Masalah Real Masyrakat Contoh-contoh Masalah Real Masyrakat

Pengelolaan Persampahan Petugas sampah tidak teratur datang mengambil sampah di beberapa daerah pemukiman, misalnya BTN Wayame. Pembakaran sampah di daerah Benteng, Gunung Nona  asapnya sampai ke daerah pemukiman penduduk di daerah bawah, menyebabkan polusi udara dan gangguan pernafasan

Penyediaan Sarana Pendidikan Kekurangan ruang belajar dan tenaga pengajar. Seperti di SMA 11, satu kelas diisi sampai dengan 70 orang siswa Daerah Tantui tidak ada SD sehingga anak-anak terpaksa bersekolah di daerah Galunggung atau Batu Merah, sehingga biaya transportnya cukup besar dan memberatkan keuangan keluarga Tidak ada sekolah (SD, SMP, SMA) di daerah Poka sehingga harus ke kota Ambon untuk bersekolah, menambah beban biaya transport orang tua Angkutan di dalam kampus yang dioperasikan tidak optimal (hanya sebagian kendaraan yang ada yang dioperasikan)

Pengaturan Lalu Lintas Lampu jalan rusak dan tidak ada besi pengaman di ruas jalan yang memiliki tikungan tajam di daerah Karang Panjang, menyebabkan banyak kecelakaan lalu lintas Tidak ada jembatan penyebrangan untuk pejalan kaki di daerah Waihaong yang lalu lintasnya cukup ramai dan rawan kecelakaan Tidak ada petugas yang membantu keamanan menyebrang jalan terutama bagi anak-anak, misalnya SD di daerah Tanah Tinggi yang lalu lintasnya selalu ramai. Kemacetan di sekitar Pasar Arumbae (Batu Merah) karena pedagang banyak berjualan di sepanjang badan jalan yang menyebabkan lalu lintas menjadi terhambat. Pengaturan parkir di terminal yang tidak tertata dengan baik

Banjir Pada musim hujan jalan (daerah Tulukabessy, Ay Patti) sering terendam air akibat air dalam selokan tidak mengalir karena tumpukan sampah dalam selokan. Saluran drainase banyak yang tidak penah dibersihkan dari sampah yang menumpuk dan menyebabkan banjir (STAIN, Ai Patti)

Suplai Air Bersih  Sangat terbatas Micro-Scale : Daily Living Problems Suplai Air Bersih  Sangat terbatas Penyediaan air bersih untuk warga yang tinggal di daerah dataran tinggi misalnya SKIP selama ini harus mengambil air dari sumur di daerah bawah dan membawanya naik ke atas bukit. Hal ini dirasakan cukup menyulitkan bagi penduduk.

Sarana Transportasi Trotoar di jalan Rijali banyak yang sudah rusak dan batu-batunya terbongkar, sehingga pejalan kaki yang melintasi terpaksa menggunakan badan jalan untuk melintas Jalan yang rusak dan bolong-bolong di daerah Da Silva karena banyak kendaraan berat melintas di sana. Jalan di daerah STAIN masih ada yang berupa jalan tanah, sehingga menimbulkan masalah di musim hujan.