Pemodelan Informasi 1 Modul 6 CSDP step 7 & Implementasi Relasional
Pemodelan Informasi 2 CSDP Step 7: Menambahkan Constraint lain & Melakukan Test Akhir •Constraint Frekuensi Kejadian Untuk menyatakan bahwa suatu kolom harus muncul secara tepat sebanyak n kali, maka kita menuliskan “n” disamping predikatnya. (lihat diagram disamping). Dengan demikian semua constraint akan menghasil- kan suatu populasi data yang terbatas dan pasti.
Pemodelan Informasi 3 CSDP Step 7: Menambahkan Constraint lain & Melakukan Test Akhir •Constraint Frekuensi Kejadian(2) Dengan constraint frekuensi kejadian seperti gambar disamping, maka pasangan obyek (Year,City) dipaksa muncul sebanyak 3 kali. Dengan kata lain skema dengan constraint seperti ini tidak memerlukan penjualan tahunan dicatat di kedua kota.
Pemodelan Informasi 4 CSDP Step 7: Menambahkan Constraint lain & Melakukan Test Akhir •Constraint Frekuensi Kejadian(3) Jika kita menginginkan kedua kota dicatat penjualannya, maka constraint “6” perlu ditambahkan pada predikatnya yang menghubungkan tahun. (lihat diagram disamping)
Pemodelan Informasi 5 CSDP Step 7: Menambahkan Constraint lain & Melakukan Test Akhir •Constraint Frekuensi Kejadian(4) Bilamana kita bermaksud menyatakan suatu obyek dapat muncul pada suatu range nilai minimum dan maksimum, maka pemberian constraint sepert gambar dibawah dimungkinkan.
Pemodelan Informasi 6 CSDP Step 7: Menambahkan Constraint lain & Melakukan Test Akhir •Melakukan Test Akhir Test akhir perlu dilakukan untuk menguji apakah skema konseptual yang kita buat cukup konsisten atau masih mengandung ketidak konsistenan pada constraintnya. Untuk itu salah satu cara sederhana untuk menguji kebenarannya adalah dengan melakukan populasi. Perhatikan tabel berikut.
Pemodelan Informasi 7 CSDP Step 7: Menambahkan Constraint lain & Melakukan Test Akhir •Melakukan Test Akhir (2) Skema diagram dari tabel diatas dapat dibuat seperti diagram dibawah ini. Bilamana dilakukan populasi sebagai uji akhir dijumpai ketidak konsistenan pada constraint studies dimana nama “An” muncul sebanyak dua kali, demikian juga pada obyek degree. Pemberian constraint seperti pada skema dibawah bukan hanya
Pemodelan Informasi 8 CSDP Step 7: Menambahkan Constraint lain & Melakukan Test Akhir •Melakukan Test Akhir (3) menunjukkan ketidak konsistenan, tetapi juga menimbulkan faktor redudansi. Skema yang baik harus bebas dari redudansi sehingga tidak ada fakta dasar yang muncul dua kali. Skema diatas setelah diperbaiki akan menjadi skema seperti berikut:
Pemodelan Informasi 9 Implementasi Relasional: Skema relasional •Definisi Merupakan suatu kumpulan dari tabel-tabel yang saling berrelasi satu dengan lainnya. Struktur dari sebuah tabel relasional tunggal disebut dengan skema tabel. Skema tabel pada dasarnya tersusun dari sekumpulan atribut (kolom) yang menggambarkan nilai dari suatu domain. Perhatikan skema konseptual berikut yang diikuti dengan skema tabelnya Employee (emp#, salary, tax)
Pemodelan Informasi 10 Implementasi Relasional: Skema relasional (2) Uniqueness Constraint pada kolom relasional sering disebut dengan candidate key (calon kunci) karena berfungsi sebagai identifikasi dari suatu baris (record) didalam suatu tabel. Candidat key dinyatakan dengan garis bawah. Jika hanya ada satu candidate key maka disebut sebagai primary key (kunci utama). Employee (emp#, salary, tax) Jika dalam satu tabel muncul lebih dari satu kandidat key, maka salah satu harus dipilih sebagai primary key, sedang lainnya disebut sebagai secondary key. Dalam notasi penulisan, primary key diberi garis bawah ganda, sedang secondary key diberi satu garis bawah. Employee (emp#, surname, initial, salary, tax)
Pemodelan Informasi 11 Implementasi Relasional: Skema relasional (3) Untuk menyatakan suatu composite key yang tidak ditilis secara berurutan, maka perlu ditambahkan panah agar dapat dipahami sebagai suatu kunci sekunder. (lihat contoh berikut) Suatu kolom yang isinya tidak boleh bernilai NULL disebut dengan mandatory, sebaliknya disebut dengan optional. Penulisan suatu atribut yang optional adalah dengan meletakknya didalam tanda kurung persegi. (lihat contoh berikut) Employee (emp#, salary, [tax]) Employee (emp#, surname, salary, initial, tax)
Pemodelan Informasi 12 Implementasi Relasional: Prosedur pemetaan relasional Melakukan langkah pemetaan dari suatu skema diagram ke tabel relasional memerlukan beberapa prosedur berikut: 1. Bilamana ditemukan subtype, maka harus di kembalikan ke supertype diatasnya.
Pemodelan Informasi 13 Implementasi Relasional: Prosedur pemetaan relasional (2) 2. Bila dijumpai suatu fact type dengan suatu compound uc seperti berikut, pisahkanlah dalam suatu tabel tersendiri
Pemodelan Informasi 14 Implementasi Relasional: Prosedur pemetaan relasional (3) 3. Suatu fact type yang peran funsionalnya melekat pada obyek yang sama dapat di kelompokkan dalam satu tabel yang sama.
Pemodelan Informasi 15 Implementasi Relasional: Prosedur pemetaan relasional (4) 4. Untuk tipe obyek yang “lazy’ dan tidak ada peran fungsionalnya dapat dipisahkan dalam tabel tersendiri. a) active object type b) lazy object type
Pemodelan Informasi 16 Implementasi Relasional: Prosedur pemetaan relasional (5) 5. Bilamana ada “objectified predicate” dimana predikat itu hanya berfungsi sebagai referensi, maka predikat tersebut dapat dihilangkan. 6. Untuk menolog visualisasi predikat mana yang dapat dikelompokkan dalam satu tabel, maka dapat dilakukan teknik “lazo” dan tidak boleh ada lazo yang overlap. Perhatikan skema diagram berikut.
Pemodelan Informasi 17
Pemodelan Informasi 18
Pemodelan Informasi 19 Implementasi Relasional: Prosedur pemetaan relasional (8)
Pemodelan Informasi 20 Latihan
Pemodelan Informasi 21 Latihan
Pemodelan Informasi 22 PR 1. Buatlah skema tabel dengan melakukan pemetaan relasional
Pemodelan Informasi 23 PR 2. Buatlah skema tabel dengan melakukan pemetaan relasional