fiksasi biologis 5. Endapan melalui udara yang dibawa angin/hujan 6. Irigasi, banjir atau air tanah
Membangun Kesuburan Tanah Suatu sistem pertanian akan mampu membangun kesuburan tanah melalui beberapa cara: 1. Mengembalakan ternak secara bebas, kotoran ternak dikumpulkan dan disebar di lahan pertanian. 2. Sisa tanaman digunakan sebagai mulsa. 3. Mengkomposakan kotoran ternak/sisa tanaman dan diaplikasikan di lahan 4. Limbah pertanian dijadikan pakan ternak dan kotoran ternak diolah menjadi pupuk. 5. Penanaman tanaman legum.
Pengelolaan Nutrisi/Hara Terpadu 1. Sistem gisi/nutrisi tanaman terpadu (SGTT) merupakan pendekatan dengan cara mengadaptasikan kebutuhan hara tanaman pada sistem usaha tani spesifik lokasi dengan target produksi tertentu, dilatarbelakangi sumber daya fisik setempat, ketersedian sumber hara tanaman dalam bentuk organik dan mineral dan kondisi sosial ekonomi setempat. 2. Pengelolaan nutrisi tanaman terpadu bertujuan untuk mendukung pertanian berkelanjutan dan pengembangan masyarakat pedesaan dengan perhatiain spesifik untuk membangun teknoloi hara yang ditinjau dari aspek lingkungan, sosial, ekonomi dan dapat diadaptasi oleh petani.
Pengelolaan Tanah untuk Mengurangi Kehilangan Hara Penyebab Kehilangan HaraTeknologi yang Diperlukan Pelindian, volatilisasi atau imobilisasi sesudah panen 1.Tanaman penutup tanah untuk menangkap sisa hara. 2.Produksi jenis tanaman berumur pendek yang memerlukan hara dalam jumlah sedikit seselah tanaman utama. Pembakaran, pelindian, dan limpasan residu tanaman 1.Modifikasi motode penyiapan lahan, memberi pakan ternak, rotasi tanaman atau pengguanaan lahan. Limbah ternak1.Kencing dan kotoran ternak dikumpulkan dan diaplikasikan ke lahan 2.Memodifikasi kandang agar pengelolaan limbah cair dan padat menjadi lebih mudah. Limbah yang dihasilkan kegiatan rumah tangga dan manusia 1.Daur ulang limbah dengan cara mengembangkan sistem pengelolaan yang murah dan efektif. 2.Sistem yang dikembangkan harus aman dan dapat diterima secara sosial dan kultural.
Kombinasi Pupuk Organik dan Anorganik Pengunaan pupuk anorganik yang tinggi pada pertanian konvensional mempunyai dampak negatif pada ekosistem tanah, sehingga dianggap tidak berkelanjutan. Maka dari itu kombinasi penggunaan pupuk organik dan anorganik secara berimbang perlu dipopulerkan
Kombinasi Pupuk Organik dan Anorganik Keunggulan Kombinasi pupuk organik dan anorganik: 1. Menyediakan semua unsur hara dalam jumlah yang seimbang 2. Mencegah kehilangan hara karena bahan organik mempnyai kapasitas tukar kation yang tinggi 3. Membatu dalam mempertahankan kandungan bahan organik tanah serta mempunyai pengaruh baik terhadap sifat fisik tanah 4. Residu bahan organik akan berpengaruh baik pada pertanaman selanjutnya. 5. Lebih ekonomis 6. Membantu dalam mempertahankan keseimbangan ekologi tanah sehingga kesehatan tanah dan kesehatan tanaman dapat lebih baik.
Menyiapkan Pupuk Kombinasi Organik - Anorganik Batuan terlapuk, tanah gambut atau lignit dapat dicampur dengan pupuk amonium sulfat, sodium nitrat atau potasium. Pupuk kandang dicampur dengan abu bakar sekam dan tanah. Tambahkan amoniak cair yang berasal dari kencing ternak. Simpan sebagai kompos dan jadikan pupuk dasar. Limbah cair bisa dicampur dengan amoniak dan pupuk kalium. Simpan untuk prosen pengomposan. Lumpur kering yang berasal dari kolam, sungai, irigasi, danau atau waduk. Tambahkan amoniak diamkan selama semingggu dan manfaatkan sebagai pupuk dasar. Abu bakar kayu dicampur dengan kompos, tambah daun lamtoro dan pupuk kandang serta kencing ternak simpan satu minggu kemudia gunakan sebagai pupuk dasar. Biomas azola dicampur daun lamtoro, pupuk kandang dan kompos. Yambahkan pupuk urea atau pupuk majemuk. Simpan cmpuran di tempat tertutup kemudian dibuka pada saat pemakaian