FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI OPSI Disusun oleh kelompok 4 : 1. Liani Sari 2. Alin Fikriyah 3. Dwita Zakia 4. Fajar 5. Maulana
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai opsi Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai opsi. Untuk memudahkan pemahaman, kita perhatikan penilaian opsi call. Dengan mengetahui hubungan dasar antara opsi xcall dan opsi put, maka sekali kita dapat menentukan nilai (atau premi) opsi call kita dapat juga menaksir nilai opsi put. Faktor – faktor tersebut adalah : 1. Harga saham atau underlying asset-nya 2. Harga Exercise 3. Tingkat Bunga 4. Jangka waktu akan jatuh tempo 5. Volality harga saham atau harga asset
1. Harga saham atau underlying asset-nya Misalkan opsi call atas saham bank BNI diterbitkan. Exercise proce Rp.600 untuk satu tahun yang akan datang. Apabila harga saham Bank BNI makin tinggi, tentunya anda berpendapat bahwa opsi tersebut makin menarik. Kalau saat ini , misalnya harga saham Bank BNI telah mencapai Rp 1000, sangat besar kemungkinan pembeli opsi call tersebut akan melaksanakan haknya (yaitu membeli saham BNI dengan harga Rp 600). Dengan makin menariknyya opsi call tersebut, (calon) pembeli opsi call tersebut akan bersedia membayar dengan harga yang makin mahal. Dengan demikian ada hubungan positif antara nilai opsi call dengan nilai pasar asset.
2. Harga Exercise Semakin tinggi harga eksekusi suatu opsi call, semakin kecil kemungkinan opsi tersebut menjadi makin tidak menarik. Karena itu ada hubungan negatif antara harga eksekusi dengan nilai opsi call. 3. Tingkat Bunga Kalau suau upsi call telah in the money (artinya harga saham saat ini lebih tinggi dari harga exercise-nya), kemungkinan pemodal akan melaksanakan haknya cukup besar. 4. Jangka waktu akan jatuh tempo Semakin lama jangka waktu opsi semakin besar kemungkinan suatu nilai asset diatas harga eksekusinya. Dengan demikian penundaan jangka waktu opsi menguntungkan pemilik opsi. Ada hubungan positif antara lama jangka waktu opsi dengan nilai opsi, baik untuk opsi call maupun opsi putt.
5. Volality harga saham atau harga asset Semakin besar fluktuasi harga asset, semakin tinggi kemungkinan harga asset lebih besar dibandingkan dengan harga eksekusi ( semakin tinggi kemungkinan harga asset turun di bawah harga eksekusi). Kalau harga turun dibawah harga eksekusi, maka nilai opsi call tersebut sama dengan nol. Secara ringkas , apabila faktor (1), (3), (4), dan (5) meningkat maka niai opsi call akan meningkat, sedangkan apabila faktor (2) meningkat nilai opsi call akan menurun.
Model Penentuan Harga Opsi Binomial Option Pricing Model (BOPM) Model ini disebut binomial karena dari suatu harga saham saat ini, harga saham tersebut diterapkan dapat berubah menjadi dua Harga saham pada periode berikutnya, dengan peluang yang sama. Untuk memperjelas pengertian tersebut marilah kita Perhatikan contoh berikut ini : Misalkan ada opsi call yang akan jatuh tempo satu tahun lagi atas saham B. Harga exercise opsi tersebut adalah Rp 11.000. Untuk menyederhanakan persoalan, misalkan untuk tahun depan harga saham diperkirakan bisa berubah menjadi Rp 8.000 atau Rp 13.000 (karakteristik ini yang menyebabkan model ini diberi nama binomial). Harga saham saat ini Rp 9.000. Anggaplah bahwa risk free rate of return sebesar 15% per tahun.
Apabila harga saham B menjadi Rp 8 Apabila harga saham B menjadi Rp 8.000, maka opsi call tersebut tidak ada harganya. Tetapi apabila harga saham menjadi Rp 13.000, nilai opsi menjadi Rp 2.000. kemungkinan payoffs persoalan tersebut adalah : Bandingkan kalau anda meminjam sebesar Rp 6.5974 dan membeli selembar saham Harga saham= Rp 8000 Harga saham= Rp 13.000 1 opsi call Rp 0 Rp 2.000 Harga saham = Rp 8000 Harga saham= Rp 13.000 1 lembar saham Rp 8.000 Rp 8.000 Pembayaran pinjaman Plus bunga -Rp 8.000 - Rp 8.000 Tota; payoff 0 0
Perhatikan bahwa hasil dari investasi di saham meminjam ini identic demgam 2,5 x hasil kalau kita membeli opsi. Karena itu kedua investasi tersebut harus memberikan nilai yang sama yaitu : Nilai 2,5 call = nilai saham – Rp 6.957 pinjaman = Rp 9000 – Rp 6.957 = Rp 2.043 Nilai 1 call = Rp 817 Jumlah saham yang diperlukan untuk mereplikakan satu call disebut sebagai option delta atau hedge ratio. Dalam contoh kita option delta-nya adalah 1/ 2,5 atau 0,40. Rumus sederhana yang kita gunakan adalah Option delta = (2000-0)/(13.000-8000) = 0,40
Rumus Black and Shoes Rumus Black and Sholes pada dasarnya adalah menggunakan trick di atas. Rumusnya adalah sebagai berikut : C = P N(d1) – X e-rt N(d2) Dalam hal ini : C = Nilai opsi call d1= 1N (P/X) + (r +0,5 ) t d2 = d1 – N(d)= cumulative normal probability density functiom X = harha exercise dari opsi E = 2,718 (anti log dari 1) r= tingkat bunga bebas risiko t = periode sampai dengan exercise date, dinyatakan dalam proposi dari satu tahun P = harga saham = deviasi standar tingkat keuntungan saham per periode (countinuously compounded)
Untuk mengilustrasikan penggunaan rumus tersebut, marilah kita pergunakan contoh yang sama dengan BOPM. Informasi yang masih perlu kita hitung adalah , yang dapat dilakukan sebagai berikut. E(R) = 0, 5(-0,111) + 0, 5(0,444) = 0, 167 = = 0, 2775 d1 = (-0, 2 + 0, 1885)/0, 2775 = -0, 0414 d2 = -o, o414 – 0, 2775 (√) = -0, 3189
Perhatikan bahwa karena opsi tersebut akan jatuh tempo 1 tahun lagi, maka t = 1. Untuk menghitung N(d1) dan N(d2), yang merupakan cumulative normal probability density function, perlu dipergunakan table Area Dibawah Distribusi Nor,al (Tabel A-4). Nilai d1 sebesar -0, 0414 dapat dilihat pada nilai Z sebesar 0, 04 (dibulatkan). Luas area di bawah distribusi normal dengan nilai Z = 0, 04 dapat dilihat pada nilai Z baris .00 dan kolom .04. kita lihat nilainya adalah 0, 0160. Karena Tabel A-4 tersebut hanya menunjukkan luas area separuh dari wilayah distribusi normal (yang berarti maksimum adalah 0,5000), maka luas N(d1) dihitung sebagai berikut.
N (-0, 04) = 0, 5000 – 0, 0160 = 0, 4840 Sedangkan untuk N (d2) adalah (-0, 03189 dibulatkan menjadi 0, 32), N (-0, 32) = 0, 5000 – 0, 1255 = 0, 3745 [catatan: Apabila nilai d positif, misalnya =0, 65, maka luas areanya adalah, N (+0, 65) = 0, 5000 + 0,2422 = 0, 72422. Angka 0, 2422 diperoleh dari Area Di bawah Distribusi Normal, pada saat Z = 0, 65] Dengan demikian maka, C = 9.000(0, 4840) – 11.000(2, 718-(0, 15(1)(0, 3745) = 4.356 – 3.545 = Rp811 Angka ini tidak banyak berbeda dengan angka yang diperoleh dengan BOPM.