STATISTIK PENDIDIKAN.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KONDISI DAN PERMASALAHAN pendidikan DI NTB
Advertisements

Burhan Nurgiyantoro Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMP
Kuswanto, Uji Normalitas  Untuk keperluan analisis selanjutnya, dalam statistika induktif harus diketahui model distribusinya  Dalam uji.
TURUNAN/ DIFERENSIAL.
PRESENTASI BUPATI LINGGA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
START.
Pencapaian Wajib Belajar 9 tahun Pendidikan Nasional
KARAKTERISTIK KEMISKINAN NASIONAL KEBIJAKAN NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN KEMISKINAN JAWA BARAT DALAM KONSTALASI KEMISKINAN NASIONAl KELEMBAGAAN TKPK.
Indikator Kesejahteraan Masyarakat
BPS BKKBN DEPKES ORC MACRO
UKURAN FERTILITAS.
Tabel Kematian (Life Tabel)
Human Development Approach to Strategic Planning in Aceh
MAKALAH MASALAH PENGANGGURAN DI JAKARTA TIMUR
Pecahan b. Mengubah bentuk pecahan c. perbandingan/skala
Mari Kita Lihat Video Berikut ini.
LAPORAN MILLENIUM DEVELOPMENT GOALs
Bab 6B Distribusi Probabilitas Pensampelan
SRI NURMI LUBIS, S.Si.
WEEK 6 Teknik Elektro – UIN SGD Bandung PERULANGAN - LOOPING.
KURVE NORMAL. Distribusi Normal – Suatu alat statistik untuk menaksir dan meramalkan peristiwa-peristiwa yang lebih luas dan akan terjadi. Ciri –Ciri.
ANALISA NILAI KELAS A,B,C DIBUAT OLEH: NAMA: SALBIYAH UMININGSIH NIM:
Proyeksi Penduduk Zainul Hidayat
BARISAN DAN DERET ARITMETIKA
AKUNTANSI AKTIVA TETAP
Coba dicermati lagi !!! Bagian mana yang sulit ?
LATIHAN SOAL DATA TUNGGAL
STATISTIKA OLEH : SURATNO, S.Pd SMAN 1 KALIWUNGU Kelas XI IPS
Oleh Widiyastuti,S.Pd, M.Eng SMA N 3 BOYOLALI
UKURAN PENYEBARAN DATA
Indikator Kesejahteraan Masyarakat
Uji Normalitas.
Diskripsi Mata Kuliah Memberikan gambaran dan dasar-dasar pengertian serta pola pikir yang logis sehubungan dengan barisan dan deret bilangan yang tersusun.
Soal Latihan.
Pendugaan Parameter dan Besaran Sampel
Pengujian Hipotesis Parametrik 2
LANJUTAN SOAL-SOAL LATIHAN DAN JAWABAN PELUANG.
Negara Maju dan Negara Berkembang
UKURAN-UKURAN DALAM ANALISIS DEMOGRAFI
Media Geografi Media Pembelajaran ini dibuat hanya untuk kalangan sendiri di lingkungan SMP 1 Karangmojo. Bagi yang menghendaki meniru atau mengcopy media.
Kelompok PENDIDIKAN Mayling Oey-Gardiner Subandi Meity Trisnowati Marieti Ria Sitanggang Subekti Yogo.
INDIKATOR, INTERPRETASI, DAN KETERBATASAN DATA
Pertemuan 18 Pendugaan Parameter
Peluang.
Laporan Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau
STATISTIK PENDIDIKAN DAN SOSIAL BUDAYA
Modul 6 : Estimasi dan Uji Hipotesis
Pembuatan Kuesioner dan Pedoman
Data Statistik Kependudukan Kabupaten Probolinggo
SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL (SUSENAS) TAHUN 2009
DISTRIBUSI FREKUENSI.
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
Nilai Ujian Statistik 80 orang mahasiswa Fapet UNHAS adalah sebagai berikut:
UKURAN MORTALITAS Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes
by : Radita Tri Cahyani XI IPS 1 / 12
UKURAN PEMUSATAN MK. STATISTIK (MAM 4137) 3 SKS (3-0)
HIMPUNAN Oleh Erviningsih s MTsN Plandi Jombang.
SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL (SUSENAS) TAHUN 2012
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul
PENDUDUK & KETENAGAKERJAAN
KOMPOSISI penduduk.
KEPENDUDUKAN-DEMOGRAFI
ANTROPOSFER.
PERMASALAHAN PENDUDUK
Identifikasi dan Analisis Potensi Daerah : Aspek Demografi
PENGUMPULAN, ANALISIS DATA TINGKAT KABUPATEN
KEPENDUDUKAN-DEMOGRAFI
STATISTIK PENDIDIKAN. PARTISIPASI SEKOLAH Terdapat dua ukuran partisipasi sekolah yang utama: 1.Angka Partisipasi Kasar (APK) 2.Angka Partisipasi Murni.
Transcript presentasi:

STATISTIK PENDIDIKAN

PARTISIPASI SEKOLAH Terdapat dua ukuran partisipasi sekolah yang utama: Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Murni (APM). Keduanya mengukur penyerapan penduduk usia sekolah oleh sektor pendidikan. Tabel 1: Usia standar di setiap jenjang pendidikan   Jenjang Kelompok usia SD 7 - 12 tahun SMP 13 - 15 tahun SMA 16 - 18 tahun Perguruan tinggi 19 tahun keatas

PARTISIPASI SEKOLAH Kegunaan Secara Umum Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia muda. Ukuran yang banyak digunakan di sektor pendidikan seperti pertumbuhan jumlah murid lebih menunjukkan perubahan jumlah murid yang mampu ditampung di setiap jenjang sekolah.

PARTISIPASI SEKOLAH Kegunaan Secara Umum Naiknya persentase jumlah murid tidak dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan ditambahnya infrastruktur sekolah serta peningkatan akses masuk sekolah sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau malah semakin rendah.  

PARTISIPASI SEKOLAH Kegunaan Secara Umum Di Indonesia, proporsi penduduk muda sendiri semakin menurun akibat semakin rendahnya angka fertilitas (lihat bagian Fertilitas). Penurunan ini akan menyebabkan semakin menurunnya jumlah anak-anak yang masuk sekolah dasar.

Angka Partisipasi Kasar (APK) Definisi Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Misal, APK SD sama dengan jumlah siswa yang duduk di bangku SD dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia 7 sampai 12 tahun. Kegunaan  APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.  

Angka Partisipasi Kasar (APK) Cara Menghitung APK didapat dengan membagi jumlah penduduk yang sedang bersekolah (atau jumlah siswa), tanpa memperhitungkan umur, pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tersebut. Rumus APKh = Dimana   adalah jumlah penduduk yang pada tahun t dari berbagai usia sedang sekolah pada jenjang pendidikan h adalah jumlah penduduk yang pada tahun t berada pada kelompok usia a yaitu kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan h

Angka Partisipasi Kasar (APK) Contoh Penghitungan APK menggunakan Susenas 2004  Bila diketahui jumlah penduduk yang sedang sekolah menurut jenjang pendidikan dan menurut kelompok umur "standar" seperti dalam tabel 1 dan 2 berikut: Tabel 1  Jumlah penduduk sedang sekolah menurut jenjang pendidikan                                                  

Angka Partisipasi Kasar (APK) Tabel 2 Jumlah penduduk menurut kelompok umur "standar"                             APK SD          = (29,202,478/27,258,170)*100 = 107,1 % APK SMP       = (10,474,117/12,736,733)*100  = 82,2 % Interpretasi Terkadang APK lebih dari 100% pembilang dari rumus APK, yaitu jumlah siswa, adalah seluruh siswa yang saat ini sedang sekolah di suatu jenjang pendidikan dari berbagai kelompok usia.

Angka Partisipasi Murni (APM) Definisi persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. Kegunaan  APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. APM merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut

Angka Partisipasi Murni (APM) Cara Menghitung APM di suatu jenjang pendidikan didapat dengan membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang  sekolah tersebut. Rumus dimana:   = jumlah siswa/penduduk kelompok usia a yang bersekolah di tingkat pendidikan h pada tahun t = jumlah penduduk kelompok usia a yang berkaitan dengan usia sekolah standar di tingkat pendidikan h.

Angka Partisipasi Murni (APM) Contoh : APM SD adalah jumlah penduduk usia 7-12 tahun yang sedang bersekolah di tingkat SD dibagi dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun. Data yang diperlukan Jumlah penduduk kelompok usia sekolah yang masih bersekolah di tingkat pendidikan tertentu. Jumlah penduduk kelompok usia sekolah yang standar (contoh: kelompok usia SD=7-12 tahun, SMP=13-15 tahun, SMA=16-18 tahun, dst) Sumber Data APM dapat dihitung dengan data Susenas.

Angka Partisipasi Murni (APM) Contoh Berikut adalah penghitungan APK menggunakan data Susenas 2004. Tabel 1 Jumlah penduduk sedang sekolah menurut jenjang pendidikan dan usia standar, 2004      sumber: Susenas 2004

Angka Partisipasi Murni (APM) Contoh Tabel 2 Jumlah penduduk menurut kelompok usia "standar", 2004   sumber: Susenas 2004 APM SD         = (25,362,124/27,258,170)*100 = 93% APM SMP      = (8,308,941/12,763,733)*100 = 65%

Angka Partisipasi Murni (APM) Interpretasi APM SD sama dengan 93% artinya dari 100 penduduk usia 7-12 tahun, 93 orang bersekolah di bangku SD. Partisipasi sekolah penduduk usia 13-15 di SMP (65%) lebih rendah dibanding SD. Nilai APM akan berkisar dari 0 sampai dengan 100. Tidak mungkin ditemukan APM lebih dari 100 karena jumlah siswa (pembilang) merupakan bagian dari jumlah penduduk usia tertentu (penyebut).

Angka Partisipasi Murni (APM) Interpretasi Selisih antara APK dan APM menunjukkan proporsi siswa yang tertinggal atau terlalu cepat bersekolah. Kelemahan APM adalah kemungkinan adanya kekurangan estimasi karena siswa diluar kelompok usia yang standar di tingkat pendidikan tertentu. Contoh: Seorang anak usia 6 tahun bersekolah di SD kelas 1 tidak akan masuk dalam penghitungan APM karena usianya lebih rendah dibanding kelompok usia standar SD yaitu 7-12 tahun.

Angka Melek Huruf Definisi Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Kegunaan  mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di daerah pedesaan di Indonesia dimana masih tinggi jumlah penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD.

Angka Melek Huruf menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media. menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Sehingga angka melek huruf dapat berdasarkan kabupaten mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah.

Angka Melek Huruf Cara Menghitung Angka melek huruf didapat dengan membagi jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas kemudian hasilnya dikalikan dengan seratus. Rumus

Angka Melek Huruf dimana: = angka melek huruf ( penduduk usia 15 tahun keatas) pada tahun t   = Jumlah penduduk (usia diatas 15 tahun) yang bisa membaca dan menulis pada tahun t   = Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas Data yang diperlukan Jumlah penduduk yang bisa membaca dan menulis dan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas.

Angka Melek Huruf Sumber Data data Susenas pertanyaan "Dapat membaca dan menulis" di seksi Keterangan Pendidikan. Contoh Berikut data AMH dari Susenas 2002, 2003, dan 2004  Tabel 1 Persentase Penduduk Berusia 10 tahun ke Atas Menurut Kepandaian Membaca dan Menulis, 2002-2004 Tahun Huruf Buta Jumlah   Latin Lainnya 2002 89,8 0,9 9,3 100,0 2003 90,1 9,1 2004 90,5 8,5 Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2002, 2003, 2004

Angka Melek Huruf Interpretasi Pada tahun 2002 jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di perkotaan dan pedesaan di Indonesia yang melek huruf adalah lebih dari 90 persen (Melek huruf adalah mereka yang bisa membaca menulis huruf latin dan huruf lainnya). Angka Buta Huruf Menunjukkan ketertinggalan sekelompok penduduk tertentu dalam mencapai pendidikan. Cerminan besar kecilnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan penduduknya

Angka Putus Sekolah Angka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu Hal ini sering digunakan sebagai salah satu indikator berhasil/tidaknya pembangunan di bidang pendidikan. Penyebab utama putus sekolah antara lain: Kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan anak sebagai investasi masa depannya; kondisi ekonomi orang tua yang miskin; dan Keadaan geografis yang kurang menguntungkan.

Angka Putus Sekolah Jumlah murid putus sekolah di tingkat pendidikan tertentu APtS = —————————————————— x100% Jumlah siswa di tingkat pendidikan ttt.

Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Angka Putus Sekolah Angka Putus Sekolah menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan DaerahTempat Tinggal, Tahun 2006-2008 Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan 2006 2007 2008 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 7 - 12 L 0.83 0.56 0.42 1.29 0.97 0.41 1.1 0.8 P 0.67 0.4 0.38 0.78 0.69 0.49 0.74 0.58 0.44 L+P 0.75 0.48 1.05 0.84 0.45 0.93 0.43 13-15 3.36 2.63 3.12 5.66 5.64 3.35 4.75 4.41 3.25 2.39 2.06 3.14 3.98 3.78 3.37 3.07 2.88 2.35 3.13 4.86 4.74 4.09 3.76 3.19 16-18 6.44 3.03 6.28 11.33 7.29 12.29 9.32 5.44 9.38 4.38 1.68 5.36 7.04 9.26 6.61 3.65 7.44 5.41 2.36 5.82 9.42 6.39 11.05 8.02 4.58 8.44 Sumber: BPS, Indikator Kesra 2007 & 2008

Latihan Soal Jelaskan mengapa IMR dan angka harapan Hidup dijadikan sebagai indikator untuk menentukan tingkat kesejahteraan dalam masyarakat Jelaskan yang dimaksud dengan penyebab kematian endogen dan mengapa disebut sebagai kematian neonatal. Berikan contoh.

Latihan Soal Jelaskan yang dimaksud dengan standarisasi dan tujuannya. Diketahui jumlah penduduk yang berusia 35 th dan 45 th dalam life table masing-masing adalah 60.563 dan 57.149. Hitung PYL, peluang meninggal, banyak penduduk yg meninggal serta peluang hidup penduduk usia 35 th hingga mencapai usia 45 th.

Latihan Soal Jelaskan yang dimaksud dengan mobilitas permanen dan non permanen. Jelaskan keterkaitannya dengan kemajuan teknologi. Jelaskan pengertian angkatan kerja, bekerja, sementara tidak bekerja dan pengangguran terbuka. Jelaskan jenis kegiatan seorang pelajar SMA yang baru lulus sebulan lalu dan saat ini belum bekerja menurut konsep Gainful Worker Aproach, Labour Force Approach dan Labour Utilization Approach