TBT TAHUNAN & SEMUSIM.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
“Penggalakkan Aplikasi Teknik Biopori dan Metode Konservasi Secara Vegetatif Sebagai Upaya Memperbaiki Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS)” Oleh : Septia.
Advertisements

KULIAH PEMBEKALAN KULIAH KERJA PROFESI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 TANAH SAWAH.
SORGHUM SEBAGAI DIVERSIFIKASI PANGAN DI NUSA TENGGARA TIMUR
HUBUNGAN CAHAYA DAN TANAMAN
3. FUNDAMENTAL OF PLANTS CULTIVATION Reddy, K. R. and H. F. Hodges
KLASIFIKASI IKLIM Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, oleh sebab itu pengklasifikasian iklim di.
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN
Imbibisi dan Air.
TRANSPIRASI.
PELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM
HUBUNGAN KUALITAS TEMPAT TUMBUH DENGAN TANAMAN/POHON
PENGELOLAAN TANAH PADA TANAMAN MELON
PENANAMAN POHON Sri Wilarso Budi R Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB
KACANG PANJANG.
LAND CLEARING DAN PERSIAPAN LAHAN TANAMAN SAWIT
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan.
RETENSI AIR TANAH.
PENGARUH SUHU TERHADAP TANAMAN
Risqa Perdana Putra Tri Dhika Utami Yanuarika Alyun TS
TBT TAHUNAN & SEMUSIM.
PELUANG AGROINDUSTRI PEDESAAN BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN
JAGUNG Jagung merupakan komoditi tanaman pangan utama
PERTANIAN PERTEMUAN 8 Powerpoint Templates.
PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN
Anita Sisilia Silitonga Hilda Oktavia Simbolon Febri Firsandi Putra
Evaluasi lahan Komponen evaluasi lahan Evaluasi lahan Lahan
Hubungan Suhu dan Pertumbuhan Tanaman
HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN
Bismillahirrahmaanirrahiim....
Membibitkan tanaman perkebunan dan penanaman tanaman perkebunan
EKONOMI PERTANIAN INDONESIA
HUBUNGAN AIR, TANAH & TANAMAN.
Hubungan Air-Tanah-Tanaman
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
PANEN DAN PASCAPANEN.
Kelompok Faktor Iklim Endah Budi Irawati, SP.MP
HUBUNGAN CAHAYA DAN TANAMAN
Klasifikasi Sampah (Sumber dan komposisi)
Serapan Hara Daun.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Kesuburan Tanah.
PENGARUH CAHAYA PADA KEHIDUPAN TANAMAN
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Kebutuhan Air Tanaman dan Kebutuhan Air Irigasi
SISTEM PERTANIAN BERSIFAT BUDI DAYA TANAMAN
SISTEM PERTANIAN BERSIFAT BUDI DAYA TANAMAN
EKOFISIOLOGI.
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
PERTANIAN LAHAN MARJINAL
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
SISTEM PERTANIAN INDONESIA
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
BAB 2 PERTANIAN, ENERGI DAN KOMPONEN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN
PERAN (MIKRO)ORGANISME TANAH
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN
TRANSPIRASI DAN EVAPORASI
Pengaruh Iklim terhadap Tanaman serta Hama dan Penyakit Tanaman
Kesuburan Tanah Dan Pemupukan
HUBUNGAN CAHAYA DAN TANAMAN
PANEN DAN PASCAPANEN. PANEN Budidaya tanaman (bercocok tanam Pasca Panen Persiapan utk penyimpanan dan pemasaran Diakhiri awal.
MODUL 1. AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
MENGENAL GARUT (Maranta arundinacea) LEBIH DEKAT
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
LUAS LAHAN PERTANIAN INDONESIA LAHAN SEMENTARA TDK DIGUNAKAN
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN BAHAN ORGANIK DALAM BUDIDAYA TANAMAN KELOMPOK II AGROTEKNOLOGI III AULIA DELFIYANTY
BUDIDAYA GANYONG Ganyong merupakan tanaman tropis yang tidak manja tahan terhadap naungan, Dapat tumbuh di segala jenis tanah dan iklim. tidak membutuhkan.
Transcript presentasi:

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN Metode perkuliahan : Ceramah; Diskusi; Tugas kelompok; Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi : Pertemuan ke Materi Metode I Prospek dan pengertian tanaman semusim Faktor-faktor yang berpengaruh thd pertumbuhan tanaman (faktor tanah, cahaya, suhu dan kelembaban/curah hujan) Ceramah Diskusi II Cara pembudidayaan tanaman semusim III Cara pembudidayaan tanaman Padi Diskusi Kelompok IV Cara pembudidayaan tanaman Jagung V Cara pembudidayaan tanaman Kacang-kacangan VI UJIAN

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi : (Lanjutan) Pertemuan ke Materi Metode VII Prospek dan pengertian tanaman tahunan Ceramah Diskusi VIII Cara pembudidayaan tanaman tahunan IX Cara pembudidayaan tanaman Karet Diskusi Kelompok X Cara pembudidayaan tanaman Cacao XI Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau rencana usaha Tugas Mandiri XIV UJIAN XV REMIDIASI

3. Tugas : a. Tugas Kelompok: TANAMAN SEMUSIM KOMODITI KELOMPOK MATERI Padi I Prospek dan Persiapan bahan tanam II Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan. III Pengendalian hama penyakit, panen dan penanganan pasca panen. Jagung Kacang - Kacangan (Kedelai/ Kc. Tanah )

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan) TANAMAN TAHUNAN KOMODITI KELOMPOK MATERI Karet I Prospek dan Persiapan bahan tanam II Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan. III Pengendalian hama penyakit, panen dan penanganan pasca panen. Cacao Kelapa Sawit

b. Tugas Mandiri: KOMODITI MATERI TANAMAN SEMUSIM Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana usaha TANAMAN TAHUNAN

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI TBT SEMUSIM I. PENDAHULUAN A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008) Jenis Tanaman Luas Panen (ha) Produktivitas (ku/ha) Produksi (ton) Padi 12.327.425 48,94 60.325.925 Jagung 4.001.724 40,78 16.317.252 Kedelai 590.956  13,13  775.710 Kacang tanah 633.922 12,15  770.054 Kacang hijau 278.137  10,72 298.059 

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton) Sumber : FAO

Komoditas Pangan yang Masih Diimpor No Nama Komoditas Kebutuhan / Tahun 1 Beras 2 juta ton 2 Kedelai 1,2 juta ton 3 Gandum 5 juta ton 4 Kacang Tanah 800 ribu ton 5 Kacang Hijau 300 ribu ton 6 Gaplek 900 ribu ton

Luas Panen

Produktivitas

Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN PERTAMBAHAN PENDUDUK KERUSAKAN LINGKUNGAN KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN PERTANIAN TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi & Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)  PERUBAHAN POLA KONSUMSI PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar. Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 % pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280 Milyar. Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi, diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS). GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan 1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan, rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar 2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan, 3. Label dan iklan pangan 4. Pemasukan dan pengeluaran pangan 5. Tanggung jawab industri pangan 6. Ketahanan pangan 7. Peran serta masyarakat 8. Pengawasan 9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri, menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek perdagangan pangan dengan cara dumping. Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi, distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi. Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700 memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya. Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan 1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun dengan sangat besar. Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan "Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan, tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah tergantung dari Supply Luar Negeri, dan ketergantungannya semakin besar. Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL & KEDAULATAN PANGAN Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995. AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging, gandum, bawang putih, cengkeh ) ASIA PASIFIK TAHUN 2010 PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN PRODUKTIF LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR 7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA HEKTAR). KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100-110 RIBU HEKTAR / TAHUN. PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI 506.000 TON / TAHUN

Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan. 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah 21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian. Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan, hasil hutan dan perikanan. Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi : 1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian; 2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan masyarakat atas pangan; 3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk menurunkan kehilangan hasil (looses); 4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan 5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA Balita Kurang Gizi 4,1 juta Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu Kemampuan pemerintah untuk menangani balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant) Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam Dalam pengertian botani, tumbuhan yang menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam rentang setahun Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant, menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim" adalah satu tahap dalam setahun Bagi pertanian di daerah beriklim sedang seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang sangat ekstrem. Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu) Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3 bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam bentuk umbi Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi. Bagi petani di wilayah beriklim tropika, jagung adalah tanaman semusim karena ia ditanam dan dipanen masih pada musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim sedang, jagung disebut tanaman semusim karena ia ditanam pada pertengahan musimsemi dan dipanen pada pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN TANAMAN TANAH CAHAYA SUHU KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman Tanaman memerlukan air Tanah menyimpan air yang dibutuhkan tanaman Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

Air diperlukan tanaman untuk: Pencernaan Fotosintesis Transport mineral dan hasil fotosintesis Penunjang tubuh Pertumbuhan Transpirasi Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk transpirasi Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada di udara Terjadi bila stomata daun terbuka

Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan daun Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

Tanah terdiri dari: Mineral dan bahan organik Udara dan air yang mengisi pori-pori antar butiran tanah Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran  pasir, debu, lempung  tekstur tanah Kandungan air dan udara dalam tanah berubah-ubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah Sesudah hujan air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan mengisi pori‑pori yang kecil serta tetap tinggal disitu ditahan oleh gaya‑gaya kapiler ataupun oleh gaya‑gaya tarik molekuler disekeliling butir‑butir tanah  lengas tanah Bila kapasitas tanah menahan air pada zone aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah Kandungan lengas tanah Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang, titik layu permanen, kering mutlak) Bentuk lengas tanah Air gravitasi Air kapiler Air higroskopis Water holding capacity

B. Suhu Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah

Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di atas Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia, menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan lengas tanah Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan evaporasi Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanaman akan mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada musim kemarau

Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang lengas tanahnya terbatas Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan (mengurangi evaporasi dan transpirasi)

Penelitian dengan cara mengerudungi tanah menggunakan mulsa plastik ternyata dapat mempertahankan kelembaban tanah, mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi evaporasi yang berlebihan Air tanah tidak banyak yang terbuang atau hilang karena menguap Kelembaban tanah merupakan faktor penting bagi peningkatan penyerapan unsur hara

Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik tanah, mengurangi kisaran suhu tanah, dapat mengendalikan pertumbuhan gulma Salah satu dampak pemulsaan terhadap perbaikan sifat fisik tanah: memperbaiki aerasi tanah sehingga akar dapat berkembang dengan baik, pertumbuhan tanaman akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu meningkatkan produktifitas tanaman Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih stabil (tidak naik turun) Proses fisiologis terutama fotosintesis akan meningkat, produksi bahan kering meningkat Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global Saat ini terjadi peningkatan suhu iklim global Efek gas rumah kaca, meningkatnya konsentrasi CO2 di atmosfer Meningkatnya konsentrasi CO2 diatmosfer sebenarnya berdampak positif terhadap proses fisiologis tanaman, tetapi pengaruh positif CO2 dihilangkan oleh peningkatan suhu atmosfer yang cenderung berdampak negatif terhadap proses fisiologis tersebut

Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer : merangsang proses fotosintesis, meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produktivitas pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan kebutuhan air (transpirasi). Pengaruh negatif peningkatan CO2: meningkatnya suhu iklim global, berdampak pada peningkatan respirasi, menurunkan produktifitas tanaman. Peningkatan suhu menghilangkan pengaruh positif dari peningkatan CO2

C. Cahaya Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi (ATP dan NADPH2)

Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton Tidak semua radiasi matahari mampu diserap tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang 400 s/d 700 nm Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari, komposis atmosfer Cahaya yang diserap daun 1-5% untuk fotosintesis, 75-85% untuk memanaskan daun dan transpirasi

Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi, menaikkan suhu Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi stomater, mekanisme bukaan stomata Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe tanaman C3, C4, CAM C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah, dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi, sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh fotorespirasi Besaran yang menggambarkan banyak sedikitnya radiasi matahari yang mampu diserap tanaman:ild ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik menyebabkan pertumbuhan tanaman 90% maksimum. ILD optimum menyebabkan pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda tergantung morfologi daun Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman) maupun sistem tanam Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan (mutual shading) Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis tanaman perlu dilakukan kajian mengenai jarak tanam yang menyebabkan tercapainya ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan lahan maupun habitus tanaman (morfologi tanaman) Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil dari pertanaman.

Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk reproduktif yang lain) Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik, ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih banyak untuk keperluan vegetatif Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi Matahari ke Bumi Sudut datang matahari (dari suatu titik tertentu di bumi) Panjang hari Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap air)

Panjang hari sering menjadi faktor pembatas pertumbuhan di daerah sub-tropik Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik pada musim tertentu, sehingga kekurangan radiasi matahari merupakan kendala utama pertanian di sub-tropik Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas), relatif konstan, 12 jam/hari Yang sering menjadi faktor pembatas adalah masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi intensitas cahaya yang terlalu tinggi. Pemberian naungan dilakukan pada budidaya tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3 maupun dalam fase pembibitan Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang siklus hidup tanaman Meskipun dengan semakin dewasa umur tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi Naungan selain diperlukan untuk mengurangi intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok, juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode pengendalian gulma

Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama rumputan Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh semakin cepat Titik kompensasi gulma rumputan dapat ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada pertumbuhan gulma Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi dan sisanya untuk pertumbuhan Naungan mengurangi volume kecepatan aliran permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40% Mengurangi aliran udara disekitar tajuk Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil (60-70%) Mengurangi laju evapotranspirasi Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air dengan tingkat transpirasi tanaman

Naungan dapat menghindari fluktuasi temperatur yang tinggi dan kadar air tanah Naungan dapat digunakan sebagai saranan konservasi tanah, karena meningkatkan jumlah pori penyedia air tanah (melalui pengaturan temperatur dan evaporasi) Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat morfologis tanaman. Puncak fotosintesis terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau Dampak pemberian naungan pada pertanaman tembakau : Laju transpirasi tanaman tembakau menurun sebesar 45,6% Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60% Kadar air daun meningkat Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun, suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki perakaran yang tidak berkembang IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun terbakar)

Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao mampu berakar dengan baik kalau mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih rendah dari IC penuh (stek kakao diberi naungan dengan intensitas sedang) Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet mampu berakar dengan baik kalau mendapatkan IC 50% Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili mampu berakar dengan baik kalau mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor Lingkungan Jenis Tanaman Kondisi Lingkungan Tinggi Tempat (m dpl) Tanah Cahaya (jam/hari) Suhu (oC) Curah Hujan (mm/th) Padi 0 - 1500 tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu. tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7 23 1500 – 2000 dengan bulan kering 2 bulan Jagung 1000-1800 Optimum 50- 600 tanah yang gembur, subur dan kaya humus 23 - 30 1000 - 2500 Kedelai kurang dari 600 berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik 1200 - 4800

Jenis Tanaman Kondisi Lingkungan Tinggi Tempat (m dpl) Tanah Cahaya (jam/hari) Suhu (oC) Curah Hujan (mm/th) Karet 1- 600 Podzolik merah kuning, latosol, alluvial 5 - 7 25-30 2000 - 3500 Kopi 800 – 2000 Gembur dengan bahan organik yang cukup, cocok ditanam pada tanah bekas hutan 15º - 25º 1.750 – 3000 dengan bulan kering 3 bulan Kakao 15 – 30 1500 - 2500 dengan bulan kering tidak lebih dari 3 bulan Kelapa Sawit 1 - 500 (Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai 24 – 28 Suhu optimal 26 1000 - 1500 terbagi merata sepanjang tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim Persiapan Lahan dan pengolahan tanah Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap : a. Pembersihan b. Pencangkulan c. Pembajakan d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan Persiapan lahan Mutu benih/ bibit Umur bibit

3. Penanaman a. cara tanam : langsung dan pembibitan b. Memindahkan bibit c. Menanam: Cara tanam Jarak tanam Hubungan tanaman Jumlah tanaman tiap lobang Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan a. Penyulaman dan penyiangan b. Pengairan c. Pemupukan d. Pengendalian Hama penyakit

5. Panen a. kriteria panen : masak agronomis dan masak fisiologis b 5. Panen a. kriteria panen : masak agronomis dan masak fisiologis b. cara panen : manual, mesin

6. Penanganan pasca panen Pengangkutan Prosesing Pengemasan Penggudangan

The End Tanaman Semusim

TBT TAHUNAN I. PENDAHULUAN A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha, lahan yang sesuai untuk pengembangan pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk lahan basah (sawah, perikanan air payau atau tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan, tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang penggembalaan ternak)

Luas areal Perkebunan (th. 2008)

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006. Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008

Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64% lebih rendah dibandingkan Malaysia yang mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28% dari total ekspor dunia

Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun 2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan Tanaman tahunan (perennial plants) adalah tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan tersebut dapat meneruskan kehidupannya setelah bereproduksi. Banyak tanaman tahunan (perennial plants) berupa pohon, meskipun terdapat pula terna ataupun semak

Untuk mengatasi tantangan lingkungan, tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai strategi untuk bertahan hidup, seperti menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau menghasilkan senyawa tertentu yang membuat sel-selnya mampu bertahan pada perubahan lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN Persiapan Lahan dan pengolahan tanah PERSIAPAN KEBUN a. Jaringan Jalan b. Pembibitan c. Saluran Air d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL a. Rintisan Areal b 2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL a. Rintisan Areal b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang e. Pembukaan Lahan Pembibitan & Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT a. Pembangunan Saluran Atas b 3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT a. Pembangunan Saluran Atas b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH a. Pengawetan Tanah secara Fisik b. Rorak / Benteng c. Pembuatan Parit Drainase d. Pengawetan Tanah Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONG-GORONG a. Jalan b 5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONG-GORONG a. Jalan b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di Pembibitan Awal c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan PERSIAPAN PEMBIBITAN a. Pemilihan Lokasi b. Luas Pembibitan c. Bahan Tanaman d. Sistem Pembibitan e. Media Tanam f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL a. Bedengan b. Naungan c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL a. Penyiraman b. Pengendalian Gulma c 3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL a. Penyiraman b. Pengendalian Gulma c. Pemupukan d. Pengendalian Hama & Penyakit e. Seleksi Bibit f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA a. Persiapan & Pengolahan Tanah b 4. PEMBIBITAN UTAMA a. Persiapan & Pengolahan Tanah b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem Gembor d. Penyiraman dengan Sprinkler e. Tata Letak Sprinkler f. Pemancangan g. Pengisian Tanah Ke Polibeg h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg i. Penanaman Bibit j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM KONSOLIDASI TANAMAN PENYISIPAN TANAMAN PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON a. Cara Manual b. Cara Kimia 4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN a. Persiapan b. Perlengkapan c. Organisasi Kerja d 5. PEMUPUKAN a. Persiapan b. Perlengkapan c. Organisasi Kerja d. Cara Memupuk e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT a. Hama b. Penyakit c. Gulma 7 6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT a. Hama b. Penyakit c. Gulma 7. PERSIAPAN SARANA PANEN a. Jalan Pemanenan b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM 1. PENGENDALIAN GULMA a. Pengendalian Gulma di Piringan b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen c. Pengendalian Gulma di Gawangan 2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT 3. PENGAWETAN TANAH & AIR 4. PEMUPUKAN a. Jenis Pupuk b. Dosis Pupuk c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan d. Organisasi Pemupukan e. Peralatan Pemupukan 5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan 1. JENIS PUPUK a. Pupuk Tunggal b. Pupuk Campuran c. Pupuk Majemuk/ Tablet d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN 4 3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN 4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN a. Persiapan b. Pelaksanaan c. Pengawasan d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM 6. PEMUPUKAN TM 8 5. PEMUPUKAN TBM 6. PEMUPUKAN TM 8. PENGGUNAAN LIMBAH/ Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN PERSIAPAN PANEN a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen

THE END