‘Menit-menit mendebarkan saat mengalami Tsunami di Pangandaran’ 17 Juli 2006
Kronologis kejadian : Jam 08.45 - 15.30 Kami berangkat dari Ancol menuju Pangandaran . Dengan tujuan untuk melakukan sampling di dempond tambak udang daerah Babakan – Pangandaran.
Jam 15.30 Kami langsung ke tambak, terlihat 3 kolam yang kering setelah panen. Udara cerah
Jam 15.45 2 kolam tambak yang akan diperiksa kualitas airnya, terlihat ada kincir-air dipermukaannya. Foto diambil dari bawah pohon yang rindang
Jam 16.00 Ada sms masuk dari kawan yang mengabarkan di Jakarta, ada gempa dengan 5.5 skala R, pusatnya ada di selatan Pangandaran pukul 15.15 Tapi kami dan karyawan tambak tidak merasakan gempa
Laut ada dibelakang pohon kelapa dan semak,
Jam 16.00 Karyawan sedang memberi pakan
Jam 16.15 Terdengar suara menggelegar dari arah laut (seperti suara bom). Karyawan : “ seumur hidup belum pernah suara ombak seperti ini “ Tidak sampai semenit, terdengar suara air yang dahsyat, yang menerjang apa saja yang dilewati Air laut bergelora, berwarna hitam dan mulai naik
Dalam hitungan sepersekian detik. Kami lari ke mobil untuk menyelamatkan diri. Jarak mobil ke pohon kelapa 70 – 80 m. Air terus masuk ke darat , menimbulkan suara yang dahsyat.
Kami sudah keluar dari tambak, menuju jalan raya. Arus air tidak tertahankan dan menimbulkan kerusakan di tepi pantai (lihat slide sebelum kejadian)
Air laut semakin naik…. Itu yang membuat hati ciut. Angin sudah mulai kencang.
Tidak sampai sedetik, kolam kosong sudah terisi air laut. Perhatikan angin yang ditimbulkan gempa.
Permukaan air laut dan tanggul kolam hampir sama rata.
Setelah kami berhasil mencapai jalan raya Pangandaraan , kami menghadapi air sungai yang meluap ke jalan.
Air dari sungai sudah meluap ke jalan. Kendaraan2 yang tancap gas ke daerah yang lebih tinggi.
Air laut sudah sampai ke jalan meskipun jarak sungai dan jalan sudah cukup jauh
Jam 16.35 Kami sudah sampai di bukit Karang Nini, 10 menit dari tambak. Laut begitu tenang setelah tsunami. Gambar di ambil dari tepi bukit.
Terlihat laut agak berkabut dan tenang. Cagar alam Pananjung terlihat kurang jelas.
Sampai jam 17.30 Kami melihat sebanyak 3 X kejadian, air laut surut cukup jauh dari darat dan kembali naik lagi. Gambar dari atas bukit Karang Nini.
Interval surut jauh ke kejadian surut jauh lagi, sekitar 15 – 20 menit. Ditengah laut ombak cukup tenang. Terlihat pantai timur Pananjung.
Kami bersyukur kepada Tuhan yang begitu baik yang telah menjaga setiap saat yang telah meloloskan dari tsunami yang telah mengingatkan untuk tetap ber DOA Arianes dan Daniel 18 Juli 2006