MARI BER AGAMA HINDU YANG CERDAS OLEH Wayan Gede Bawa PURA MERTASARI REMPOA-BINTARO
Beragama Hindu yang Cerdas Sasaran yang dituju Posisi saat ini Sasaran yang dituju Hidup damai dan sejahtera lahir dan bathin ditengah kondisi yang terpuruk (survive). Menjadi panutan bangsa Moksartam jagaditha chaiti dharma Pergeseran budaya Tuntutan ekonomi Globalisasi Informasi Kondisi / kebijakan Pemerintah Pengaruh lingkungan Bagaimana ber Agama Hindu yang Cerdas ????????
Pergeseran Budaya Budaya Gotong royong hilang Berlaku hukum rimba Tidak ada budaya malu Bangga akan kesalahan Orientasi pada harta dan kekuasaan Cenderung menyalahkan orang lain Menghalalkan segala cara Gengsi besar, Jor-joran dan malas kerja. Adat yang kaku Kegiatan keagamaan yang tidak efisien
TUNTUTAN EKONOMI Lapangan pekerjaan terbatas Harga kebutuhan pokok meningkat (daya beli rendah) Gaji kecil Buruh & tani tidak terlindungi Hasil panen tidak menggembirakan / harganya murah
Informasi Global TV dan Media masa memamerkan tindakan kekerasan dan kemewahan. Informasi dari satu tempat ke tempat lain dapat diperoleh dalam waktu singkat. Informasi Budaya luar “negatif” mudah diperoleh
Kebijakan pemerintah Hukum tidak diberlakukan dengan konsekwen Kebijakan tidak memihak rakyat kecil dan minoritas. Kebijakan tidak konsisten/selalu berubah sesuai dengan pejabat (tidak ada system yang baku) Kebiatan ber-agama masih diatur pemerintah
Pengaruh lingkungan Pengaruh Umat lain Terjadi diskriminasi / tirani minoritas Intimidasi Tidak tersedia prasarana (wadah) / tempat ibadah.
Cara pencapaian Selektivitas adat yang sesuai dengan kondisi / jaman. Menghilangkan budaya gengsi dan jorjoran Meningkatkan peran adat untuk membendung pengaruh budaya luar (negatif) Memanfaatkan kemajuan Technologi Global Tumbuhkan sikap kegotongroyongan,mulai dari keluarga, tempek,banjar kota dan Umat. Tingkatkan pemahaman ajaran agama Hindu dengan baik dan benar
Selektivitas adat yang sesuai dengan kondisi / jaman Melalui peningkatan pelaksanaan “Tri hita karana” , Tat Twan Asi dan “Desa Kala Patra” dengan: Meniadakan tindakan kesepekan, bagi warga banjar yang kurang aktif, dilakukan pendekatan, untuk penyelesaian permasalahan. Meniadakan tindakan yang melanggar hukum formal dan pri kemanusiaan seperti manak salah, tidak boleh ngubur di kuburan Desa. Menyederhanakan pelaksanaan upacara keagamaan, melaksankan kegiatan keagamaan sesuai kemampuan sehingga tidak memelaratkan umat atau bahkan takut ber agama Hindu. Menghentikan pertikaian permasalahan kasta/soroh termasuk kawin antar soroh.
Menghilangkan budaya gengsi dan jorjoran Melalui peningkatan pemahaman tentang ajaran Hindu seperti dijelaskan dalam Bagawad Gita Bab III sloka 19. dengan: Bekerja merupakan suatu kewajiban Bekerja keras, giat dan cerdas berdasarkan dharma. Tidak gengsi untuk melakukan pekerjaan rendah. Melakukan upacara keagamaan sesuai kemampuan (tidak men jadi ajang adu wah).
Meningkatkan peran adat untuk membendung pengaruh budaya luar (negatif) Melalui kewaspadaan (jagra) terhadap pengaruh luar. Dengan: Jangan hanya menjadi object. Jangan mudah puas dengan pujian (demen kajum) Harus selalu waspada, jangan mudah menerima orang luar yang belum di kenal (terlalu ramah akan orang lain tapi dengan umat sendiri keras). Adat berlaku untuk seluruh warga yang ada dibawah desa adat tersebut tanpa melihat agama dan kepercayaan. Bangga dengan adat dan budaya sendiri.
Memanfaatkan kemajuan Technology Global Melalui pemanfaatan kemajuan technologi global dan komputerisasi, untuk: Berkomunikasi antar umat diseluruh dunia. Mendapatkan informasi yang bermanfaat, untuk kepentingan peningkatan keagamaan Sebagai tools dalam pengelolaan ajaran Hindu seperti Komputerisasi huruf bali (Bali simbar) Pemanfaatan software untuk administrasi dan manajemen Penyebaran ajaran Hindu seperti Bali TV, Telekomsel Ibadah Hindu
Tumbuhkan sikap kegotongroyongan, mulai dari keluarga, tempek,banjar kota dan seluruh umat. Saling membantu sesama umat, sebelum membantu umat lain. Berdana punia ke sesama umat (bukan hanya upacara saja). Membangun persatuan Umat, tidak saling sikut. Ngaturang ayah pada saat ada upacara keagamaan.
Tingkatkan pemahaman ajaran agama Hindu dengan baik dan benar Memahami dan menghayati ajaran Agama Hindu dengan baik dan benar. Melaksanakan / meng implementasikan ajaran agama Hindu dengan baik dan benar, berdasarkan Weda. Sumber ritual dan praktek keagamaan berdasarkan weda. Sumber ritual Hindu yang saat ini dilakukan mengacu ke lontar hal ini perlu dikritisi dan disesuaikan dengan jaman. Melaksanakan upacara keagamaan sesuai dengan kemampuan dan memahami, mengerti dengan baik maksud dan tujuan upacara.
Tingkatkan pemahaman ajaran agama Hindu dengan baik dan benar Perbanyak pelaksanaan pemujaan terhadap Hyang Widhi Wasa, melalui persembahyangan. Bangga akan agama,adat, budaya dan bangsa sendiri. Hindu yang kita anut adalah Hindu yang universal, yaitu Hindu yang dapat diacu oleh seluruh pemeluk Hindu di Indonesia,tidak memaksakan budaya bali untuk pemeluk Hindu diluar Bali. Weda bukan Doktrin,pelaksanaan Weda tidak dapat di Doktrinkan, pelaksanaannya menggunakan Budaya Lokal. Ada voluntir atau yang mengawali membuat konsep Hindu kedepan atau Hindu Indonesia, dengan membuat matrik pelaksanaan Hindu di Indonesia selanjutnya kesamaan dijadikan model kebersamaan.