Fakta Semut Semut memiliki jumlah yang jauh lebih banyak dari kebanyakan makhluk hidup lain di dunia ini. Untuk setiap 700 juta semut yang lahir di dunia.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Semuanya Indah Jangan Menangis Mama
Advertisements

SEPOTONG ROTI ....
SUKSES ADALAH PERJUANGAN
Kita hidup di dunia ini hanyalah sekali dan sebentar saja
Waktu.
AYO BUDAYAKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID
Kisah Sepotong Kue Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu,ia.
Bacalah mungkin penting bagi qta!
Bacalah dengan teliti, ini sangat penting!
Calon Orang Besar Memulai Perubahan Kita ini terlalu banyak menggunakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk sesuatu di luar diri kita. Juga terlalu banyak.
Lompatan si Belalang Seperti kita ketahui, belalang adalah binatang kecil berkaki panjang yang sangat hebat dalam urusan soal melompat. Konon ia bisa melompat.
Pelajaran dari seekor Kupu-Kupu
DISAMPAIKAN OLEH : MANGASA SIMATUPANG WIDYAISWARA UTAMA.
Oleh Triawan Wicaksono
JENIS-JENIS KONSEP DIRI
Sifat kepiting.
PENGHIANATAN.
Tempat : Lt. 2 Gereja Agape MC : Sandra Padji Ratu & Evie Ga Bani
Membangun Karakter Bangsa – membentuk Karakter Anak
Kupu-kupu Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang.
KONSELING.
Batu Penghalang di Jalan
Heraclius Kaisar Romawi Timur
Pelajaran indah dari Kupu-Kupu
Suatu hari, pada saat sebuah lubang kecil timbul di suatu kepompong, seorang pria duduk dan memperhatikan bagaimana seekor bayi kupu-kupu berjuang selama.
AKSI PUASA PEMBANGUNAN (APP) 2012 DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA.
Seorang Pengusaha memiliki 4 orang istri
AYO BUDAYAKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID
THE EAGLE BURUNG ELANG TURN ON YOUR SPEAKERS.
BODY IMAGE 02 Maret 2009 Tim.
PHILOSOPHY SEMUT.
Anjing dan Jangkrik Suatu hari, seekor jangkrik berjalan-jalan. Ia bertemu dengan seekor anjing yang sedang bermain-main di taman. Anjing itu sedang bermain.
Bersyukur dan Bahagia Alkisah, ada seorang pedagang kaya yang merasa dirinya tidak bahagia. Dari pagi-pagi buta, dia telah bangun dan mulai bekerja. Siang.
Aku Bukan Ayam Seorang petani menemukan sebutir telur di ladangnya. Ukuran telur itu tidak jauh berbeda dengan telur-telur ayam yang dia miliki. Oleh karena.
Tujuh Karakter Kaya Mental untuk Sukses
Seni Membangun hidup yang POSITIF
AYO BUDAYAKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID
AYO BUDAYAKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID
PENGAMPUNAN: BERDAMAI DENGAN MASA LALU DAN MERAJUT MASA DEPAN
Kosongkan Cangkir Tehmu
Membangun Masa Depan Sukses
Saya Belajar Saya belajar, Apa yang saya anggap terbaik, bukan tentu yang terbaik dariNya. Dan sebaliknya, yang terbaik dariNya belum tentu kita senangi.
Bersabar Tanpa Terbebani
KELEMAHAN KELEMAHAN MANUSIA
Waktu Tak seorangpun tahu, kapan waktu mulai bergerak Dan entah kapan sang waktu berhenti berjalan Yang pasti, sampai detik ini dia terus bergerak dan.
M. Wildan KAMPUS WONG ALUS “SUKSES LAHIR DAN BATIN”
Kehidupan Sang Elang Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur.
SEMUT YANG SOMBONG Di sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacam-macam hewan.
BOROBUDUR (3) FAHMI BASYA
BAGAIMANA MENGENAL DIRI ANDA DENGAN LEBIH BAIK
6 GAYA PENGINJILAN MATIUS 13:31-35.
LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN SEKOLAH
MARI LIHAT DIRI KITA AGAR BISA MENGHILANGKAN KESOMBONGAN
Filosofi Angsa Introduction Sebuah renungan bagi kita semua:
MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI
…mengapa pemenang mendapat kemenangan
Percaya Diri.
Pendidikan Agama Islam Semester 1, 2 SKS
Outline Apa yang di maksud dengan Belajar dari pengalaman?
Kita hidup di dunia ini hanyalah sekali dan sebentar saja
AYO BUDAYAKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID
Pelajaran dari seekor Kupu-Kupu
Pelajaran dari seekor Kupu-Kupu
AYO BUDAYAKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID
Pelajaran dari seekor Kupu-Kupu
Lesson 2 for April 13, 2019 PILIHAN YANG KITA BUAT.
Tokek Budek Peringatan hari kemerdekaan di negeri binatang berlangsung meriah dengan acara-acara perlombaan. Salah satu acara yang paling menarik, yang.
Benih Padi Pak Tani menyelenggarakan upacara selamatan menjelang musim tanam. Ia mengambil sebagian padi untuk hiasan upacara dan sebagian lagi disiapkannya.
Zoel Creative AYO BUDAYAKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID Disarikan dari buku: MISTERI SHALAT SUBUH Karya Dr. Raghib As-Sirjani.
Transcript presentasi:

Fakta Semut Semut memiliki jumlah yang jauh lebih banyak dari kebanyakan makhluk hidup lain di dunia ini. Untuk setiap 700 juta semut yang lahir di dunia ini, hanya ada 40 bayi manusia baru. Dengan kata lain, jumlah semut di dunia lebih banyak dibandingkan jumlah manusia.

Filosofi Semut Tak pernah menyerah Melihat ke depan Bersikap positif Lakukan sekuat tenaga

Tidak Pernah Menyerah Bila ada yang menghalang-halangi dan berusaha menghentikan langkah mereka, mereka selalu akan mencari jalan lain. Mereka akan memanjat ke atas, menerobos ke bawah atau mengelilinginya. Mereka terus mencari jalan keluar.

Melihat ke Depan Semut menganggap semua musim panas sebagai musim dingin. Mereka mengumpulkan makanan musim dingin mereka di pertengahan musim panas. Karena sangat penting bagi mereka berpikir realistis. Di musim panas, Anda harus memikirkan tentang halilintar. Anda seharusnya memikirkan badai sewaktu Anda menikmati pasir dan sinar matahari.

Berpikir Positif Semut menganggap semua musim panas sebagai musim dingin Selama musim dingin, semut selalu mengingatkan dirinya, “Musim dingin takkan berlangsung selamanya. Segera akan kita lalui masa sulit ini.”

Maka ketika hari pertama musim semi tiba, semut-semut keluar dari sarangnya. Dan bila cuaca kembali dingin, mereka masuk lagi ke dalam liangnya. Lalu, ketika hari pertama musim panas tiba, mereka segera keluar dari sarangnya. Mereka tak dapat menunggu untuk keluar dari sarang mereka.

Sekuat Tenaga! Seberapa banyak semut akan mengumpulkan makanan mereka di musim panas untuk musim dingin mereka? “Semampu mereka!!” http://www.pkpu.or.id/ph.php?id=57

Kisah Sang Semut

Suatu hari Nabi Sulaiman a. s Suatu hari Nabi Sulaiman a.s. memerhatikan dengan seksama aktivitas semut yang sedang sibuk mengumpulkan biji-biji gandum. Satu sama lain terlihat akrab, sesekali mereka saling tegur sapa, yang akhirnya menarik perhatian Sang Nabi (Sulaiman a.s.) untuk berdialog dengan salah seekor darinya. Sang Nabi bertanya: ”Wahai semut, saya lihat kalian sangat rajin bergotong-royong untuk mencari makan.” Sang Semut pun menjawab, ”Begitulah Tuan, sebab hamba yang dha’if ini tidak akan pernah sanggup bekerja sendirian, hamba harus selalu bekerjasama untuk mengangkat sesuatu yang lebih berat daripada tubuh kami.”  Termasuk di dalamnya biji-biji gandum yang harus kami peroleh untuk kebutuhan bangsa kami selama setahun!

Dari hasil wawancara mendalam Sang Nabi dengan seekor semut yang menjadi sampelnya, ternyata didapatkan satu keterangan yang dipandang cukup valid bahwa untuk seekor semut – masing-masing – rata-rata membutuhkan enam biji gandum per tahun. Dari keterangan Sang Semut – yang cukup meyakinkan — pun Sang Nabi melakukan penelitian eksperimental. Dengan persetujuan jamaah semut ketika itu, Nabi Sulaiman a.s. pun lalu mengambil salah seekor semut – dari kumpulan semut yang dijumpainya – untuk dijadikan sampel dalam penelitian  eksperimentalnya. Diambilnya salah seekor semut, dan diberi olehnya bekal enam biji gandum, kemudian dimasukan ke dalam tempat tinggal (semut) berupa kotak kecil dan dibiarkannya — semut itu — tidak diusik sama sekali selama setahun.

Setelah setahun penuh, tempat tinggal semut yang berupa kotak kecil, yang berisi seekor semut dan enam biji gandum tadi dibuka olehnya, dengan disaksikan oleh beberapa orang pengikutnya. Alangkah kagetnya Nabi Sulaiman a.s., sebab di kotak tersebut ”Sang Semut” yang dijadikan sampel dalam penelitian eksperimentalnya tetap tegar, sehat wal afiat, dengan tidak menghabiskan seluruh persediaan makanannya (enam biji gandum, jatah makan setahunnya), karena ia  masih menyisakan “tiga biji gandum”.

Dengan penuh kekaguman, Nabi Sulaiman a. s Dengan penuh kekaguman, Nabi Sulaiman a.s. pun berkomentar, seraya bertanya: ”Wahai semut, sudah setahun berlalu, Anda masih segar-bugar dengan tanpa meninggalkan bekas-bekas kesedihan. Dan yang lebih membuatku bertanya-tanya, kenapa kamu hanya memakan tiga biji gandum saja dari persediaan enam biji gandum untuk jatahmu setahun? Kenapa kau sisakan gandum-gandum pemberianku itu?” “Kenapa anda tidak menggunakan hakmu untuk mengonsumsi semua biji gandum itu?”

Semut itu pun menjawab lantang, dengan penuh keyakinan: ”Begini Tuan, di alam bebas di mana hamba bebas mencari makan sendiri, memang hamba terbiasa menghabiskan enam biji gandum pertahunnya. Namun, bagaimana dengan keadaan hamba yang terbelenggu oleh penelitian eksperimental Tuan saat ini? Lagi pula siapa yang bisa menjamin bahwa dalam waktu satu tahun, tuan – Nabi Sulaiman a.s. — tidak lupa  untuk membuka kotak-kecil ini? Untuk itu, hamba sengaja makan separuhnya dan menyisakan lagi separuhnya yang lain untuk mengantisipasi masa depan saya,” jawab Sang Semut dengan lugas. Atas jawaban semut itu pun Nabi Sulaiman a.s. tersenyum, dan memuji kehebatan Sang Semut, yang ternyata mampu menjadi “guru” yang sangat berharga bagi diri Sang Nabi dan umatnya.

Dari kisah itu… Sesunguhnya kita bisa mengambil beberapa pelajaran… Pertama, di saat Sang Semut bisa meraih biji-biji gandum yang sangat besar, bahkan melebihi besarnya tubuh mereka, kita pun dengan kebersamaan kita bisa bekerjasama untuk meraih sesuatu yang tidak mungkin kita raih sendiri. Dengan mengedepankan prinsip ukhuwah yang berkesinambungan, Sang Semut selalu bisa meraih kesuksesan. Sikap gotong-royong dan toleransi mereka telah memberikan semua kontribusi positif bagi komunitas mereka. Dan tentu saja ini teladan “ukhuwah” bagi kita.

Kedua… Kita perlu meneladani kesederhanaan Sang Semut dalam kehidupannya. Semut tidak serakah, hingga tak mau merampas hak semut lainnya. Haknya sendiri pun ia ambil secara proporsional, hingga ia bisa mengantisipasi kebutuhannya di masa depan.

Ketiga… Kita perlu bersikap rendah hati, tidak sombong terhadap sesama hamba Allah. Sebagaimana sikap Sang Semut terhadap semut-semut lainnya, yang dengan kerendahan hatinya selalu bersedia untuk mengakui keberadaan semut yang lain. Persahabatan mereka patut menjadi contoh untuk para manusia cerdas dan peduli, yang hingga kini masih harus terus belajar untuk bersikap rendah-hati, “belajar” pada siapa pun, termasuk kepada Sang Semut yang bijak. Sumber: http://muhsinhar.staff.umy.ar.ac.id/?p=10

Jadilah manusia-manusia bijak, sebagaimana bangsa semut yang berhasil menjadi teladan bagi kita semua.